TUGAS AKHIR
“EVALUASI KINERJA DAN FASILITAS TERMINAL DANGERAKKO KOTA PALOPO ’’
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai gelar S-1
DISUSUN OLEH :
ANDI WIDYA PRATIWI 45 13 041 156
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2019
iv PRA KATA
Bismillahirrohmanirrohim.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “EVALUASI KINERJA DAN FASILITAS TERMINAL DANGERAKKO KOTA PALOPO” Penulis memilih bidang transportasi yaitu salah satu bagian disiplin ilmu teknik sipil yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Bosowa Makassar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak, tugas akhir ini tidak akan dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepadasemua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan tugas akhir ini, kepada :
1. Kedua orang tua penulis yang tercinta Drs.Imran Iba dan Ir.Andi wahidah, yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan, motivasi kepada penulis sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Dr. Ridwan, ST, M.Si, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Bosowa.
3. Ibu Nur Hadijah Yunianti, ST, MT, selaku Ketua Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa .
iv
4. Bapak Ir. Abdul Rahim Nurdin, MT, selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan serta motivasi kepada penulis mulai dari awal penelitian hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
5. Bapak Ir. TamrinMallawanggeng,MT, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan mulai dari awal penelitian hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
6. Seluruh dosen dan staf jurusan sipil yang telah membantu penulis selama di Universitas Bosowa.
7. Saudara(i) ku di Jurusan Sipil angkatan 2013 yang telah memberikan bantuan serta motivasi terhadap penulis untuk tetap semangat dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa mungkin masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan sangat bermanfaat bagi penulis. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Makassar,April 2019
Penulis
v
ABSTRAK
Selama ini paradigma masyarakat terhadap terminal bus identik dengan ketidak teraturan, suasana yang cenderung kumuh, dan marak dengan aksi kriminalitas, untuk itu diadakan pengamatan, terkait kinerja terminal.adapun pengamatan yang dimaksud antara lain terkait pergerakan kendaraan diterminal , yang tiba dan berangkat , masih terpantau lancar., dan terkait fasilitas terminal yang ada sebagian besar telah tersedia namun dalam pengoperasiannya belum berjalan berjalan dengan maksimal . kelancaran dalam terminal juga dipengaruhi oleh beberapa pihak, persepsi tersebut diambil dari data sebaran kuisioner dan wawancara, pihak- pihak tersebut antara lain unsur pemerintah,penumpang dan operator,terdapat 6 variabel utama yang diwakili oleh 2 pertanyaan setiap variabelnya terkait standar pelayanan penyelenggaraan terminal angkutan jalan , peraturan menteri perhubungan no 40 tahun 2015 , adapun unsur pihak terkait yaitu operator angkutan yang menyatakan pelayanan kehandalan/keteraturan memiliki kinerja yang paling maksimal, dari unsur penumpang menyatakan pelayanan kemudah/keterjangkaun yang memiliki kinerja paling maksimal , dari unsur pemerintah selaku pengelola berpendapat terkait 12 pertanyaan yang mewakili 6 variabel utama bahwasannya sebagian besar telah berjalan dengan baik.
Kata kunci : fasilitas terminal, unsur pemerintah,unsur penumpang dan unsur operator.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ... i
Lembar Pengajuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Pernyataan Keaslian Disertasi ... iv
Pra Kata ... v
Abstrak ... vi
Daftar Isi ... vii
Daftar Notasi ... viii
Daftar Tabel ... xi
Daftar Gambar ... x BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... I – 1 1.2 Rumusan Masalah ... I – 4 1.3 Tujuan Dan Manfaat Penulisan ... I – 5 1.4 Pokok Bahasan dan Batasan Masalah ... I – 6 1.5 Sistematika Penulisan ... I – 6 BAB II TINJAUN PUSTAKA
2.1 Terminal ... II – 1 2.1.1 Peranan dan Pengertian Terminal Dalam Sistem
Transportasi ... II – 1
xi
2.1.2 Fungsi Terminal ... II –3 2.2 TinjauanTeknis dan Operasional ... II – 5 2.2.1 Tinjauan Operasional Terminal ... II – 5 2.2.2 Tinjauan Teknis Terminal ... II – 6 2.3 Bagian-Bagian Terminal ... II – 10 2.3.1 Pengertian Fasilitas Terminal ... II – 12 2.3.2 Fasilitas Utama Terminal ... II – 12 2.3.3 Fasilitas Penunjang Terminal ... II – 13 2.4 Sistem Perparkiran ... II – 13 2.5 Satuan Ruang Parkir ... II – 17 2.5.1 Dasar Pertimbangan Satuan Ruang Parkir (SRP) ... II – 17 2.5.2 Ruang Bebas Kendaraan Parkir ... II – 18 2.5.3 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan ... II – 19 2.5.4 Penentuan Satuan Ruang Parkir ... II – 20 2.5.5 Satuan ruang parkir (SRP) untuk mobil penumpang ... II – 20 2.5.6 Satuan Ruang Parkir untuk Bus/Truk ... II – 21 2.5.7 Satuan Parkir Sepeda Motor ... II – 21 2.6 Bagan Alir Proses di Terminal ... II – 23 2.7 Penumpang Angkutan Umum ... II – 23 2.8 Angkutan Umum ... II – 27 2.8.1 Jenis Angkutan Umum ... II – 31 2.8.2 Pelayanan Trayek Angkutan Umum... II – 31
xi
2.8.3 Sistem Pelayanan Terminal Penumpang ... II – 33 2.9 Ukuran Kinerja Terminal ... II – 35 BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu ... III – 1 3.2 Metode Penelitian ... III – 1 3.3 Populasi dan Sampel ... III – 2 3.4 Tahapan Penelitian ... III – 3 3.5 Metode Pengumpulan Data ... III – 4 3.6 Metode Analisa Data ... III – 5 3.7 Instrumen Penelitian ... III – 5 3.7.1 Data Primer ... III – 7 3.7.2 Data Sekunder ... III – 7 3.8 Kerangka Penelitian ... III – 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kota Palopo ... IV – 1 4.2 Transportasi ... IV – 3 4.3 Data-Data Terminal Kota Palopo ... IV – 4 4.3.1 Trayek Angkutan ... IV – 4 4.3.2 Jenis Kendaraan yang Beroperasi di Terminal ... IV – 6 4.3.3 Realisasi Penerimaan Retribusi ... IV – 7 4.3.4 Data Arus Kendaraan ... IV – 8 4.4 Pengawasan Operasional Terminal ... IV – 10 4.5 Fasilitas-Fasilitas Terminal ... IV – 11
xi
4.6 Analisis Kapasitas Terminal ... IV – 14 4.6.1 Areal Ruang Parkir ... IV – 14 4.6.2 Areal Ruang Tunggu ... IV – 17 4.7 Persepsi Penumpang, Operator angkutan umum , dan
Pemerintah ... IV – 20 4.7.1 Unsur Responden Penumpang ... IV – 20 4.7.1.1 Uji Reabilitas ... IV – 20 4.7.1.2 Deskriptif Variabel ... IV – 21 4.7.1.3 Persepsi Responden Terhadap Kinerja dan Fasilitas yang
ada di Terminal Dangerakko Kota Palopo ... IV – 4.7.2 Unsur Responden Operator Angkutan Umum ... IV – 30 4.7.2.1 Uji Reabilitas ... IV – 30 4.7.2.2 Deskriptif Variabel ... IV – 31 4.7.2.3 Persepsi Responden Terhadap Kinerja dan Fasilitas yang
ada di Terminal Dangerakko Kota Palopo ... IV – 34 4.7.3 Unsur Responden Pemerintah ... IV – 39 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... V – 1 5.2 Saran ... V – 2 Daftar Pustaka
Lampiran
x
DAFTAR NOTASI
Simbol Keterangan
a : Jarak gandar
b : Depan tergantung (fron overhang)
c : Belakang tergantung (rear overhang)
d : Lebar jejak
h : Tinggi total
B : Lebar total
L : Panjang total
O : Lebar bukaan pintu
A1,a2 : Jarak
R : Jarak bebas
Bp : Lebar
Lp : Panjang SRP
A : Luas maksimum untuk orang berdiri
B : Besarnya load factor (70%)
C : Kapasitas rata-rata bus .
