• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas filsafat

N/A
N/A
Sarma Patta

Academic year: 2025

Membagikan "Tugas filsafat"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UAS FILSAFAT ADMINISTRASI

JELASKAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 DAN 4 PILAR KEBANGSAAN

Oleh:

Nama: Sarma Patta Nim: 202122119 Kelas/semester: A/7

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2025

(2)

A. Undang-Undang Dasar 1945 1. Pengertian UUD 1945

UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis yang mengikat pemerintah, lembaga- lembaga negara, lembaga masyarakat dan juga mengikat setiap warga negara Indonesia dimanapun mereka berada dan juga mengikat setiap penduduk yang berada di wilayah Negara Republik Indonesia.

 UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Indonesia:

UUD 1945 merupakan konstitusi bagi negara Indonesia. Sebagai dasar hukum, UUD 1945 memegang peranan penting dalam mewujudkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ideologi bangsa Indonesia yaitu PANCASILA (Staats fundamental norms).

Pilar ke-2 UUD 1945 (Konstirusi Negaral sebagai:

1. Hukum Dasar. Kesepakatan umum (Konsensus);

2. Norma Dasar (Ground Norm:

3. Aturan Dasar (Ground Gesetzel:

4. Pedoman Demokrasi Konstitusional.

Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) adalah hukum dasar tertulis yang menjadi pedoman penyelenggaraan negara. Sebagai konstitusi, UUD 1945 memuat aturan-aturan dasar yang mengatur struktur, fungsi, dan hubungan antar-lembaga negara, serta hak dan kewajiban warga negara.

2. Isi dan Struktur UUD 1945

UUD 1945 terdiri dari dua bagian utama:

1. Pembukaan UUD 1945

o Alinea Pertama: Pernyataan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penolakan terhadap penjajahan.

o Alinea Kedua: Penegasan perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

o Alinea Ketiga: Pernyataan kemerdekaan dengan berlandaskan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(3)

o Alinea Keempat: Merupakan inti dari Pembukaan, mencakup tujuan negara, dasar negara (Pancasila), dan bentuk negara (NKRI).

2. Batang Tubuh UUD 1945

o Pasal-Pasal: Memuat aturan detail yang mencakup hak asasi manusia, sistem pemerintahan, hubungan antar lembaga negara, dan aturan dasar kehidupan bernegara.

o Bab-Bab: Terbagi menjadi beberapa bab yang mengatur bidang tertentu seperti lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif, dan hal lain yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat.

 Tujuan Negara (Pembukaan UUD 1945, Alinea ke-IV)

1. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia 2. memajukan kesejahteraan umum

3. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan 4. ikut melaksanakan ketertiban dunia.

 Bentuk Negara: Negara kesatuan, merupakan bentuk negara yang sifatnya tunggal dan tidak tersusun dari beberapa negara yang memiliki kedaulatan, tidak terbagi, dan kewenangannya berada pada pemerintah pusat. Contoh negara yang berbentuk kesatuan adalah Indonesia, Filipina, Thailand, Kamboja dan Jepang.

Negara hukum (rechtstaat memiliki ciri-ciri:

1. Bersumber dari rasio manusia 2. Liberalistik/individualistik

3. Humanisme yang antroposentrik lebih dipusatkan pada manusia 4. Pemisahan antara agama dan negara secara mutlak: dan

5. Ateisme dimungkinkan.

3. Tujuan UUD 1945:

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Contoh:

Perlindungan terhadap kedaulatan wilayah Indonesia, baik dari ancaman internal maupun eksternal.

Memajukan kesejahteraan umum. Contoh: Kebijakan pembangunan infrastruktur dan program kesejahteraan sosial.

(4)

Mencerdaskan kehidupan bangsa. Contoh: Program pendidikan nasional dan penyediaan akses pendidikan bagi seluruh rakyat.

Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi. Contoh: Partisipasi Indonesia dalam organisasi internasional seperti PBB.

4. Prinsip Penting UUD 1945

Kedaulatan Rakyat: Kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.

Supremasi Hukum: Semua warga negara dan lembaga negara harus tunduk pada hukum.

Pembagian Kekuasaan: Kekuasaan negara dibagi menjadi legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

B. Empat Pilar Kebangsaan

Empat pilar kebangsaan merupakan tiang penyangga yang bertujuan agar rakyat Indonesia merasa nyaman, aman, tentram dan sejahtera serta menghndar terjadinya gangguan dan bencana. Pilar pada prinsipnya merupakan tiang penyangga bangunan agar dapat berdiri kokoh. Risiko tiang rapuh adalah bangunan akan mudah roboh. Oleh karena itu, upaya untuk merekonstruksi empat pilar MPR dalam kehidupan kebangsaan sangatlah penting. Tujuannya adalah memberikan konsep yang menjadi Indonesia yang integrative, komprehensif, dan sekaligus menjadi landasan untuk memajukan persatuan bangsa. Empat pilar kebangsaan atau MPR tersebut adalah: Pancasila sebagai Ideologi Nasional, Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Konstitusi negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai Bentuk Negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Motto Nasional. Sasaran Penelitian ini adalah ASN, swasta, tokoh masyarakat, pemuda, mahasiswa, generasi muda, warga masyarakat dan pihak- pihak yang terkait yang mewakili unsur-unsur masyarakat di Kabupaten Toba Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sosialasasi menjadi tanggung jawab bersama dengan melaksanakan tahapantahapanya. Pendidikan sebagai salah satu upaya pembentukan karakter bangsa adalah suatu langkah yang strategis dan harapan dari masyarakat berkaitan dengan 4 (empat) pilar MPR RI yaitu menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Empat pilar kebangsaan Indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila sebagai pilar utama bagi bangsa Indonesia

(5)

dan juga merupakan falsafah hidup bangsa yang memuat nilainilai yang mendeskripsikan jiwa bangsa Indonesia.

Memudarnya nilai-nilai Pancasila menjadi permasalahan bangsa ditengah era globalisasi yang menyajikan begitu banyak hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila karena berimplikasi terhadap termobilisasinya anak bangsa dengan budaya dari luar sehingga perlunya penguatan nilai-nilai pancasila melalui aturan hukum terkait penguatan nilai-nilai pancasila di setiap lembaga secara kolektif kolegial sehingga pengamalan nilai-nilai Pancasila dapat dilaksanakan secara merata untuk mencapai kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dengan begitu, Pancasila dapat menyaring berbagai nilai-nilai yang masuk dari luar yang tidak sesuai dengan falsafah hidup bangsa.

Hukum dapat memonitor negara untuk mencapai kemajuan. Untuk itu, penguatan nilai- nilai Pancasila dengan membuat aturan yang dapat menjadikan Pancasila lebih implementatif disaat mulai memudarnya nilai-nilai Pancasila itu. Sebab hakikatnya, Pancasila dapat membawa kemajuan melalui negara hukum yang bersumber pada ketertiban sebagai salah satu destinasi hukum.

1. Pancasila

Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang menjadi panduan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Butir-Butir Pancasila:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

o Menghormati kebebasan beragama.

o Contoh penerapan: Perayaan hari besar agama secara nasional.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

o Mengutamakan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan.

o Contoh: Penegakan hukum yang tidak memandang status sosial.

3. Persatuan Indonesia

o Mengedepankan kepentingan nasional di atas kepentingan golongan.

o Contoh: Penanggulangan bencana secara nasional.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan

o Mengedepankan musyawarah dalam pengambilan keputusan.

o Contoh: Pemilu sebagai wujud demokrasi.

(6)

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

o Pemerataan kesejahteraan tanpa diskriminasi.

o Contoh: Program bantuan sosial untuk masyarakat miskin.

2. UUD 1945

UUD 1945 sebagai pilar kedua merupakan landasan konstitusi negara yang memastikan setiap kebijakan dan undang-undang di Indonesia sesuai dengan prinsip-prinsip dasar yang telah ditetapkan.

3. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

NKRI adalah bentuk negara Indonesia yang tidak dapat diubah. Karakteristik NKRI adalah:

o Sentralisasi Kedaulatan: Seluruh kekuasaan negara dikelola dalam bingkai kesatuan.

o Persatuan dalam Keberagaman: Mengintegrasikan lebih dari 17.000 pulau dan ratusan etnis.

4. Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan ini mencerminkan keanekaragaman budaya, bahasa, suku, dan agama yang ada di Indonesia, namun tetap bersatu dalam satu negara. Nilai-nilai utamanya:

o Toleransi: Menghormati perbedaan antar individu atau kelompok.

o Persatuan: Membina kerja sama meskipun memiliki latar belakang yang berbeda

 Hubungan UUD 1945 dan Empat Pilar Kebangsaan

Keempat pilar kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari UUD 1945, karena:

1. Pancasila adalah dasar filosofis yang mendasari seluruh pasal UUD 1945.

2. UUD 1945 menetapkan kerangka hukum dan kelembagaan negara.

3. NKRI sebagai bentuk negara dijamin dalam pasal-pasal UUD 1945.

4. Bhinneka Tunggal Ika terintegrasi dalam semangat pembukaan UUD 1945.

 Pentingnya Memahami UUD 1945 dan Empat Pilar Kebangsaan dalam Administrasi Negara 1. Sebagai Pedoman Dasar

o Semua kebijakan pemerintah harus mengacu pada prinsip-prinsip yang terkandung dalam UUD 1945 dan Empat Pilar Kebangsaan.

2. Mendorong Tertib Administrasi

(7)

o Administrasi negara harus berlandaskan hukum untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.

3. Memupuk Nasionalisme

o Memahami nilai-nilai empat pilar akan memperkuat rasa cinta tanah air.

4. Menciptakan Kebijakan yang Berkeadilan

o Kebijakan publik yang sesuai dengan UUD 1945 dan Pancasila akan menjamin kesejahteraan seluruh rakyat.

 FILSAFAT ADMINISTRASI: UUD 1945 DAN EMPAT PILAR KEBANGSAAN

Filsafat administrasi mengkaji dasar-dasar pemikiran di balik pengelolaan negara, kebijakan publik, serta hubungan antara pemerintah dan rakyat. Dalam konteks Indonesia, filsafat administrasi tidak dapat dilepaskan dari UUD 1945 dan Empat Pilar Kebangsaan, karena keduanya adalah fondasi bagi prinsip-prinsip etis, hukum, dan operasional administrasi negara.

UUD 1945 DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ADMINISTRASI 1. UUD 1945 Sebagai Landasan Filosofis Administrasi Negara

UUD 1945 mencerminkan pandangan filosofis para pendiri bangsa tentang bagaimana negara harus dijalankan. Aspek filosofis ini meliputi:

o Idealisme: UUD 1945 mengandung cita-cita luhur untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

o Pragmatisme: UUD 1945 juga mengatur langkah-langkah praktis dalam menyelenggarakan pemerintahan.

2. Prinsip-Prinsip Administrasi Berdasarkan UUD 1945

Dalam filsafat administrasi, beberapa prinsip penting yang dapat diturunkan dari UUD 1945 adalah:

o Legitimasi: Kekuasaan pemerintah harus berdasarkan hukum (rule of law) yang diatur dalam konstitusi.

o Keadilan Sosial: Administrasi negara harus memastikan distribusi sumber daya yang adil.

o Kedaulatan Rakyat: Setiap kebijakan publik harus mencerminkan aspirasi rakyat, sesuai prinsip demokrasi.

3. Contoh Relevansi UUD 1945 dalam Administrasi

(8)

o Desentralisasi dan Otonomi Daerah: Dalam Pasal 18, UUD 1945 mengatur pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah, memberikan ruang bagi daerah untuk mengelola urusan administrasi sendiri.

o Perencanaan Pembangunan Nasional: UUD 1945 memberikan dasar untuk kebijakan pembangunan, seperti RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional), yang berorientasi pada keadilan sosial.

EMPAT PILAR KEBANGSAAN DALAM FILSAFAT ADMINISTRASI 1. Pancasila sebagai Dasar Administrasi

Pancasila tidak hanya menjadi ideologi negara, tetapi juga kerangka nilai bagi administrasi publik. Dalam filsafat administrasi, nilai-nilai Pancasila diterapkan untuk menciptakan pemerintahan yang etis dan bertanggung jawab.

o Ketuhanan yang Maha Esa: Administrasi negara harus menghormati kebebasan beragama dan mendukung program keagamaan tanpa diskriminasi. Contoh: Kebijakan libur nasional berdasarkan hari besar agama.

o Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Administrasi publik harus memastikan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Contoh: Kebijakan pelayanan publik yang ramah disabilitas.

o Persatuan Indonesia: Administrasi harus mendukung program yang memperkuat kesatuan nasional. Contoh: Program transmigrasi dan pembangunan infrastruktur di daerah terpencil.

o Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan: Administrasi negara wajib mendukung musyawarah dalam pengambilan keputusan. Contoh: Forum diskusi masyarakat dalam penyusunan APBD.

o Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Pemerintah harus memastikan akses yang adil terhadap pendidikan, kesehatan, dan layanan publik. Contoh: Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

2. UUD 1945 sebagai Kerangka Hukum Administrasi

Dalam filsafat administrasi, UUD 1945 adalah panduan utama bagi administrasi negara.

Semua tindakan administrasi harus sesuai dengan konstitusi, yang berarti tidak boleh bertentangan dengan hak-hak dasar rakyat.

3. NKRI sebagai Wadah Administrasi

(9)

Sebagai bentuk negara, NKRI menciptakan kerangka yang memungkinkan pelaksanaan administrasi secara terpadu. Prinsip administrasi dalam NKRI meliputi:

o Kesatuan Kebijakan: Kebijakan nasional harus berlaku di seluruh wilayah Indonesia.

o Keragaman Pelaksanaan: Administrasi daerah diberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan kebijakan dengan kebutuhan lokal.

o Stabilisasi Sosial Administrasi negara bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas sosial dan politik melalui kebijakan yang inklusif.

4. Bhinneka Tunggal Ika sebagai Prinsip Keragaman Administrasi

Dalam administrasi, semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjadi dasar dalam mengelola keberagaman. Filsafat administrasi mengajarkan bahwa keberagaman harus dikelola secara efektif untuk menciptakan harmoni.

Contoh dalam Administrasi:

o Pemerintahan Multikultural: Kebijakan pemerintah daerah yang menghormati adat istiadat setempat, seperti perayaan budaya lokal.

o Layanan Publik yang Inklusif: Administrasi yang memastikan bahwa semua kelompok mendapatkan pelayanan tanpa diskriminasi.

 FILSAFAT ADMINISTRASI DAN IMPLEMENTASI EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERNEGARA

1. Prinsip Keadilan dalam Administrasi

Administrasi negara harus bertumpu pada prinsip keadilan yang diusung Pancasila dan UUD 1945. Filsafat administrasi menekankan bahwa setiap kebijakan harus memperhatikan kepentingan masyarakat luas, bukan hanya segelintir pihak.

2. Transparansi dan Akuntabilitas

Filsafat administrasi menggarisbawahi pentingnya transparansi dalam pengelolaan negara.

Transparansi ini diwujudkan melalui:

o Keterbukaan Informasi Publik: Rakyat berhak mengetahui kebijakan dan anggaran pemerintah.

o Akuntabilitas Kinerja: Pejabat publik harus bertanggung jawab atas tindakan mereka.

3. Etika Administrasi Publik

(10)

Dalam filsafat administrasi, etika memainkan peran penting. Nilai-nilai etika seperti integritas, kejujuran, dan tanggung jawab diambil dari Pancasila untuk menjadi pedoman bagi aparatur negara.

 STUDI KASUS

1. Implementasi Pancasila dalam Kebijakan Administrasi

o Program Dana Desa: Kebijakan ini mendukung keadilan sosial dengan memberikan anggaran langsung ke desa untuk pembangunan infrastruktur.

o Program Indonesia Pintar: Program ini memastikan semua anak mendapatkan akses pendidikan yang merata.

2. Konflik Administrasi dan Prinsip Kebangsaan

o Kasus Separatisme: Ketidaktepatan dalam implementasi prinsip keadilan sosial dapat memicu gerakan separatis di daerah tertentu.

o Hoaks dan Polarisasi: Kurangnya transparansi dalam administrasi menyebabkan penyebaran informasi palsu yang mengancam persatuan.

Kesimpulan dari materi ini menekankan bahwa UUD 1945 dan Empat Pilar Kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) adalah landasan fundamental dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

UUD 1945 sebagai konstitusi mencakup prinsip-prinsip dasar seperti kedaulatan rakyat, supremasi hukum, keadilan sosial, dan pembagian kekuasaan. Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 menetapkan tujuan negara, hak asasi manusia, serta hubungan antar lembaga negara.

Empat Pilar Kebangsaan menjadi penyangga persatuan dalam keberagaman, dengan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa, NKRI sebagai bentuk negara yang utuh, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan persatuan.

Dalam filsafat administrasi, nilai-nilai ini diterapkan melalui legitimasi hukum, desentralisasi, dan kebijakan publik berbasis keadilan sosial untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ini penting untuk menciptakan pemerintahan yang transparan, akuntabel, serta inklusif, yang mampu menyaring pengaruh global tanpa melupakan identitas bangsa.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Makna Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita

Hal ini disebabkan karena sila-sila pancasila sebagai suatu sistem flsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologi, nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam pancasila

Ternyata peran pancasila dalam era globalisasi sebagai pedoman hidup masyarakat mulai memudar dengan enggannya masyarakat memahami lebih dalam Pancasila sebagai ideologi bangsa

Adanya Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka.. atau tidak suka telah datang dan

Adanya Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka atau tidak suka telah datang

Landasan Aksiologis Pancasila  Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada

Filsafat dan Kaitannya dengan Pancasila LANDASAN EPISTEMOLOGIS PANCASILA Nilai-nilai Pancasila digali dari pengalaman empiris bangsa Indonesia, kemudian disintesiskan menjadi sebuah

Globalisasi dan peranan Pancasila dalam menjaga identitas nasional dan nilai-nilai luhur bangsa