• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori dan Konsep Biaya Overhead Pabrik

N/A
N/A
Nanda puspita

Academic year: 2025

Membagikan "Teori dan Konsep Biaya Overhead Pabrik"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

COST ACCOUNTING

TEORI DAN KONSEP BIAYA OVERHEAD PABRIK

RADEN IRNA AFRIANI, S.E,M.Ak.

(2)

PENGGOLONGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Biaya Overhead Pabrik digolongkan dalam tiga cara:

1.

Menurut sifatnya

2.

Menurut perilakunya dalam

hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

3.

Menurut hubungannya dengan

Departemen

(3)

Penggolongan BOP menurut sifatnya

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, BOP adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Biaya produksi yang termasuk BOP dikelompokkan menjadi beberapa golongan:

a. Biaya Bahan Penolong

tidak menjadi bagian produk jadi atau meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produk

tersebut.

Contoh : di percetakan: bahan perekat, tinta koreksi.

di perusahaan kertas: soda, kaporit, bahan warna, dll.

(4)

b. Biaya reparasi & pemeliharaan

berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factorysupplies), harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk perbaikan & pemeliharaan bangunan pabrik, mesin dan equipment & aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.

c. Biaya tenaga kerja tidak langsung

tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu.

terdiri dari :

1. karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti gudang, dept.pembangkit listrik, bengkel.

2. Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi seperti kepala dept.produksi, kary.administrasi pabrik, mandor

Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut.

(5)

d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap.

antara lain terdiri dari biaya-biaya depresiasi mesin dan equipment, perkakas laboratorium, alat kerja dan aset tetap lain yang digunakan di pabrik.

e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu.

antara lain terdiri dari biaya asuransi gedung, asuransi mesin dan equipment, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan dan lain-lain.

f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai.

contoh: biaya listrik PLN

(6)

Penggolongan BOP menurut

perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi

Dibagi menjadi tiga golongan:

1.

Biaya overhead pabrik tetap  BOP yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.

2.

Biaya overhead pabrik variabel  BOP yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

3.

Biaya overhead pabrik semivariabel 

BOP yang berubah tidak sebanding

dengan perubahan volume kegiatan.

(7)

Penggolongan Biaya Overhead Pabrik menurut hubungannya dengan

Departemen

Digolongkan menjadi dua kelompok:

1. BOP langsung departemen  BOP yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut.

Contoh: gaji mandor departemen produksi, biaya depresiasi mesin dan biaya bahan penolong.

2. BOP tidak langsung departemen  BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh: biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik (apabila gedung pabrik digunakan oleh beberapa departemen produksi).

(8)

ALASAN PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK KEPADA PRODUK ATAS DASAR TARIF YANG

DITENTUKAN DI MUKA (PADA JOB ORDER COSTING)

1.

Pembebanan BOP atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu ke bulan yang lain.

Fluktuasi dapat terjadi karena:

Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan  produk yang dihasilkan pada bulan yang volume produksinya rendah akan dibebani BOP tetap per satuan yang tinggi, demikian pula sebaliknya.

Perubahan tingkat efisiensi produksi

(9)

Adanya BOP yang terjadi secara sporadik, menyebar tidak merata salama jangka waktu setahun., contoh reparasi mesin besar-besaran pada satu bulan tertentu.

BOP tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu.. Contoh: pembayaran PBB setiap Mei setiap tahun, THR, dll.

2. Pada job order costing, manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan, sementara terdapat elemen BOP yang baru dapat diketahui jumlahnya pada akhir setiap bulan atau akhir tahun.

(10)

LANGKAH-LANGKAH PENENTUAN TARIF BOP

Tiga langkah penentuan tarif BOP:

1.

Menyusun anggaran Biaya Overhead Pabrik

2.

Memilih dasar pembebanan Biaya Overhead Pabrik kepada produk

3.

Menghitung tarif Biaya Overhead Pabrik

(11)

Menyusun Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Harus memperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik.

Kapasitas teoritis  kapasitas pabrik atau departemen untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu.

Tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran BOP:

1. Kapasitas Praktis

2. Kapasitas Normal

3. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan

(12)

KAPASITAS PRAKTIS

Adalah kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan-hambatan intern perusahaan.

Contoh hambatan intern perusahaan:

penghentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena adanya reparasi mesin, tertundanya kedatangan bahan baku dan suku cadang, hari- hari libur, ketidakefisienan, dll.

Merupakan pendekatan jangka panjang, titik berat pada kapasitas fisik pabrik.

(13)

KAPASITAS NORMAL

Adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang

Merupakan kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan- hambatan intern perusahaan dan trend penjualan di masa yang akan datang.