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan ... II-19 Tabel 2.2 PenentuanSatuanRuangParkir ... II-20 Tabe4.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut
Kecematan di Kota Palopo 2015,2016 dan 2017 ... IV-2 Tabel 4.2 PanjangJalan di Kota Palopo ... IV-3 Tabel 4.3 Tujuan Angkutan yang Dilayani Oleh Terminal Angkutan Kota Palopo ... IV-5 Tabel4.4. Realisasi Penerimaan Retribusi Terminal Dangerakko Kota
Palopo ... IV-8 Tabel 4.5 Jumlah Kendaraandan Penumpang yang Tiba dan
Berangkat di Terminal Dangerakko Kota Palopo ... IV-9 Tabel 4.6. Fasilitas Utama Terminal ... IV-12 Tabel 4.7.Fasilitas Penunjang Terminal... IV-13 Tabel 4.8. Data Dimensi Kendaraan yang Beroperasi ... IV-14 Tabel 4.9 Data Lama WaktuParkir Kendaraan Dalam Terminal
Menunggu/Menaikkan Penumpang Rata-Rata
Setiap Harinya ... IV-14 Tabel 4.10 Hasil Uji Reability Data Penumpang ... IV-20 Tabel 4.11 Deskripsi Data Hasil Kuisioner Penumpang ... IV-21 Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Pengisisan kuisioner ... IV-25 Tabel 4.13 Rekapitulasi Nilai Mean Untuk Setiap Pertanyaan ... IV-26
xi
Tabel 4.14 Analisa Peringkat Terhadap 6 Variabel Utama ... IV-27 Tabel 4.15 Hasil Uji Reability Data Operator ... IV-30 Tabel 4.16 Deskripsi Data Hasil Kuisioner Operator ... IV-31 Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Pengisian Kuisioner Operator ... IV-35 Tabel4.18 Analisa Peringkat Terhadap 6 Variabel Utama ... IV-37
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Parkir Tipe Paralel ... II-15 Gambar 2.2 Parkir Tipe Tegak ... II-15 Gambar 2.3 Parkir Tipe Gergaji/Lurus ... II-16 Gambar 2.4 Parkir Tipe Gergaji/Lingkar ... II-16 Gambar 2.5 Dimensi Kedaraan Standar Untuk Mobil Penumpang II-17 Gambar 2.6 Satuan Ruang Parkir Untuk Mobil Penumpang ... II-21 Gambar 2.7 Satuan Ruang Parkir Untuk Bus/Truk ... II-22 Gambar 2.8 Satuan Parkir Untuk Sepeda Motor ... II-23 Gambar 2.9 Bagan Proses Di Terminal ... II-25 Gambar 2.10 BaganAlir Proses Untuk Terminal
PenumpangAngkutanUmum ... II-28 Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian ... III-7 Gambar 4.1 Kendaraan Bus Besar ... IV-7 Gambar 4.2 Kendaraan Bus Sedang ... IV-7 Gambar 4.3 Kendaraan Bus Kecil ... IV-8 Gambar 4.4 KendaraanNonbus/Angkot ... IV-8
I-1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Transportasi merupakan subsistem dari ekosistem perkotaan , berkembang sebagai bagian kota karena naluri dan kebutuhan penduduk untuk bergerak atau memindahkan orang dan atau barang dari suaru tempat ke tempat lainnya.
Naluri dan keinginan penduduk untuk mengadakan perjalanan atau memindahkan barang sifatnya umum dalam transportasi kota. Pada kota yang berpenduduk dalam jumlah besar dan mempunyai kegiatan perkotaan yang sangat luas dan intensif , maka di perlukan pelayanan transportasi berkapasitas tinggi dan di tata secara terpadu atau dinamis.
Pada dasarnya transportasi merupakan derived demand artinya permintaan akan jasa transportasi timbul dari permintaaan sektor-sektor lain. Oleh karena itu pembangunan sektor transportasi harus dilaksanakan secara multidimensional, dalam arti harus memperhatikan tidak hanya situasi dan kondisi transportasi itu sendiri tetapi juga harus memperhatikan lingkungan yang dipengaruhinya dan mempengaruhinya termasuk sarana dan prasarana.
Setiap tahap pembangunan pasti menimbulkan tuntutan berkelanjutan dalam penyediaan sarana dan prasarana sistem transportasi yang efektif dan efisien agar pergerakan dapat berlangsung dengan aman, nyaman, cepat, dan lancar dari segi biaya maupun waktu
I-2
guna kelangsungan dan terjaminnya pelaksanaan pembangunan tersebut.
Menurut Miro (1997), sistem transportasi kota dapat di artikan sebagai suatu kesatuan elemen-elemen, komponen-komponen yang saling mendukung dan bekerja sama dalam pengadaan transportasi yang melayani wilayah perkotaan. Komponen-komponen yang di maksud dari sistem transportasi tersebut salah satunya adalah terminal.
Dalam Undang – Undang Republik Indonesia no. 14 tahun 1992 dijelaskan bahwa untuk menunjang kelancaran mobilitas orang maupun arus barang dan untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib, di tempat-tempat tertentu dapat di bangun dan di selenggarakan di terminal. Sebagai tempat yang berfungsi sebagai pelayanan umum maka dalam pembangunan terminal perlu di tinjau beberapa aspek pertimbangan antara lain lokasi, tata ruang, kapasitas, kepadatan lalu lintas dan keterpaduan dengan moda transportasi lain.
Kota Palopo merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan, dimana pembentukannya berdasarkan Undang-Undang nomor 11 tahun 2002 tentang pembentukan Kabupaten Mamasa dan Kota Palopo di Provinsi Sulawesi Selatan. Sesuai dengan konteks rencana tata ruang wilayah nasional, Kota Palopo merupakan salah satu kawasan andalan di Provinsi Sulawesi Selatan , karena Kota Palopo di fasilitasi oleh pelabuhan Tanjung Ringgit sebagai pintu gerbang proses bongkar muat barang, serta bandar udara Lagaligo yang merupakan bandar udara
I-3
domestik ,bandar udara lagaligo terletak di kecamatan Bua ,10 km dari Kota Palopo.
Oleh karena itu seiring dengan perjalanan waktu, hingga saat ini Kota Palopo masih menjadi pusat kegiatan ekonomi bagi daerah-daerah sekitarnya.
Terminal Dangerakko yang terletak di Kecamatan Wara Kota Palopo, merupakan terminal tipe B yang melayani angkutan umum antar kota dalam provinsi.
Trayek yang di layani oleh Terminal Dangerakko antara lain
Palopo-Makassar,Palopo-TanahToraja,Palopo-Mamuju dan lain-lain.
selain itu Terminal Dangerakko yang di bangun dengan kondisi yang berdampingan dengan pasar sentral Kota Palopo yang merupakan titik sentra pertemuan masyarakat sehingga berimbas pada pergerakan arus lalu lintas yang cukup tinggi. Kelancaran dalam terminal juga sangat di pengaruhi oleh peran operator, pemerintah,dan penumpang.
Untuk mencapai fungsi penggunaan terminal secara optimal ,maka di perlukan suatu penangan yang baik dari pihak pihak terkait .
Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan pada pengamatan yang akan di jadikan acuan untuk perencanaan optimalisasi selanjutnya.
Adapun pengamatan yang di maksud menyangkut beberapa masalah yang ingin di ketahui yaitu sejauh mana penanganan operasionalisasi pergerakan di dalam terminal, apakah sistem opersional terminal perlu di
I-4
pertahankan atau perlu penambahan ide atau gagasan demi keseimbangan optimalisasi pelayanan .
Selama ini paradigma masyarakat terhadap terminal bus identik dengan ketidak teraturan dan suasana yang cenderung kumuh. Terminal Dangerakko di harapkan dapat mengubah paradigma masyarakat bahwa penumpang juga dapat mendapatkan pelayanan dengan kualitas yang baik .
