• Tidak ada hasil yang ditemukan

Turunan dan Integral

N/A
N/A
Thao Vu

Academic year: 2023

Membagikan "Turunan dan Integral"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 5

Turunan dan Integral

Pada bagian ini kita memandang turunan sebagai invers dari integral. Secara sederhana, kita perlu menjawab beberapa pertanyaan berikut:

Kapankah

'( ) ( ) ( )

b

a f x dx = f bf a

?

Kapankan

( ) ( )

x a

d f y dy f x

dx

= ?

Dari teori integral Riemann telah diketahui bahwa hubungan kedua akan dipenuhi jika f kontinu di x. Kita perlu menunjukkan bahwa hubungan ini secara umum dipenuhi hampir dimana-mana.

Sehingga turunan merupakan invers/kebalikan dari integral. Pertanyaan pertama, jauh lebih sulit walaupun menggunakan Integral Lebesgue, dan bernilai benar hanya untuk beberapa kelas fungsi.

Pada Integral Riemann, turunan suatu fungsi di titik tertentu merupakan kemiringan (gradien) garis singgung di titik tersebut. Perhatikan ilustrasi berikut:

Untuk garis l,

( ) ( )

l

f a h f a

m h

= + − ; garis singgung di 0

( ) ( )

a limh

f a h f a

m h

= + − Untuk garis k,

( ) ( )

k

f a f a h

m h

− −

= ; garis singgung di 0

( ) ( )

a limh

f a f a h

m h

− −

=

5.1. Turunan Fungsi Monoton

Misalkan ℑ = {I1, . . .} adalah koleksi interval-interval. Koleksi ℑ disebut selimut Vitali untuk E jika untuk setiap ε >0 dan apapun x E∈ , terdapat interval I∈ ℑ sedemikian sehingga x I∈ dan

( )

l I <ε. Interval-interval ini mungkin buka, tutup, atau setengah tutup. Yang jelas, interval tersebut tidak boleh hanya terdiri dari satu titik.

Lemma Vitali :

Jika ℑ adalah selimut Vitali untuk E dengan * ( )m E < ∞ maka untuk setiap ε >0 ada koleksi berhingga interval di ℑ yang saling lepas {I1, I2, . . ., IN} sehingga

1

* ~ N n

n

m E I ε

=

⎡ ⎤<

⎢ ⎥

a–h a a+h f(a)

f(a+h) f(a–h)

l k

(2)

Bukti:

(see ‘Real Analysis’, H.L. Royden, 3rd ed, page 98–99) Dari Lemma di atas,

1 1 1

* ~ N n * ( ) * N n * N n * ( )

n n n

m E I ε m E m I ε m I m E ε

= = =

⎡ ⎤< ⇒ − ⎛⎜ ⎞⎟< ⇔ ⎛⎜ ⎞⎟> −

⎢ ⎥

⎦ ⎝

⎠ ⎝

Selanjutnya, dalam tujuan kita membahas mengenai turunan (derivatif) dari suatu fungsi f, kita perlu mendefinisikan 4 macam turunan dari fungsi f di x sebagai berikut:

0

( ) ( )

( ) lim

h

f x h f x D f x

h

+

+

= + −

0

( ) ( )

( ) lim

h

f x h f x D f x

h

+ +

= + −

0

( ) ( )

( ) lim

h

f x f x h D f x

h

+

− −

=

0

( ) ( )

( ) lim

h

f x f x h D f x

h

+

− −

=

Dari pendefinisian di atas, jelas bahwa D f x+ ( )≥D f x+ ( ) dan D f x ( )≥D f x ( ). Jika

( ) ( ) ( ) ( )

D f x+ =D f x+ =D f x =D f x ≠ ±∞ maka f dikatakan terturunkan (differentiable) di x dan kita menuliskan f’(x) sebagai nilai turunan f di titik x. Jika D f x+ ( )=D f x+ ( ) maka f dikatakan memiliki turunan kanan (right-hand derivates) di x dan menuliskan f’+(x) sebagai nilai turunan kanan f di x.

Demikian juga untuk yang lain, dituliskan f’(x) sebagai nilai turunan kiri f di x.

