Batch November
2 0 2 4
Medsense Plus
• UKMPPD CBT terdiri dari 150 soal dalam 200 menit à 1 soal = 1 menit
• Baca soal à Baca Kasus à Kata kunci à Informasi tambahan
• Pemeriksaan Objektif > Subjektif
• Jika kesulitan à Eksklusi jawaban à Memperbesar kemungkinan untuk benar
2
• Bedakan antara terapi yang tepat, definitive, abortif, suportif, awal dan pendukung
• Terapi awal : Tatalaksana simtomatis / kegawat daruratan
• Terapi definitive : Terapi yang langsung ke etiologi
• Terapi supportif: Terapi yang membantu dalam terapi utama.
•Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
•4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
•4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atauPendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
4
•Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk
•3A. Bukan gawat darurat
•3B. Gawat darurat
3
•Mendiagnosis dan merujuk
•Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
2
•Mengenali dan menjelaskan
•Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan
mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.
1
Batch November
2 0 2 4
1
O f t a l m o l o g i
Seorang remaja laki-laki usia 15 tahun datang dengan keluhan benjolan di kelopak atas mata kanan sejak 3 hari yang lalu. Benjolan mulanya berukuran kecil namun sekarang membesar dan terasa nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 110/72, HR 98, RR 16, T 36,5. Pemeriksaan oftalmologis didapatkan visus ODS 6/6, pemeriksaan segmen mata anterior OD tampak seperti gambar dan OS dalam batas normal.
Apakah kelenjar yang mungkin mengalami kelainan pada kasus ini?
A. Kelenjar Meibom B. Kelenjar Moll
C. Kelenjar lakrimalis D. Saccus lakrimalis E. Kelenjar sudorifera
Seorang remaja laki-laki usia 15 tahun datang dengan keluhan benjolan di kelopak atas mata kanan sejak 3 hari yang lalu. Benjolan mulanya berukuran kecil namun sekarang membesar dan terasa nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 110/72, HR 98, RR 16, T 36,5. Pemeriksaan oftalmologis didapatkan visus ODS 6/6, pemeriksaan segmen mata anterior OD tampak seperti gambar dan OS dalam batas normal.
Apakah kelenjar yang mungkin mengalami kelainan pada kasus ini?
A. Kelenjar Meibom B. Kelenjar Moll
C. Kelenjar lakrimalis D. Saccus lakrimalis E. Kelenjar sudorifera
Hordeolum Interna
(4)
Peradangan supuratif akut pada kelenjar Meibom
- Edema, Merah pada margo palpebra disertai nyeri (Stadium Infiltratif) à bintik ke- kuningan (Stadium Supurasi)
- Penonjolan ke arah dalam
Hordeolum Eksterna
(4)
Peradangan supuratif akut pada kelenjar Zeis atau Moll
- Edema, Merah pada margo palpebra disertai nyeri (Stadium Infiltratif) à bintik ke- kuningan (Stadium Supurasi)
- Penonjolan ke arah luar - Pseudoptosis
Chalazion (3A)
Peradangan
granulomatosa kronik non-infektif pada kelenjar Meibom yang tersumbat
- Benjolan pada palpebra -Nyeri (-), hiperemis (-) - Tidak berfluktuasi
- Berkembang dalam beberapa minggu
8
43A
A. Kelenjar Meibom à hordeolum interna B. Kelenjar Moll
C. Kelenjar lakrimalis à dakrioadenitis D. Saccus lakrimalis à dakriosistitis
E. Kelenjar sudorifera à kelenjar keringat; hidradenitis
9
2
O f t a l m o l o g i
Seorang wanita usia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri, kemerahan, dan bengkak di daerah kantung mata dekat hidung pada mata kanan. Pasien juga mengeluhkan banyak keluar air mata yang selama 5 hari terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 120/80, HR 78, RR 20, T 36,5.
Pemeriksaan oftalmologis visus ODS 6/6 dan segmen anterior OD tampak seperti gambar serta OS dbn. Dokter melanjutkan pemeriksaan tes Anel.
Apakah hasil yang mungkin didapatkan dari tes Anel?
A. Rasa asin pada tenggorokan
B. Regurgitasi cairan melalui punctum lakrimal C. Membasahi kertas lakmus <10 mm
D. Didapatkan ulkus dendritic E. Didapatkan lesi satelit
Seorang wanita usia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri, kemerahan, dan bengkak di daerah kantung mata dekat hidung pada mata kanan. Pasien juga mengeluhkan banyak keluar air mata yang selama 5 hari terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 120/80, HR 78, RR 20, T 36,5.
Pemeriksaan oftalmologis visus ODS 6/6 dan segmen anterior OD tampak seperti gambar serta OS dbn. Dokter melanjutkan pemeriksaan tes Anel.
Apakah hasil yang mungkin didapatkan dari tes Anel?
A. Rasa asin pada tenggorokan
B. Regurgitasi cairan melalui punctum lakrimal C. Membasahi kertas lakmus <10 mm
D. Didapatkan ulkus dendritic E. Didapatkan lesi satelit
Infeksi Kelenjar Air Mata
13
Dakrioadenitis Dakriosistitis Dakriostenosis
Definisi Radang pada glandula lacrimalis Radang pada saccus lacrimalis Penyempitan saccus lacrimalis
Manifestasi Klinis Kelopak mata berbentuk S terbalik di bagian temporal superior
- Bengkak dan nyeri tekan pada daerah nasal
- Epifora
- Epifora
- Sekret sejak lahir (congenital)
Pemeriksaan
Penunjang Tes Anel (+) , Regurgitasi (-) Tes Anel (-) , Regurgitasi (+) Tes Anel (-) , Regurgitasi (+)
Etiologi Mumps, EBV, Stafilokokus, GO Staphylococcus aureus, Strep β
hemolitikus, H. influenza Congenital
Acquired à trauma
Tatalaksana • Kompres hangat
• Bila bakteri: antibiotik
• Antibiotik lokal
• Antibiotik sistemik
• Irigasi saccus lakrimal
• Dakriosistorinotomi
• Pijat daerah sakus
• AB topikal
Gambar
Untuk memeriksa fungsi pengeluaran air mata ke hidung (ekskresi sistem lakrimal)
Tes Anel (+) = didapatkan rasa asin pada tenggorokan (NORMAL)
Tes Anel (–) = cairan keluar melalui punctum lakrimal (regurgitasi) à obstruksi saluran
Pemeriksaan Penunjang
Anel Test
3A
A. Rasa asin pada tenggorokan à tes anel (-) / normal B. Regurgitasi cairan melalui punctum lakrimal
C. Membasahi kertas lakmus <10 mm à interpretasi tes schirmmer (+) pada DES
D. Didapatkan ulkus dendritic à keratitis herpes simplex E. Didapatkan lesi satelit à keratitis fungal
15
3
O f t a l m o l o g i
Seorang pria usia 28 tahun datang ke praktik dokter karena mata kirinya tampak lebih jatuh dari mata kanannya. Keluhan ini disadari sejak 1 minggu yang lalu dan terjadi secara tiba – tiba. Riwayat trauma disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 110/70, HR 88, RR 20, T 36,5. Pemeriksaan oftalmologis didapatkan kesan ukuran rima palpebra sinistra lebih kecil dari rima palpebra dekstra dan segmen anterior ODS kesan tenang. Saat pasien diminta menutup kedua matanya lalu membuka matanya bersamaan didapatkan mata kiri tampak tertinggal.