Oleh kerena itu, dari pemaparan diatas maka penulis mengangkat penelitian yang berkenaan dengan fasilitas dan kinerja Terminal Dangerakko Kota Palopo. Dalam penulisan ini penulis mengangkat judul
“EVALUASI FASILITAS dan KINERJA TERMINAL DANGERAKKO KOTA PALOPO”.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana persepsi pemerintah, operator, penumpang terhadap kinerja operasional terminal ?
2. Apakah fasiltas yang ada pada terminal dangerakko telah memenuhi standar ?
I-5 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan atau persepsi dari tiga unsur yang terkait dengan terminal yaitu penumpang , operator angkutan , dan pemerintah.
2. Untuk mengetahui gambaran mengenai fasilitas pada terminal Dangerakko Kota Palopo
Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan yaitu mengenai tingkat pelayanan Terminal Dangerakko Kota Palopo, sesuai dengan pedoman pengelolaan terminal, dalam memenuhi kebutuhan pengguna Terminal Dangerakko Kota Palopo
2. Bagi mahasiswa dan pemerhati masalah adalah untuk menjadi pustaka pada pembuatan laporan tugas akhir dengan konteks sama yaitu berkenaan dengan evaluasi kinerja dan fasilitas terminal.
3. Manfaat yang dapat di ambil setelah melakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran atau informasi mengenai faktor-faktor penting guna peningkatan, pengembangan dan mempertahankan pelayanan, fasilitas terminal dangerakko yang lebih baik.
I-6
1.4 Pokok Bahasan dan Batasan Masalah.
1.Lokasi penelitian ini berada di Terminal Dangerakko Kota Palopo.
2.Persepsi pemerintah, operator, dan penumpang merupakan tinjauan masalah dalam penelitian ini terhadap pelayanan dan fasilitas yang ada di terminal Dangerakko Kota Palopo
3.Fasilitas yang di tinjau terdiri dari : fasilitas parkir, ruang tunggu penumpang dan fasilitas umum lainnya.
1.5 Sistematika Penulisan
Secara garis besar sistematika penulisan proposal ini yaitu : BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, perumusan masalah, batasan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berusaha menguraikan dan membahas bahan bacaan yang relevan dengan pokok bahasan study, sebagai dasar untuk mengkaji permasalahan yang ada dan menyiapkan landasan teori.
I-7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang tahapan penalitian, pelaksanaan penelitian, teknik pengumpulan data, peralatan penelitian, jenis data yang diperlukan, pengambilan data, dan analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan hasil analisis perhitungan data – data yang diperoleh dari hasil pengujian serta pembahasan dari hasil pengujian yang diperoleh.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dari hasil analisis masalah dan disertai dengan saran – saran yang diusulkan.
II-1 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TERMINAL
2.1.1. Peranan dan Pengertian Terminal Dalam Sistem Transportasi Perpindahan manusia dan barang sudah sesuai dengan sejarah manusia itu sendiri. Pada mulanya manusia berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan tujuan mencari nafkah sambil membawa milik mereka yang relatif sedikit. Perpindahan semacam ini merupakan awal dari cara hidup manusia sekarang ini, dimana manusia melakukan perjalanan menempuh jarak dekat maupun jarak jauh untuk keperluan pekerjaan secara rutin, keperluan social lainnya maupun sekedar untuk berekreasi. Pemanfaatan sumber-sumber alam diberbagai tempat untuk keperluan hidup manusia, menyebabkan terjadinya pengiriman barang- barang antar daerah, antar pulau bahkan antar dunia.
Suatu hal yang penting dalam sistem transportasi adalah anggapan bahwa objek-objek yang bergerak kedalam sistem, dikeluarkan dari system apabila perjalanan telah berakhir, sehingga dalam memenuhi fungsinya, yaitu melakukan perpindahan segala jenis objek suatu system transportasi selalu memerlukan tempat untuk memulai dan mengakhiri perjalanan. Demikian juga perpindahan objek dari asal ke tujuan yang
II-2
menyebabkan perpindahan dari suatu kendaraan ke kendaraan lain yang memerlukan suatu tempat yang dinamakan terminal.
Dari yang telah diuraikan diatas, dapat pula diperoleh suatu pengertian terminal secara luas yaitu merupakan prasarana dari sistem transportasi dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem, dapat dengan tujuan mengawali atau mengakhiri perjalanan, melakukan pergantian moda transportasi yang sama. Pada umumnya terminal adalah prasarana transportasi yang memerlukan lokasi yang luas, sehingga mudah terlihat seperti misalnya pelabuhan udara, dan stasiun kereta api, tetapi fungsi yang sama juga dapat terjadi pada pemberhentian bus lokal di pinggir jalan yang mungkin hanya merupakan tempat duduk untuk penumpang menunggu sambil berdiri, serta melihat tanda tujuan bus yang datang.
Adapun definisi secara umum yaitu :
1. Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan umum.
2. Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang.
3. Unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi kehidupan kota.
II-3
Terminal adalah salah satu komponen transportasi yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang hingga sampai di tujan akhir suatu perjalanan, juga sebagai tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian sistem arus anggkutan penumpang dan barang, disamping uga berfungsi untuk melancarkan arus angkutan penumpang atau barang.(Departemen Perhubungan,1996)
Untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib maka di tempat-tempat tertentu perlu dibangun sebuah terminal.
2.1.2 Fungsi Terminal
Sesuai dengan pengertian terminal yang telah diuraikan, maka fungsi utama dari terminal adalah untuk penyediaan fasilitas masuk dan keluar dari objek-objek yang akan diangkut, baik penumpang maupun barang yang akan bergerak dari dan menuju sistem. Fungsi terminal angkutan jalan dapat ditinjau dari 3 unsur, yaitu :
1. Fungsi terminal bagi penumpang adalah untuk kenyamanan menunggu,kenyamanan perpindahan dari suatu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi.
II-4
2. Fungsi terminal bagi pemerintah adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untuk menata lalu lintas dan angkutan serta menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendalian kendaraan umum.
3. Fungsi terminal bagi operetor/pengusaha adalah untuk pengaturan operasi bus penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan segifasilitas pangkalan
Selain fungsi utama ini, terminal transportasi secara umum dapat berfungsi sebagai sarana untuk :
1. Menaikkan penumpang atau memuat barang ke atas kendaraan.
2. Menurunkan penumpang atau membongkar barang dari kendaraan.
3. Melakukan pergantian moda transportasi,melakukan perpindahan dari satukendaraan lain untuk moda transportasi yang ada.
4. Tempat menunggu penumpang yang tiba sebelum jadwal keberangkatan, juga tempat penyimpanan barang sampai siap untuk dikirim.
5. Melakukan proses terhadap barang yang datang atau hendak dikirim serta misalnya menimbang untuk menentukan biaya pengiriman, memilih rute, mempersiapkan dokumen-dokumen agar barang selamat sampai ke alamat yang dituju, terkadang dilakukan pembagian barang- barang di terminal misalnya import dalam jumlah yang besar dari suatu bahan mentah, bagi-bagi untuk disalurkan keberbagai lokasi, sehingga
II-5
penyaluran selanjutnya dapat dilakukan oleh kendaraan yang lebih kecil.
6. Tempat penjualan tiket penumpang,pemeriksaan pesanan tempat dan seleksi rute.
7. Tempat penyimpanan, pemeliharaan dan penentuan tugas selanjutnya dari suatu kendaraan, adakalanya juga dilakukan diterminal. Pada terminal transportasi darat, jika terminal berada pada lokasi yang ramai dengan harga tanah yang cukup tinggi, sarana-sarana ini dapat terletak diluar kota tetapi tidak terlalu jauh dari terminal utama, sehingga tidak banyak mengoperasikan kendaraan dalam keadaan kosong.
