• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Akhir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tugas Akhir "

Copied!
162
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

LatarBelakang

Bendungan Meninting yang terletak di Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Gunung Sari dan Desa Gegerung, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, merupakan salah satu bendungan terbesar di Pulau Lombok. Konsep dasar pembangunan Bendungan Meninting didasarkan pada tidak meratanya ketersediaan air di Pulau Lombok. Evaluasi ketersediaan air Bendungan Meninting dilakukan dengan metode FJ Mock yang nantinya akan dikalibrasi dengan data AWLR pada bagian berpengaruh 1.

Rumusan Masalah

BatasanMasalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

DASAR TEORI

Tinjauan Pustaka

Pertama, variasi rata-rata debit bulanan di Danau Beratani selama 5 tahun terendah terjadi pada bulan September sebesar 3,18 x 106 m³ dan variasi rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 269,63 x 106 m³. Kedua, variasi keluaran Danau Beratani, rata-rata bulanan terendah selama 5 tahun pada bulan November sebesar 27,3 x 106 m³ dan rata-rata bulanan tertinggi pada bulan Maret sebesar 27,3 x 106 m³. Berdasarkan analisis perubahan debit air selama 5 tahun, rata-rata neraca air bulanan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Desember sebesar 312,22 x 106 m³ (positif), sedangkan terendah pada bulan Agustus sebesar -24,14 x 106 m³ (negatif).

Bendungan

  • Pembagian Tipe Bendungan Berdasar Ukurannya
  • Bendungan Urugan Batu

Bendungan tanggul batu merupakan bendungan tanggul yang menggunakan batuan sebagai penahan tekanan dan dilengkapi dengan lapisan kedap air untuk mencegah rembesan. Pada bendungan pengisi batuan terdapat bendungan yang dikategorikan atau bendungan multi lapis, dan salah satu jenisnya adalah bendungan pengisi batuan berlapis banyak dengan lapisan kedap lurus (bendungan pengisi batuan inti vertikal, bendungan pengisi batuan inti vertikal kedap air) atau yang biasa disebut sirip pengisi batu berinti lurus. Keunggulan bendungan urugan batu berlapis banyak dengan lapisan kedap air lurus (bendungan inti vertikal, bendungan urugan batuan inti vertikal kedap air) adalah lebih tahan terhadap risiko rembesan yang sering terjadi pada pertemuan antara lapisan kedap air dan pondasi. .

Daerah Aliran Sungai (DAS)

Kerugiannya adalah pada daerah yang sering hujan waktu pelaksanaannya lebih lambat karena pemadatan lapisan kedap air sering terganggu yaitu kadar air melebihi batas optimal (Soedibyo. Menurut SNI, Perhitungan Debit Sungai Arus Utama Menggunakan Debit Kurva Durasi DAS ( Daerah Aliran Sungai) merupakan suatu wilayah yang menyatu dengan sungai-sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menampung, menyimpan dan menyalurkan air hujan ke danau atau laut secara alami, dimana batas daratan merupakan garis pemisah topografi. dan batas laut sampai dengan daerah genangan air yang dipengaruhi oleh aktivitas darat ΔS = Perubahan keseluruhan volume tampungan air, baik permukaan maupun bawah permukaan, di seluruh DPS.

Gambar 2.2 Model DAS
Gambar 2.2 Model DAS

Siklus Hidrologi

  • Presipitasi
  • Kondensasi (pengembunan)
  • Evaporasi (penguapan)
  • Perkolasi

Sebagian curah hujan dan salju cair yang berpindah ke lapisan bawah tanah mengalir secara infiltrasi atau perkolasi melalui retakan dan pori-pori pada tanah dan batuan hingga mencapai permukaan air tanah (water table), yang kemudian menjadi air bawah tanah. Air bergerak ke dalam tanah dan tanah tergeser melalui retakan, pori-pori tanah dan batuan menuju permukaan air tanah. Air yang merupakan bagian dari tanah dan berada di dalam pori-pori tanah disebut air tanah.

Gambar 2.3 Skema Siklus Hidrologi
Gambar 2.3 Skema Siklus Hidrologi

Iklim dan Meteorologi

  • Radiasi Matahari
  • Suhu
  • Kelembapan Udara
  • Angin

Apabila kadar air tanah/kelembaban tanah terlampaui, maka kelebihan air tersebut akan mengalir (mengalir secara vertikal) ke dalam airtanah. Pada situasi dan kondisi tertentu, air limpasan akan mencapai danau, sungai dan laut hingga menjadi reservoir depresi (endapan air yang disebabkan oleh kolam), kanal dan sebagainya mencari tempat yang rendah. Berdasarkan sistem aliran ini, variabel dapat dikategorikan mana yang berperan sebagai masukan dan mana yang berperan sebagai keluaran.

Tabel 2.1 Suhu Rata-Rata Bulanan Beberapa Kota di Indonesia
Tabel 2.1 Suhu Rata-Rata Bulanan Beberapa Kota di Indonesia

Analisis Hidrologi

  • Pengumpulan Data dan Pengisian Data Kosong
  • Pengecekan Kualitas Data Hujan
  • Curah Hujan Areal
  • Evapotranspirasi

Menjelaskan bahwa untuk menghitung curah hujan regional diperlukan data curah hujan dari stasiun yang ditinjau, data koordinat stasiun hujan, atau peta stasiun hujan. Poligon dibuat dengan menghubungkan garis berat diagonal terpendek dari stasiun hujan yang digunakan. Cara ini dapat digunakan jika minimal terdapat 3 stasiun hujan yang dipertimbangkan dan diketahui koordinat stasiun hujan tersebut.

Gambar 2.4Rerata Aljabar
Gambar 2.4Rerata Aljabar

Keseimbangan Air

  • Ketersediaan Air
  • Kebutuhan Air

Kebutuhan air adalah jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga, industri, perkotaan dan keperluan lainnya (Moegijantoro, 1995). Kebutuhan air rumah tangga dan kota sering disebut dengan air baku. Standar kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan di rumah-rumah pribadi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tabel 2.3 Koefisien Tanaman Berdasarkan FAO  Bulan
Tabel 2.3 Koefisien Tanaman Berdasarkan FAO Bulan

METODE PENELITIAN

  • Lokasi Penelitian
  • Pengumpulan Data
    • Data Curah Hujan
    • Data Debit Aliran Sungai
    • Data Iklim
    • Data Luas Irigasi dan Luas DAS
    • Data Jumlah Penduduk
  • Prosedur Pengolahan Data
  • Flow Chart Penelitian

Volume kesalahan debit maksimum dan minimum dihitung dengan cara yang sama seperti total volume tahunan, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.16. Nilai debit aliran rendah dihitung dengan menghitung data rata-rata curah hujan Gunung Sari dan Sesaot (Tabel 4.9a dan Tabel 4.9b). Data kurva kapasitas waduk diperoleh dari laporan kerja analisis neraca air Bendungan Meninting dan dapat dilihat pada Tabel 4.31.

Di bawah ini adalah contoh perhitungan tahun 1994 pada baris pertama. Baris selanjutnya ditunjukkan pada Tabel 4.32a dan Tabel 4.32b.

Gambar 3.2 Letak Stasiun Pengukuran yang Ditinjau  (Sumber : Balai Wilayah Sungai NT1)
Gambar 3.2 Letak Stasiun Pengukuran yang Ditinjau (Sumber : Balai Wilayah Sungai NT1)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Data Curah Hujan

  • Ketersediaan Data
  • Hujan Kawasan
  • Analisa Statistik

Data curah hujan yang dikumpulkan dipilih berdasarkan pertimbangan seperti kedekatan lokasi dan kesamaan karakteristik DAS pada stasiun curah hujan dengan lokasi dan karakteristik DAS pada bendungan, serta pertimbangan kelengkapan data dan kecukupan panjang data. Data stasiun yang dipilih untuk analisis inflow di Bendungan Meninting adalah data curah hujan dari stasiun Gunung Sari dan Sesaot. Berdasarkan ketersediaan stasiun hidrologi, terdapat dua stasiun hujan. Dengan menggunakan poligon Thiesen, kedua stasiun dihubungkan dan garis yang menghubungkan kedua stasiun dibagi menjadi dua ukuran yang sama.

