• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Besar K3 Kelompok-6

N/A
N/A
Muhammad Arsyaddatama

Academic year: 2025

Membagikan "Tugas Besar K3 Kelompok-6"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS BESAR

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA & LINGKUNGAN INDUSTRI

Analisis hazard dengan kepentingan kesehatan dan keselamatan kerja dalam proses produksi, distribusi, dan quality control pada PT.

Perusahaan Industri Ceres (Delfi group)

Disusun Oleh:

KELOMPOK 6

Anggota Kelompok :

Muhammad Arsyaddatama (1201223077) Anggara Prasetya Saragih (1201223322) Ihab Dhiyaulhaq (1201220288) Tamara Wira Shafira (102012330228)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI

UNIVERSITAS TELKOM 2025

(2)

2

ABSTRAK

Laporan tugas akhir ini disusun sebagai bentuk pelaksanaan kegiatan magang yang dilaksanakan di PT Perusahaan Industri Ceres sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Kegiatan ini bertujuan untuk memahami penerapan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan kerja, khususnya dalam mengidentifikasi potensi bahaya (hazard) serta mengevaluasi peran Tim HRD dalam pengelolaan isu-isu terkait K3. Latar belakang dari tugas akhir ini berangkat dari pentingnya penerapan K3 yang tidak hanya menjadi tanggung jawab teknis, tetapi juga perlu ditopang oleh kebijakan dan pelatihan yang dilakukan oleh bagian SDM.

Permasalahan utama yang dikaji dalam laporan ini adalah bagaimana efektivitas penerapan K3 di PT Perusahaan Industri Ceres, serta sejauh mana Tim HRD berperan aktif dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman. Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan metode observasi lapangan, wawancara dengan pihak internal, serta studi dokumentasi terhadap kebijakan dan prosedur K3 yang berlaku di perusahaan. Analisis juga dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan mengevaluasi langkah-langkah mitigasi yang telah dilakukan perusahaan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa PT Perusahaan Industri Ceres telah memiliki struktur dan prosedur K3 yang cukup baik, namun masih ditemukan beberapa potensi hazard yang dapat membahayakan pekerja jika tidak ditangani dengan tepat. Tim HRD memiliki peran penting dalam pengawasan dan pengembangan pelatihan K3, meskipun masih diperlukan sinergi lebih lanjut antara HRD dan tim operasional agar pelaksanaan K3 berjalan lebih optimal. Salah satu temuan penting adalah perlunya peningkatan komunikasi risiko serta pembaharuan materi pelatihan secara berkala untuk menyesuaikan dengan kondisi lapangan.

Kesimpulan dari tugas akhir ini menegaskan bahwa penerapan K3 di PT Perusahaan Industri Ceres sudah berada pada jalur yang tepat, namun masih memerlukan evaluasi berkala dan peningkatan peran HRD dalam hal pengawasan, pelatihan, dan koordinasi lintas tim. Manfaat yang dapat diambil dari tugas akhir ini adalah sebagai masukan bagi perusahaan dalam memperkuat sistem K3 dan menjadikan HRD sebagai garda depan dalam menciptakan budaya kerja yang aman dan sehat.

(3)

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga mahasiswa yang bersangkutan dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan baik. Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan magang yang telah dilaksanakan di PT Delfi.

Dalam proses penyusunan laporan ini, mahasiswa mendapatkan banyak dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, mahasiswa menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Anggara Prasetya Saragih atas bimbingan dan arahannya selama proses magang berlangsung. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Tamara Wira Shafira atas dukungan dan motivasi yang diberikan selama pelaksanaan tugas. Tidak lupa, mahasiswa juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Tim HRD PT Delfi atas kesempatan, bimbingan, dan pengalaman yang telah diberikan, serta kepada Tim QC PT Delfi atas kerja sama dan bantuan selama proses observasi dan pelaksanaan tugas lapangan.

Mahasiswa juga menyampaikan apresiasi kepada keluarga, teman, serta seluruh pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun materi selama penyusunan laporan ini. Mahasiswa menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu terbuka terhadap saran dan masukan yang bersifat membangun. Harapannya, laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca serta menjadi referensi yang berguna di masa mendatang.