Manakah saraf yang mungkin menyebabkan kondisi pasien?
A. N. II B. N. III C. N. IV D. N. VI E. N. VII
Seorang pria usia 28 tahun datang ke praktik dokter karena mata kirinya tampak lebih jatuh dari mata kanannya. Keluhan ini disadari sejak 1 minggu yang lalu dan terjadi secara tiba – tiba. Riwayat trauma disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 110/70, HR 88, RR 20, T 36,5. Pemeriksaan oftalmologis didapatkan kesan ukuran rima palpebra sinistra lebih kecil dari rima palpebra dekstra dan segmen anterior ODS kesan tenang. Saat pasien diminta menutup kedua matanya lalu membuka matanya bersamaan didapatkan mata kiri tampak tertinggal.
Manakah saraf yang mungkin menyebabkan kondisi pasien?
A. N. II B. N. III C. N. IV D. N. VI E. N. VII
Kelainan Posisi Palpebra
Kelainan Posisi Palpebra
Kelainan buka/tutup palpepbra
(-) menutup palpebra Lagoftalmos
(-) membuka palpepbra
Ptosis
Penutupan involuntir palpebra
Blefarospasme
Kelainan Lipatan Palpebra
Palpebra melipat ke dalam
Entropion
Palpebra melipat ke luar
Ektropion
A. N. II à refleks cahaya B. N. III
C. N. IV à gerak bola mata m. superior oblique D. N. VI à gerak bola mata m. rectus lateralis E. N. VII à untuk menutup mata
20
4
O f t a l m o l o g i
Seorang wanita usia 42 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pandangannya seperti di goa sejak 3 bulan terakhir. Keluhan dirasakan semakin lama semakin berat. Keluhan mata merah dan mata nyeri disangkal. Pasien memiliki riwayat memakai kacamata ukuran S-8,00 sejak remaja. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 130/78, HR 68, RR 20, T 36,5. Pemeriksaan segmen anterior ODS didapatkan kesan tenang dengan COA dalam.
Pemeriksaan funduskopi didapatkan CDR 0,8.
Apakah pemeriksaan lain yang tepat dilakukan?
A. Perimetri B. Ishihara C. Schirmmer D. Seidel
E. Slit lamp
Seorang wanita usia 42 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pandangannya seperti di goa sejak 3 bulan terakhir. Keluhan dirasakan semakin lama semakin berat. Keluhan mata merah dan mata nyeri disangkal. Pasien memiliki riwayat memakai kacamata ukuran S-8,00 sejak remaja. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 130/78, HR 68, RR 20, T 36,5. Pemeriksaan segmen anterior ODS didapatkan kesan tenang dengan COA dalam.
Pemeriksaan funduskopi didapatkan CDR 0,8.
Apakah pemeriksaan lain yang tepat dilakukan?
A. Perimetri B. Ishihara C. Schirmmer D. Seidel
E. Slit lamp
Definisi
• Kerusakan nervus optikus progresif, biasanya bilateral dengan COA yang terbuka.
Etiologi
• Belum diketahui secara pasti
Faktor Risiko
• Usia >40 tahun
• Diabetes Mellitus
•Miopia
• Penggunaan steroid jangka panjang
3A
TUNNEL VISION
Patomekanisme
3A
Manifestasi Klinis
• Awalnya asimptomatik
•Hilangnya lapang pandang dari perifer ke sentral secara progresif
•Skotoma arkuata: skotoma berbentuk busur yang dimulai dari titik buta
• TIO dapat meningkat pada keadaan kronik (nilai normal: 10-20 mmHg)
Pemeriksaan Penunjang
•Tonometri : mengukur TIO
•Funduskopi: melihat diskus optic
•Gonioskopi: melihat COA
•Perimetri: melihat defek lapangan pandang
3A
TO Fan suka GoPek MED+EASY
A. Perimetri
B. Ishihara à tes buta warna
C. Schirmmer à pemeriksaan dry eyes syndrome D. Seidel à pemeriksaan ulkus kornea
E. Slit lamp à pemeriksaan segmen mata anterior
27
5
O f t a l m o l o g i
Seorang pria usia 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kesulitan membaca jarak dekat terutama membaca koran sejak 5 bulan terakhir. Pasien mengatakan tulisan menjadi tampak kabur dan pasien harus menjauhkan koran tersebut agar dapat jelas dibaca. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 135/85, HR 82, RR 18, T 36,8. Pemeriksaan segmen mata anterior kesan ODS tenang.
Berapakah ukuran lensa koreksi yang dapat diberikan kepada pasien?
A. S +1,50 B. S +2,00 C. S +2,50 D. S +3,00 E. S +3,50
29
Seorang pria usia 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kesulitan membaca jarak dekat terutama membaca koran sejak 5 bulan terakhir. Pasien mengatakan tulisan menjadi tampak kabur dan pasien harus menjauhkan koran tersebut agar dapat jelas dibaca. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 135/85, HR 82, RR 18, T 36,8. Pemeriksaan segmen mata anterior kesan ODS tenang.
Berapakah ukuran lensa koreksi yang dapat diberikan kepada pasien?
A. S +1,50 B. S +2,00 C. S +2,50 D. S +3,00 E. S +3,50
30
Presbiopia
Definisi
• Hilangnya kemampuan akomodasi mata secara bertahap
• Proses degeneratif
• Sering mulai dialami dari usia 40 tahun–an
Etiologi
• Penurunan elastisitas kapsul lensa
• Sklerosis lensa
• Kelemahan otot-otot siliaris mata
4A
Presbiopia
Hasil Ekuivalen Visus pada Snellen
J1 20/20
J2 20/30
J3 20/40
J5 20/50
J7 20/70
J10 20/100
Pemeriksaan Penunjang
Jaeger chart
4A
Presbiopia
Tatalaksana
•Non-bedah
• Kacamata lensa plus/ konveks/ cembung
• Dapat dikombinasikan dengan kelainan refraksi pasien menjadi kacamata bifokal, trifokal, atau progresif
•Bedah
• Laser assisted in situ keratomileusis
• Photorefractive keratectomy (PRK)
Usia Koreksi
40 tahun + 1.00 D
45 tahun + 1.50 D
50 tahun + 2.00 D
55 tahun + 2.50 D
60 tahun + 3.00 D
+ 5 ↑ 0,5 D MED+EASY
4A
A. S +1,50 à usia 45 tahun B. S +2,00 à usia 50 tahun C. S +2,50 à usia 55 tahun D. S +3,00 à usia 60 tahun E. S +3,50
34
6
O f t a l m o l o g i
Seorang pria usia 30 tahun datang ke IGD RS karena mata kanan terkena serbuk besi saat mengelas 1 jam SMRS. Pasien merasa sensasi benda asing, mata merah, dan mata berair pasca terkena serbuk besi tersebut. Keluhan pandangan kabur disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 120/80, HR 78, RR 16, T 36,5.