2.2 Tinjauan Teknis dan Operasional
2.2.1 Tinjauan Operasional Terminal
Pengawasan operasional merupakan hal yang sangat penting. Ini bertujuan untuk menghindari kemacetan arus kendaraan pengguna terminal , baik kendaraan yang hanya melewati terminal maupun kendaraan yang melakukan bongkar muat penumpang di dalam terminal . Dimana pada pengawasan operasional terminal sendiri antara lain meliputi :
- Mengawasi kendaraan penumpang agar tetap pada jalur trayek yang telah di tentukan seperti jalur trayek antar pedesaan, antar kota , antar provinsi.
II-6
- Mengawasi kendaraan yang menaikkan dan menurunkan penumpang.
- Pengawasan terhadap jalan masuk dan keluar calon penumpang angkutan umum, dengan keluar masuknya kendaraan sehingga kendaraan di dalam terminal bergerak tanpa halangan yang tidak perlu.
2.2.2 Tinjauan Teknis Terminal
Terminal pada dasarnya menurut objek yang di layani terbagi atas:
- Terminal penumpang - Terminal barang
Terminal barang dan terminal penumpang dapat diklsifikasikan sebagai berikut:
1. Terminal menurut wilayah pelayanan
a. Terminal primer yaitu terminal yang berfungsi melayani arus angkutan primer dengan jangkauan regional.
b. Terminal sekunder yaitu terminal yang berfungsi melayani lokal.
2. Terminal menurut tingkat pelayanannya.
Setiap terminal penumpang maupun barang berupa terminal primer ataupun terminal sekunder dapat pula diklasifikasikan menurut tingkat pelayanannya sebagai berikut :
- Terminal tipe A
II-7 - Terminal tipe B
- Terminal tipe C
A. Terminal penumpang tipe A yaitu terminal dengan tingkat pelayanannya yang ciri-ciri sebagai berikut.:
1. Melayani kendaraan umum untuk angkutan : antar kota antar provinsi,antar kota dalam provinsi ,angkutan lintas batas negara,angkutan kota dan pedesaan.
2. Terletak di ibukota provinsi atau kabupaten 3. Terletak di jlan arteri
4. Jarak antara dua terminal penumang tipe A sekurang- kurangnya 20 Km di pulang jawa dan 30 km di pulau sumatera dan 50 km di pulau lainnya .
5. Mempunyai jalan akses masuk sekurang-kurangnya 100 meter di pulau jawa dan 50 meter di pulau lainnya.
6. Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 ha di pulau jawa dan sumatera dan 3 ha di pulau lainnya .
B. Terminal penumpang tipe B yaitu terminal dengan tingkat pelayanan dengan ciri-ciri sebagai berikut.:
1. Melayani kendaraan umum untuk angkutan :antar kota dalam provinsi , angkutan kota dan pedesaan .
2. Terletak di kotamadya atau kabupaten 3. Terletak di jalan arteri atau kolektor
II-8
4. Jarak antara dua terminal penumpang tipe B sekurang-kurangnya 15 km di pulau jawa , 30 km di pulau lainnya .
5. Mempunyai jalan akases yang masuk atau keluar ke dan dari terminal, sekurang-kurangnya berjarak 50 meter di pulau jawa dan 30 meter di pulau lainnya .
6. Luas lahan sekurang-kurangnya 3 ha di pulau jawa dan sumatera dan 2 ha di pulau lainnya.
C. Terminal penumpang tipe C yaitu terminal dengan tingkat pelayanannya yang ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan 2. Terletak di wilayah kabupaten
3. Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi III A.
4. Tersedia lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan
5. Mempunyai jalan akses masuk atau keluar terminal, sesuai kebutuhan untuk kelancaran lalu-lintas di sekitar terminal.
3. Terminal berdasarkan peranannya, yaitu:
1. Terminal primer adalah terminal untuk pelayanan arus barang dan penumpang(jasa angkutan) yang mencakup kawasan regional.
2. Terminal sekunder adalah terminal untuk pelayanan penumpang dan barang (jasa angkutan) yang bersifat lokal atau melengkapi kegiatan terminal primer
II-9
4. Klasifikasi Terminal Berdasarkan Fungsinya yaitu:
1. Terminal utama adalah tempat terputusnya arus barang dan penumpang(jasa angkutan) dengan ciri sebagai berikut :
a. Berfungsi sebagai alat pengatur angkutan yang bersifat melayani arus angkutan barang dan penumpang dalam jarak jauh dan volume tinggi.
b. Bongkar muat lebih besar atau sama dengan 8 ton/unit angkutan atau 40 penumpang/unit angkutan.
2. Terminal Madya adalah tempat terputusnya arus barangdan penumpang (jasa angkutan) dengan ciri sebagai berikut :
a. Berfungsi sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat melayani arus angkutan barang dan penumpang dalam jarak dan volume sedang.
b. Bongkar muatlebih besar atau sama dengan 5 ton/unit angkutan atau 20 penumpang /unit angkutan.
3. Terminal cabang adalah tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa angkutan) dengan ciri sebagai berikut:
a. Sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat melayani arusangkutan barang dan penumpang dalam jarak pendek dan volume kecil.
b. Bongkar muat lebih kecil atau sama dengan 2,5 ton/unit angkutan atau 10 penumpang/unit angkutan.
II-10
4.Terminal dibedakan berdasarkan jenis angkutan yang digunakan yaitu:
1.Terminal Penumpang adalah terminal untuk menaikkan dan atau menurunkan penumpang.
2.Terminal Barang/Cargo adalah terminal untuk perpindahan (bongkar muat) barang dari moda transport yang satu ke modatransportasi yang lainnya.
3.Terminal Khusus adalah terminal yang dipengaruhi oleh sifat- sifat barang yang diangkut.
4.Terminal Truk adalah terminal yang sesuai dengan kebutuhannya, dinyatakan dengan jumlah truk yang dapat diparkir atau menunggu dalam satuan waktu.
5. Klasifikasi Terminal Berdasarkan Tingkat Pelayanan
Berdasarkan tingkat pelayanannya, terminal penumpang yang dinyatakan dalam jumlah arus minimum kendaraan per satuan waktu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.Terminal Utama: 50 –100 kendaraan/jam
2.Terminal Madya: 25 –50 kendaraan/jam
3.Terminal Cabang <25 kendaraan/jam
6. Berdasarkan kebutuhan ruang, terminal penumpang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
II-11
1. Terminal Utama : 5 ha untuk di Pulau Jawa dan Sumatra, dan 3 ha untuk di Pulau lainnya.
2. Terminal Madya : 3 ha untuk di Pulau Jawa dan Sumatra, dan 2 ha untuk di Pulau lainnya.
3. Terminal Cabang : tergantung kebutuhan.
2.3 Bagian-Bagian Terminal
Daerah yang dapat di jadikan sebagai daerah terminal yaitu:
1. Daerah milik terminal
Yaitu suatu daerah yang di peruntukkan bagi kegiatan di terminal dan diberi pembatas dengan tujuan menunjukkan wilayah hukum terminal.
2. Daerah manfaat terminal
Yaitu merupakan suatu daerah yang di peruntukkan kegiatan utama di terminal yaitu tempat menurunkan dan menaikkan penumpang serta tempat parkir kendaraan dan aman dari gangguan. Daerah manfaat terminal terdiri dari emplasemen yaitu lahan yang di beri konstruksi perkerasan dengan penggunaannya hanya untuk kegiatan bongkar muat barang maupun penumpang dan tempat parkir kendaraan.
3. Daerah pengawasan terminal
Yaitu suatu areal di luar milik terminal, lahannya secara status tidak memiliki oleh terminal, akan tetapi penggunaan dan peruntukannya
II-12
diawasi agar tidak mengangggu terminal dan sistem lalu lintas secara keseluruhan.
2.3.1 Pengertian Fasilitas Terminal
Fasilitas terminal adalah merupakan sarana yang terpenting di terminal yang tidak dapat di pisahkan dari terminal.
2.3.2Fasilitas Utama Terminal
Fasilitas utama adalah suatu pelataran atau bangunan yang harus dimiliki dalam terminal penumpang, yaitu :
a. Jalur pemberangkatan kendaraan umum.
b. Jalur kedatangan kendaraan umum.
c. Tempat tunggu kendaraan umum.
d. Tempat istirahat sementara kendaraan umum.
e. Bangunan kantor terminal.
f. Tempat tunggu penumpang dan atau pengantar.
g. Menara pengawas.
h. Loket penjualan karcis.
i. Rambu-rambu dan papan informasi, yang memuat petunjuk jurusan, tarif
j. Jadwal perjalanan.
k. Pelataran parkir dan kendaraan pengantar dan taxi
II-13 2.3.3Fasilitas Penunjang Terminal
Fasilitas penunjang berfungsi sebagai fasilitas pelengkap dalam pengoperasian terminal terdiri dari:
a. Kamar kecil/toilet b. Mushola
c. Kios/kantin
d. Ruang pengobatan
e. Ruang informasi dan pengaduan f. Telepon umum
g. Tempat penitipan barang h. Taman
2.4 Sistem Perparkiran
Dalam upaya memenuhi kebutuhan penyediaan ruang parkir , perlu diperhatikan jenis kegiatan , fungsi pelayanan , lokasi dan bentuk ukuran lahan yang tersedia. Setelah itu diperhitungkan ruang parkir dan ruang gerak dengan memperhatikan penyediaan fasiitas parkir yang sesuai dengan lokasi lingkungan .
Penyediaaan fasilitas parkir dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Parkir di atas jalan/pinggir jalan .
Parkir pinggir jalan ,penyediaan terbatas dan terbagi atas : a. Tempat parkir yang bebas tidak terbatas dan terbagi atas.
b. Tempat parkir yang terbatas lamanya parkir di batasi.
II-14 2. Parkir di luar jalan
Parkir di luar jalan , ada dua macam yaitu:
1. Pelataran/taman parkir dan lingkungan parkir 2. Gedung parkir
Posisi dan pengaturan parkir dapat di lakukan dengan dua cara,yaitu:
1. Parkir sejajar atau pararel
Posisi parkir sejajar merupakan pola yang umum di terapkan pada parkir jalan, karena memakai sebagian kecil lebar badan jalan , yang berarti kurang pengaruhnya pada arus lalu lintas . Tetapi jumlah kendaraan yang dapat di tampung lebih sedikit dari pada posisi parkir menyudut.
2. Parkir menyudut (30, 45, 60 dan 90)
Keuntungan dari pada parkir menyudut adalah bahwa posisi parkir dapat di sesuaikan dengan kondisi tempat/lahan yang tersedia dan jumlah kendaraan yang di tampung akan lebih banyak, sejalan dengan terjadinya ruang bebas yang cukup untuk manuver kendaraan (ruang gerak), yaitu 1-1.5 dari panjang kendaraan.
Untuk optimalisasi fungsi dari suatu terminal,juga perlu diperhatikan bentuk pelataran parkir kendaraan , yaitu:
1. Tipe paralel
- Pemarkiran bus menerus / mudah tidak ada belokan
II-15
- Jarak antara dua kendaraan harus di perhitungkan kendaraan yang datang kemudian biasanya tidak bisa keluar sebelum kendaraan yang pertama parkir di depannya keluar.
- Membutuhkan ruang relatif besar dan memanjang
-Untuk terminal yang besar di butuhkan beberapa jalur yang berderet.
300 Peron
Ruang tunggu Gambar 2.1 parkir tipe paralel
2. Tipe tegak
- Pemarkiran bus tidak mudah
-Jarak antara kedua kendaraan harus diperhitungkan -Kemungkinan buka pintu samping
-Bukaan pintu samping ini menghalangi aliran penumpang -Membutuhkan ruang yang relatif kecil.
II-16 300 Peron
Gambar 2.2 parkir tipe tegak 3. Tipe gergaji / lurus
- Pemarkiran kendaraan lebih mudah , lebih efisien - Ruang yang di butuhkan tidak terlalu banyak
- Penumpang yang baik naik berpisah dengan penumpang yang turun.
-Bila kapasitas penumpang parkir sudah tidak mencukupi,sistem diubah dalam besaran sudutnya .
Gambar 2.3 parkir tipe gargaji/lurus 4. Tipe gergaji lingkar
-Ruang relatif kecil dengan kapasitas muat yang besar
II-17
-Paling efisien dari segi pemarkiran karena kendaraan yang masuk dengan suatu beban.
Gambar 2.4 parkir tipe gergaji lingkar 2.5 Satuan Ruang Parkir
2.5.1. Dasar Pertimbangan Satuan Ruang Parkir (SRP)
Sebagaimana telah di uraikan di atas bahwa satuan ruang parkir (SRP) digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang parkir tetapi untuk menentukan satuan ruang parkir tidak terlepas dari pertimbangan- pertimbangan seperti halnya satuan-satuan lain.
Demikian juga halnya untuk menentukan satuan ruang parkir (SRP) didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan hal sebagai berikut ini:
II-18
Gambar 2.5 dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang 2.5.2. Ruang Bebas Kendaraan Parkir
Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arahlateral dan longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu kendaraan dibuka, yang di ukur dari ujung paling luar pintu kebadan kendaraan parkir yang ada di sampingnya.
Ruang bebas ini diberikan agar tidak terjadi benturan antara pintu kendaraan dan kendaraan yang parkir di sampingnya pada saat penumpag turun dari kendaraan yang parkir disampingnya pada saat penumpang turun dari kendaraan. Ruang bebas arah memanjang diberikan di depan kendaraan untuk menghindari benturan dengan dinding atau kendaraan yang leawat jalur gang ( aisle). Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5cm dan jarak arah longitudinal sebesar 30 cm.
II-19 2.5.3. Lebar Bukaan Pintu Kendaraan
Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir.
Sebagai contoh, lebar bukaan pintu kendaraan pengunjung pusat kegiatan pembelanjaan. Dalam hal ini, karakteristik pengguna kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir dipilih menjadi tiga seperti yang ditunjukan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Lebar bukaan pintu kendaran
Jenis Bukaan Pintu
Penggunaan dan peruntukan
fasilitas parkir Gol.
Pintu depan/belakang terbuka tahap awal 55 cm
- Karyawan/pekerja kantor
- Tamu/pengunjung pusat kegiatan perkantoran, perdangangan, pemerintahan,universitas.
I
Pintu depan belakang terbuka penuh 75cm
- Pengunjung tempat olah raga, pusat hiburan, hotel, pusat perdagangan, rumah sakit, bioskop.
II
Pintu depan terbuka penuh dan ditambah pergerakan kursi roda.
- Orang cacat
III
II-20 2.5.4. Penentuan Satuan Ruang Parkir
Penentuan satuan ruang parkir (SRP) dibagi atas tiga jenis kendaraan dan berdasarkan penentuan SRP untuk mobil penumpang diklasifikasikan menjadi tiga golongan, seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.2 penentuan satuan ruang parkir
Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (M²) 1. - Mobil penumpang untuk gol. I
- Mobil penumpang untuk gol.II - Mobil penumpang untuk gol.III
2,30 × 5,00 2,50 × 5,00 3,00 × 5,00
2. Bus/truk 3,40× 12,50
3. Sepeda motor 0,75 × 2,00
Seperti yang diuraikan pada tabel diatas,yakni menunjukkan satuan ruang parkir untuk masing-masing jenis kendaraan.
Satuan ruang parkir yang telah dilakukan secara matematis terhadap masing-masing jenis kendaraan dapat dilihat pada uraian sebagai berikut ini:
2.5.5. Satuan ruang parkir (SRP) untuk mobil penumpang
Satuan ruang parkir (SRP) untuk mobil penumpang ditunjkan dalam gambar berikut:
II-21
Gambar 2.6 satuan ruang parkir untuk mobil penumpang dalam (CM) Gol. I B = 170 a1 = 10 Bp = 230 = B + O + R O = 55 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2 R = 5 a2 = 20
Gol. II B = 170 a1 = 10 Bp = 250 = B + O + R O = 75 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2 R = 5 a2 = 20
Gol.III B = 170 a1 = 10 Bp = 300 = B + O + R O = 80 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2 R = 50 a2 = 20
2.5.6 Satuan Ruang Parkir untuk Bus/Truk
Satuan ruang parkir ( SRP) untuk mobil bus atau truk, besarnya dipengaruhi oleh besarnya kendaraan yang akan diparkir, apakah ukuran kecil, sedang atau besar. Konsep yang dijadikan acuan untuk menggunakan dalam gambar berikut :
II-22
Gambar 2.7 Satuan ruang parkir (SRP) untuk bus/truk (dalam satuan cm)
Bus/truk kecil B = 170 a1 = 10 Bp = 300 = B + O +R O = 80 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2 R = 50 a2 = 20
Bus / truk sedang B = 200 a1 = 20 Bp = 320 = B + O + R O = 80 L = 800 Lp = 500 = L + a1 + a2 R = 40 a2 = 20
Bus/truk besar B = 250 a1 = 30 Bp = 380 = B + O + R O = 80 L = 800 Lp =1250 = L + a1 + a2 R = 50 a2 = 20
II-23 2.5.7.Satuan Parkir Sepeda Motor
Gambar 2.8 Satuan ruang parkir (SRP) untuk sepeda motor (dalam cm)
2.6.Bagan Alir Proses di Terminal
Merupakan suatu cara penting dalam menerangkan dan mengartikan akan terminal adalah melalui pemakaian bagan alir proses. Kegiatan- kegiatan yang di lakukan penumpang ,kendaraan atau satuan lalu lintas pada saat proses melalui fasilitas terminal dapat diperlitkan pada bagan alir tersebut .
Pembagian-pembagian kegiatan di terminal untuk membuat suatu bagan alir proses tidak dapat diatur oleh aturan tertentu. Kenyataanya , bagan yang paling sederhana hanya menunjukkan terminal sebagai satu- satunya pusat kegiatan,seperti pada gambar di bawah , pada gambar tersebut terminal di tampilkan sebagai suatu kontak , arus penumpang yang masuk dan keluar terlihat pada gambar tersebut.
II-24
Waktu yang di butuhkan untuk memproses penumpang di terminal adalah perbedaan waktu kedatangan dan waktu pemberangkatan . Begitu pula kendaraan waktu yang di butuhkan untuk proses di terminal adalah perbedaan waktu kedatangan dan waktu keberangkatan yang cukup panjang apabila kendaraan-kendaraan tadi memerlukan reparasi atau perawatan. Oleh sebab itu secara konsep paling tidak kita harus menggunakan refrensi terminal tersebut untuk menganalisa karakteristik- karakteristik operasional.
Masukan kendaraan Alat proses Keluaran Masukan barang penumpang
Gambar 2.9 proses di terminal
Tambahan-tambahan terinci yang disertakan dari proses , maka perlu kita menggunakan simbol atau jenis kegiatan yang berbeda untuk mendapatkan hal ini, maka suatu kumpulan standar telah di buat telah dibuat untuk menggambarkan berbagai komponen terminal . Walaupun simbol-simbol ini akan sangat membantu hingga bagan harus dapat di baca lebih mudah. Seperti halnya simbol standar akan membantu pengertian kita akan gambar-gambar teknik. Simbol-simbol standar seperti terlihat pada gambar .
Memperlihatkan : 1.Sumber lalu-lintas
2.Tempat pelayanan (dapat di pakai untuk antrian dan menunggu) Terminal
II-25 3. Antrian atau tempat tunggu 4.Penentuan rute
5. Keluar sistem
6. Simbol alternatif . Dipakai untuk sumber atau keluar sistem .
Panahan-panahan yang menghubungkan unsur-unsur tadi menunjukkan arah gerakan lalu-lintas . Jenis-jenis lalu lintas yang berlainan,dapat di bedakan dengan jenis garis dan panah yang berlainan akan di gunakan. Dari defenisi simbol-simbol standar ini terlihat bahwa dapat digunakan untuk menganalisis saluran jenis teknologi transportasi , untuk setiap konstruksi yang tersedia .
- Sumber lalu-lintas
- Tempat pelayanan
(dapat di pakai untuk antrian dan menunggu )
- Penentuan rute
- Simbol alternatif di pakai untuk sumber atau keluaran dari sistem
Gambar terminal yang lebih terperinci akan menghasilkan suatu bagan proses seperti terlihat pada gambar petunjuk. Gambar ini memeperlihatkan terminal angkutan penumpang antar kota yang konvensional , termasuk proses kendaraan ,penumpang dan bagasi .
II-26
Dalam mengangkut penumpang yang yang tiba pada suatu kendraan dalam kota melalui berbagai saran untuk kegiatan “lapor masuk”(chekin), memasuki kendaraaan yang akan keluar dari terminal dan akhirnya sampai keberangkatan kendaraan . Karena kendaraan yang sama juga akan mungkin tiba bersama dengan penumpang , kedatangan kendaraan yang juga mungkin diperlihatkan ,dimana penumpang keluar dari kendaran melalui jalan masuk kendaraan dalam kota atau pindah kendaraan yang mengadakan perjalanan antar kota lainnya .
Bagan alir proses juga disamping berguna untuk menerangkan karakteristik-karakteristik terminal , juga merupakan alat yang sangat membantu dalam mengevaluasi alternatif-alternatif desain dan rancangan operasional. Desain-desain yang berbeda dapat di tampilkan melalui bagan arus , dan keuntungan serta kerugiannya dapatdi identifikasi . Bagan alir proses yang terinci untuk suatu terminal penumpang umum.
II-27 P
Penumpang Bagasi
Gambar 2.10 (Bagan alir proses untuk terminal penumpang umum) Kebutuhan
penumpang yang akan berangkat
Kedatangan kendaraan dalam
kota.
Proses penumpang yang akan berangkat
Peralihan penumpang ke kendaraan dalam
kota
Pengurusan bagasi penumpang
berangkat
Proses untuk kendaraan antar
kota Kendaraan dan
penumpang meninggalkan
sistem
Kedatangan kendaraan dalam kota
Pengurusan bagasi penumpang yang
datang Peralihan
penumpang ke terminal
Proses penumpang yang
datang Peralihan
penumpang ke terminal
Keberangkatan kendaraan dalam
kota
Penumpang yang datang meninggalkan
sistem
II-28 2.7.Penumpang Angkutan Umum
Penumpang angkutan umum adalah penumpang yang ikut dalam perjalanan dalam suatu wahana dengan membayar, wahana yang dimaksud bisa berupa taksi,bus,kereta api,kapal laut,ataupun pesawat terbang tetapi tidak termasuk awak mengoperasikan dan melayani wahana tersebut. Penumpang adalah setiap orang yang diangkut ataupun yang harus diangkut di dalam alat pengangkutan,atas dasarpersetujuan dari perusahaan ataupun badan yang menyelenggarakan angkutan tersebut.
Penumpang adalah pihak yang berhak mendapatkan pelayanan jasa angkutan dan berkewajiban untuk membayar tarif angkutan sesuai yang ditetapkan.
Ada beberapa ciri penumpang :
a. Orang yang berstatus pihak dalam perjanjian pengangkutan,
b. Membayar biaya angkutan
c. Pemegang dokumen angkutan.
Dalam Pasal 1 Ayat 25 UU No.22 Tahun 2009 yang dimaksud penumpang adalah orang yang berada di kendaraan selain pengemudi dan awak kendaraan dengan mengikatkan diri setelah membayar uang atau tiket angkutan umum sebagai kontraprestasi dalam perjanjian pengangkutan. Dapat di maknai seseorang (individu) dan atau satu
II-29
kelompok yang menggunakan alat transportasiumum untuk suatu perjalanan tertentu yangdidasari atas suatu perjanjian sebelumnya,dimana pihak pengangkut berkewajiban untuk mengangkut penumpang tersebut dari suatu tempat ke tempat tujuan dengan selamat,sedangkan penumpang berkewajiban untuk membayar sejumlah uang sebagai imbalan atas jasa pengangkutan tersebut.
2.8. Angkutan Umum.
Angkutan adalah sarana untuk memindahkan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain.Tujuannya membantu orang atau kelompok orang menjangkau berbagai tempat yang dikehendaki, atau mengirimkan barang dari tempat asalnya ketempat tujuannya.Prosesnya dapat dilakukan menggunakan sarana angkutan berupakendaraan atau tanpa kendaraan.