(4)

4

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... 2

DAFTAR ISI ... 4

BAB I. PENDAHULUAN ... 4

a. Latar Belakang ... 5

b. Manfaat ... 5

BAB II. TINJAUAN PERUSAHAAN ... 8

a. Profil Perusahaan/Organisasi ... 8

i. Nama dan Sejarah Singkat Perusahaan/Organisasi... 8

ii. Lokasi Perusahaan/Organisasi ... 8

iii. Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan/Organisasi ... 8

iv. Struktur Organisasi ... 9

v. Aktivitas/Bisnis Utama ... 9

b. Alur Proses yang Diamati ... 9

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

BAB IV. ANALISIS PERMASALAHAN K3 ... 14

Definisi Sistem ... 14

Identifikasi Potensi Bahaya ... 14

Analisis Potensi Bahaya ... 15

Evaluasi Potensi Bahaya ... 15

Rancangan Usulan Pengendalian Potensi Bahaya ... 16

BAB V ANALISIS PERMASALAHAN LINGKUNGAN ... 16

a. Identifikasi Limbah ... 16

b. Analisis Dampak terhadap Lingkungan ... 17

c. Pengendalian Dampak Lingkungan Eksisting ... 17

d. Rancangan Usulan Perbaikan ... 17

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 18

a. VI.1 Kesimpulan ... 18

b. VI.2 Saran ... 18

LAMPIRAN ... 19

DAFTAR PUSTAKA ... 20

BAB I. PENDAHULUAN

(5)

5 1.1. Latar Belakang

PT Perusahaan Industri Ceres, yang lebih dikenal sebagai PT Ceres Indonesia, merupakan salah satu perusahaan makanan dan minuman tertua di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1950-an di Bandung, Jawa Barat. Perusahaan ini dikenal luas oleh masyarakat karena menghasilkan berbagai produk cokelat, permen, dan makanan ringan dengan merek-merek ternama seperti SilverQueen, Ceres, Delfi, ChaCha, dan Top. Seiring perkembangannya, PT Ceres resmi menjadi bagian dari Delfi Limited, sebuah grup bisnis yang berkantor pusat di Singapura dan terdaftar di Singapore Exchange sejak tahun 2004.

PT Ceres memiliki fasilitas produksi utama di Bandung, serta pabrik dan pusat distribusi tambahan di Cikarang dan Jakarta. Fokus utama perusahaan adalah pada industri pengolahan makanan dan minuman, khususnya berbasis cokelat dan turunannya. Produk-produknya tidak hanya populer di pasar domestik, tetapi juga telah diekspor ke berbagai negara Asia Tenggara.

Dalam menjalankan bisnisnya, PT Ceres memiliki visi untuk menjadi perusahaan makanan dan minuman terdepan di Asia yang menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi dan inovatif.

Misinya antara la in menghadirkan produk yang lezat, aman, serta bernilai tambah bagi konsumen dan mitra bisnis, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan karyawan.

PT Ceres juga telah mengadopsi berbagai standar internasional seperti ISO 22000 (keamanan pangan), ISO 45001 (K3), GMP (Good Manufacturing Practice), serta sertifikasi Halal dari MUI. Di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), perusahaan ini secara aktif menjalankan pelatihan, inspeksi rutin, penyediaan APD lengkap, dan membentuk Tim P2K3 untuk menjamin keselamatan seluruh karyawan selama proses produksi berlangsung.

Komitmen terhadap lingkungan dan sosial juga diwujudkan dalam bentuk berbagai program CSR, seperti edukasi gizi untuk masyarakat sekitar, program penghijauan dan pengurangan limbah plastik, serta pemberian beasiswa dan pelatihan kerja bagi warga di sekitar wilayah operasionalnya. Saat ini, PT Ceres terus berinovasi dan berkembang sebagai bagian penting dari industri makanan di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.

1.2. Manfaat

Manfaat dari analisa terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada PT.

Industri Ceres (Delfi group) agar pembaca dapat meninjau dan mengidentifikasi potensi

(6)

6 bahaya yang terjadi pada tempat kerja dan dapat mengevaluasi penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada perusahaan agar dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, serta menjadi evaluasi penerapan K3 terhadap PT. Industri Ceres (Delfi group) untuk meningkatkan produktivitas serta kesehatan pada pekerja.

1.3. Rencana Realisasi Penjadwalan

a. Rencana Awal Penjadwalan Aktivitas Pelaksanaan Tugas Semi-Project K3LI

Tanggal Keterangan Tempat

11 – 12 Maret 2025 Pengajuan surat izin kunjungan industri dan penelitian K3 kepada TOSS Telkom University

Website TOSS Telkom University

14 – 31 Maret 2025 Pengajuan surat izin kunjungan industri dan penelitian K3 kepada PT.

Industri Ceres (Delfi group)

Email dan kunjungan PT.

Industri Ceres (Delfi group)

16 April 2025 Kunjungan industri dan pengambilan data K3 pada PT. Industri Ceres (Delfi Group)

PT. Industri Ceres (Delfi Group)

17 April – 16 Mei 2025 Pengolahan dan analisis data K3 PT. Industri Ceres (Delfi Group)

-

19 – 30 Mei 2025 Presentasi penelitian K3 terhadap PT. Industri Ceres (Delfi group) kepada Dosen pengampu mata kuliah

Telkom University

1 – 5 Juni 2025 Penyerahan hasil penelitian kepas PT. Industri Ceres (Delfi group)

PT. Industri Ceres (Delfi group)

b. Realisasi Pelaksanaan Tugas Semi-Project K3LI serta Kesesuaian pada Rencana Awal

Tanggal Keterangan Tempat

11 – 12 Maret 2025 Pengajuan surat izin kunjungan industri dan penelitian K3 kepada TOSS Telkom University

Website TOSS Telkom University

(7)

7 14 – 31 Maret 2025 Pengajuan surat izin

kunjungan industri dan penelitian K3 kepada PT.

Industri Ceres (Delfi group)

Email dan kunjungan PT.

Industri Ceres (Delfi group)

16 April 2025 Kunjungan industri dan pengambilan data K3 pada PT. Industri Ceres (Delfi Group)

PT. Industri Ceres (Delfi Group)

17 April – 16 Mei 2025 Pengolahan dan analisis data K3 PT. Industri Ceres (Delfi Group)

-

19 – 30 Mei 2025 Presentasi penelitian K3 terhadap PT. Industri Ceres (Delfi group) kepada Dosen pengampu mata kuliah

Telkom University

1 – 5 Juni 2025 Penyerahan hasil penelitian kepas PT. Industri Ceres (Delfi group)

PT. Industri Ceres (Delfi group)

(8)

8

BAB II. TINJAUAN PERUSAHAAN

1.4. Profil Perusahaan/Organisasi

PT Perusahaan Industri Ceres adalah perusahaan manufaktur makan dan minuman yang berfokus pada produksi cokelat dan produk konfeksi. Dididrakn pada tahun 1950, perusahaan ini merupakan bagian dari Dell Limited, sebelumnya dikenal sebagai Petra Foods, yang memiliki berbagai merek terkenal di Industri cokelat. Berkantor pusat di Kabpuaten Bandung, Jawa Barat, PT Perusahaan Industri Ceres memiliki lebih dari 1.000 karyawan dan terus berkembang menjadi pemimpin dalam industri makanan manis di Indonesia.

Sebagai produsen berbagai produk cokellat dan konfeksi, perusahaan ini dikenal dengan merek-merek ternama seperti SilverQueen, Delfi, Van Houten, Ceres Meses,Selamat, Cha Cha, Chic Choc, Twister, dan Top. Dengan komitmen terhadap kualitas dan keamanan pangan, PT Perusahaaan Industri Ceres menerapkan berbagai standar Internasional termasuk ISO 9001, HACCP, OHSAS 18001, Global Standard for Food Safety (BRC) dan ISO 22000. Selain itu, perusahaan ini juga memastikan bahwa semua produknya aman dan halal untuk dikonsumsi

