• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH: MANAJEMEN MUTU KONSTRUKSI

N/A
N/A
Nurul Azizah

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH: MANAJEMEN MUTU KONSTRUKSI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MANAJEMEN MUTU KONSTRUKSI

PERMASALAHAN PADA TAHAP PELAKSANAAN KOSNTRUKSI

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Konstruksi yang diampu oleh Dr. Ir. Beby Sintia Dewi Banteng, S.T., MSP

OLEH:

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2022

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Mutu Konstruksi” tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW semoga syafaatnya mengalir pada kita kelak.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen Manajemen Mutu Konstruksi yang diberikan oleh Ibu Dr. Ir. Beby Sintia Dewi Banteng, S.T., MSP. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai “Manajemen Manajemen Mutu Konstruksi”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi yang dibahas, mengingat akan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki masih terbatas. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga bagi para pembaca.

Gorontalo, 5 Maret 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan Penulisan...2

BAB II PEMBAHASAN...3

2.1 Pengertian Manajemen Operasional...3

2.2 Pengertian Manajemen Pemeliharaan...3

2.3 Tujuan Manajemen Operasional dan Pemeliharaan...4

2.4 Fungsi Manajemen Operasional...5

2.5 Manfaat Manajemen Pemeliharaan...7

BAB III PENUTUP...8

3.1 Kesimpulan...8

3.2 Saran...8

DAFTAR PUSTAKA...9

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jasa dalam bidang konstruksi sangat mempengaruhi perekonomian setiap negara. Semakin maju jasa dalam bidang konstruksi, maka semakin bertumbuh perekonomian negara tersebut. Oleh karena itu, jumlah jasa dalam bidang konstruksi pun meningkat. Menurut penelitian (Gambar 1.1), jumlah jasa dalam bidang konstruksi di Indonesia terus meningkat (dilihat dari jumlah anggaran untuk jasa konstruksi dari tahun 2002-2008).

Gambar 1.1 Jumlah anggaran untuk jasa konstruksi Sumber : BPS tahun 2009

Karena sudah banyak jasa dalam bidang konstruksi, maka setiap perusahaan jasa selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi konsumen untuk tetap dapat diterima oleh konsumen. Peningkatan mutu adalah cara yang dilakukan agar konsumen tidak lari ke penyedia jasa konstruksi lain.

(5)

Ada lima tahap pada proyek konstruksi, yaitu tahap studi kelayakan, tahap desain, tahap pelelangan, tahap pelaksanaan, dan tahap pemeliharaan. Dari kelima tahap tersebut, tahap pelaksanaan adalah tahap yang paling lama dilakukan, tahap yang membutuhkan banyak orang yang terlibat, dan tahap yang paling membutuhkan kejelian dalam melakukannya. Karena itu, pada tahap pelaksanaan sering terjadi kesalahan-kesalahan. Kesalahan tersebut bisa saja terjadi karena pengaruh tahap sebelumnya yang tidak dilakukan dengan baik dan juga karena tidak melakukan ketiga proses manajemen mutu.

Setiap kesalahan yang terjadi pasti akan mempengaruhi mutu. Contoh masalah yang sering dihadapi dalam proyek konstruksi adalah seberapa baikpun perencanaan yang telah dilakukan, pada tahap pelaksanaan selalu terjadi perubahan yang mengakibatkan keterlambatan penyelesaian. Keterlambatan suatu pekerjaan merupakan efek kombinasi dari ketergantungan antar pekerjaan dan material dalam setiap proses. Selain itu keterlambatan ini pasti akan mempengaruhi dana yang keluar. Walaupun hasilnya baik, tapi jika biaya besar dan waktu lama, maka mutu tetap dianggap kurang baik. Karena mutu, biaya dan waktu saling berkaitan satu sama lain.

Untuk itu, pada makalah ini akan membahas apa saja permasalahan yang biasa terjadi pada proyek konstruksi, khususnya pada tahap pelaksanaan sehingga mempengaruhi biaya, waktu, dan mutu proyek tersebut. Dari permasalahan tersebut, maka akan dicari solusi dari permasalahan tersebut agat kesalahan pada tahap pelaksanaan dapat dikurangi. Kurangnya kesalahan pada tahap pelaksanaan akan meningkatkkan mutu pada proyek konstruksi..

