• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tuliskan masing-masing Spesialite Obat Adrenergik dan Kolinergik

N/A
N/A
Siti Aminah (Siti Aminah 22334754 ISTN)

Academic year: 2023

Membagikan "Tuliskan masing-masing Spesialite Obat Adrenergik dan Kolinergik "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Siti Aminah NIM : 22334754 Tugas : Farmakologi K

Tuliskan masing-masing Spesialite Obat Adrenergik dan Kolinergik 1. Adrenergik

(simpatomimetik) yang mempunyai efek mirip dengan perangsangan aktivitas saraf simpatik.

a. Epinefrin

a) Nama generic : Epinefrin

b) Nama Paten : Epinephrine, Phinev

c) Dosis : Dewasa: 0,5 mg, diberikan melalui suntik ke otot (intramuskular/IM), setiap 5 menit hingga muncul tanda-tanda pasien pulih dari syok anafilaktik, atau 0,5 mg melalui suntik di pembuluh darah (intravena/IV) secara perlahan hingga kondisi membaik. Anak-anak: 0,01 mg/kgBB, diberikan melalui suntikan IM atau suntikan IV.

d) Kontra indikasi : Epinefrin tidak memiliki kontraindikasi absolut pada kondisi yang mengancam nyawa. Kontraindikasi relatif meliputi kasus syok selain syok sepsis dan anafilaksis, glaukoma sudut tertutup, dan penggunaan bersama hidrokarbon halogen dan siklopropan untuk anestesi umum karena dapat menyebabkan peningkatan potensi aritmia epinefrin.

e) Efek Samping : Efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan epinefrin atau adrenalin adalah gejala simpatis seperti palpitasi, angina, gelisah, berkeringat, ekstremitas dingin/pucat, dan tremor. Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan bersama obat-obat yang meningkatkan atau menurunkan efek pressor epinefrin f) Indikasi : Indikasi epinefrin atau adrenalin adalah untuk menangani anafilaksis,

hipotensi akibat syok sepsis, bradikardi, dan cardiac arrest, serta untuk menginduksi dan menjaga kondisi midriasis saat operasi okular.

(2)

b. Amfetamin

a) Nama generic : Amfetamin b) Nama Paten : -

c) Dosis : Dewasa: Dosis awal 2,5 atau 5 mg, 1 kali sehari, di pagi hari. Dosis maksimal tidak lebih dari 20 mg per hari. Anak-anak usia 3–5 tahun. Dosis awal 2,5 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan.

d) Kontra indikasi : peningkatan resiko terjadinya peningkatan tekanan darah dan detak jantung cepat jika digunakan dengan obat flu dan batuk atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen.

e) Efek Samping : efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan amfetamin adalah : pusing, mulut kering, diare, kram perut, sembelit, nafsu makan berkurang

f) Indikasi : di indikasikan untuk pasien dengan ADHD, hypersomnia dan Narkolepsi c. Klonidin

a) Nama generic : Klonidin

b) Nama Paten : Catapres, Clonidine, Clonidine HCl, Clonidine Hydrochloride c) Dosis : Dewasa: Dosis awal 50–100 mcg, 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan

setiap 2–3 hari, sesuai respons tubuh pasien. Dosis pemeliharaan 300–1.200 mcg per hari yang diberikan dalam dosis terbagi. Dosis maksimal 2.400 mcg per hari.

Anak-anak usia >12 tahun: 200 mcg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan setiap minggu, sesuai kebutuhan. Dosis pemeliharaan 200–600 mcg, 2 kali sehari. Dosis maksimal 2.400 mcg per hari.

d) Kontra indikasi : Clonidine tidak boleh diberikan kepada pasien yang hipersensitivitas terhadap clonidine. Obat ini juga tidak dianjurkan untuk pasien dengan bradiaritmia berat, yang disebabkan oleh sindrom sick sinus atau blok AV (atrioventrikular) derajat 2 atau 3.

e) Efek Samping : Efek samping clonidine atau klonidin tersering adalah mulut kering. Interaksi obat dengan alkohol, agen sedatif, atau senyawa aktif yang bekerja sentral lainnya seperti obat antidepresan hendaknya diawasi dengan ketat untuk mencegah terjadinya efek samping.

f) Indikasi : Indikasi clonidine atau klonidin utama adalah antihipertensi dan antinyeri kanker. Secara off label, clonidine juga digunakan untuk profilaksis migraine, menopausal flushing, attention deficit hypersensitivity disorder (ADHD), dan