Visus ODS 6/6. Segmen mata anterior OD tampak gram besi pada konjungtiva bulbi (+) di luar limbus dan injeksi konjungtiva (+).
Apakah tatalaksana yang tepat?
A. Irigasi NaCl 0,9% 2 liter B. Rujuk ke SpM
C. Ekstraksi dengan kapas lidi D. Antibiotik topikal
E. Ekstraksi dengan pinset anatomis
Seorang pria usia 30 tahun datang ke IGD RS karena mata kanan terkena serbuk besi saat mengelas 1 jam SMRS. Pasien merasa sensasi benda asing, mata merah, dan mata berair pasca terkena serbuk besi tersebut. Keluhan pandangan kabur disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 120/80, HR 78, RR 16, T 36,5.
Visus ODS 6/6. Segmen mata anterior OD tampak gram besi pada konjungtiva bulbi (+) di luar limbus dan injeksi konjungtiva (+).
Apakah tatalaksana yang tepat?
A. Irigasi NaCl 0,9% 2 liter B. Rujuk ke SpM
C. Ekstraksi dengan kapas lidi D. Antibiotik topikal
E. Ekstraksi dengan pinset anatomis
Definisi
• Benda yang dalam keadaan normal tidak dijumpai pada mata. Dapat bersifat serius terutama benda asing yang bersifat asam atau basa.
Manifestasi Klinis
• Nyeri
• Mata merah dan berair
• Sensasi benda asing
• Fotofobia
4A
Corpus Alienum
Corpus Alienum Konjungtiva Corpus Alienum Kornea
Klasifikasi Berdasarkan Letak Corpus Alienum
4A
Corpus Alienum
Berikan anestesi topikal dahulu
(pantocain 2%) Kapas lidi Jarum 23/25 G
TATALAKSANA hanya corpus alienum konjungtiva (SKDI 4A), bila corpus alienum kornea, dirujuk (SKDI 2)
Tatalaksana
• Anestesi topical à pantokain 2% 1-2 tetes
• Angkat benda asing menggunakan kapas lidi atau jarum 23G
• Arah pengambilan dari tengah ke tepi
• Antibiotik topical (salep atau tetes) à kloramfenikol 1 tetes / 2 jam selama 2 hari
4A
A. Irigasi NaCl 0,9% 2 liter à tatalaksana trauma kimia mata B. Rujuk ke SpM à tatalaksana corpus alienum kornea mata C. Ekstraksi dengan kapas lidi
D. Antibiotik topikal à tatalaksana pasca ekstraksi corpal konjungtiva
E. Ekstraksi dengan pinset anatomis à seharusnya dengan kapas lidi / jarum 23 G
41
7
O f t a l m o l o g i
Seorang pria usia 25 tahun datang ke IGD RS karena mata kanan buram mendadak pasca terkena bola tennis 30 menit SMRS. Keluhan juga disertai pandangan ganda. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 110/80, HR 103, RR 20, T 36,5. Pemeriksaan segmen mata anterior OD didapatkan injeksi mixed (+), darah terkumpul mengisi 1/3 COA, dan iridodonesis (+).
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Subluksasi lensa
B. Dislokasi lensa anterior C. Dislokasi lensa posterior
D. Laserasi palpebra partial thickness E. Laserasi palpebra full thickness
Seorang pria usia 25 tahun datang ke IGD RS karena mata kanan buram mendadak pasca terkena bola tennis 30 menit SMRS. Keluhan juga disertai pandangan ganda. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 110/80, HR 103, RR 20, T 36,5. Pemeriksaan segmen mata anterior OD didapatkan injeksi mixed (+), darah terkumpul mengisi 1/3 COA, dan iridodonesis (+).
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Subluksasi lensa
B. Dislokasi lensa anterior C. Dislokasi lensa posterior
D. Laserasi palpebra partial thickness E. Laserasi palpebra full thickness
Definisi
•Displacement pada lensa mata
Etiologi
• Trauma à tersering
• Penyakit sistemik:
• Marfan Syndrome
• Homocystinuria
Klasifikasi
Subluksasi Ruptur sebagian ligamentum suspensorium lentis
Dislokasi Ruptur total
Dislokasi
Anterior Lensa di COA Dislokasi
Posterior
Lensa di Vitreous chamber
2
Ectopia Lentis
Manifestasi Klinis
• penurunan visus mendadak
• diplopia
Subluksasi lensa
Tanda : Tremulous iris / iridodonesis (iris goyang saat bola mata bergerak)
Dislokasi lensa
2
Ectopia Lentis
Komplikasi
• Uveitis, glaucoma sekunder
Tatalaksana
• Penggunaan kacamata,
• Pembedahan (lensectomy / vitrectomy)
2
A. Subluksasi lensa
B. Dislokasi lensa anterior à lensa di COA
C. Dislokasi lensa posterior à lensa di vitreous chamber
D. Laserasi palpebra partial thickness à trauma pada kelopak mata dengan keterlibatan struktur superfisial (epidermis, dermis dan jaringan subkutan) E. Laserasi palpebra full thickness à trauma pada kelopak mata dengan
keterlibatan lapisan posterior, lempeng tarsal, konjungtiva
48
8
O f t a l m o l o g i
Seorang pria usia 32 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kedua mata sering terasa cepat kering dan merasakan seperti sensasi berpasir. Keluhan sudah dirasakan sejak 3 bulan terakhir dan sesekali kedua mata mengeluarkan banyak air. Pasien sehari – hari bekerja sebagai driver ojek online. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 125/74, HR 98, RR 18, T 36,5. Pemeriksaan oftalmologis didapatkan visus ODS 6/6. Segmen mata anterior ODS didapatkan injeksi konjungtiva (+) minimal.
Apakah pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis?
A. Seidel test B. Schirmer test C. Perimetri
D. Amsler grid E. Placido test
Seorang pria usia 32 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kedua mata sering terasa cepat kering dan merasakan seperti sensasi berpasir. Keluhan sudah dirasakan sejak 3 bulan terakhir dan sesekali kedua mata mengeluarkan banyak air. Pasien sehari – hari bekerja sebagai driver ojek online. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 125/74, HR 98, RR 18, T 36,5. Pemeriksaan oftalmologis didapatkan visus ODS 6/6. Segmen mata anterior ODS didapatkan injeksi konjungtiva (+) minimal.
Apakah pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis?