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan menjadi isi pada makalah ini adalah:

1. Apa saja permasalahan yang terjadi pada tahapan pelaksanaan konstruksi.

(6)

2. Apa saja yang menjadi faktor pemicu terjadinya permasalahan pada tahapan konstruksi.

3. Bagaimana hubungan proses manajemen mutu pada tahap pelaksanaan konstruksi.

4. Bagaimana untuk terus mempertahankan mutu di tahapan pelaksanaan konstruksi.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang biasa terjadi pada tahap pelaksanaan dan bagaimana solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

2. Agar mengetahui apa saja yang harus ditingkatkan pada tahapan pelaksanaan konstruksi agar meningkatakan mutu di konstruksi.

(7)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Uraian Singkat Judul

Judul makalah ini adalah “Permasalahan pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi”. Untuk mengetahui lebih lanjut isi makalah, maka terlebih dahulu mencari tahu pengertian dari judul tersebut.

a. Permasalahan

Permasalahan berasal dari kata dasar masalah, yang berarti suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan (dari KBBI). jika di tambah dengan imbuhan per-an yang berarti peristiwa itu sendiri, maka permasalahan adalah persoalan – persoalan tersebut dan harus dipecahkan.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah bagian dari proses untuk melakukan suatu pekerjaan, dimana sebelum melakukan pelaksanaan sudah dilakukan tahap- tahap sebelumnya seperti perencanaan, studi kelayakan, ataupun yang lainnya.

c. Konstruksi

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana.

Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuaninfrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya).

(8)

Maka, “Permasalahan pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi” adalah segala persoalan dan kendala yang terjadi pada suatu proses pekerjaan suatu proyek bangunan.

2.2 Proses Manajemen Mutu

Pada proyek konstruksi, ada tiga proses yang harus dilakukan untuk mendapatkan mutu yang baik. Ini adalah syarat yang harus dilakukan dalam memanajemen mutu dalam suatu proyek. Adapun ketiga proses mutu tersebut adalah perencanaan mutu (Quality Planning), pengendalian mutu (Quality Control) dan penjaminan mutu (Quality Assurance). Ketiga proses ini dilakukan dalam suatu manajemen proyek agar proyek tersebut menghasilkan mutu yang baik.

Gambar 2.1 Proses Mutu Sumber : Olah Data Pribadi 2.2.1 Perencanaan Mutu (Quality Planning)

Perencanaan mutu adalah proses yang berkaitan dengan pemilik (owner), yaitu proses produksi, desai produk, atau pelayanan. Perencanaan mutu ini biasanya dilakukan di tahap-tahap awal, sebelum tahap pelaksanaan. Untuk proyek konstruksi, merencanakan mutu ini sangat perlu sebagai acuan untuk melakukan proses selanjutnya seperti penjaminan mutu dan pengendalian mutu di tahap selanjutnya.

(9)

Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan mutu antara lain:

a. Mengetahui detail proyek yang akan dikerjakan.

b. Mengidentifikasi pelanggan dan target pasar.

c. Mengetahui kebutuhan atau keinginan dari pelanggan.

d. Menerjemahkan kebutuhan pelanggan menjadi produk atau ketentuan- ketentuan pelayanan, akan tetapi tetap dikaitkan kepada standar-standar baku, spesifikasi teknis, dll.

e. Mengembangkan pelayanan dari produk tersebut yang dapat melebihi kebutuhan pelanggan.

f. Mengembangkan proses-proses yang dapat memberikan pelayanan, pembuatan produk dalam cara yang paling efisien.

g. Mentransfer desain kepada organisasi terkait agar proses tersebut dapat berjalan

2.2.2 Penjaminan Mutu (Quality Assurance)

Penjaminan mutu adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan keyakinan bahwa instansi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Tujuan utama kegiatan penjaminan mutu adalah mengadakan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk memberikan kepercayaan kepada semua pihak yang berkepentingan bahwa semua tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkatan mutu proyek telah dilaksanakan dengan berhasil. Proses penjaminan mutu dilaksanakan pada tahap pelaksanaan suatu proyek.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses penjaminan mutu diantaranya:

(10)

a. Periksa manual dari prosedur proyek yaitu suatu tahap-tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas proyek sehingga tercapai tujuan proyek.

b. Periksa isi dokumen kontrak dan spesifikasi teknisnya, kemudian susun kriteria rencana kerja, proses kerja, dan hasil kerja.

c. Prosedur pemeriksaan proyek yang berisi antara lain gambar kerja, spesifikasi, dan laporan pemeriksaan terhadap kegiatan.

d. Pemeriksaan secara menyeluruh dan terpadu terhadap dokumen yang diperlukan untuk penyerahan terakhir, dengan tujuan menyelaraskan koordinasi hasil kerja pelaksanaan dan menghindari terjadinya konflik/pertentangan dari isi dokumen.

e. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum dokumen di distribusikan adalah diperiksa terlebih dahulu oleh manajer proyek sebelum diserahkan ke pemilik proyek.