Merupakan pendekatan jangka panjang,

titik berat pada kapasitas fisik pabrik.

(14)

KAPASITAS SESUNGGUHNYA YANG DIHARAPKAN

Adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang.

Menggunakan ramalan penjualan tahun yang akan datang sebagai dasar penentuan kapasitas.

Merupakan pendekatan jangka pendek

Kelemahan penggunaan kapasitas sesungguhnya yang diharapkan sebagai dasar penentuan tarif BOP:

1. Berakibat terjadinya perbedaan yang besar pada tarif BOP dari tahun ke tahun.

2. Akibat perbedaan yang besar pada tarif BOP, maka biaya-biaya akibat adanya fasilitas yang menganggur dikapitalisasikan dan diperhitungkan dalam harga pokok produksi.

(15)

Memilih Dasar Pembebanan BOP kepada Produk

Beberapa macam dasar yang dapat digunakan untuk membebankan BOP kepada produk:

1. Satuan Produk

2. Biaya Bahan Baku

3. Biaya Tenaga Kerja Langsung

4. Jam Tenaga Kerja Langsung

5. Jam Mesin

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan BOP:

1. Harus diperhatikan jenis BOP yang dominan jumlahnya dalam Departemen Produksi.

2. Harus diperhatikan sifat BOP yang dominan tersebut dan eratnya hubungan sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipakai

(16)

SATUAN PRODUK

Contoh:

Taksiran BOP 1 tahun anggaran = Rp 2.000.000

Taksiran jumlah produk yg akan dihasilkan selama tahun anggaran tersebut = 4.000 unit.

Tarif BOP per satuan = (Rp 2.000.000 : 4.000 unit) = Rp 500 per unit produk.

Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu macam produk.

Taksiran BOP Taksiran

jumlah satuan produk yang

dihasilkan

= Tarif BOP per

satuan

(17)

BIAYA BAHAN BAKU

Contoh:

Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran Rp 2.000.000

Taksiran Biaya Bahan Baku 1 tahun anggaran Rp 4.000.000

Taksiran BOP = (Rp 2.000.000 : Rp 4.000.000) x 100% = 50% dari biaya bahan baku yang dipakai.

Metode ini terbatas pemakaiannya, karena semakin besar biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam pengolahan produk semakin besar pula BOP yang dibebankan kepadanya.

Taksiran BOP Taksiran Biaya

Bahan Baku yang dipakai

=

Persentase BOP dari Biaya Bahan

Baku yang dipakai X 100

%

(18)

BIAYA TENAGA KERJA

Contoh:

Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran = Rp 2.000.000

Taksiran biaya Tenaga Kerja Langsung 1 tahun anggaran = Rp 5.000.000

Tarif BOP sebesar : (Rp 2.000.000 : Rp 5.000.000) x 100% = 40%

dari biaya tenaga kerja langsung yang dipakai.

Kelemahan metode ini:

1. BOP harus dipandang sebagai tambahan nilai produk.

2. Jumlah biaya tenaga kerja langsung merupakan jumlah total upah dengan tarif tinggi dan rendah

Taksiran Taksiran BOP

Biaya Tenaga

Kerja Langsung

X 100

% = Persentase BOP dari

Biaya

Tenaga Kerja

Langsung

(19)

JAM TENAGA KERJA LANGSUNG

Apabila BOP mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk

membuat produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung.

Contoh:

Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran = Rp 2.000.000

Taksiran jam tenaga kerja langsung selama tahun anggaran tersebut = 2.000 jam

Tarif BOP sebesar : (Rp 2.000.000: 2.000) = Rp 1.000 per jam tenaga kerja langsung

Taksiran Taksiran jam BOP tenaga kerja

= Tarif biaya overhead per

jam tenaga

kerja langsung

(20)

JAM MESIN

Apabila BOP bervariasi dengan waktu penggunaan mesin, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam mesin.

Contoh:

Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran = Rp 2.000.000

Taksiran jam mesin selama tahun anggaran tersebut = 10.000 jam mesin

Tarif BOP sebesar : (Rp 2.000.000 : 10.000) = Rp 200 per jam mesin

Taksiran Taksiran BOP jam kerja

mesin

= Tarif BOP per

jam mesin

(21)

MENGHITUNG TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK

Setelah tingkat kapasitas yang akan dicapai dalam periode anggaran ditentukan, anggaran Biaya Overhead Pabrik telah disusun, serta dasar pembebanan telah dipilih dan diperkirakan, maka langkah terakhir adalah menghitung tarif BOP dengan rumus sebagai berikut:

BOP dianggarkan = Tarif BOP Taksiran dasar pembebanan

Utk keperluan analisis selisih, tarif BOP harus dipecah menjadi tarif BOP Tetap &