1.4.1. Nama dan Sejarah Singkat Perusahaan/Organisasi

Struktur Organisasi PT Perusahaaan Industri Ceres dirancang untuk mendukung operasionalnya sebagai produsen utama produk cokelat dan konfeksi di Indonesia. Saat ini, posisi Direktur Utama dijabat oleh Nancy Florensia yang juga merangkap sebagai Direktur Keuangan. Beliau bergabung padan tahun 1991 dan memiliki pengalaman lebih dari satu dekadi di bidang akuntansi dan keuangan sebelum bergabung. Untuk posisi Eksekutif perusahaan PT Perusahaaan Industri Ceres dijabat oleh Edy Wong selaku Direktur Komerisal yang bertanggung jawab atas strategi pemasaran dan penjualan. Sementara Yadi Aryadi ditunjuk sebagai Manajer Manufaktur yang bertujuan untuuk mengawasi proses produksi.

1.4.2. Lokasi Perusahaan/Organisasi

Lokasi Pabrik PT Perusahaaan Industri Ceres yang akan dibahas pada penelitian ini berada di Jl. Raya Dayeuhkolot No.94 No. 92, Pasawahan, Dayeuhkolot, Bandung Regency, West Java 40256.

1.4.3. Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan/Organisasi

Berikut merupakan Visi, Misi dan, Strategi PT Perusahaaan Industri Ceres yang - Visi PT Perusahaaan Industri Ceres :

(9)

9 Menjadi perusahaan yang menempatkan jaminan mutu sebagai prioritas utama dengan menjalankan prinsip-prinsip aman, sehat, utuh, dan halal.

- Misi PT Perusahaaan Industri Ceres

Komitmen terhadap kualitas dan keamanan produk tercermin dalam upayanya untuk memenuhi standar internasional dan menjaga kepercayaan konsumen.

- Strategi PT Perusahaaan Industri Ceres

Integrasi Vertikal Perusahaan memasuki sektor hulu untuk mengamankan pasokan bahan baku, yang memungkinkan kontrol lebih besar atas kualitas dan biaya produksi.

Promosi Terpadu PT Perusahaan Industri Ceres menggunakan komunikasi pemasaran yang terpadu, termasuk iklan dan promosi penjualan, untuk meningkatkan kesadaran merek dan menarik konsumen.

Penetapan Harga Kompetitif Perusahaan menetapkan harga yang terjangkau dan tidak terlalu jauh berbeda dengan harga produk pesaing untuk meningkatkan volume penjualan.

1.4.4. Struktur Organisasi

1.4.5. Aktivitas/Bisnis Utama

1.5 Alur Proses yang Diamati

Bagian ini berisi gambar alur proses yang diamati dan deskripsi mengenai tahapan-tahapan proses yang dapat diperjelas dengan gambar/dokumentasi

(10)

10

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Konsep dan Definisi K3

Keselamatan dan kesehatan kerja yang biasa disebut juga K3 secara umum merupakan segala upaya untuk menjamin dan melindungi keselamatan serta kesehatan tenaga kerja melalui pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia mendefinisikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebagai seluruh kegiatan yang dapat menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui segala upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Konsep – konsep dasar K3 sebagai berikut:

- Pencegahan

K3 memiliki fokus utama dengan mencegah terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan di tempat kerja sebelum terjadi, bukan hanya menangani saat sudah terjadi.

- Identifikasi dan Pengendalian Risiko

Setiap potensi bahaya (hazard) di tempat kerja harus dikenali, dianalisis tingkat risikonya, dan dikendalikan untuk meminimasi risiko kecelakaan maupun penyakit yang terjadi akibat kerja.

- Perlindungan Tenaga Kerja

K3 bertujuan untuk melindungi pekerja agar tetap sehat, selamat, nyaman, dan produktif selama bekerja.

- Lingkungan Kerja Aman dan Sehat

K3 juga memastikan kondisi fisik lingkungan kerja mendukung keselamatan dan kesehatan, misalnya pencahayaan, ventilasi, alat pelindung diri (APD), dan pengelolaan limbah.