Angkutan Umum adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota (bus, minibus, kereta api, angkutan air dan angkutan udara (Warpani,1990).Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.41Tahun 1993 tentang angkutan jalan dijelaskan angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Sedangkan kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.Pengangkutan orang
II-30
dengankendaraan umumdilakukan dengan menggunakan mobil bus atau mobil penumpang dilayani dengan trayek tetap atau teratur dan tidak dalam trayek.
Tujuan utama keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah dan nyaman. Keberadaan angkutan umum penumpang mengandung arti pengurangan volume lalulintas kendaraan pribadi, hal ini dimungkinkan karena angkutan umum penumpang bersifat angkutan massal sehingga biaya angkut dapat dibebankan kepada lebih banyak orang atau penumpang. Banyaknya penumpang menyebabkan biaya penumpang dapat ditekan serendah mungkin(Warpani,1990).
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No.35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang diJalan dengan Kendaraan Umum, ada beberapa criteria yang berkenaan dengan angkutan umum.
Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun tidak langsung. Trayek adalah lintasan kendaraan untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal.
II-31 2.8.1 Jenis Angkutan Umum
Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum terdiri dari:
1.Angkutan antar kota yang merupakan pemindahan orang dari suatu kota ke kota lain.
2.Angkutan kota yang merupakan pemindahan orang dari suatu kota ke kota lain.
3. Angkutan perdesaan yang merupakan pemindahan orang dalam dan atauantar wilayah perdesaan.
4. Angkutan lintas batas negara yang merupakan angkutan orang yangmelalui lintas batas negara lain.
2.8.2 Pelayanan Trayek Angkutan Umum
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:SK.687/AJ.206/DRJD/2002 dalam perencanaan jaringan trayek angkutan umum harus diperhatikan faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan adalah sebagai berikut:
1.Pola pergerakan penumpang angkutan umum
Rute angkutan umum yang baik adalah arah yang mengikuti pola pergerakan penumpang angkutan sehingga tercipta pergerakan yang lebih effesien. Trayek angkutan umum harus dirancang sesuai dengan polapergerakan penduduk yang terjadi,sehingga transfer moda yang
II-32
terjadi pada saat penumpang mengadakan perjalanan dengan angkutan umum dapat diminimumkan.
2.Kepadatan penduduk
Salah satu faktor yang menjadi prioritas angkutan umum adalah wilayah kepadatan penduduk yang tinggi,yang pada umumnya merupakan wilayah yang mempunyai potensi permintaan yang tinggi.Trayek angkutan umum yang ada diusahakan sedekat mungkin menjangkau wilayah itu.
3.Daerah pelayanan
Pelayanan angkutan umum,selain memperhatikan wilayah-wilayah potensial pelayanan, juga menjangkau semua wilayah perkotaan yang ada. Hal ini sesuai dengan konsep pemerataan pelayanan terhadap penyediaan fasilitas angkutan umum.
4.Karakteristik jaringan
Kondisi jaringan jalan akan menetukan pola pelayanan trayek angkutan umum. Karakteristik jaringan jalan meliputi konfigurasi, klasifikasi, fungsi, lebar jalan, dan tipe operasi jalur. Operasi angkutan umum sangat dipengaruhi oleh karakteristik jaringan jalan yang ada.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan, trayek pelayanan jasa angkutan umum dibagi lima kelompok, yaitu:
II-33 1. Trayek antar kota antar propinsi 2. Trayek antar kota dalam propinsi
3. Trayek kota, diklasifikasikan atas empat macam yaitu trayek langsung, trayek utama, trayek cabang, dan trayek ranting.
4. Trayek pedesaan,
5. Trayek lintas batas negara
2.8.3 Sistem Pelayanan Terminal Penumpang a. Angkutan bus jarak dekat
Untuk angkutan bus jarak dekat, sifat perjalannya tidak menentu, ada kemungkinan menaikkan dan menurunkan penumpang sepanjang jalur yang dilaluinya sehingga sistem tarif efektif di laksanakan berdasarkan jarak yang di tempuh. Dengan demikian penjualan karcis pula efektif di laksanakan di atas bus. Dengan sistem/cara tersebut di atas berarti unsur pelayanan terminal bus untuk angkutan jarak dekat tidak memerlukan pelayanan berupa bantuan dalam pemuatan bagasi ke atas bus.
b. Angkutan bus jarak jauh
Untuk angkutan bus ini panjang jalan yang di tempuh tetap dan sifat perjalanannya tidak kontinu(bukan perjalanan sehari-hari) sehingga pelayanan untuk jenis angkutan membutuhkan pelayanan, terutama terhadap penumpang dan bagasi.
II-34
Adapun alternatif sistem pelayanan adalah sebagai berikut:
1. Sistem sentral
Penumpang dan barang di layani dalam beberapa hal yaitu a. Karcis
b. Urusan bagasi
Pelayanan secara terpusat oleh satu badan yang mana dapat dikelola oleh unsur pemerintah atau organisasi yang di percayakan.
Keuntungan:
a. Ruang-ruang yang di perlukan relatif kecil
b. Bila ada penambahan/perkembangan pengusaha lebih mudah di tampung
c. Jalur urusan bagasi lebih jelas
Kerugian :
d. Identitas perusahaan tidak menonjol
e. Kemungkinan adanya kekacauan dalam melayani
f. Cara kerja/administrasi operasional perusahhan lebih sulit g. Perusahaan bus tidak dapat langsung melayani bus 2. Sistem unit :
Untuk setiap bus di sediakan ruang masing-masing dalam melayani penumpang dan bagasi dalam hal :
Adapun keuntungan dan kerugian dalam sistem ini adalah sebagai berikut
II-35 Keuntungan :
a. Identitas perusahaan jelas
b. Perusahaan dapat melayani penumpang dan bagsi sesuai kemampuan masing-masing perusahaan.
c. Cara kerja/administarasi dari perusahaan Kerugian :
a. Bila ada tambahan/perkembangan pengusaha bus sukar di tampung/di perhitungkan
b. Penumpang harus memiliki dan mencari perusahaan bus yang ditujunya untuk urusannya ruang yang di butuhkan luas.
2.9.Ukuran Kinerja Terminal
Adapun yang menjadi indikator/ukuran dalam kinerja terminal, tertuang dalam peraturan menteri perhubungan no.40 tahun 2015 tentang standar pelayanan penyelenggaraan terminal penumpang angkutan jalan.
Seperti yang tertuang dalam bab II , pasal 2 , ayat 1 , peraturan menteri perhubungan no.40 tahun 2015, yaitu standar pelayanan terminal penumpang merupakan pedoman bagi penyelenggara terminal angkutan jalan dalam memberikan pelayanan jasa kepada seluruh penguna terminal.
Standar pelayanan terminal penumpang di terminal penumpang angkutan jalan sebagaimana tercantum dalam peraturan menteri
II-36
perhubungan no.40 tahun 2015, wajib disediakan dan dilaksanakan oleh terminal penumpang angkutan jalan yang mencakup:
1. Pelayanan keselamatan 2. Pelayanan keamanan
3. Pelayanan kehandalan/keteraturan 4. Pelayanan kenyamanan
5. Pelayanan kemudahan/keterjangkauan 6. Pelayanan kesetaraan
1. Pelayanan keselamatan a. Lajur pejalan kaki
b. Fasilitas keselamatan jalan c. Jalur evakuasi
d. Alat pemadam kebakaran
e. Pos,fasilitas dan petugas kesehatan
f. Pos,fasilitas dan petugas pemeriksa kelayakan kendaraan umum.
g. Fasilitas perbaikan ringan kendaraan umum h. Informasi fasilitas keselamatan
i. Informasi fasilitas kesehatan
j. Informasi fasilitas pemeriksaan dan perbaikan ringan kendaraan bermotor
2. Pelayanan keamanan a. Fasilitas keamanan
II-37
b. Media pengaduan gangguan keamanan c. Petugas keamanan
3. Pelayanan kehandalan/keteraturan
a. Jadwal kedatangan dan keberangkatan kendaraan serta besaran tarif kendaraan bermotor umum beserta realisasi jadwal secara tertulis
b. Jadwal kendaraan umum dalam trayek lanjuan dan kendaraan umum tidak dalam trayek lanjutan beserta realisasi jadwal secara tertulis
c. Loket penjualan tiket
d. Kantor penyelenggara terminal, ruang kendali,dan manajemen sistem operasi terminal
e. Petugas operasional terminal 4. Pelayanan kenyamanan
a. Ruang tunggu b. Toilet
c. Fasilitas peribadatan/mushola d. Ruang terbuka hijau
e. Rumah makan
f. Fasilitas dan petugas kebersihan g. Tempat istirahat awak kendaraan h. Area meerokok ( smoking area) i. Drainase
II-38
j. Area yang tersedia jaringan internet (hotspotarea) k. Ruang baca(reading corner)
l. Lampu penerangan ruangan
5. Pelayanan kemudahan/keterjangkauan a. Letak jalur pemberangkatan
b. Letak jalur kedatangan c. Informasi pelayan
d. Informasi angkutan lanjutan
e. Informasi gangguan perjalanan kendaraan angkutan umum f. Tempat penitipan barang
g. Fasilitas pengisian baterai ( charging corner) h. Tempat naik dan turun penumpang
i. Tempat parkir kendaraan umum dan kendaraan pribadi 6. Pelayanan kesetaraan
a. Fasilitas penyandang cacat(difable) b. Ruang ibu menyusui
III-1 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan pada Terminal Dangerakko Kota Palopo.
Kota Palopo merupakan daerah pengembangan bagian utara Sulawesi Selatan, secara geografis kota palopo terletak antara 2˚53’15” - 3˚04’08”
lintang selatan dan 120˚03’10” - 120˚14’34” bujur timur.
Terminal Dangerakko Kota Palopo pada sebelah utara berbatasan dengan jalan Durian, sebelah barat berbatasan dengan jalan Mangga, sebelah selatan berbatasan dengan jalan Kelapa dan sebelah timur berbatasan dengan jalan Rambutan.
Penelitian ini dilaksankan mulai bulan oktober 2017 sampai dengan selesai ,
3.2 Metode Penelitian
Penelitian tugas akhir ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan studi kasus, dimana metode yang digunakan bersifat deskritif yang merupakan analisa fenomena atau kejadian yang bertujuan untuk mengevaluasi kondisi pada periode tertentu sebagai dasar perencanaan untuk masa mendatang berdasarkan data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuannya berdasarkan analisa secara
III-2
teoritis dan empiris yang kemudian ditarik kesimpulan dari hasil analisa yang telah dilakukan
3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sabar (2007), Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sugionopengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obek/subjek penelitian yang mempunyai kualitas dan kuantitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011) . Jadi populasi dalam penelitian ini adalah semua objek/subjek yang terkait dengan kinerja operasional dan fasilitas yang ada di Terminal Dangerakko Kota Palopo.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari subjek dalam populasi yang di teliti, yang sudah tentu secara representatif dapat mewakili populasinya. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 35 orang responden penumpang atau pengguna jasa Terminal Dangerakko Kota Palopo dan para operator kendaraan umum (bus), jumlah sampel tersebut dianggap cukup karena pendapat dari roscoe ( dalam sekaran, 2006) memeberikan pedoman penentuan besarnya sampel penelitian, yaitu lebih besar dari 30 dan lebih kecil dari 500 telah mencukupi untuk semua
III-3
penelitian. Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling.
3.4. Tahapan Penelitian
Tahapan – tahapan yang di lalaui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap I
Pada tahap ini dilakukan identifasi masalah dan studi pustaka / literatur , pada tahap ini disebut juga dengan tahap persiapan.
Pada tahapan ini peneliti menemukan 6 variabel yang dirumuskan menjadi 12 pertanyaan terkait kinerja operasional terminal
2. Tahap II
Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi terkait dengan data- data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dan melakukan desain kuisioner yang terdiri dari 6 faktor terkait kinerja terminal. Adapun responden pada penelitian ini melibatkan 3 unsur terkait kinerja terminal itu sendiri , yaitu pemerintah sebagai pengelola dalam hal ini Dinas Perhubungan Kota Palopo , penumpang Terminal Dangerakko Kota Palopo sebagai pengguna jasa dan operator angkutan umum sebagai penyedia jasa angkutan umum. Masing- masing kuisioner disebarkan ke 50 responden setiap unsurnya.
III-4 3. Tahap IV
Pada tahap ini dilakukan analisis data survey lapangan dan data kuisioner yang menggunakan analisa perangkingan, dengan program komputer Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 24.
4. Tahap V
Pada tahap ini data yang telah dianalisis selanjutnya dibuat menjadi suatu kesimpulan. Tahap ini juga disebut dengan tahap pengambilan keputusan.
3.5 Cara Pengumpulan Data .
Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah :
1. Library research atau penelitian kepustakaan, sebagai salah satu cara untuk menjaga kesempurnaan tentang defenisi-defenisi terkait dengan objek penelitian, baik dilaksanakan diperpustakaan ataupun di tempat lain seperi lewat internet dengan penggunaan teknik kutipan langsung ataupun tidak.
2. Field research (penelitian lapangan), penulis dalam mengumpulkan data , langsung menuju lokasi objek penelitian. Dalam hal ini peneliti langsung melakukan survey pada lokasi objek penelitian.
3. Angket / kuisioner,pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan atau peryataan kepada responden (pihak- pihak yang terkait ).
III-5 3.6 Metode Analisis Data
Dilihat dari skala pengukuran, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berskala ordinal (data ordinal). Data ordinal memiliki skala yang menunjukanperbedaan tingkatan subyek secara kuantitatif, seperti data yang dinyatakan dalam bentuk peringkat atau ranking. MenurutFurqon(1997) data ordinal dapat menyatakan bahwa subyek atau kelompok yang menduduki peringkat lain di bawahnya. Data ordinal banyak digunakandalam penelitian sosial terutama untukmengukur kepentingan, sikap atau persepsi. Dalam penelitian ini, data ordinal digunakan untuk mengukur kinerja terminal , menurut persepsi responden .
Tujuan analisis adalah menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasi, dalam proses ini sering kali digunakan statistik karena memang salah satu fungsi statistik adalah menyederhanakan data.
Adapun metode analisis yang akan digunakan antara lain : 1.Menentukan skor terhadap pertanyaan kuesioner
Setelah pertanyaan-pertanyaan ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan skor untuk pertanyaan-pertayaan tersebut. Dalam penelitian ini skalapengukuran data memiliki skala ordinal yang menunjukkan perbedaan tingkatan subyek secara kuantitatif, seperti data yang dinyatakan dalam bentuk peringkat atauranking. Persepsi responden dapat diurut menjadi : ya dan tidak . Kemudian data kualiitatif
III-6
ɑiXi Mean = I = ∑⁴
i₌₁ N
tersebut dirubah menjadi data kuantitatif sebagai berikut : Ketidak tersediaan / ketidak terpenuhan terkait kinerja terminal diberi nilai 0;
sedangkan untuk jawaban tersedian atau sudah terpenuhi terkaitkinerja terminal di beri niali 1;
2.Menentukan ranking pada jawaban responden
Untuk menentukan ranking atau peringkat dari faktor- faktor terkait kinerja terminal, secara umum pada jawaban responden dianalisis dengan indeks kepentingan berdasarkan nilai rata - rata persepsi responden dengan menggunakan rumus berikut ini :
Dengan :
I = Indeks Kepentingan
X= frekuensi respon dari setiap persepsi N = Banyak data
Dari hasil indeks kepentingan ini akan dihasilkan peringkat dari masing-masing pertanyaan yang berpengaruh terhadap kinerja terminal, Setelah diketahui urutan atau peringkat dari keduabelas pertanyaan tersebut maka dikelompokkan lagi kedalam 6 variabel utama dan kemudian ditentukan peringkat atau ranking dengan menggunakan rumus yang sama yaitu terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.