2.2.3 Pengendalian Mutu (Quality Control)

Pengendalian mutu adalah proses yang melakukan tindakan-tindakan berupa testing, pengukuran, dan pemerikasaan untuk memantau apakah kegiatan konstruksi telah dilakukan sesuai dengan rencana. Pengendalian mutu dilakukan pada tahap pelaksanaan proyek, khususnya pada tahap pengwasan dan pengendalian, agar mengetahui apakah tahap-tahap pelaksanaan proyek sudah dilakukan sesuai dengan syarat dan rencana pada perencanaan mutu. Lalu jika tidak dilakukan sesuai syarat, maka dilakukan penindak-lanjutan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian mutu adalah:

a. Mengevaluasi kinerja mutu nyata.

b. Membandingkan kinerja nyata dengan tujuan mutu.

c. Bertindak berdasarkan perbedaan.

Dari penjelasan masing-masing proses mutu di atas, yang dilakukan pada tahap pelaksanaan konstruksi adalah proses penjaminan mutu dan pengendalian

(11)

2.3 Tahap Pelaksanaan Konstruksi

Sebelum membahas tentang tahap pelaksanaan konstruksi, maka terlebih dahulu mengetahui apa saja tahapan dalam kegiatan konstruksi. Kegiatan konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berurutan dan saling berkaitan.

Biasanya dimulai dari lahirnya suatu kebutuhan (need), pemikiran kemungkinan terlaksananya proyek tersebut (feasibility study), keputusan untuk membangun dan membuat penjelasan yang lebih rinci (briefing), menuangkannya dalam bentuk rancangan awal (predesign), membuat rancangan yang lebih rinci dan pasti (detail design), lalu memilih calon pelaksana (procurement), kemudian melaksanakan pembangunan (construction), serta melakukan pemeliharaan terhadap bangunan tersebut (maintenance). Untuk diagramnya, tahap - tahap konstruksi tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Tahap – Tahap Konstruksi Sumber : Olah Data Pribadi

Tahap pelaksanaan dilakukan setelah melakukan ketiga tahap sebelumnya, yaitu tahap studi kelayakan, perencanaan, dan pelelangan. Jika ketiga tahap sebelumnya belum dilakukan, maka tidak akan bisa melakukan tahap pelaksanan konstruksi. Tahap pelaksanaan adalah tahap dimana perwujudan dari desain, rencana anggaran biaya dan rencana waktu yang sudah di rencanakan pada tahap

(12)

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan kosntruksi adalah merencanakan, mengendalikan, dan mengkoordinasikan semua oprasional di lapangan. Kegiatan perencanaan dan pengendalian dalam tahap pelaksanaan antara lain:

a. Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan.

b. Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan.

c. Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja.

d. Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material

Kegiatan koordinasi pada tahap pelaksanaan yaitu sebagai berikut : a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan.

b. Mengkoordinasi para sub-kontraktor

2.4 Permasalahan yang Terjadi pada Tahap Pelaksanaan

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa ada tiga proses manajemen mutu, yaitu perencanaan mutu (Quality Planning), pengendalian mutu (Quality Control) dan penjaminan mutu (Quality Assurance). Pengendalian dan penjaminan mutu dilaksanakan pada tahap pelaksanaan, sedangkan perencanaan mutu dilaksanakan pada tahap desain. Hal ini tidak berarti bahwa pada tahap pelaksanaan, proses perencanaan mutu tidak mempengaruhi tahap pelaksanaan.

Jika pada proses perencanaan mutu tidak dilakukan dengan baik, hal tersebut akan mempengaruhi proses manajemen mutu selanjutnya. Maka akan terjadi permasalahan pada tahap pelaksanaan.

Permasalahan yang bisa terjadi yakni sebagai berikut:

a. Terjadinya perubahan desain pada tahap pelaksanaan.

b. Lemahnya perencanaan dan pengendalian.

c. Koordinasi yang tidak baik antara pihak yang terlibat.

d. Keterlambatan pemesanan material.