- Tanggung Jawab Bersama

K3 bukan hanya tanggung jawab perusahaan ataupun manajemen, tetapi juga setiap individu di yang berada di tempat kerja ikut andil dalam pencegahan terjadinya kecelakaan dan penyakit kerja (top-down & bottom-up).

3.2 Penerapan Ilmu K3

a. Identifikasi dan Pengendalian Risiko

(11)

11 Dalam penerapan ilmu K3, proses identifikasi dan pengendalian risiko dari kesehatan dan keselamatan kerja merupakan proses utama yang dijalankan. Identifikasi risiko K3 dapat dilakukan seperti observasi lapangan, observasi karyawan (pekerja), analisis kejadian – kejadian sebelumnya, dan memastikan penerapan K3 sudah terjalani dengan menggunakan checklist.

PT. Industri Ceres (Delfi) sendiri secara rutin melakukan risk assessment terhadap aktivitas produksi, penyimpanan bahan baku, dan distribusi produk. Setiap potensi bahaya seperti mesin berputar, suhu tinggi, bahan kimia pembersih, dan aktivitas pengangkutan diidentifikasi dan dikendalikan dengan prosedur kerja aman.

b. Pelatihan dan Sosialisasi K3

Karyawan diberikan pelatihan dasar K3, termasuk penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), prosedur evakuasi darurat, serta tanggap darurat kebakaran. PT Delfi juga mengadakan pelatihan rutin seperti:

• Fire Drill (simulasi kebakaran)

• First Aid Training (pertolongan pertama)

• Pelatihan penggunaan alat berat & forklif

c. Penerapan Alat Pelindung Diri (APD)

Setiap karyawan di area produksi diwajibkan menggunakan APD sesuai standar, seperti:

• Helm kerja

• Safety shoes

• Sarung tangan

• Masker dan hairnet (khusus food safety & kebersihan)

3. 3 Metode dan Penerapan

Metode hazard adalah pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan potensi bahaya (hazard) yang ada di tempat kerja, proses, atau peralatan.

Tujuannya adalah untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja sebelum terjadi.

(12)

12 Berikut beberapa metode yang paling umum digunakan dalam identifikasi hazard:

1. Job Safety Analysis (JSA) – Untuk Proses Produksi Cokelat Penerapan pada PT Perusahaan Industri Ceres:

• Pekerjaan: Pengemasan produk cokelat

• Langkah kerja: Mengambil cokelat → memasukkan ke mesin pengepak → pengangkutan ke gudang

• Hazard:

o Luka akibat mesin pengepak otomatis

o Cedera punggung karena angkat beban berulang

• Kontrol:

o Gunakan sensor pengaman mesin o Pelatihan lifting + pakai troli

2. HIRADC – Untuk Analisis Keseluruhan Area Produksi Penrapan pada PT Perusahaan Industri Ceres:

Area: Gudang penyimpanan bahan baku (misal: kakao)

Hazard: Tumpahan bahan, debu kakao, pengangkutan forklift

Risiko: Tergelincir, gangguan pernapasan, tertabrak forklift

Pengendalian:

o Lantai anti slip

o Masker N95 untuk pekerja o Jalur khusus forklift

3. HAZOP – Untuk Proses Otomatisasi (Seperti Mesin Pencampur Otomatis) Penrapan pada PT Perusahaan Industri Ceres:

Proses: Pencampuran bahan cokelat secara otomatis

Guide word: “More temperature” → suhu terlalu panas

Hazard: Overheating → cokelat rusak → risiko kebakaran

Kontrol:

(13)

13 o Sensor suhu otomatis

o Alarm overheating

4. What If Analysis – Untuk Skenario Darurat Penrapan pada PT Perusahaan Industri Ceres:

Pertanyaan: "Apa yang terjadi jika listrik padam saat mesin produksi aktif?"