A. Seidel test B. Schirmer test C. Perimetri
D. Amsler grid E. Placido test
Dry Eye Syndrome
Definisi
• Sekumpulan gejala mata kering yang disebabkan hilangnya keseimbangan lapisan air mata akibat kurangnya produksi air mata atau evaporasi berlebih.
•Nama lain: Keratoconjunctivitis sicca (KCS)
Etiologi
• Evaporasi berlebih à Disfungsi kelenjar Meibom, computer vision syndrome
• Produksi inadekuat à Sjögren syndrome
• Lingkungan à berdebu, dingin, berangin
4A
Dry Eye Syndrome
Manifestasi Klinis
•Mata merah
• Rasa tidak nyaman atau berpasir (sensasi benda asing)
• Sekret mukoid
•Epifora (mata berair) à efek paradoksikal
• lapisan lipid pada tear film menipis à evaporasi air mata à produksi air mata meningkat (dengan kualitas kurang baik)
• Fotofobia
4A
Dry Eye Syndrome
Pemeriksaan Penunjang
•Schirmer test
• Meletakkan strip kertas pada forniks posterior
• Pasien menutup mata selama 5 menit dan dilakukan evaluasi
SCHIRMER’S TEST
*normal: >10 mm
4A
A. Seidel test à pemeriksaan ulkus kornea B. Schirmer test
C. Perimetri à pemeriksaan lapang pandang pada glaukoma D. Amsler grid à pemeriksaan pada ARMD
E. Placido test à pemeriksaan pada astigmatisma
55
Batch November
2 0 2 4
9
K u l i t K e l a m i n
Seorang laki-laki berusia 30 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan gatal pada kedua ketiak. Gatal dirasakan memberat terutama pada saat berkeringat.
Pasien merupakan seorang kuli bangunan. Pemeriksaan tanda vital TD 120/80, HR 100, RR 20, T 37,1. Pada pemeriksaan lokalis didapatkan plak eritematosa dengan batas tegas. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan KOH dan didapatkan hasil pseudohifa dan blastospora.
Apakah diagnosis kasus tersebut?
A. Kandidiasis kutis B. Urtikaria
C. Tinea korporis D. Pitiriasis versikolor E. Eritrasma
58
Seorang laki-laki berusia 30 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan gatal pada kedua ketiak. Gatal dirasakan memberat terutama pada saat berkeringat.
Pasien merupakan seorang kuli bangunan. Pemeriksaan tanda vital TD 120/80, HR 100, RR 20, T 37,1. Pada pemeriksaan lokalis didapatkan plak eritematosa dengan batas tegas. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan KOH dan didapatkan hasil pseudohifa dan blastospora.
Apakah diagnosis kasus tersebut?
A. Kandidiasis kutis B. Urtikaria
C. Tinea korporis D. Pitiriasis versikolor E. Eritrasma
59
UKK dan Manifestasi Klinis
• Tampak bercak eritematosa berbatas tegas, bersisik, basah dikelilingi lesi satelit berupa papul, vesikel dan pustul kecil disekitarnya
Predileksi
• Mengenai daerah intertriginosa yang lembab misalnya sela paha, ketiak.
4
Pemeriksaan Penunjang
• KOH 20%: ditemukan pseudohifa dan blastospora
• Kultur dengan agar Saboraud: tampak koloni mukoid berwarna putih, tumbuh dalam 2-5 hari
Tatalaksana
• Topikal
o Krim Imidazol (mikonazol 2%, klotrimazol 1%) selama 14-28 hari o Bedak nistatin atau mikonazol
• Sistemik
o Flukonazol 50mg/hari atau 150mg/minggu o Itrakonazol 100-200 mg/hari
Pseudohifa & Blastospora
4
A. Kandidiasis kutis
B. Urtikaria à Riwayat terpapar alergen
C. Tinea korporis à Makula eritematous, central healing lesion (+)
D. Pitiriasis versicolor à Makula hipo/hiperpigmentasi, KOH: hifa pendek + blastospora
E. Eritrasma à Gatal minimal, central healing lesion (-)
62
10
K u l i t K e l a m i n
Seorang anak perempuan berusia 2 tahun dibawa orang tuanya ke klinik dokter dengan keluhan muncul lenting berisi air di telapak tangan dan kaki sejak 2 hari ini. Selain itu, terdapat seperti sariawan dan sering nangis saat diberi makan karena terasa nyeri saat menelan. Hasil pemeriksaan tanda vital RR 24, HR 100, T 37,7. pada palmar dan plantar ditemukan lesi papul dan vesikel eritematosa serta pada mukosa oral ditemukan ulkus dengan tepi eritema.
Apakah diagnosis yang paling tepat?
A. Varisela B. Shingles C. HFMD
D. Chicken pox
E. Moluskum kontagiosum
64
Seorang anak perempuan berusia 2 tahun dibawa orang tuanya ke klinik dokter dengan keluhan muncul lenting berisi air di telapak tangan dan kaki sejak 2 hari ini. Selain itu, terdapat seperti sariawan dan sering nangis saat diberi makan karena terasa nyeri saat menelan. Hasil pemeriksaan tanda vital RR 24, HR 100, T 37,7. pada palmar dan plantar ditemukan lesi papul dan vesikel eritematosa serta pada mukosa oral ditemukan ulkus dengan tepi eritema.
Apakah diagnosis yang paling tepat?
A. Varisela B. Shingles C. HFMD
D. Chicken pox
E. Moluskum kontagiosum
65
66
Etiologi
Coxsackievirus A16 dan Enterovirus 71, bersifat self limiting Manifestasi klinis
• Gejala prodromal à demam tinggi 1-2 hari, malaise
• Enanthem : ulkus pada mukosa oral
• Eksantem : lesi makula papul vesikel multiple dan nyeri pada telapak dam sisi tangan dan kaki
3A
Jangan Terkecoh!
Perhatikan di soal, apakah vesikel terdapat di seluruh tubuh (Varicella) atau hanya terdapat di Tangan, Kaki dan Mulut (HFMD)
67
Tatalaksana
• Non-medikamentosa:
• Isolasi
• Asupan cairan untuk mencegah dehidrasi dan menjaga hygiene oral
• Medikamentosa:
• Antipiretik/analgesik: Parasetamol, ibuprofen obat OTC lainnya bila ada demam/nyeri
3A
A. Varisela à Vesikel menyebar diseluruh tubuh
B. Shingles à Nama lain herpes zoster, vesikel sesuai dermatom C. HFMD
D. Chicken pox à Nama lain varisela
E. Moluskum kontagiosum à Papul dengan lekukan (delle) di tengah
68
11
K u l i t K e l a m i n
Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa ke IGD oleh ibunya dengan keluhan kulit melepuh di hampir seluruh tubuh sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga dikeluhkan demam tinggi. Tidak ada riwayat mengonsumsi obat sebelumnya.