(13)

2.4.1 Perubahan Desain pada Tahap Pelaksanaan

Perubahan desain pada tahap pelaksanaan akan berpengaruh terhadap perubahan biaya dan waktu. Waktu pelaksanaan akan semakin lama dari yang sudah direncakan dan biaya pelaksanaan juga meningkat seiring meningkatnya waktu pelaksanaan, karena seperti yang kita ketahui biaya, waktu, dan mutu saling berkaitan satu sama lain. Jika waktu dan biaya berubah, maka tentu saja mutu juga akan berubah.

Beberapa kesalahan yang dilakukan sehingga terjadinya perubahan desain pada tahap pelaksanaan antara lain:

a. Tidak dilakukan proses perencanaan mutu pada kegiatan memahami keinginan pelanggan.

b. Tidak dilakukan proses penjaminan mutu pada kegiatan pemeriksaan gambar kerja.

Solusi yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Memahami secara detail keinginan pelanggan

Sebagai seorang konsultan, maka keinginan pelanggan adalah hal mutlak yang harus diketahui secara detail. Jika tidak maka pada pertengahan proses pelaksanaan, maka pelanggan akan ingin mengubah desain karena tidak sesuai keinginannya.

b. Kontraktor memeriksa gambar kerja sebelum akan dibangun

Pemeriksaan gambar kerja oleh kontraktor perlu dilakukan untuk memastikan tidak terjadi kesalahan gambar yang dilakukan arsitek dan juga untuk mengetahui tingkat kesulitan gambar tersebut. Jika terjadi kesalahan dapat diperbaiki sebelum tahap pelaksanaan.

c. Melakukan perjanjian dengan pelanggan agar tidak melakukan perubahan desain pada tahap pelaksanaan

Untuk itu maka konsultan harus memperlihatkan hasil desainnya juga kepada pelanggan. Jika pelanggan sudah setuju, maka dilakukan perjanjian kontrak

(14)

hal ini dilakukan, maka kecil kemungkinan untuk melakukan perubahan pada tahap pelaksanaan karena akan melanggar perjanjian.

2.4.2 Lemahnya Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian adalah dua dari tiga kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan. Kegiatan-kegiatan tersebut harus dilakukan oleh kontraktor pengawas dan kontraktor pengendali. Tugas pengawas dan pengendali tidak sama. Pengawas hanya memperhatikan setiap kegiatan lapangan dan melaporkannya, sedangkan pengendali melakukan tindakan jika terjadi perbedaan pekerjaan dari yang direncanakan.

Faktor menimbulkan melemahnya pengawasan dan pengendalian adalah kontraktor pengawas dan pengendali yang tidak memiliki pengetahuan. Solusi yang dilakukan adalah kontraktor pengawas dan pengendali harus memiliki ilmu mengenai konstruksi agar mengetahui saat terjadi kesalahan pada proses pembangunan. Pengetahuan ini juga diperlukan untuk mengendalikan biaya, waktu, dan lain – lain.

2.4.3 Koordinasi yang Tidak Baik Antara Pihak yang Terlibat

Koordinasi yang dimaksud adalah kurangnya komunikasi antar pihak yang terlibat di lapangan. Koordinasi ini dimaksudkan agar apa yang diinginakan pemilik dapat dimengerti oleh konsultan dan kontraktor, lalu apa yang konstraktor pengawas iperintahkan dapat dimengerti sepenuhnya oleh pekerja lain sampai ke tingakt yang paling bawah sekalipun.

Adapun orang-orang yang terlibat dalam tahap pelaksanaan adalah : a. Owner (pemilik)

b. Konsultan studi kelayakan dan konsultan manajemen konstruksi c. Konsultan pengawas

d. Pelaksana konstruksi, seperti kontraktor, sub-kontraktor dan pemasok

(15)

Solusi yang dapat dilakukan adalah mengurangi gap (kesalahan komunikasi) antara berbagai pihak. Gap yang dimaksud adalah:

a. Gap antara pemilik dengan konsultan, yaitu perbedaan apa yang diinginkan oleh pemilik dengan apa yang di gambar oleh konsultan.

b. Gap antara konsultan dengan konstraktor, yaitu perbedaan antara apa yang di gambar konsultan (arsitek) dengan apa yang dipikirkan oleh kontraktor.

c. Gap antara kontraktor dengan sub kontraktor, yaitu perbedaan antara apa yang di pikirkan kontraktor berbeda dengan yang dipikirkan sub kontraktor.

d. Gap antara subkontraktor dengan pekerja lapangan (mandor dan tukang), yaitu perbedaan apa yang dipikirkan sub kontraktor dengan yang dilaksanakan di lapangan.