Setelah membagi luas stasiun hujan dengan metode poligon Thiesen, diperoleh nilai luas DAS Meninting sebesar 32,31 km 2. Luas DAS Aiknyet diperlukan untuk proses kalibrasi data hujan, agar nilai parameternya yang akan digunakan dalam perhitungan Mock dapat ditentukan. Data rekaman panjang harus berumur lebih dari 20 tahun, dan jumlah data yang digunakan dalam analisis ini adalah 25 tahun.

Analisis dilakukan dengan menggunakan data semesteran dari stasiun Gunung Sari dan Sesaot di DAS Meninting, serta stasiun Lingkok Kapur dan Santong di DAS Aiknyet. Diketahui bahwa hasil analisis statistik keempat stasiun curah hujan yang mempengaruhi DAS Meninting dan DAS Aaiknyet adalah konsisten. Pada analisis statistik laporan Hidrologi Meninting 3 diperoleh hasil yang konsisten pada uji konsistensi, namun data yang digunakan menggunakan data rata-rata dari stasiun yang digunakan.

Sedangkan uji statistik dilakukan dalam analisis ini untuk memperoleh nilai konsistensi sesuai data yang dikaji.

Gambar 4.1 Pembagian Luas StasiunHujan Pada Das Meninting  Menggunakan Poligon Thiesen
Gambar 4.1 Pembagian Luas StasiunHujan Pada Das Meninting Menggunakan Poligon Thiesen

Analisis Curah Hujan

  • Hujan Efektif

Data curah hujan semesteran periode 25 tahun di atas kemudian dihitung nilai probabilitasnya dengan probabilitas pemenuhan sebesar 80. Nilai probabilitas curah hujan yang digunakan dengan tingkat kepercayaan 80%. Nilai R (80) diperoleh dari interpolasi analisis probabilistik di atas. Perhitungan curah hujan berdasarkan probabilitas 80% pada bulan Februari sampai dengan Desember dihitung dengan cara yang sama seperti pada tanggal 1 dan 2 Januari dan dapat dilihat pada Tabel 4.10a dan Tabel 4.10b.

Tabel 4.9a Data Curah Hujan Periode Januari-Juni
Tabel 4.9a Data Curah Hujan Periode Januari-Juni

Analisis Debit Tersedia

  • Evapotranspirasi
  • Evaluasi Ketelitian Model
  • Kalibrasi Model
  • Verifikasi Kalibrasi Model
  • Ketersediaan Air

Setelah diperoleh nilai rangkuman data klimatologi stasiun Kopang, dilanjutkan dengan perhitungan untuk memperoleh nilai evapotranspirasi. Namun dalam hal ini hasil kalibrasi dilakukan untuk mendapatkan nilai parameter yang digunakan dalam perhitungan Mock Bendungan Meninting. Hasil potensi inflow (m 3 /s) Meninting (Lampiran 8), dihitung nilai probabilitasnya seperti pada Tabel 4.18a dan Tabel 4.18b untuk mencari nilai Q80, Q50 dan Q20 dalam satuan juta m 3 /S.

Tabel 4.11a Data Klimatologi Rata-rata Tahun 2011-2018, Periode Januari- Januari-Juni
Tabel 4.11a Data Klimatologi Rata-rata Tahun 2011-2018, Periode Januari- Januari-Juni

Analisis Kebutuhan Air

  • Analisa Pertumbuhan Penduduk
  • Kebutuhan Air Baku dan Eksisting
  • Kebutuhan Air Tanaman
  • Kebutuhan Air Irigasi

Hasil perhitungan kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air yang digunakan pada rumah pribadi dan hidran umum (Lampiran 9). Hasil perhitungan kebutuhan air non domestik yaitu kebutuhan air yang digunakan pada fasilitas umum antara lain fasilitas pendidikan, masjid, musala, hotel, pertokoan dan puskesmas (Lampiran 10). Diketahui rata-rata kebutuhan air baku dan ekstraksi selama 50 tahun di Kecamatan Batu Layar sebesar 143.048 lit/detik dan untuk Kecamatan Gunung Sari sebesar 231.375 lit/detik, dengan nilai rata-rata kebutuhan air baku dan ekstraksi untuk kedua sub-sub tersebut. kabupaten adalah 187,21 lit/detik.

Pada hasil analisa laporan Hidrologi Meninting 5, kebutuhan air baku yang diperoleh sebesar 150 liter/detik. Sistem irigasi pada Sungai Jangkok yang akan dialirkan melalui Bendungan Meninting adalah Daerah Irigasi Sesaot. Pengisian ulang Bendungan Meninting nantinya akan menggantikan drainase irigasi di sebagian wilayah BS.2 (604,43 ha) dan wilayah BS.3 (460,86 ha).

Kebutuhan air irigasi diperoleh dengan mengolah data curah hujan sehingga diperoleh nilai kebutuhan air pada saluran masuk. Data yang diperlukan adalah nilai evaporasi (Tabel 4.12a dan Tabel 4.12b), nilai perkolasi yang digunakan sebesar 2,0 mm/hari, dan nilai curah hujan efektif (Tabel 4.28a dan Tabel 4.28b). Hasil analisis kebutuhan air irigasi disajikan pada Tabel 4.29a dan Tabel 4.29b untuk sistem Meninting di daerah irigasi Penimbung dan sistem Jangkok di daerah irigasi Sesaot pada Tabel 4.30a dan Tabel 4.30b.

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh nilai kebutuhan air untuk irigasi pada inlet sistem Jangkok adalah = 3,944 lit/detik.

Tabel 4.22Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Batu Layar dari Tahun  2013 – 2018
Tabel 4.22Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Batu Layar dari Tahun 2013 – 2018

Keseimbangan Air

Simulasi Operasi Waduk

  • Lengkung Kapasitas Waduk
  • Analisa Operasi Waduk

Nilai elevasi influen diinterpolasi dengan elevasi dan volume tampungan kumulatif (Tabel 4.31) sehingga diperoleh nilai volume tampungan yang digunakan untuk analisis kinerja reservoir yaitu. Hasil interpolasi antara elevasi dan luas banjir (Ha) pada Tabel 4.31 untuk mencari nilai elevasi air memberikan nilai luas waduk sebesar 26,87 Ha. Simulasi luas lahan irigasi diperbolehkan dengan probabilitas kesalahan maksimum sebesar 20% untuk memenuhi seluruh kebutuhan air dari kapasitas tampung yang ada (Budiman, 2007).

Berdasarkan hasil simulasi pengoperasian reservoir yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa simulasi berhasil. Rata-rata kebutuhan dan ekstraksi air baku tahunan selama 50 tahun di Kabupaten Batu Layar adalah 143,048 lit/dtk dan Kabupaten Gunung Sari adalah 231,375 lit/dtk. Total kebutuhan air irigasi, air baku dan air ekstraksi telah terpenuhi untuk menjaga keseimbangan air di Bendungan Meninting.

Berdasarkan analisis neraca air, faktor K tampak lebih besar atau sama dengan 1, sehingga nilai kebutuhan air dapat tersedia selama 1 tahun atau 12 bulan. Anonim, 2015, Laporan Utama Sertifikasi Desain Bendungan Meninting Kabupaten Lombok Barat, PT Indra Kasya, Persero, Malang. Zarkasih, M., R., Rohmat, D., dan Nur, D., M., Evaluasi ketersediaan dan tingkat pemenuhan kebutuhan air di Sub DAS Cikeruh, Jurnal Pendidikan Geografi, Vol.

No Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total.

Gambar 4.7 Kurva Kapasitas Waduk   4.6.2  Analisa Operasi Waduk
Gambar 4.7 Kurva Kapasitas Waduk 4.6.2 Analisa Operasi Waduk

KESIMPULAN

Kesimpulan

Dari hasil perhitungan ketersediaan air Bendungan Meninting diketahui debit maksimum yang terjadi pada periode Oktober II sebesar 3.047 m 3 /s dan debit minimum yang terjadi pada periode Juli II sebesar 0,164 m 3 /s. Berdasarkan analisis debit metode Mock, rata-rata total aliran masuk tahunan ke Waduk Meninting adalah 24,425 juta m 3 .

Saran

Anonim, 2017, Modul 5 Hidrologi, Ketersediaan dan Kebutuhan Air, Pusdiklat Sumber Daya Air dan Konstruksi. Erwanto, Z., Ulfiyati, Y., dan R., Ghulam, M., 2011, Evaluasi Ketersediaan Sumber Daya Air di Daerah Aliran Sungai Bendo untuk Perencanaan PLTMH di Kabupaten Banyuwangi, Politeknik Banyuwangi. 2018, Evaluasi Ketersediaan Sumber Daya Air Berdasarkan Metode Neraca Air Thornthwaite Mather untuk Estimasi Surplus dan Defisit Air di Pulau Jawa, Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Penerapannya, SNFA.

Mentang, R., S., Mananoma, T., dan Sumarauw, J., S., F., 2018, Analisis neraca air di Sungai Paniki dengan sudut pandang di Jembatan Paniki Universitas Sam Ratulangi Manado. Narulita, I., Estimasi Neraca Air Spasial untuk Evaluasi Ketersediaan Sumber Daya Air, Studi Kasus: DAS Sungai Cerucuk Pulau Belitung, Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.18 No.1, Jan 2017., p.120-129. Natakusumah, K., D., Tata Cara Umum Penetapan Hidrograf Satuan Sintetis untuk Perhitungan Hidrograf Rencana Banjir, Seminar Nasional Teknik Pengairan, Bandung, 11 Agustus.

Ndoen, O.K., Krisnayanti, D., S. dan Utomo, S., Neraca air di wilayah Sabu-Raijua, Jurnal Teknik Sipil Vol. Nirbaya, A., Y., 2016, Neraca air irigasi pada Bendungan Leuwi Kuya Kabupaten Bandung, Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Pendidikan Indonesia. Purnama, I., L., S., Trijuni, S., Hanafi, F., Aulia, T. dan Razali, R., 2012, Analisis Neraca Air di Cekungan Kupang dan Sengkarang, Program Magister Universitas Gadjah Mada.

Tabel A. Hubungan Suhu (t) dengan Nilai ea (mbar), w, (1-w) dan f(t)
Tabel A. Hubungan Suhu (t) dengan Nilai ea (mbar), w, (1-w) dan f(t)

Gambar

Gambar 2.1 Bendungan Urugan Batu Berzona Dengan Inti Tegak (Sumber :  Pedoman Umum Desain Bendungan, 2003)
Gambar 2.3 Skema Siklus Hidrologi
Gambar 3.1 Peta Letak Geografis Bendungan Meninting  (Sumber : Balai Wilayah Sungai NT1)
Gambar 3.2 Letak Stasiun Pengukuran yang Ditinjau  (Sumber : Balai Wilayah Sungai NT1)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, dilakukan perhitungan debit andalan Sungai Air Anak dengan perbandingan debit andalan Sungai Way Besai yang didapat dari pengolahan data debit

Data curah hujan yang dipakai untuk perhitungan dalam debit banjir adalah hujan yang terjadi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) pada waktu yang sama (Sosrodarsono, 1989).. Data

Tinjauan hidrologi dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar debit andalan yang terdapat pada daerah aliran sungai (DAS Logung), sehingga dapat menentukan besarnya

Dalam penelitian ini, dilakukan perhitungan debit andalan Sungai Air Anak dengan perbandingan debit andalan Sungai Way Besai yang didapat dari pengolahan data debit

Daerah Aliran Sungai (catchment area, watershed) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi

Bab 3 Wilayah Pengelolaan Sumber Daya Air Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi

II - 10 2.4 Analisa Ketersediaan Air Debit andalan/ Ketersediaan air adalah besarnya debit yang tersedia di suatu lokasi sumber air misalnya: sungai untuk dapat dimanfaatkan/dikelola

Perhitungan debit andalan pada DAS Sibundong menggunakan metode F.J