(3)

sindrom Taurret. Penyesuaian dosis perlu dilakukan pada penderita gangguan fungsi ginjal

d. Dobutamin

a) Nama generic : Dobutamin

b) Nama Paten : Cardiotone, Dobutamine HCL, Dobutamine-hameln, Domine, Dobuject

c) Dosis : Dosis awal penggunaan dobutamin untuk kondisi gagal jantung bagi orang dewasa adalah 2,5–10 mcg/kgBB per menit. Dosis dapat disesuaikan menjadi 0,5–

40 mcg/kgBB per menit, tergantung respons tubuh pasien.Sementara itu, dosis untuk bayi hingga anak-anak usia 18 tahun adalah 5 mcg/kgBB per menit. Dosis dapat disesuaikan menjadi 2–20 mcg/kgBB per menit, tergantung respon tubuh pasien.

d) Kontra indikasi : Dobutamin kontraindikasi jika digunakan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini. Penggunaan harus berhati-hati karena dapat menyebabkan eksaserbasi detak ektopik ventrikular. Dobutamin sebaiknya tidak diberikan pada ibu hamil kecuali jika manfaat lebih besar dibanding risiko e) Efek Samping : Dobutamin memiliki efek samping yang berhubungan dengan

aktivitas simpatis, karena kerjanya pada reseptor beta 1, beta 2 dan alfa. Dobutamin tidak dianjurkan digunakan bersama obat lainnya karena banyak memiliki interaksi obat.

f) Indikasi : Indikasi pemberian dobutamin, yaitu keadaan penurunan kontraktilitas jantung seperti gagal jantung dan dekompensatio cordis atau untuk melakukan dobutamine stress echocardiography. Dosis dari obat ini berbeda tergantung usia dan respon terhadap terapi.

(4)

2. Kolinergik

(parasimpatomimetik) yang mempunyai efek mirip dengan peningkatan aktivitas susunan saraf parasimpatik

a. Metoklopramid

a) Nama generic : Metoklopramid

b) Nama Paten : Damaben, Norvom, Lexapram, Piralen, Primperan, Sotatic, Vopram c) Dosis : Dewasa: 10 mg, 3 kali sehari. Dosis maksimal 30 mg per hari. Durasi pengobatan maksimal 5 hari. Anak-anak: 0,1–0,15 mg/kgBB, 3 kali sehari. Durasi pengobatan maksimal 5 hari.

d) Kontra indikasi : Kontraindikasi metoclopramide atau metoklopramid terutama pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini. Selain itu, tidak digunakan untuk pasien dengan riwayat gangguan saluran cerna, kejang, depresi, feokromositoma, dan gejala ekstrapiramidal. Peringatan penggunaan obat terutama pada pasien anak, lansia, serta penderita gangguan ginjal dan hati.

e) Efek Samping : Efek samping metoclopramide atau metoklopramid yang paling sering adalah gejala ekstrapiramidal dan hiperprolaktinemia. Sedangkan yang paling fatal adalah neuroleptic malignant syndrome. Metoclopramide dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat, seperti antipsikotik, CYP2D6 Inhibitor, monoamin oksidase inhibitor, alkohol, sedatif, hipnotik, opioid, ansiolitik, antiperistaltik, antidiare, antikolinergik dan dopamin agonis.

f) Indikasi : Indikasi metoclopramide atau metoklopramid digunakan untuk hiperemesis gravidarum, gastroparesis diabetikum, dan penyakit refluk gastroesofagus. Selain itu, digunakan untuk penanganan mual dan muntah akibat radioterapi, kemoterapi, atau operasi, dan premedikasi pemeriksaan radiologi saluran cerna atas.

b. Neostigmin

a) Nama generic : Neostigmin

b) Nama Paten : Neostigmine-Hameln, Neostigmine Metilsulfate, Tyzox

c) Dosis : Dewasa: 15–30 mg, dosis diberikan dengan jarak waktu yang disesuaikan dengan respons tubuh terhadap obat. Dosis total harian 75–300 mg. Anak usia 6–

12 tahun: 15 mg, dosis bisa berubah tergantung pada respons tubuh terhadap obat.

Dosis total harian adalah 15–90 mg. Anak usia <6 tahun: 7,5 mg.

(5)

d) Kontra indikasi : enurunan efek muskarinik dari neostigmine jika digunakan dengan atropine, Penurunan efek terapi dari neostigmine jika digunakan dengan chloroquine, quinine, hydroxychloroquine, quinidine, procainamide, propafenone, atau lithium

e) Efek Samping : da beberapa efek samping yang dapat timbul setelah menggunakan neostigmine, yaitu: Produksi air liur berlebih, Mual atau muntah, Pengecilan ukuran pupil, Pilek

f) Indikasi : untuk penanganan Ileus paralitik, myasthenia Gravis dan Penyakit Hirschsprung.

c. Atropin

a) Nama generic : Atropine Sulfat

b) Nama Paten : Atropine, Atropine Sulfate, Cendro Tropine

c) Dosis : Dewasa: 0,5 mg, setiap 3–5 menit. Dosis maksimal 3 mg. Anak-anak: 0,02 mg/kgBB, setiap 5 menit. Dosis maksimal 0,5 mg per dosis.

d) Kontra indikasi : Kontraindikasi penggunaan atropin adalah pada pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap atropin atau komponen lain dari sediaan. Peringatan khusus diperlukan untuk penggunaan atropin pada populasi dengan komorbiditas

e) Efek Samping : Efek samping yang paling umum terjadi terkait dengan sifat antimuskarinik dari atropin, antara lain xerostomia, penglihatan kabur, fotofobia, takikardia, flushing, dan rasa panas pada kulit. Konstipasi, kesulitan buang air kecil, dan anhidrosis dapat terjadi, terutama pada populasi geriatri. Efek samping lain yang lebih jarang adalah delirium dan koma

f) Indikasi : Indikasi atropin adalah sebagai terapi untuk efek antisialagogue atau antivagal, keracunan organofosfat, bradikardia, iritis, uveitis, serta sebagai agen parasimpatolitik untuk menyebabkan midriasis dan sikloplegia

(6)

d. Scopolamin

a) Nama generic : Hyoscine Butylbromide

b) Nama Paten : Buscopan, Buscotica, Gitas, Hyorex, Scobutrin, Scopamin, Scopamin Plus

c) Dosis : Dewasa: 10 mg, 3 kali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan hingga 20 mg, 4 kali sehari. Anak-anak usia 6–11 tahun: 10 mg, 3 kali sehari.

d) Kontra indikasi : Kontraindikasi scopolamine atau hyosin adalah pasien dengan riwayat alergi atau hipersensitivitas terhadap alkaloid belladonna, serta pasien dengan glaukoma sudut tertutup. Peringatan scopolamine bila diberikan pada pasien lansia, retensi urine, penyakit kardiovaskular, obstruksi saluran cerna, gangguan hati dan ginjal, porfiria, hamil, dan menyusui

e) Efek Samping : Efek samping scopolamine atau hyosin, seperti mengantuk, mulut kering, pusing, penglihatan kabur, kesulitan buang air kecil, dan takikardia.

Interaksi obat scopolamine perlu diwaspadai adanya peningkatan efek yang tidak diinginkan (adverse effect) bila digunakan bersama obat antiaritmia dan antidepresan trisiklik

f) Indikasi : Menurut Food and Drug Administration (FDA), indikasi penggunaan scopolamine untuk penanganan mual dan muntah terkait mabuk perjalanan (motion sickness) dan pasca operasi. Sedangkan indikasi di luar FDA termasuk untuk spasme gastrointestinal, mual akibat kemoterapi, serangan asma, depresi, terapi berhenti merokok, dan hiperhidrosis. Terdapat dua macam scopolamine, yaitu hiosin butilbromida dan hiosin hidrobromida

Referensi

Dokumen terkait

Persentase Parameter Tepat Indikasi dan Tidak Tepat Indikasi Antibiotik pada Pasien Balita Diare di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit X. Jenis terapi Ketepatan

Pada 20 pasien yang mengalami DRPs terdapat 31 kasus yaitu masalah efektifitas terapi (efek terapi yang tidak optimal 9,67%, efek yang tidak diinginkan 9,67%, indikasi

Biaya pada ACER merupakan rata-rata biaya medik langsung dari tiap obat yang dikelompokkan berdasar ruang perawatan, sedangkan efektivitas terapi adalah tercapainya penurunan

Pemberian Sulfonilurea bersamaan dengan terapi aspirin (dosis rendah) diindikasikan terjadinya penurunan efek dari glibenklamid Monitoring kadar gula darah pasien..

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan: kerasionalan penggunaan obat pada pengobatan sendiri terhadap balita berdasarkan indikasi, kontra

Kontra indikasi pemberian PN adalah pasien yang dapat mengkonsumsi nutrisi enteral sesuai atau melebihi kebutuhan atau pemberian nutrisi parenteral memberikan efek

Pada 20 pasien yang mengalami DRPs terdapat 31 kasus yaitu masalah efektifitas terapi (efek terapi yang tidak optimal 9,67%, efek yang tidak diinginkan 9,67%, indikasi

Pemantauan Terapi Obat mencakup pengkajian dari:  Ketepatan terapi dari regimen obat pasien  Ketepatan penggunaan obat dosis, indikasi, interaksi, antagonis, duplikasi,