Risiko: Produk rusak, mesin macet, cedera operator

Solusi:

o Pasang UPS di mesin vital o SOP evakuasi saat listrik padam 5. FMEA – Untuk Maintenance Mesin Produksi Penrapan pada PT Perusahaan Industri Ceres:

Komponen: Gearbox pada mesin pencetak cokelat

Failure mode: Aus → sabuk putus → mesin berhenti mendadak

Dampak: Produksi terhenti, risiko cidera

Kontrol:

o Jadwal maintenance rutin o Indikator usia pakai

6. Checklist K3 – Untuk Inspeksi Harian/Rutin Penrapan pada PT Perusahaan Industri Ceres:

• Cek kebersihan lantai

• Cek kondisi APD

• Cek jalur evakuasi

• Cek pemadam api (APAR)

3.4 Sistem Manajemen K3 dan Standar Internasional

PT. Industri Ceres (Delfi) telah menerapkan sistem manajemen K3 dan standar internasional (SI) sesuai dengan ISO 45001:2018, ISO 9001, ISO 22000, HACCP, OHSAS 18001, dan Halal. ISO 45001:2018 sendiri merupakan standar internasional dirancang bertujuan untuk mengarahkan organisasi maupun instansi untuk menciptakan lingkungan kerja

(14)

14 yang efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada organisasi.

Didukung dengan sertifikasi standar internasional ISO 9001 yang menyinggung mengenai peningkatan efisiensi jasa maupun produk yang dihasilkan, ISO 22000 mengenai sistem manajemen pangan yang bertujuan untuk menjamin keamanan pangan dan kepatuhan kepada hukum yang tertera, HACCP mengenai sistem manajemen keamanan pangan yang bertujuan utnuk mengidentifikasi bahaya, OHSAS:18001 yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko K3, dan Halal untuk menjamin kandungan dari produk aman dikonsumsi untuk para umat muslim.

Penerapan ISO 45001:2018, ISO 9001, ISO 22000, HACCP, OHSAS 18001, dan Halal yang dilakukan oleh PT. Industri Ceres (Delfi) bertujuan untuk menurunkan angka kecelakaan kerja dan meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan karyawan. Dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf Dian Prayuga, implementasi yang dilakukan PT. Industri Ceres (Delfi) menunjukkan bahwa penerapan K3 efektif, dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja, dan meningkatkan kesadaran karyawan mengenai pentingnya penerapan K3 serta kesadaran penerapannya selama bekerja.

BAB IV. ANALISIS PERMASALAHAN K3

Definisi Sistem

Bagian ini berisi tentang deskripsi sistem, dan alur proses/ aktivitas yang diamati serta evaluasi sistem manajemen K3 eksisting. Penjelasan mencakup aspek man, machine, material, method, environment, dll.

Identifikasi Potensi Bahaya

Bagian ini berisi tentang deskripsi uraian pekerjaan/aktivitas serta masing-masing potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja pada sistem yang diamati dapat diperjelas dengan foto/dokumentasi. Hint: Identifikasi bahaya apa saja dapat dilihat pada materi minggu ke 5 hingga ke 8.

No. Uraian Pekerjaan/ Aktivtias Identifikasi Bahaya 1. Contoh : pekerjaan galian pada

basemen bangunan gedung

Potensi bahaya lingkungan fisik:

Tertimbun

(15)

15 2.

Analisis Potensi Bahaya

Bagian ini berisi tentang analisis dari potensi bahaya yang mana mengidentifikasi hubungan sebab/akibat dari potensi bahaya di atas.

No. Identifikasi Bahaya Sumber bahaya Konskuensi 1. Potensi bahaya lingkungan

fisik: Tertimbun

kondisi tanah labil Patah tulang, meninggal 2. 1

Evaluasi Potensi Bahaya

Bagian ini berisi tentang penilaian resiko dan pengendalian masing-masing potensi bahaya.

Dapat dibuat seperti tabel berikut. Hint. Pembahasan penilaian resiko terdapat pada slide pertemuan ke-4. Bagaimana menentukan peluang dan severity perlu disampaikan dengan jelas.

Tingkat risiko dapat dikategorikan berdasarkan risk matrik.