2.4.4 Keterlambatan Kedatangan Material dan Alat

Keterlambatan pemesanan material akan berdampak kepada perubahan waktu dan biaya dari sudah direncanakan. Jika material terlambat di pesan, maka selama material belum datang tenaga kerja tidak akan bekerja di lokasi padahal sudah di bayar sesuai waktu bekerjanya. Ini akan menambah biaya tenaga kerja.

Selain itu, waktu juga akan bertambah karena tidak sesuai dengan waktu yang sudah diperkirakan. Jika waktu dan biaya bertambah, maka akan mempengaruhi mutu juga.

Alasan terjadinya keterlambatan material adalah karena kontraktor kurang memperkirakan datangnya material. Kontraktor tidak dengan jeli memperkirakan datangnya material. Seharusnya kontraktor sudah memperkirakannya dari lokasi keberadaan material, jenis material, dll. Ini juga diakibatkan karena kontraktor yang belum berpengalaman bekerja di lapangan.

Solusi yang sebaiknya dilakukan diantaranya adalah:

a. Memperhatikan datang matang material yang akan dipesan. Jika lokasinya jauh, maka sudah jauh sebelumnya di pesan. Lalu jika jenis alat termasuk yang susah dicari, maka terlebih dahulu mencari alat tersebut sebelum dibutuhkan.

(16)

c. Kontraktor ataupun subkontraktor memiliki banyak relasi yang berhubungan dengan bahan bangunan. Ini akan mempermudah untuk berkomunikasi sehingga alat dan bahan material dapat datang sesuai dengan waktunya.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tahap pelaksanaan adalah tahap yang harus diperhatikan karena merupakan tahap yang paling penting. Tahap di mana desain tersebut diwujud nyatakan dalam bentuk bangunan yang diinginkan konsumen. Untuk itu, permasalahan sering sekali terjadi pada tahap ini sehingga mempengaruhi mutu pada proyek tersebut. Permasalahan tersebut adalah karena terjadinya perubahan desain, lemahnya perencanaan dan pengendalian, koordinasi yang tidak baik antara pihak yang terlibat, dan keterlambatan pemesanan material. Masih ada permasalahan lain, tetapi yang keempat ini adalah permasalahan yang paling sering terjadi.

(17)

3.1Saran

Keempat permasalahan pada tahap pelaksanaan tersebut harus diatasi agar mutu pada konstruksi juga meningkat. Untuk itu disarankan agar:

a. Ketiga proses manajemen mutu dilaksanakan dengan benar.

b. Kontraktor pengawas dan pengendali diharapkan memliki pengetahuan dan pengalaman.

c. Orang-orang yang terlibat dalam tahap pelaksanaan dapat berkoordinasi dengan baik agar tidak terjadi kesalahpahaman.

d. Membuat time schedule kedatangan material.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Wulfram I. Ervianto, Manajemen Proyek Konstruksi, (Yoyakarta; Penerbit Andi Yogyakarta; 2004), hal 13.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat/ persentase pencapaian Pelaksanaan manajemen penjaminan mutu pendidikan berdasarkan standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2000

Ketiga, pelaksanaan pemenuhan mutu baik dalam pengelolaan satuan pendidikan maupun proses pembelajaran, pada tahap ini juga pihak pengelola satuan pendidikan belum

Universitas Wijaya Kusuma Surabaya telah menetapkan proses audit internal dilakukan secara periodik dalam setahun, untuk memastikan implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015

Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) dalam Unit Rekam Medis (URM) juga bertugas melakukan pengolahan mutu dari data, meliputi: pemodelan data, pemodelan proses dan alur

Ketiga, pelaksanaan pemenuhan mutu baik dalam pengelolaan satuan pendidikan maupun proses pembelajaran, pada tahap ini juga pihak pengelola satuan pendidikan belum

Dalam proses penelitian ini Implementasi Manajemen Perkantoran Berbasis Budaya Mutu Dalam Mewujudkan Lembaga Pendidikan Islam Unggul, manajemennya dilakukan melalui tahapan perencanaan,

Kesalahan Pengawasan • Menerapkan Sitem Manajemen Mutu • Memenuhi Kaidah Pengawasan sesuai KAK Kerangka Acuan Kerja yang dibuat pengguna jasa • Memenuhi SNI atau Standard Lainnya

vi ABSTRAK PENGARUH SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI SMKK TERHADAP FENOMENA TUMBAL PROYEK VIDO CHANDRA/22190005 Pada masyarakat masih sering terjadi kesalahan persepsi