Tarif BOP Variabel

(22)

Contoh Perhitungan tarif BOP

PT Eliona Sari memproduksi produknya

berdasarkan pesanan. Dalam penentuan tarif BOPnya, telah disusun anggaran

BOP seperti data di bawah. BOP

dibebankan kepada produk berdasarkan jam mesin. Anggaran BOP tersebut

disusun pada kapasitas normal sebanyak 80.000 jam mesin. Perhitungannya

adalah sbb:

(23)

PT ELIONA SARI

ANGGARAN BOP UNTUK TAHUN 19X1

ATAS DASAR KAPASITAS NORMAL 80.000 JAM MESIN

No.Rekeni

ng Jenis Biaya Tetap/

Variabel Jumlah 51015102

5103 5104 5105 5106 5107 5108

B. Bahan Penolong B. Listrik

B. Bahan Bakar

B. Tenaga Kerja Tidak Langsung

B. Kesejahteraan kary.

B. Reparasi & Pmlhrn.

Biaya Asuransi gedung Biaya Depresiasi

VV V VT T V TT T

Rp 1.050.000 1.500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 1.500.000 750.000 500.000 600.000 800.000

Jumlah V

T Rp 5.800.000

5.400.000

Jumlah Total Rp 11.200.000

Tarif BOP Variabel = Rp 5.800.000 : 80.000 =

Tarif BOP Tetap = Rp 5.400.000 : 80.000

=

Tarif BOP Total =

Rp 72,50 per jam mesin Rp 67,50 per jam mesin Rp 140,00 per jam mesin

(24)

PEMBEBANAN BOP KEPADA PRODUK ATAS DASAR TARIF

Tarif BOP yang telah ditentukan di muka, digunakan untuk membebankan BOP kepada produk yang diproduksi.

Jika perusahaan menggunakan metode Full Costing:

Produk akan dibebani BOP dengan tarif BOP variabel & tarif BOP tetap. Contoh : jam mesin tahun 19X1 = 75.000, maka BOP dibebankan = (Rp 140 x 75.000) = Rp 10.500.000

Jurnal : Barang Dalam Proses-BOP 10.500.000 BOP yg dibebankan

10.500.000

Jika perusahaan menggunakan metode Variable Costing:

Produk akan dibebani BOP dengan tarif BOP variabel saja

Contoh : BOP dibebankan = (Rp 72,50 x 75.000)=Rp 5.437.500

Jurnal : Barang Dalam Proses-BOP 5.437.500

BOP variabel yang dibebankan 5.437.500

(25)

PENGUMPULAN BOP SESUNGGUHNYA

BOP yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan untuk dibandingkan dengan BOP yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka.

Selisih yang terjadi antara BOP yang

dibebankan dengan BOP yang

sesungguhnya terjadi merupakan BOP

yang lebih atau kurang dibebankan (over

or underapplied factory overhead cost)

(26)

PT ELIONA SARI

BOP YANG SESUNGGUHNYA TERJADI TAHUN 19X1

PADA KAPASITAS SESUNGGUHNYA YANG DICAPAI : 75.000 JAM MESIN

No.Rekeni

ng Jenis Biaya Tetap/

Variabel Jumlah 51015102

5103 5104 5105 5106 5107 5108

B. Bahan Penolong B. Listrik

B. Bahan Bakar

B. Tenaga Kerja Tidak Langsung

B. Kesejahteraan kary.

B. Reparasi & Pmlhrn.

Biaya Asuransi gedung Biaya Depresiasi

VV V VT T V TT T

Rp 1.100.000 1.450.000 750.000 1.500.000 2.000.000 1.500.000 500.000 500.000 600.000 800.000

Jumlah V

T Rp 5.300.000

5.400.000

Jumlah Total Rp 10.700.000

(27)

PENGUMPULAN BOP SESUNGGUHNYA DALAM METODE FULL COSTING

Jurnal untuk mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya 10.700.000 Persediaan Bahan Penolong

1.100.000

Persediaan Bahan Bakar

750.000 Gaji & Upah

3.500.000

Persediaan Suku Cadang

500.000 Asuransi dibayar di muka

600.000 Akumulasi Depresiasi Mesin

800.000 Kas

3.450.000

Catatan :

Kas terdiri dari : Biaya listrik, biaya kesejahteraan karyawan dan biaya reparasi &

pemeliharaan.