No. Uraian Pekerjaan/

Aktivtias

Identifikasi Bahaya

Penilaian Risiko Pengendalian Risiko K3 eksisting Peluang

(Frequency)

Akibat (Severity)

Tingkat Risiko 1. Contoh :

pekerjaan galian pada basemen bangunan gedung dengan kondisi tanah labil

Tertimbun 1 5 Medium a)

Menggunaka n metode pemancanga n

b) Menyususn instruksi kerja pekerjaan galian c) Menggunaka

n rambu peringatan dan barikade d)

2.

Berdasarkan table di atas, lakukan analisis potensi bahaya mana yang prioritas untuk segera dilakukan perbaikan.

(16)

16 Rancangan Usulan Pengendalian Potensi Bahaya

Bagian ini berisi tentang rancangan usulan pengendalian yang lebih detail untuk pengendalian potensi bahaya yang dipilih. Gunakan Hierarchy of Control untuk menentukan strategi pengendalian yang paling efektif. Selain itu, identifikasikan sumber daya yang diperlukan untuk mengimplementasikan strategi pengendalian.

BAB V ANALISIS PERMASALAHAN LINGKUNGAN

5.1. Siklus Hidup Produk

Dalam konteks proyek pembangunan gedung, “produk” yang dimaksud bukan hanya hasil akhir berupa bangunan, tetapi juga mencakup seluruh aktivitas kerja termasuk pengoperasian alat berat seperti excavator, bulldozer, dan crane. Siklus hidup alat berat dan aktivitas konstruksi ini mencakup:

1. Pengadaan alat berat dan material bangunan (baja, semen, pasir, batu, dll) 2. Transportasi alat dan material ke lokasi proyek

3. Operasional alat berat di lapangan (penggalian, pengangkutan, pengangkatan material) 4. Perawatan rutin dan pemakaian energi/bahan bakar

5. Tahap akhir (selesai proyek): alat kembali ke gudang, sisa material dibersihkan, limbah dibuang atau dikelola.

1.5. Identifikasi Limbah

identifikasi limbah dari setiap tahapan siklus hidup produk di PT Delfi Industri Ceres:

Tahapan Produksi Jenis Limbah yang Dihasilkan

Pengadaan & Transportasi Emisi CO2 dari truk pengangkut, sisa bahan baku

Operasional Alat Berat Oli bekas, Solar tumpah, Asap buangan (gas CO, CO2, Nox), suara bising, getaran Perawatan Alat Filter oli bekas, pelumas, sisa onderdil Kegiatan Konstruksi Limbah padat (puing beton, potongan

besi, kayu, debu)

Penyelesaian Proyek Limbah plastik, karung bekas semen, material berlebih

(17)

17 1.6. Analisis Dampak terhadap Lingkungan

Beberapa dampak dari limbah yang dihasilkan selama proyek konstruksi antara lain:

Oli bekas dan bahan bakar tumpah dapat meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah.

Gas buang dari alat berat (CO, CO₂, NOx) menyebabkan pencemaran udara dan berkontribusi terhadap pemanasan global.

Kebisingan dan getaran alat berat mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar, terutama jika proyek dekat permukiman warga.

Limbah padat konstruksi jika tidak ditangani dengan benar bisa mencemari tanah dan menjadi tempat berkembang biaknya hama.

Debu dan partikel halus dari pembongkaran atau pengadukan material dapat menyebabkan gangguan pernapasan bagi pekerja dan masyarakat sekitar.

1.7. Pengendalian Dampak Lingkungan Eksisting

Beberapa pengendalian dampak yang sudah umum dilakukan di proyek konstruksi, termasuk di lokasi proyek yang diteliti:

Pemisahan limbah organik dan non-organik, serta disediakan kontainer limbah B3 untuk oli bekas.

Penggunaan APAR dan tangki cadangan untuk mengantisipasi tumpahan bahan bakar.

Penggunaan knalpot berfilter dan perawatan berkala untuk mengurangi emisi gas buang alat berat.

Penjadwalan jam operasional alat berat agar tidak mengganggu masyarakat (misalnya, hanya bekerja antara jam 08.00–17.00).

Penyemprotan air secara rutin di area berdebu, terutama saat cuaca panas untuk mencegah penyebaran partikel halus.

1.8. Rancangan Usulan Perbaikan

Meskipun pengendalian sudah dilakukan, ada beberapa hal yang masih bisa ditingkatkan untuk meminimalkan dampak lingkungan:

i. Penerapan Green Construction

Menggunakan alat berat dengan emisi rendah (EURO 4/5 compliant).

Beralih ke biofuel atau listrik jika memungkinkan di masa depan.

ii. Sistem Monitoring Limbah Digital

(18)

18

Pemasangan sensor atau pencatatan digital untuk memonitor pemakaian solar dan pengeluaran oli.

Memberi peringatan dini bila terjadi kebocoran atau pemakaian di luar batas.

iii. Program Daur Ulang Limbah Konstruksi

Limbah besi/baja dikumpulkan dan dijual kembali ke pengepul logam.

Limbah kayu digunakan kembali sebagai pembatas atau papan kerja.

iv. Pelatihan Khusus Operator Alat Berat

Memberi pelatihan berkala tentang eco-driving, yaitu cara mengoperasikan alat berat dengan efisien dan ramah lingkungan.

Menekankan pentingnya respons cepat jika terjadi kebocoran atau tumpahan B3.

Penanaman Vegetasi Buffer

Di sekitar proyek dapat dibuat jalur hijau untuk menyerap polusi suara dan debu.

Mengurangi efek visual dan menjaga keseimbangan lingkungan sekitar.

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi pernyataan singkat mengenai hasil penelitian dan analisis data yang relevan dengan tujuan. Saran memuat ulasan mengenai pendapat mahasiswa tentang kemungkinan pengembangan dan pemanfaatan hasil lebih lanjut.

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran

(19)

19

LAMPIRAN

Lampiran sekurang-kurang berupa:

● Dokumentasi pelaksanaan tugas semi-project K3LI

(20)

20

DAFTAR PUSTAKA

Rosento RST, Resti Yulistria, Eka Putri Handayani, Stefany Nursanti. 2021. “Pengaruh Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Kerja Karyawan”. Jurnal Swabumi Vol. 9 No. 2 September 2021, pp. 155 – 166.

Desi Permata Sari. 2024. “Analisis Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Karyawan Ribbed Company”. JEMSI (Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi) E-ISSN: 2579-5635, P-ISSN: 2460-589.

Sarbiah, A. (2023). Penerapan Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Karyawan. Health Information : Jurnal Penelitian, 15(2), e1210. Retrieved from https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/hijp/article/view/1210

M.Sc, R. E. S. P., & Rita Elfianis S.P M.Sc. (2024, March 15). Panduan Sertifikasi ISO 45001:2018 (Sistem Manajemen K3 internasional). Agrotek.ID.

https://agrotek.id/vip/sertifikasi-iso-45001/

Yusuf Dian Prayuga. 2018. Analisa Penerapan Manajemen K3 Untuk Menurunkan Angka Kecelakaan Kerja di PT. Industri Ceres. Book Journal-ind, 2018-620.

Nusantara. (2025, April 13). PT Perusahaan Industri Ceres. LOKER NUSANTARA.

https://lokernusantara.com/pt-perusahaan-industri-ceres/

Referensi

Dokumen terkait

“Pengaruh Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Serta Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Tingkat Kecelakaan Kerja Pada Karyawan” guna memenuhi

K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Keselamatan dan kesehatan kerja harus dikelola sebagaimana dengan

- MAGANG MENGENAI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA - TATA CARA DAN CONTOH KERANGKA LAPORAN KERJA PRAKTEKTUGAS - PEDOMAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA K3 -

Sebagai mahasiswa D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja kita dituntut untuk mampu mencermati perkembangan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di

FISHBONE Bahaya potensial aktivitas pada pekerja konstruksi Metode Lingkungan kerja Man Mesin Tidak ada penandaan LOTO Tidak ada komunikasi K3 Tidak ada rambu K3 Area kerja

Audit Internal Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam rangka pemenuhan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

Tinjauan ulang Sistem Manajamen K3 meliputi: a.Evaluasi terhadap penerapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja b.Tujuan, sasaran dan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja