RANGKUMAN MATERI 1
SELF RESILIENCE : KETAHANAN LEADER MENGELOLA STRESS Nama : M. Sulidin
NIP : 19700715 200701 1 014 PKA 1 TAHUN 2025
Resiliensi adalah kapasitas dan proses dinamis untuk mengatasi stres dan kesulitan secara adaptif sambil mempertahankan fungsi psikologis dan fisik yang normal. Resiliensi adalah sebuah proses dinamis beradaptasi dalam menghadapi kesulitan, trauma, tragedi, ancaman atau sumber stres yang signifikan. Kapasitas ini memungkinkan seseorang untuk bangkit dari kesulitan, ketidakpastian dan kegagalan. Kemampuan ini sangat dibutuhkan menghadapi dunia dan berbagai kejadian yang berubah dengan cepat dan cenderung menjadi sumber stres. Resiliesi diri yang baik memungkinkan manusia menghadapi stres dengan lebih baik dan dapat dikendalikan. Kemampuan ini sangat penting bagi seorang pemimpin yang mengelola banyak sumber daya. Strategi mental yang meningkatkan resiliensi diri antara lain; 1) peningkatan fleksibilitas kognitif, 2) meningkatkan hubungan (connectedness).
Adapun Tingkatan menuju Ketrampilan resiliens antara lain : 1. Mengenali (mengidentifikasi).
2. Menghubungan antar komponen.
3. Melakukan
Indikator Keberhasilan reseliensi antara lain :
1. Peserta pelatihan dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dirinya saat berada pada situasi stres.
2. Peserta pelatihan dapat mengidentifikasi kondisi atau situasi penuh stres (stresful).
3. Peserta pelatihan dapat bangkit ketika menghadapi situasi penuh stress Dasar-dasar Teoritis.
Stres Adalah respon tubuh terhadap tekanan. Sejumlah situasi atau peristiwa kehidupan yang berbeda dapat menyebabkan stres. Stres sering dipicu ketika seseorang mengalami (1) paparan hal yang baru, tidak terduga atau yang mengancam rasa diri, atau (2) ketika seseorang merasa memiliki sedikit kendali atas suatu situasi. Meskipun stres tidak dapat dihindari, stres tidak sepenuhnya bersifat negatif atau sesuatu yang harus dihindari secara sepihak/ Setidaknya ada 45 jenis stresor yang dapat mempengaruhi respon seseorang terhadap stres. Identifikasi terhadap sumber stresor ini akan memudahkan upaya untuk membangun resiliensi. Dikenal sebagai TThe Holmes-Rahe Stress Inventory (https://www.stress.org/holmes-rahe-stress-inventory-pdf)
Kemampuan seseorang menghadapi kesulitan dapat diukur dengan Adversity Quotient (AQ), secara luas dipahami dalam konsep resiliensi. Resiliensi harus dilihat sebagai proses dan hasil karena kemampuan untuk mengatasi keadaan yang merugikan sebagian merupakan hasil dari pengalaman hidup melalui pengalaman sulit sepanjang hidup. Dengan demikian, resiliensi bukanlah konsep yang statis, melainkan terus terakumulasi sepanjang perjalanan hidup Ketahanan dicapai melalui pemanfaatan berbagai sumber daya internal dan eksternal. Kemampuan menyesuaikan diri terhadap stresor, kesulitan, trauma, tragedi, ancaman, atau resiliensi dapat dilatih. Untuk melatihnya seseorang harus berfokus pada 4 hal antara lain connection, wellness, healthy thinking, and meaning. Spiritualitas adalah salah satu faktor yang berperanan penting dalam resiliensi.
Spiritualitas penting bagi sebagian besar populasi orang dewasa yang lebih tua dan berfungsi sebagai faktor kunci ketahanan diri . Sejumlah studi menemukan bahwa partisipan mengalami spiritualitas sebagai sarana atau jalan menuju resiliensi.