• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Kelompok K3 (KEPRES NO 22 TAHUN 1993)

N/A
N/A
21011023 RANTI ARDANA

Academic year: 2025

Membagikan "Tugas Kelompok K3 (KEPRES NO 22 TAHUN 1993)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 22 TAHUN 1993 TENTANG

PENYAKIT YANG TIMBUL KARENA HUBUNGAN KERJA

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

(2)

CRÉDITOS: este modelo de apresentação foi criado pelo Slidesgo, e inclui ícones do Flaticon e infográficos e imagens da Freepik

Kelompo k 2

1. Dimas Nugroho Putro (21011007)

2. Diyan Prayogo (21011008) 3. Goklas Hendra Utolseja (21011009) 4. Hidayah Lintang Puja Lestari

(21011010)

5. Meilana Nur Fajriah (21011014)

6. Mirza Ayu Nur Rohma

(21011015)

(3)

bahwa untuk lebih meningkatkan perlindungan terhadap tenaga kerja, Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja menetapkan perlunya pengaturan mengenai

penyakit yang timbul karena hubungan kerja dengan Keputusan Presiden.

Menimbang :

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3520);

Mengingat :

(4)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK

INDONESIA TENTANG

PENYAKIT YANG TIMBUL KARENA HUBUNGAN

KERJA.

(5)

PASAL 1

Penyakit yang timbul karena hubungan

kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau

lingkungan kerja.

(6)

PASAL 2

Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja berhak mendapat jaminan Kecelakaan Kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan kerja

berakhir.

(7)

PASAL 3

1. H ak atas Jaminan Kecelakaan Kerja bagi tenaga kerja yang hubungan kerjanya telah berakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan, apabila menurut hasil diagnosis dokter yang merawat penyakit

tersebut diakibatkan oleh pekerjaan selama tenaga kerja yang bersangkutan masih dalam hubungan kerja.

2. H ak jaminan kecelakaan kerja sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) diberikan, apabila penyakit tersebut timbul dalam waktu paling lama 3 (tiga)

tahun terhitung sejak hubungan kerja tersebut

berakhir .

(8)

PASAL 4

Penyakit yang timbul karena hubungan kerja sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 1, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan

Presiden ini.

(9)

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 27 Pebruari 1993

PRESIDEN REPUBLIK IN DON ESIA ttd.

SOEH ARTO Salinan sesuai dengan aslinya

SEKRETARIAT KABIN ET RI Kepala Biro H ukum

dan perundang-undangan Ttd

Bambang Kesowo, S.H ., LL.M .

PASAL 5

Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal

ditetapkan.

(10)

LAMPIRAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1993

TANGGAL 27 Pebruari 1993

PENYAKIT YANG TIMBUL KARENA HUBUNGAN KERJA

1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut (silicosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkolosis yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.

2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam keras.

3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).

4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaa

5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik

(11)

6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun.

7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya yang beracun.

8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.

9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.

10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaan-nya yang beracun.

11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaan-nya yang beracun.

12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaan-nya yang beracun.

13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaan-nya yang beracun.

14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaan-nya yang beracun.

15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida. beracun

(12)

16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik atau aromatik yang beracun.

17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.

18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau

homolognya yang beracun.

19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.

20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.

21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida, atau derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.

22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.

23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi.

(13)

24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang berkenaan lebih.

25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi yang mengion.

26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau biologik.

27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic,

bitumen, minyak mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut.

28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.

29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi khusus.

30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau radiasi atau

kelembaban udara tinggi.

31. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat

(14)

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)

DI PT JASA MARGA (PERSERO) TBK

Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi PT Jasa Marga (Persero) Tbk, salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui penerapan Kebijakan Mutu, Keselamatan &

Kesehatan Kerja, dan Lingkungan.

Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Jasa Marga mengacu pada regulasi Pemerintah Republik Indonesia yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja; Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan Standar Internasional ISO 45001:2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

(15)

Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Jasa Marga mengacu pada regulasi Pemerintah Republik Indonesia yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.04/MEN/1987 tentang

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan kerja Serta Tata Cara

Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja; Peraturan Menteri Tenaga Kerja

Nomor PER-02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban

dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan Standar

Internasional ISO 45001:2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.

(16)

Dalam penerapan program K3, Unit K3 Perseroan secara

periodik melakukan analisis keselamatan kerja untuk

meninjau ulang metode dan mengidentifikasi praktek

pekerjaan yang tidak selamat, memonitor kondisi lingkungan

yang berpotensi menimbulkan masalah K3, serta tindakan-

tindakan yang tidak sesuai dengan Standard Operating

Procedure (SOP). Selain hal-hal preventif, Perseroan secara

rutin melakukan inspeksi terhadap faktor-faktor atau bahaya

yang berpotensi menyebabkan cedera, sakit atau kecelakan

dan mengidentifikasi ketidakfungsian peralatan.

(17)

Dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen Perseroan, Perseroan telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pembentukan Organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) adalah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerja sama antara pengusaha dan karyawan untuk mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

Pembentukan organisasi P2K3 merupakan amanat dalam Undang Undang No. 01 tahun 1970 dimana P2K3 bertugas memberikan pertimbangan dan dapat membantu pelaksanaan usaha pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dalam Perseroan serta dapat memberikan sosialisasi efektif pada para pekerja. Dalam rangka memenuhi Undang Undang tersebut, maka Perseroan telah

membentuk Organisasi P2K3 di lingkungan Jasa Marga.

Pada tahun 2020, pelaksanaan kegiatan P2K3 lebih banyak dilaksanakan dengan metode daring dengan menggunakan aplikasi. Ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi dan pencegahan penularan Covid-19 di lingkungan Jasa Marga.

(18)

2. Pemenuhan Kompetensi

Sehubungan dengan pemenuhan kompetensi bidang Sistem Manajemen

Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) di lingkungan Jasa Marga, hingga

tahun 2020, Jasa Marga telah memiliki kompetensi sebagai berikut:

(19)

3. Simulasi Tanggap Darurat

Keadaan Darurat adalah berubahnya suatu kegiatan/keadaan atau situasi yang semula normal menjadi tidak normal sebagai akibat dari suatu peristiwa atau kejadian yang tidak diduga atau tidak dikehendaki terjadi secara mendadak dan tidak terduga, dapat terjadi dimana saja dan kapan saja yang dapat menimbulkan dampak negatif, dapat menghentikan atau mengganggu jalannya proses operasi, untuk itu diperlukan operasi penanggulangan segera. Secara rutin Jasa Marga telah melakukan Simulasi Tanggap Darurat dengan minimal pelaksanaan satu tahun sekali. Pada tahun 2020, tema Simulasi Tanggap Darurat yang dilaksanakan yaitu Simulasi Tanggap Darurat Bencana Banjir dengan tetap menjaga protokol pencegahan Covid-19. Kegiatan tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2020.

(20)

4. Audit Internal Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam rangka pemenuhan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 50

Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja, pada tahun 2020 Jasa Marga telah melakukan Audit

Internal SMK3 di Kantor Pusat sesuai dengan ketentuan.

(21)

5. Audiensi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta

Dalam proses pembentukan P2K3 di wilayah kerja, Jasa Marga telah melakukan audiensi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta.

Disepakati bahwa P2K3 merupakan kewajiban yang harus dibentuk di wilayah kerja dengan melibatkan ahli K3 sebagai sekretaris P2K3. Setelah terbentuknya struktur P2K3 wilayah, maka selanjutnya dapat melaporkan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta untuk diverifikasi dan disahkan. Dan untuk periode per 3 (tiga) bulan, perusahaan dapat melaporkan segala kegiatan mengenai K3 di wilayahnya.

(22)

6. Protokol Pencegahan Penularan Corona Virus Disease (COVID-19) Kantor Prokes.jpg Masjid prokes.jpg Kantin prokes.jpg

a. Pemberlakuan 6M (Mencuci tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mengurangi

Mobilisasi, Menghilangkan Kerumunan, dan Menghindari makan bersama) pada seluruh area kantor dan tempat tinggal ;

b.Pengukuran suhu di depan pintu masuk;

c.Penyediaan handsanitizer dan sabun cuci tangan di area kantor;

d.Pemberlakuan batas maksimal orang untuk lift di kantor;

e.Pemberlakuan Sistem Kerja Work from Office (WFO) dan Work from Home (WFH) sesuai kondisi wilayah;

f. Pemberlakuan kapasitas terbatas atau sistem take away di wilayah kantin

.

(23)

g.Pemberlakuan inspeksi berkala untuk penegakan protokol pencegahan Covid-19 di wilayah kantor;

h.Pengecekan hasil rapid test/Antigen negatif Covid-19 untuk tamu yang berkunjung ke wilayah kantor;

i.Pembuatan infografis sosialisasi protokol pencegahan penularan Covid-19 di wilayah kantor;

j.Pemberlakuan lock down gedung kantor selama 3 hari apabila terdapat karyawan yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan pemberlakuan tracing kepada karyawan yang

memiliki kontak erat;

k.Penyemprotan desinfektan ke seluruh area kantor setelah dinyatakan lock down;

l.Pemberlakuan rapid test, Antigen, dan PCR test apabila terjadi kondisi karyawan yang terindikasi positif Covid-19;

m.Pelaksanaan vaksin Covid-19 sudah dilakukan secara berkala untuk karyawan aktif, karyawan yang telah pensiun, Office Boy, Cleaning Service dan Security

(24)

TERIMA

KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sesuai perundang- undangan yang berlaku untuk mendukung berjalannya penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

Suharda Tiga Putra yang dipekerjakan di Unika Soegijapranata Semarang ditinjau dari PP no 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.. Hasil

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.. Sekretariat

Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).. Menurut Kawatu (2012) dalam Wuon (2013) manfaat penerapan

Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan kerja Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012 yang dimaksud dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya

Perkebunan Nusantara V Kebun Sei Lindai Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Kecamatan Tapung Hulu

11 1.6 Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja SMK3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi

Tinjauan ulang Sistem Manajamen K3 meliputi: a.Evaluasi terhadap penerapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja b.Tujuan, sasaran dan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja