Pertemuan 2 Cost benefit :
Pada dasarnya, metode pengukuran dan analisa cost-benefit didasarkan pada cara serta perspektif manajemen dalan menilai kinerja teknologi informasi yang diimplementasikan. Terkait dengan
paradigma ini, setiap me todologi yang dipilih dan dipergunakan oleh manajemen memiliki karakteristik kirasus yang membedakannya. dengan metodologi lain.
Relative Competitive Performane
cara menilai kelayakan investasi teknologi informasi dengan mengkomparasikan atau membandingkannya dengan perusahaan serupa (kompetitor) dalam industri sejenis.
Metode dengan Teknik scoring dengan prinsip it yang di implementasikan harus mendukung stragei Perusahaan
Implementasi it tepat pada Perusahaan dengan strategy deferensiasi jika mampu membuat Perusahaan berbeda dengan dari lain
Value :
Value Chain Assessment
rantai aktivitas perusahaan semenjak yang bersangkutan membeli
bahan mentah, menyimpan di dalam gudang bahan mentah, mengolahnya menjadi bahan baku, menyimpan hasilnya di gudang bahan baku, mengolahnya menjadi produk jadi, menyimpan produk jadi di gudang khusus,mendistribusikan dan menyebarkannya ke tempat-tempat
penyimpanan, menjualnya setara retail di sejumlah tempat, sampai dengan melayani pelanggan pas a penjualan.
Proportion of Management Vision Achieved (PMVA) adalah metode untuk mengukur sejauh mana sebuah perusahaan telah mencapai visi manajemen yang telah ditetapkan. Contoh PMVA adalah ketika perusahaan A menetapkan visi untuk menjadi pemimpin pasar dalam industri tertentu dalam waktu lima tahun ke depan. Dalam hal ini, perusahaan A dapat menggunakan PMVA untuk mengukur sejauh mana visi manajemen tersebut telah dicapai.
Misalnya, jika perusahaan A telah mencapai pangsa pasar yang signifikan dan pertumbuhan penjualan yang tinggi dalam tiga tahun terakhir, maka perusahaan A dapat dikatakan telah mencapai sebagian besar dari visi manajemennya. Namun, jika perusahaan A masih memiliki pangsa pasar yang kecil dan pertumbuhan penjualan yang lambat, maka perusahaan A dapat dikatakan belum mencapai visi manajemennya.
Work Study Assessment adalah suatu pendekatan evaluasi dimana dilakukan pengka jian terhadap bagaimana implementasi teknologi informasi memberikan dampak pengaruh terhadap pola dan ara kerja para individu dalam satu divisi atau departemen tertentu di perusahaan.
Dalam metode ini analisa dilakukan terhadap bagaimana kontribusi teknologi informasi
berpengaruh terhadap perbaikan kinerja sebuah proses tertentu yang sangat ditentukan dengan besarnya volume pekerjaan dan tingginya frekuensi aktivitas yang terjadi. Sebuah investasi teknologi informasi dinilai layak dan tepat apabila dapat benar-benar memperbaiki kinerja proses atau akvitas yang dilakukan sejumlah individu sehingga terlihat pengaruhnya dalam
bentuk peningkatan kinerja atau performansi divisi atau departemen dimana perangkat teknologi tersebut diimplementasikan.
E onomi Assessment dipandang sebagai salah satu pendekatan analisa yang menggunakan sejumlah teori ekonomi yang dibangun berdasarkan sebuah model matematika tertentu.
Metode analisa yang biasanya dinyatakan dalam fungsi output terhadap sejumlah variabel input ini diperkenalkan oleh sejumlah pakar ekonomi yang bekerjasama dengan ahli matematika dan praktisi mana jemen. Dengan memasukkan sejumlah data sesuai dengan kondisi perusahaan yang ada ke dalam beragam variabel input pada formula terkait, maka akan didapatkan nilai output yang akan dikomparasikan dengan sejumlah parameter untuk menilai layak tidaknya biaya yang diinvestasikan terhadap manfaat yang diperoleh perusahaan.( investasi it di nyatakan layak bila dapat mengurangi jumlah
Finan ial A ounting Based Analysis adalah metode analisa yang mempergunakan sejumlah formula dan ukuran yang baku dipergunakan dalam mana jemen nan ial a ounting. Contohnya adalah dengan mempergunakan formula ROI, IRR, NPV, dan lain-lain sebagai alat bantuk untuk menilai apakah sebuah investasi dianggap layak, wa jar, dan worth bagi sebuah perusahaan ditinjau terlebih-lebih dari aspek sumber daya nansial. User Attitudes adalah ara pengukuran manfaat dengan ara melibatkan mayoritas user atau pengguna teknologi informasi di dalam perusahaan. Melalui survei, ja jak pendapat, observasi, dan diskusi, masing-masing pengguna diminta untuk menyatakan penilaiannya terhadap setiap aplikasi yang mereka pergunakan, terutama berkaitan dengan seberapa besar manfaat diterapkannya aplikasi tersebut untuk membantu aktivitas mereka sehari-hari. Semakin positif tanggapan mereka, semakin dinilai layaklah investasi teknologi informasi yang telah dilakukan oleh perusahaan.
User Utility Assessment dipandang sebagai sebuah metodologi yang kontroversial karena didasarkan pada asumsi yang sangat spekulatif. Prinsip yang dipegang dalam konsep ini adalah bahwa semakin banyak dan semakin lama individu di perusahaan menggunakan aplikasi teknologi informasi tertentu, semakin dianggap berhasillah penerapan teknologi tersebut.
Sementara semakin sedikit atau semakin banyak individu yang menolaknya, semakin dipandang tidak layak investasi yang telah dikeluarkan untuk membangun sistem tersebut. Paradigma ini dipergunakan karena anggapan bahwa semakin sering sebuah sistem dipergunakan, berarti frekuensi transaksi bisnis yang dibantu dengan adanya sistem tersebut semakin tinggi demikian juga dengan volume per transaksinya yang berarti akan semakin banyak manfaat yang telah diperoleh perusahaan dengan utilisasi tersebut. Sebaliknya, utilisasi yang rendah karena tidak terpakainya sistem berarti adanya pemborosan sumber daya yang selayaknya tidak terjadi, yang berarti pula bahwa investasi yang telah dikeluarkan sia-sia adanya.
Value Added Analysis adalah pendekatan dimana analisa dimulai dengan ara mengka ji nilai atau value yang diberikan oleh sistem atau aplikasi teknologi informasi sebelum menyentuh unsur pembiayaannya. Dengan kata lain, yang pertama-tama perlu dilakukan adalah menyetujui akan nilai atau manfaat yang diberikan oleh aplikasi teknologi informasi terlebih dahulu, baru kemudian mereka yang bersepakat duduk bersama untuk mengkalkulasi biaya yang layak dikeluarkan untuk pen apaian value tersebut. Jika hasil kalkulasi tersebut berkenan di hati para pengambil keputusan, maka investasi yang dikeluarkan dinilai layak; sementara jika tidak, maka ren ana membangun dan/atau mengembangkan sistem terkait terpaksa tidak dilakukan. Return on Management diperkenalkan pertama kalinya oleh Paul Strassman dalam bukunya Information Payo (Strassman, 1985) dan ditekankan kembali pada karyanya The Business Value of Computers
(Strassman, 1990), dimana yang bersangkutan berusaha memisahkan apa yang dinamakan sebagai management added value dengan management ost dan kemudian membandingkan keduanya untuk diperoleh Return On Management atau ROM.