Pada pemeriksaan dermatologi ditemukan bula kendur, skuama dan erosi, serta kulit tampak mengelupas di hampir seluruh tubuh, Nikolsky sign (+).
Apakah etiologi yang paling mungkin untuk kasus tersebut?
A. Staphylococcus aureus B. Coxsackievirus A16
C. Mycobacterium tuberculosis D. Poxvirus
E. Streptococcus pyogenes
Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa ke IGD oleh ibunya dengan keluhan kulit melepuh di hampir seluruh tubuh sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga dikeluhkan demam tinggi. Tidak ada riwayat mengonsumsi obat sebelumnya.
Pada pemeriksaan dermatologi ditemukan bula kendur, skuama dan erosi, serta kulit tampak mengelupas di hampir seluruh tubuh, Nikolsky sign (+).
Apakah etiologi yang paling mungkin untuk kasus tersebut?
A. Staphylococcus aureus B. Coxsackievirus A16
C. Mycobacterium tuberculosis D. Poxvirus
E. Streptococcus pyogenes
Definisi Etiologi
• Penyakit infeksi mengancam nyawa, ditandai dengan terbentuknya bula kendur pada permukaan kulit akibat toksin eksfoliatif dari bakteri Staphylococcus aureus.
• Nama lain : Ritter disease à SSSS pada neonatus
• Epidemiologi : pada anak usia <6 tahun
Manifestasi Klinis
•Kulit melipat dengan permukaan seperti kertas tisu / sandpaper-like
•Terbentuk bula kendur dengan Nikolsky sign (+)
•Tidak melibatkan mukosa
• Bula yang pecah akan membentuk krusta warna kemerahan
•Sad man facies à edema wajah ringan, eritema periorbital, dan
• krusta radial di perioral
3B
Manifestasi Klinis
3B
A. Staphylococcus aureus
B. Coxsackievirus A16 à Etiologi HFMD
C. Mycobacterium tuberculosis à Etiologi Skrofuloderma D. Poxvirus à Etiologi Moluskum kontangiosum
E. Streptococcus pyogenes à Etiologi Pioderma
74
12
K u l i t K e l a m i n
Seorang laki-laki berusia 53 tahun diantar anaknya ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 2 yang lalu. Keluhan disertai bercak merah baru hampir di seluruh tubuh. Pasien mempunyai riwayat bercak warna merah yang mati rasa dan sedang dalam pengobatan bulan ke-6. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 140/85, RR 20, HR 76, T 38.7. Pemeriksaan dermatologis didapatkan makula eritematosa, berbatas jelas, skuama (-). Pemeriksaan kedua saraf ulnaris didapatkan pembesaran dan nyeri tekan. Pemeriksaan BTA positif.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Reaksi reversal
B. Eritema nodosum leprosum C. Toxic epidermal necrolysis D. Fenomena lucio
E. Steven johnson syndrome
Seorang laki-laki berusia 53 tahun diantar anaknya ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 2 yang lalu. Keluhan disertai bercak merah baru hampir di seluruh tubuh. Pasien mempunyai riwayat bercak warna merah yang mati rasa dan sedang dalam pengobatan bulan ke-6. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 140/85, RR 20, HR 76, T 38.7. Pemeriksaan dermatologis didapatkan makula eritematosa, berbatas jelas, skuama (-). Pemeriksaan kedua saraf ulnaris didapatkan pembesaran dan nyeri tekan. Pemeriksaan BTA positif.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Reaksi reversal
B. Eritema nodosum leprosum C. Toxic epidermal necrolysis D. Fenomena lucio
E. Steven johnson syndrome
Definisi
•Reaksi imun sistemik yang merupakan komplikasi lepra.
Klasifikasi
• Reaksi Reversal (Tipe 1)
• Eritema Nodosum Leprosum (ENL; Tipe 2)
• Fenomena Lucio (sangat jarang) à vaskulopati yang menyebabkan ulkus nekrotik, terjadi pada pasien lepra tipe LL
3A
Reaksi Reversal (Tipe 1) Eritema Nodosum Leprosum (Tipe 2) Klasifikasi BT, BB, BL (bisa terjadi pada PB maupun MB) BL, LL (hanya terjadi pada MB)
Waktu Timbul Awal pengobatan (≤6 bulan) Akhir pengobatan/pengobatan selesai
Reaksi
hipersensitivitas Tipe IV (imunitas seluler) Tipe III (imunitas humoral)
Kulit Muncul lesi baru / lesi lama menjadi lebih aktif
(eritem, edem, hangat) Muncul nodus eritem
Mata Anestesi kornea (N. III) dan lagoftalmos (N. VII) Iritis, glaucoma, katarak
Sistemik Tidak ada Ada
79
3A Klasifikasi
Reaksi Reversal (Tipe 1) Eritema Nodosum Leprosum (Tipe 2)
80
3A Klasifikasi
81
3A Klasifikasi
Reaksi Reversal (Tipe 1) Eritema Nodosum Leprosum (Tipe 2)
Tatalaksana
• Tanpa neuritis akut
• Tidak ada pengobatan selain MDT
• Dengan neuritis akut
• Prednison 40 mg/hari
• Kortikosteroid
• Prednison 15-30 mg/hari (dapat timbul ketergantungan)
• Klofazimin
• 200-300 mg/hari
• Khasiat lebih lambat dari kortikosteroid
• Dapat melepaskan ketergantungan steroid
• Efek samping: kulit berwarna merah kecoklatan (reversible)
Dosis per hari Minggu terapi 40 mg/hari (1x8 tab) Minggu 1 dan 2 30 mg/hari (1x6 tab) Minggu 3 dan 4 20 mg/hari (1x4 tab) Minggu 5 dan 6 15 mg/hari (1x3 tab) Minggu 7 dan 8 10 mg/hari (1x2 tab) Minggu 9 dan 10 5 mg/hari (1x1 tab) Minggu 11 dan 12
A. Reaksi reversal
B. Eritema nodosum leprosum à Muncul nodus eritem, terjadi diakhir pengobatan
C. Toxic epidermal necrolysis à Bukan reaksi obat lepra
D. Fenomena lucio Fenomena lucio à Ulkus nekrotik, terjadi pada pasien lepra tipe LL
E. Steven johnson syndrome à Bukan reaksi obat lepra
13
K u l i t K e l a m i n
Seorang laki-laki berusia 30 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan bercak kemerahan pada perut sejak 1 minggu lalu. Pada awalnya terdapat satu bercak warna merah muda, lalu menjadi semakin banyak dan kadang disertai rasa gatal. Pada pemeriksaan status lokalis ditemukan banyak makula eritema bentuk oval, batas tidak tegas, berskuama halus dipinggir seperti gambar.
Apakah pernyataan tepat dari keluhan pasien?
A. Reaktivasi Human papillomavirus B. Diagnosis pitiriasis rosea
C. Perlu pemeriksaan KOH
D. Infeksi kulit oleh Corynebacterium minutissimum E. Merupakan proses autoimun
84
Seorang laki-laki berusia 30 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan bercak kemerahan pada perut sejak 1 minggu lalu. Pada awalnya terdapat satu bercak warna merah muda, lalu menjadi semakin banyak dan kadang disertai rasa gatal. Pada pemeriksaan status lokalis ditemukan banyak makula eritema bentuk oval, batas tidak tegas, berskuama halus dipinggir seperti gambar.
Apakah pernyataan tepat dari keluhan pasien?
A. Reaktivasi Human papillomavirus B. Diagnosis pitiriasis rosea
C. Perlu pemeriksaan KOH
D. Infeksi kulit oleh Corynebacterium minutissimum E. Merupakan proses autoimun
85
Definisi
• Erupsi kulit eritem akut yang dicirikan dengan lesi oval pada trunkus dan ekstremitas, bersifat self-limiting.
• Etiologi: Diduga : eksantema virus akibat reaktivasi HHV 6 dan 7
Perjalanan Penyakit
• Lesi inisial berbentuk eritema berskuama halus dengan kolaret (herald patch) à membesar à disusul oleh lesi yan lebih kecil di badan, lengan dan paha atas, tersusun sesuai lipatan kulit (inverted christmas tree appearance).
•Flu like symptoms (jarang).
Herald Patch Inverted Christmas Tree
4
Tatalaksana
• Umumnya dapat sembuh spontan
• Topikal:
• Calamine lotion (anti pruritus)
• Kortikosteroid topikal
• Sistemik:
• Antihistamin
• Kortikosteroid sistemik
• Asiklovir 3x400mg PO selama 7 hari (Apabila dijumpai lesi luar dan disertai penyakit penyerta flu like symptoms)
• Fototerapi: Narrowband UV-B dengan dosis 250mJ/cm3
4
A. Reaktivasi Human papillomavirus à Human herpesvirus 6 & 7 B. Diagnosis pitiriasis rosea
C. Perlu pemeriksaan KOH à Pada infeksi jamur
D. Infeksi kulit oleh Corynebacterium minutissimum à Eritrasma E. Merupakan proses autoimun à Psoriasis vulgaris
14
K u l i t K e l a m i n
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan bercak dengan sisik yang tebal dan berminyak pada bagian kepala sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai rasa gatal dan rambut berketombe. Riwayat keluhan serupa pada keluarga disangkal. Pemeriksaan tanda vital TD 120/80, HR 80, RR 16, T 37,4. Pada pemeriksaan dermatologis ditemukan lesi eritem dengan skuama tebal berminyak pada puncak kepala.
Apakah tatalaksana yang tepat berdasarkan keluhan pasien?
A. Emolien
B. Ketokonazol sampo C. Hidrokortison krim D. Gentamisin salep E. Asiklovir PO
90
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan bercak dengan sisik yang tebal dan berminyak pada bagian kepala sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai rasa gatal dan rambut berketombe. Riwayat keluhan serupa pada keluarga disangkal. Pemeriksaan tanda vital TD 120/80, HR 80, RR 16, T 37,4. Pada pemeriksaan dermatologis ditemukan lesi eritem dengan skuama tebal berminyak pada puncak kepala.
Apakah tatalaksana yang tepat berdasarkan keluhan pasien?
A. Emolien
B. Ketokonazol sampo C. Hidrokortison krim D. Gentamisin salep E. Asiklovir PO
91
Definisi Etiologi
• Kelainan kulit papuloskuamosa kronis yang umum dijumpai pada anak dan dewasa.
• Pertumbuhan Pityrosporum ovale yang berlebihan
• Faktor predisposisi: kelelahan, stress emosional, infeksi, defisiensi imun
• Nama lain : Pitiriasis sika
Manifestasi Klinis
• Bayi terjadi pada usia 3 bulan, ditemukan cradle cap dengan sisik kuning yang berminyak dan tidak gatal.
• Anak dan dewasa : kemerahan dan sisik di kulit kepala, lipatan nasolabial. Pasien juga dapat mengeluhkan ketombe (Pitiriasis sika). Keluhan dapat memburuk jika terdapat stressor atau cuaca dingin
43A
43A Tatalaksana
Dewasa
• Non skalp:
•Krim ciclopirox 1%, krim ketokonazol 2% 2x sehari selama 4 minggu atau krim desonide 0.05%.
•Salep hidrokortison 1% 2x sehari selama 4 minggu
• Itrakonazole 200 mg/hari selama 1 minggu kemudian 200 mg/hari selama 2 hari/bulan selama 11 bulan
• Skalp:
•Sampo ciclopirox 1-5%, ketokonazol sampo 1-2%, foaming gel 2%, hydrogel 20 mg/gel 2-3 kali/minggu
•Sampo selenium sulfida 2.5% 2-3x/minggu
43A Tatalaksana
Bayi
• Non scalp
•Krim ketokonaazol 2% 1x1 selama 7 hari
• KS topical kelas 1 (hidrokortison 1% 1x1 selama 7 hari)
• Skalp:
•Sampo ketokonazol 2% 2x/minggu selama 4 minggu
• Emolien sebagai penggunaan sehari-hari
• AlAFp (krim piroctone olamine/bisabole/alglycera setiap 12 jam)
A. Emolien à Tatalaksana tambahan B. Ketokonazol
C. Hidrokortison à Tatalaksana non-scalp D. Gentamisin à Jawaban tidak tepat E. Asiklovir à Jawaban tidak tepat
95
15
K u l i t K e l a m i n
Seorang bayi perempuan 4 bulan datang ke poliklinik diantar orang tua dengan keluhan benjolan kemerahan di area wajah sejak 1 bulan lalu. Bercak kemerahan muncul 2 bulan setelah pasien lahir. Tanda vital didapatkan HR 125, RR 28, T 37.5.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan UKK plak eritema berukuran 2x2.5 cm dengan tepi ireguler tanpa disertai nyeri tekan. Hasil tes diaskopi (-) sebagian.
Apakah mekanisme patofisiologi yang menyebabkan kondisi pasien ini?
A. Proliferasi ganas endotelial B. Proliferasi jinak endotelial
C. Proliferasi sel foam dan lipid abnormal D. Proliferasi ganas keratinosit
E. Proliferasi ganas sel basal
Seorang bayi perempuan 4 bulan datang ke poliklinik diantar orang tua dengan keluhan benjolan kemerahan di area wajah sejak 1 bulan lalu. Bercak kemerahan muncul 2 bulan setelah pasien lahir. Tanda vital didapatkan HR 125, RR 28, T 37.5.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan UKK plak eritema berukuran 2x2.5 cm dengan tepi ireguler tanpa disertai nyeri tekan. Hasil tes diaskopi (-) sebagian.
Apakah mekanisme patofisiologi yang menyebabkan kondisi pasien ini?
