• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Perusahaan Pegadaian atas Kehilangan dan Kerusakan Objek Gadai Emas (Studi di Pt. Pegadaian Kantor Wilayah I Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tanggung Jawab Perusahaan Pegadaian atas Kehilangan dan Kerusakan Objek Gadai Emas (Studi di Pt. Pegadaian Kantor Wilayah I Medan)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi melalui kegiatan pinjam meminjam yang diperoleh oleh lembaga keuangan baik bank maupun non bank. Lembaga keuangan baik bank maupun non bank harus meningkatkan fungsinya dalam menerima dan menyalurkan aspirasi masyarakat agar berperan aktif dalam pembangunan perekonomian. Pegadaian merupakan lembaga keuangan non bank yang berperan sebagai perantara investasi yang kepemilikannya diatur oleh pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sejarah Pegadaian dimulai pada tahun 1746 ketika VOC mendirikan Bank Van Leening sebagai lembaga keuangan yang menawarkan pinjaman dengan sistem gadai. Pasal 1150 KUH Perdata juga menjelaskan bahwa perusahaan pegadaian merupakan satu-satunya badan usaha di Indonesia yang mempunyai izin resmi untuk melakukan kegiatan keuangan lembaga dalam bentuk pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana kepada masyarakat berdasarkan undang-undang pergadaian. Tugas pokoknya adalah memberikan pinjaman kepada masyarakat berdasarkan hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh lembaga keuangan informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan mendesak masyarakat untuk mendapatkan pembiayaan.

Rumusan Masalah

Sebagai contoh, disebabkan kecuaian pajak gadai atau penyimpanan cagaran atau gadaian terlalu lama, akibatnya cagaran atau gadaian itu rosak, atau disebabkan kecurian atau bencana alam yang mengakibatkan kehilangan cagaran. /ikrar.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Hipotesis Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Perjanjian

  • Pengertian Perjanjian dan Syarat Sahnya Perjanjian
  • Subjek dan Objek Perjanjian
  • Asas-Asas Perjanjian
  • Hapusnya Perjanjian

Oleh karena itu, kontrak dapat dibuat oleh semua orang perseorangan dan badan hukum, jika orang dan badan hukum tersebut diakui cakap menurut hukum. Artinya tidak ada paksaan dari pihak manapun, tidak ada kesalahan atau penipuan dalam pembuatan perjanjian. Badan hukum publik adalah badan hukum yang didirikan di muka umum dan tujuan didirikannya adalah untuk kepentingan umum atau beberapa orang.

Suatu badan hukum yang didirikan atas dasar hukum perdata atau hukum perdata yang didirikan untuk kepentingan orang-orang dalam badan hukum itu sendiri. Kecuali dalam hal undang-undang memberikan persyaratan formalitas tertentu untuk suatu perjanjian yang mengharuskannya dibuat secara tertulis. Menurut pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata: “Segala perjanjian yang dibuat dengan sah, sah menjadi undang-undang bagi yang membuatnya.”

Apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian, maka hakim dengan putusannya dapat memaksa pihak yang melanggar untuk melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan perjanjian itu, sekalipun demikian. Putusan pengadilan merupakan jaminan bahwa hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian mempunyai kepastian hukum, sehingga pasti mendapat perlindungan hukum. Dalam asas ini para pihak yaitu kreditur dan debitur harus melaksanakan hakikat akad berdasarkan keimanan atau keyakinan yang kuat serta itikad baik para pihak.

Itikad baik artinya keadaan batin para pihak dalam membuat dan melaksanakan suatu perjanjian harus jujur, terbuka dan saling percaya. Asas kepribadian maksudnya isi perjanjian hanya mengikat para pihak secara pribadi dan tidak mengikat pihak lain yang tidak menyetujuinya. Seseorang hanya dapat mewakili orang lain dalam membuat suatu perjanjian yang dibuat oleh para pihak hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya.

Artinya, berdasarkan upaya hukum yang dilakukan salah satu pihak yang dirugikan di pengadilan, akhirnya pengadilan memutuskan untuk membatalkan perjanjian/kontrak tersebut.

Pegadaian

  • Pengertian Gadai
  • Tanggung Jawab Gadai
  • Hak dan Kewajiban Gadai

Pihak yang menggadaikan disebut “pemberi gadai” dan pihak yang menerima gadai disebut “penerima atau penerima gadai”. Sifat memaksa, sehubungan dengan penyerahan fisik barang gadai dari debitur atau pemberi gadai kepada kreditur atau penerima gadai; Dapat dipindahtangankan atau dipindahtangankan, benda yang digadaikan dapat dialihkan atau dipindahkan oleh penerima gadai kepada kreditur lain, tetapi atas persetujuan penerima gadai;

Penggadai tidak memberikan hak kepada pemberi gadai atau penerima gadai untuk menggunakan barang yang digadaikan, apalagi mengalihkan atau mengalihkan penguasaan atas barang yang digadaikan tanpa izin dari pemberi gadai. Penyerahan barang yang digadaikan di bawah penguasaan pemberi gadai adalah karena barang yang digadaikan itu adalah benda bergerak, maka barang itu harus dilepaskan dari penguasaan debitur atau pemberi gadai. Pemberi gadai mempunyai hak untuk mempertahankan barang yang digadaikan (hak sewa) sampai pemberi gadai melunasi utang pokok, bunga, dan biaya-biaya lain utangnya.

Hak penerima hipotek untuk menjual barang yang digadaikan yang telah dialihkan kepadanya dengan surat kuasanya sendiri (alat eksekusi) di muka umum (melalui pelelangan umum) menurut adat istiadat setempat dan menurut syarat-syarat yang berlaku umum, apabila debitur yang memberi hipotek wanprestasi atau tidak menepati janji dan kewajibannya, dengan maksud memperoleh kembali jumlah tuntutan dari hasil penjualan barang yang digadaikan. Memberitahukan kepada pemberi gadai (debitur) apabila ia hendak menjual barang gadainya dengan alat telekomunikasi atau alat komunikasi lainnya (Pasal 1156(2) dan (3) KUHPerdata). Bertanggung jawab atas hilangnya atau berkurangnya nilai barang gadai yang menjadi tanggungan penerima gadai (kreditur), jika kelalaian itu disebabkan olehnya.

Penerima gadai wajib mengembalikan barang yang digadaikan setelah pemberi gadai (debitur) melunasi utang pokok beserta bunga dan biaya-biaya lainnya (Pasal 1159 (1) KUHPerdata). Pemberi gadai dilarang mengambil manfaat dari barang yang digadaikan kepadanya, dan pemberi gadai (debitur) berhak menuntut pengembalian barang yang digadaikan dari pemberi gadai apabila pemberi gadai telah menyalahgunakannya (Pasal 1159 ayat KUHPerdata). Penerima gadai wajib memberikan teguran atau surat panggilan kepada pemberi gadai (debitur) apabila yang bersangkutan gagal memenuhi kewajiban membayar utangnya (Pasal 1155 ayat 1 KUHPerdata).

Penerima gadai juga wajib menunjukkan daftar perhitungan hasil penjualan barang gadai kepada pemberi gadai (debitur) dan setelah itu penerima gadai (kreditur) dapat mengambil sebagian dari jumlah yang harus dibayarkan kepada penerima gadai (kreditur) untuk membayarnya. mati. debitur) debitur (Pasal 1155 ayat (1) KUHPerdata).

Jaminan

  • Pengertian Jaminan
  • Manfaat Jaminan

Jaminan diberikan untuk kepentingan seluruh kreditur yang berkepentingan terhadap seluruh harta kekayaan debitur.19 Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa benda jaminan tidak hanya diperuntukkan bagi kreditur tertentu saja, melainkan hasil penjualan benda yang digadaikan akan dibagi-bagi. sama antara seluruh kreditur sesuai dengan jumlah utang yang dimiliki debitur. Kreditor mempunyai kedudukan yang sederajat atau sederajat, artinya tidak ada seorangpun yang mempunyai prioritas dalam memenuhi debiturnya dan disebut sebagai kreditor konkuren. Dilihat dari haknya, kreditor konkuren mempunyai hak individual, yaitu hak yang hanya dapat dilaksanakan terhadap orang tertentu.

19 Frieda Husni Hasbullah, Hukum Harta Perdata, Hak yang Memberikan Jaminan (jilid 2), Jakarta: Indo Hill-Co, 2005, halaman 8. Bentuk-bentuk jaminan khusus bermunculan sebagai upaya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada dalam mengatasi bentuk-bentuk umum jaminan. Dalam pasal 1132 KUH Perdata terdapat kalimat yang berbunyi “kecuali terdapat alasan yang sah untuk mengutamakan di antara para kreditor”.

Dengan adanya kalimat dalam Pasal 1132 KUH Perdata ini, terdapat kemungkinan terjadinya suatu akad yang menyimpang dari perjanjian jaminan umum. Bentuk asuransi khusus ini dibatasi dan ditentukan secara tegas dalam Pasal 1133 KUH Perdata, yang menyatakan bahwa: “Prioritas di antara para kreditur bersumber dari hak-hak khusus, dari gadai dan hipotek.” Oleh karena itu, ada alasan yang diutamakan, bisa karena ketentuan undang-undang, bisa juga karena disepakati antara debitur dan kreditur. 20 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Pokok-pokok Hukum Jaminan di Indonesia, Pokok-pokok Hukum Jaminan dan Perorangan, Yogyakarta, Liberty, 1980, halaman 37.

Dari segi hukum, fungsi penjaminan adalah menjamin kepastian hukum pelunasan utang-utang dalam kontrak utang dan tagihan, atau kepastian realisasi atau tercapainya kontrak dengan mengadakan kontrak penjaminan melalui lembaga-lembaga penjaminan yang dikenal. dengan hukum Indonesia.21. Memberikan hak dan wewenang kepada bank untuk memperoleh pelunasan melalui asuransi (gadai) apabila nasabah ingkar janji, yaitu tidak melunasi utangnya dalam jangka waktu yang ditentukan dalam kontrak. Memastikan pelanggan berpartisipasi dalam transaksi untuk membiayai bisnis atau proyek mereka untuk menghindari kemungkinan meninggalkan bisnis atau proyek dengan biaya sendiri.

Mendorong debitur untuk menaati perjanjian kredit terutama yang berkaitan dengan pelunasan sesuai dengan syarat-syarat yang telah disepakati, agar tidak kehilangan harta yang dijaminkan kepada bank.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

  • Waktu Penelitian
  • Tempat Penelitian

Bahan dan Alat Penelitian

Metode Penelitian

  • Jenis Penelitian dan Sumber Data
  • Sifat Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Analisis Data

Dalam penelitian ini bahan yang digunakan untuk menunjang penelitian adalah buku, jurnal, website, peraturan hukum dan lain-lain. Sifat penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan mempelajari permasalahan yang ada di masyarakat dan tata cara yang berlaku di masyarakat serta situasi tertentu, meliputi hubungan, aktivitas, sikap, pandangan serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Penelitian Perpustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan terhadap berbagai sumber bacaan yaitu buku, peraturan perundang-undangan, jurnal hukum, pendapat para ulama.