(28)

PENGUMPULAN BOP SESUNGGUHNYA DALAM METODE VARIABLE COSTING

Jurnal untuk mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi :

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya 10.700.000 Persediaan Bahan Penolong

1.100.000

Persediaan Bahan Bakar

750.000

Gaji & Upah 3.500.000

Persediaan Suku Cadang

500.000

Asuransi dibayar di muka

600.000

Akumulasi Depresiasi Mesin 800.000

Kas 3.450.000

Jurnal untuk mencatat pemisahan BOP sesungguhnya terjadi menurut perilakunya:

BOP Variabel sesungguhnya 5.300.000

BOP Tetap sesungguhnya 5.400.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya 10.700.000

(29)

Perhitungan & Analisis Selisih BOP dengan metode Full Costing

Pada akhir periode akuntansi dilakukan penghitungan selisih BOP yang dibebankan kepada produk sbb:

BOP dibebankan kpd produk:

75.000 jam mesin x Rp 140 Rp 10.500.000

BOP sesungguhnya

10.700.000

Selisih Biaya Overhead Pabrik (slsh kurang) 200.000

Jurnal untuk menutup rekening BOP yang dibebankan:

BOP yang dibebankan 10.500.000

BOP Sesungguhnya

10.500.000

Jurnal untuk selisih BOP:

Selisih BOP 200.000

BOP Sesungguhnya 200.000

(30)

Selisih BOP sebesar Rp 200.000 tsb

dapat dipecah dalam 2 macam selisih:

1. Selisih Anggaran (Budget Variance)

 menunjukkan perbedaan antara biaya yang sesungguhnya terjadi dengan taksiran biaya yang seharusnya dikeluarkan menurut anggaran.

2. Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance)

 merupakan perbedaan antara BOP tetap yang dianggarkan dengan BOP tetap yang dibebankan kepada produk.

(31)

PERHITUNGAN & ANALISIS SELISIH BOP DENGAN METODE VARIABLE COSTING

Pada akhir periode akuntansi dilakukan perhitungan BOP yang lebih atau kurang dibebankan kepada produk sbb:

BOP variabel yang dibebankan kepada produk:

75.000 jam mesin x Rp 72,50 Rp 5.437.500

BOP variabel yang sesungguhnya 5.300.000

Selisih BOP Variabel (selisih lebih) Rp 137.500

Jurnal untuk menutup rekening BOP yg dibebankan:

BOP Variabel yang dibebankan 5.437.500 BOP Variabel sesungguhnya 5.437.500

Jurnal untuk mencatat selisih BOP:

BOP Variabel sesungguhnya 137.500

Selisih BOP variabel 137.500

(32)

PERLAKUAN TERHADAP SELISIH BOP

Perlakuan terhadap selisih BOP:

1. Jika karena kesalahan dalam penghitungan tarif BOP, atau keadaan yang tidak berhubungan dengan efisiensi operasi  selisih dibagi rata ke dalam rekening Persediaan Barang Dalam Proses, Persediaan Barang Jadi dan Harga Pokok Penjualan.

2. Jika disebabkan karena ketidakefisienan pabrik atau kegiatan perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal  selisih diperlakukan sebagai pengurang atau penambah rekening Harga Pokok Penjualan.

(33)

Namun demikian perlakuan selisih sebagai pengurang atau penambah HPP seringkali digunakan oleh perusahaan tanpa memperhatikan penyebab terjadinya selisih karena:

1. Manajemen tidak pernah mencoba menentukan penyebab terjadinya selisih BOP

2. Jumlah selisih relatif kecil bila dibandingkan dengan saldo rekening-rekening yang akan dibebani dengan pembagian selisih tersebut.

3. Saldo rekening BDP dan Barang Jadi biasanya relatif kecil bila dibandingkan dengan HPP.

Referensi

Dokumen terkait

Panca Mitra Multi Perdana Situbondo dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya anggaran biaya overhead pabrik dan biaya overhead pabrik sesungguhnya tiap-tiap

Panca Mitra Multi Perdana Situbondo dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya anggaran biaya overhead pabrik dan biaya overhead pabrik sesungguhnya tiap-tiap departemen

Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung dibebankan kepada produk secara langsung, sedangkan biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif. Metode

Hasil analisis mengenai pengendalian biaya overhead pabrik dalam produksi menujukkan bahwa semua komponen biaya overhead pabrik (biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja

Dalam perusahaan CV. Citra Mandiri Makassar yang menggunakan metode harga pokok pesanan, sehingga biaya overhead Pabrik dibebankan kepada produk berdasarkan tarif

melakukan penghitungan untuk melihat seberapa besar biaya yang dikeluarkan perusahaan diantaranya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Dari

penyusutan pabrik dan lain – lain juga terjadi kenaikan dibanding dengan taksiran biaya overhead pabrik, namun jumlah kenaikannya tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan

Dokumen ini membahas anggaran biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (BOP) beserta perhitungan harga pokok produksi per unit