A. Proliferasi ganas endotelial B. Proliferasi jinak endotelial
C. Proliferasi sel foam dan lipid abnormal D. Proliferasi ganas keratinosit
E. Proliferasi ganas sel basal
99
Definisi
• Tumor jinak pembuluh darah, berupa proliferasi endotelial
• Nama lain: Vascular tumor, vascular birthmark, strawberry birthmark, strawberry hemangioma dan juvenile hemangioma
Manifestasi Klinis
• Prodormal: Bercak telangiektasis, makula eritem samar, makula kebiruan
• Inisiasi: Mulai terjadi penebalan kulit dan indurasi
• Proliferasi (1-8 minggu): Infiltrat merah terang, lesi meluas, proliferasi subkutan, dan konsistensi keras
• Maturasi (6-12 bulan): Peninggian lesi warna merah terang
• Regresi/Involusi (5-9tahun): Lesi menghilang à 50% menjadi tidak berbekas
2
100
Tatalaksana
• Watchful waiting
• Propanolol : 3 mg/kgBB/hari selama 6 bulan
• Topikal ! blockers : timolol maleat 0.5%
• Prednison oral
• Tindakan operatif
2
A. Proliferasi ganas endotelial à patomekanisme angiosarcoma B. Proliferasi jinak endotelial
C. Proliferasi sel foam dan lipid abnormal à patomekanisme xanthoma
D. Proliferasi ganas keratinosit à patomekanisme squamous cell carcinoma E. Proliferasi ganas sel basal à patomekanisme basal cell carcinoma
16
K u l i t K e l a m i n
Seorang wanita usia 30 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan massa membesar pada genital sejak 2 bulan yang lalu. Pasien merupakan pasien HIV dan belum berobat rutin. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80, HR 78, RR 24, T 36.5. Pada pemeriksaan di vulva ditemukan UKK terdapat massa multipel, berbentuk seperti kembang kol, berwarna kulit, dan berbatas tegas.
Apakah pemeriksaan gold standard pada pasien tersebut?
A. Punch biopsy
B. Fine needle aspiration biopsy C. Pemeriksaan swab
D. Excisional biopsy
E. Bone marrow biopsy
Seorang wanita usia 30 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan massa membesar pada genital sejak 2 bulan yang lalu. Pasien merupakan pasien HIV dan belum berobat rutin. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80, HR 78 x/i, RR 24 x/i, T 36.5 C. Pada pemeriksaan di vulva ditemukan UKK terdapat massa multipel, berbentuk seperti kembang kol, berwarna kulit, dan berbatas tegas.
Apakah pemeriksaan gold standard pada pasien tersebut?
A. Punch biopsy
B. Fine needle aspiration biopsy C. Pemeriksaan swab
D. Excisional biopsy
E. Bone marrow biopsy
Definisi
• Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Human papillomavirus dengan kelainan kulit dan mukosa anogenital
•HPV tipe 6 dan 1 dengan masa Inkubasi: 3 minggu – 18 bulan
Gejala Klinis
•Ada riwayat kontak seksual sebelumnya
•Vegetasi/ papul soliter atau multipel pada area anogenital berbentuk seperti kol
• Biasanya tidak nyeri
• Efloresensi:
• Akuminata berbentuk seperti kembang kol
• Papul dengan permukaan menyerupai kubah
• Papul keratotik dengan permukaan kasar
3A
Kondiloma akuminata
Akuminata (kembang kol)
Giant Kondiloma /
Buschke- Lowenstein
Tumors
Papular
Papul keratotik
Papul datar
3A Jenis
Pemeriksaan Penunjang
• Histopatologi: dilakukan bila lesi meragukan atau tidak respon pengobatan (gold standard)
•Tes asam aesetat 5%: mendeteksi lesi meragukan (tipe papul datar), hasil positif bila lesi berubah warna menjadi putih (tes acetowhite positif)
Tatalaksana
• Tinktura podofilin 25% (aplikasi oleh dokter)
• Kontraindikasi ibu hamil
•Larutan TCA 80-90% (aplikasi oleh dokter)
• Aman untuk ibu hamil
• Podofilotoksin 0,5% (aplikasi oleh pasien)
• 2x/hari, selama 3 hari, istirahat 4 hari diulang 4-5 sesi
• Kontraindikasi ibu hamil
3A
Apabila > 6 kali pengobatan dengan 1 metode aplikasi tidak ada perbaikan, ganti dengan metode aplikasi lainnya
Pembedahan
•Krioterapi: untuk lesi genital eksterna, vagina, serviks, meratus uretra, dan dalam anus
•Bedah kauterisasi: Untuk lesi berukuran besar di anogenital
•Laser CO2: Untuk lesi berukuran besar di anogenital, vagina, dan serviks
•Bedah eksisi: Untuk lesi yang sangat besar
Edukasi
• Konseling mengenai HIV dan IMS lainnya
• Penapisan HIV dan sifilis
• Pemeriksaan pap smear setiap tahun selama sudah aktif secara seksual
• Informasikan pasangan seksual dan abstinensia selama pengobatan dilakukan
3A
Jenis
FNAB CNB
Jarum Jarum sangat kecil dengan spuit Jarum lebih besar dibanding FNAB Sampel Sejumlah kecil cairan dan
potongan kecil jaringan dari lesi Jaringan berbentuk silinder kecil (diameter 1/16 inch dan panjang ½ inch)
Keuntungan Kulit tidak harus diinsisi, diagnosis
dilakukan di hari itu juga Dilakukan dengan anestesi lokal,
diagnosis ditegakkan secara histologis Kerugian Terkadang jarum tidak mengambil
jaringan yang cukup untuk menegakkan diagnosis
Pemrosesan sampel butuh waktu lebih lama dibanding FNAB
A. Punch biopsy
B. Fine needle aspiration biopsy à biopsi dengan pengambilan cairan dan sampel jaringan menggunakan jarum kecil
C. Pemeriksaan swab à pengambilan jaringan dengan pengusapan ke permukaan jaringan tersebut
D. Excisional biopsy à pengambilan jaringan dengan menginsisi jaringan terlebih dahulu
E. Bone marrow biopsy à pengambilan jaringan sumsum tulang
17
K u l i t K e l a m i n
Seorang wanita berusia 23 tahun datang dengan ke poliklinik RS dengan keluhan kulit punggung kaki yang nyeri sejak 1 minggu lalu. Keluhan nyeri disertai dengan kulit yang meradang dan terkelupas. Riwayat pasien memakai sandal jepit yang dibeli di pasar. Pemeriksaan fisik ditemukan TD 130/88, HR 62, RR 24, T 36,6. Pada pemeriksaan fisik ditemukan UKK berupa lesi eritema disertai papul multipel di regio dorsum pedis bilateral.
Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Neurodermatitis B. Discoid eczema
C. Dermatitis kontak iritan D. Dermatitis kontak alergi E. Tinea korporis
Seorang wanita berusia 23 tahun datang dengan ke poliklinik RS dengan keluhan kulit punggung kaki yang nyeri sejak 1 minggu lalu. Keluhan nyeri disertai dengan kulit yang meradang dan terkelupas. Riwayat pasien memakai sandal jepit yang dibeli di pasar. Pemeriksaan fisik ditemukan TD 130/88, HR 62, RR 24, T 36,6. Pada pemeriksaan fisik ditemukan UKK berupa lesi eritema disertai papul multipel di regio dorsum pedis bilateral.
Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Neurodermatitis B. Discoid eczema
C. Dermatitis kontak iritan D. Dermatitis kontak alergi E. Tinea korporis
Definisi
• Inflamasi kulit akibat paparan kulit dengan allergen/iritan dalam waktu tertentu.
Klasifikasi
Dermatitis Kontak
Parameter Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Alergi
Populasi Semua orang yang terpapar iritan dapat menderita
DKI Hanya orang yang tersensitisasi yang dapat
menderita DKA
Contoh Zat Detergen, sabun, air aki Perhiasan, kosmetik, pewarna rambut, sarung tangan latex
Tipe reaksi Bukan reaksi imunologis Hipersensitivitas tipe IV
Gejala dominan Nyeri > Gatal Gatal > Nyeri
Manifestasi Klinis lesi terbatas pada area kontak, batas tegas lesi melebihi area kontak, batas tidak tegas
Patch test lesi decrescendo saat patch dilepas lesi crescendo saat patch dilepas
Etiopatogenesis
•Hipersensitivitas tipe IV
• Fase sensitisasi: paparan pertama dimana sel imun berkenalan dengan allergen à belum inflamasi
• Fase elisitasi: paparan berikutnya menyebabkan sel T menyerang allergen tersebut à inflmasi (+)
Manifestasi Klinis
•Gatal > Nyeri
• Tanda dan gejala berdasarkan frekuensi flare
• Akut: eritema, vesikel-bula, edema
• Subakut: eritema, krusta
• Kronis: likenifikasi, fisura, skuama
3A
Lokasi Bahan Alergen
Wajah Kosmetik, antibiotik topikal, parfum, pewarna rambut, sunscreens, produk pembersih mulut
Leher Kosmetik, parfum, metal
Lengan Parfum, alergen tekstil, bahan pengawet
Abdomen Nikel
Jari Multifaktorial, atopi
Kaki Bahan mengandung karet, adhesi, bahan kulit
3A Contoh Alergen
A. Neurodermatitis à riwayat stres, likenifikasi, predileksi ekstremitas (area yang mudah dijangkau tangan)
B. Discoid eczema à lesi seperti koin mudah pecah dan membasah (oozing) C. Dermatitis kontak iritan à riwayat kontak dengan iritan
D. Dermatitis kontak alergi
E. Tinea korporis à lesi central healing (tepi menebal), gatal terutama saat beraktivitas
18
K u l i t K e l a m i n
Seorang pria 54 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan luka di dahi sejak 6 bulan lalu. Awalnya luka berupa benjolan merah muda keras lalu lama kelamaan menjadi makin luas. Tanda vital didapatkan TD 140/80, HR 85, RR 22, T 36.
Pemeriksaan fisik menunjukkan UKK berupa nodul soliter dengan tepi meninggi dan ulserasi pada regio frontalis, mudah berdarah.
Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut?
A. Squamous cell carcinoma B. Basal cell carcinoma
C. Melanoma maligna D. Keratosis seboroik E. Keratosis aktinik
Seorang pria 54 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan luka di dahi sejak 6 bulan lalu. Awalnya luka berupa benjolan merah muda keras lalu lama kelamaan menjadi makin luas. Tanda vital didapatkan TD 140/80, HR 85, RR 22, T 36.
Pemeriksaan fisik menunjukkan UKK berupa nodul soliter dengan tepi meninggi dan ulserasi pada regio frontalis, mudah berdarah.
Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut?
A. Squamous cell carcinoma B. Basal cell carcinoma
C. Melanoma maligna D. Keratosis seboroik E. Keratosis aktinik
121
Basal Cell CarcinomaBCC SCC
Squamous Cell Carcinoma Melanoma Maligna
• Ulkus hitam dasar kotor (rodent)
• Pearly papul
• Tepi tidak teratur
• Telangiektasis
• Nodul hyperkeratosis
• Mudah berdarah • Hiperpigmentasi pada kulit dengan ABCDE
Sel epitel basal
Sel palisade • Pearl horn (Mutiara tanduk)
• Keratinisasi
• Intercellular bridging Sel melanosit berdiferensiasi ganas
Sinar matahari Sinar matahari,
lesi precursor: keratosis aktinik Sinar matahari,
iritasi berulang nevus pigmentus UKK
F. Resiko Asal Tumor Histo PA
Keratosit epidermis Melanosit
Jarang Sering Paling sering
Metastasis
MED+EASY SCC KAMU à (SQUAMOUS) SUKA à (SERING METASTASIS) TANDUK à MUTIARA TANDUK BEDARAH à (MUDAH BERDARAH)
Tumor Ganas Kulit
Definisi
• Tumor ganas kulit yang berasal dari sel keratinosit
• Bersifat:
• Dapat bermetastasis
• Berkembang dari ulkus/radang kronis, lesi prakanker atau rangsangan karsinogen Faktor Resiko
• Sinar Matahari
•Actinic Keratosis à Lesi prakanker
2
Actinic keratosis àlesi prakanker pada daerah yang sering terpapar sinar matahari
Manifestasi Klinis
• Awalnya seperti plak, nodular, papilomatosa, dan/atau verukosa
• Semua bentuk akhirnya mengalami ulserasi sentral
• Ulkus merah tidak nyeri dengan tepi tidak rata
• Dasar ulkus menyerupai jaringan granulasi dan mudah berdarah
• Kulit disekitar ulkus merah dan keras
• Predileksi:
• Wajah dan leher Karakteristik
•Locally invasive
• Metastasis regional melalui KGB
2
Manifestasi khas : ulkus tidak nyeri, mudah berdarah di daerah wajah
Pemeriksaan Penunjang
• Histopatologi
• Atipikal keratinosit
• inti yang besar, pleomorfik, dan hiperkromatik
• Keratin Pearl (Mutiara tanduk)
• Deposit keratin yang dikelilingi oleh lapisan konsentris dari keratinosit atipikal
Tatalaksana
•Operatif à eksisi
• Radioterapi
2
A. Squamous cell carcinoma
B. Basal cell carcinoma à lesi pearly dengan telangiektasis
C. Melanoma maligna à tumor ganas kulit berkaitan dengan paparan UV D. Keratosis seboroik à papul permukaan verukosa stuck on mengkilat
cerebriform pattern
E. Keratosis aktinik à neoplasma keratinosit epidermal akibat pajanan UV jangka panjang, lesi prakanker SCC
19
K u l i t K e l a m i n
Seorang pria 35 tahun datang ke poli dengan keluhan nyeri sekitar mulut dan hidung sejak 1 minggu lalu. Pasien ju