Penelitian lapangan merupakan penelitian yang dilakukan langsung di lapangan, dalam hal ini di PT. Analisis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah analisis deskriptif kualitatif yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data, antara lain wawancara yaitu dengan mengajukan pertanyaan dan jawaban peneliti langsung kepada narasumber. Kanwil Pegadaian I Medan yaitu pihak pegadaian bertanggung jawab penuh menanggung segala resiko yang mengakibatkan kerugian bagi pemberi gadai atau debitur akibat rusak atau hilangnya emas yang digadaikan yang dijaminnya, karena dalam akad gadai yang ada adalah asuransi. berada dibawah kekuasaan perusahaan pegadaian, sehingga pemeliharaan dan penjagaan barang tersebut menjadi tanggung jawab pegadaian (kreditur).

Kanwil Pegadaian I Medan akan memberikan ganti rugi berdasarkan kondisi barang gadai emas yang rusak atau hilang sesuai dengan perkiraan harga emas yang berlaku pada saat itu atau berdasarkan kesepakatan bersama. Adanya perjanjian uang dengan jaminan gadai telah menimbulkan berlakunya gadai, yaitu timbulnya hak dan kewajiban bagi para pihak yang mengadakan perjanjian, hubungan hukum antara kreditur dan debitur menimbulkan hak dan kewajiban dalam perjanjian. para pihak. Pegadaian harus lebih meningkatkan keamanan dan ketelitian pada saat memeriksa atau melayani barang gadai emas atau barang jaminan lainnya yang akan digadaikan atau dikuasainya.

Agar benda yang digadaikan tetap dalam keadaan baik seperti pada saat diserahkan oleh debitur kepada kreditur untuk menghindari permasalahan dalam penggantian kerugian di kemudian hari. Sebaiknya pemberi gadai dan pemberi gadai memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak agar tidak menimbulkan akibat hukum dikemudian hari. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Dasar-Dasar Hukum Penjaminan di Indonesia Dasar-dasar Penjaminan dan Hukum Perorangan, Yogyakarta, Liberty, 1980.

Veithza Rivai, Andria Permata dan Ferry, Perbankan dan Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2017. Finna Nazran, “Kewajiban Pihak dalam Pembiayaan Penjaminan Gadai Emas melalui Pegadaian Pemerintah dan Pegadaian Swasta (Studi pada PT, Mutiarai Islam. Candra Hayatul Iman, Rahmi Zubaedah, “Aspek hukum agunan yang rusak di PT.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Pengaturan Hukum Tentang Jaminan Objek Gadai di
  • Visi, Misi dan Struktur Organisasi PT. Pegadaian Kantor
  • Hambatan PT. Pegadaian Terhadap Kerusakan atau Kehilangan

Pembahasan

  • Bentuk Tanggung Jawab PT. Pegadaian Kantor Wilayah I
  • Akibat Hukum dari Kehilangan dan Kerusakan Objek Gadai

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Saran

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

gadai, atau dengan kata lain wanprestasi dapat dilakukan oleh kedua belah pihak.. Apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban dalam suatu

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh disimpulkan bahwa Peraturan tentang Pegadaian dan Kitab Undang-undang Hukum Perdata tidak cukup mengakomodir mengenai

Muhammad Syukran Yamin Lubis : Tinjauan Yuridis Terhadap Tanggung Jawab Perusahaan Umum (Perum)…, 2006 USU Repository © 2008... Muhammad Syukran Yamin Lubis : Tinjauan Yuridis

gadai, atau dengan kata lain wanprestasi dapat dilakukan oleh kedua belah pihak. Apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban dalam suatu

Pos Indonesia Cabang Solo telah melakukan tanggung jawabnya dengan memberikan ganti rugi terhadap kehilangan dan/ atau kerusakan barang milik pengguna jasa yang cara

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Sang Tri Ratna Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat anugerahNya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “TANGGUNG JAWAB

Pada tanggal 4 juni 2018, Ibu Lina menggadaikan emasnya di PT Pegadaian (Persero) A.R Hakim Medan untuk keperluan yang mendesak yang harus dia penuhi. Ia

Gadai menurut Pasal 1150 adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh debitur, atau oleh seorang lain atas namanya, dan