Proposisi :

Jika f kontinu pada [a, b] dan salah satu turunannya tak negatif pada (a, b) maka f adalah fungsi tak turun pada [a, b]

Bukti :

Misalkan f kontinu pada [a, b] dan salah satu turunannya, katakan D f x+ ( ) 0, ( , )≥ ∀ ∈x a b . Dari definisi,

0 0 0

( ) ( ) ( ) ( )

( ) lim sup inf

h h

f x h f x f x h f x

D f x

h δ δ h

+ + > < <

+ − + −

= =

Karena D f x+ ( ) 0, ( , )≥ ∀ ∈x a b maka

0

( ) ( )

inf 0

h

f x h f x h

δ

< <

+ − ≥

Karena h > 0, maka haruslah

( ) ( ) 0

( ) ( )

f x h f x

f x h f x

+ − ≥

+ ≥ Jadi, untuk setiap xx + h berlaku

( ) ( )

f xf x h+ Bukti lain:

Misalkan f kontinu pada [a, b] dan salah satu turunannya, katakan D f x+ ( ) 0, ≥ ∀ ∈x ( , )a b . Diambil sebarang x∈( , )a b . Dari definisi,

0

( ) ( )

( ) lim 0

h

f x h f x D f x

h

+

+

= + − ≥

Diambil y = x + h, diperoleh h= −y x dan jika h→0+ maka y x− > ⇔ >0 y x. Maka,

0

( ) ( )

inf sup 0

x y x

f y f x y x

δ> < < +δ

⎛ − ⎞≥

⎜ − ⎟

⎝ ⎠

(3)

Jadi, untuk setiap δ >0 ada x< < +y x δ sehingga ( ) ( )

0 ( ) ( ) 0 ( ) ( )

f y f x

f y f x f x f y

y x

− ≥ ⇒ − ≥ ⇒ ≤

Contoh Soal (Problem 5.1) :

Misalkan f fungsi yang didefinisikan dengan f(0) = 0 dan f(x) = x sin(1/x) untuk x ≠ 0.

Tentukan D+f(0), D+f(0), Df(0), Df(0) Jawab :

Pertama, perlu ditunjukkan bahwa limit-nya ada. Digunakan prinsip apit:

0 , 0 x+ x

( ) ( )

1 1

1 sin 1

.sin

x

x x x x

− ≤ ≤

− ≤ ≤

Karena

lim (0 ) 0

x + x

− = dan

lim0 0

x +x

= maka

( )

1

lim .sin0 x 0

x +x

= .

0 , 0 x x

( ) ( )

1 1

1 sin 1

.sin

x

x x x x

− ≤ ≤

− ≥ ≥

Karena

lim (0 ) 0

x x

− = dan

lim0 0

x x

= maka

( )

1

lim .sin0 x 0

x x

= .

Jadi,

( )

1

( )

1

( )

1

0

0 0

lim .sin x lim .sin x lim .sin x (0) 0

x

x +x x x x f

= = = =

Selanjutnya, diambil sembarang δ >0.

1 1

0 h δ h

< < ⇒ >δ

Maka 1

sup sin 1

h

⎛ ⎞ =

⎜ ⎟

⎝ ⎠ . Akibatnya 1

inf sup sin 1 h

⎛ ⎛⎜ ⎞ =⎟⎞

⎜ ⎝ ⎠⎟

⎝ ⎠ . Dari hasil ini diperoleh,

1

( )

1

0 0 0

.sin( )

(0 ) (0)

(0) lim lim h lim sin h 1

h h h

h

f h f

D f + h + h +

+

= + − = = =

1

( )

1

0 0 0

.sin( )

(0 ) (0)

(0) lim lim h lim sin h 1

h h h

h

f h f

D f+ + h + h +

= + − = = = −

1

( )

1

0 0 0

.sin( )

(0) (0 )

(0) lim lim h lim sin h 1

h h h

h

f f h

D f + h + h +

− −

= = = =

1

( )

1

0 0 0

.sin( )

(0) (0 )

(0) lim lim h lim sin h 1

h h h

h

f f h

D f + h + h +

− −

= = = = −

Contoh Soal (Problem 5.2) :

a. Tunjukkan bahwa D+[–f(x)] = –D+f(x) b. Jika g(x) = f(–x), maka D+g(x) = –Df(–x) Jawab :

a.

[ ] [ ] [ ]

0

( ) ( )

( ) lim

h

f x h f x

D f x

h

+

+

− + − −

− =

[ ]

0 0

( ) ( ) ( ) ( )

lim li (

( ) m )

h h

f x h f x f x h f x

D f x

h h

D f x +

+ +

+ − = −⎛⎜⎝ + − ⎞⎟⎠= − + − = −

b. 0

( ) ( )

( ) lim

h

g x h g x D g x

h

+

+

= + −

(4)

0 0 0

( ) ( ) ( )

( ( ) ( ) ( )

lim lim lim

( )

) h h h

f x h f x f x f x h f x f x h

h h h

D D f x

f x

+ + +

+

− − − − − − − − − − − −

= = − = −

= − − Teorema :

Jika f fungsi naik dan bernilai real pada [a, b] maka f terturunkan hampir di mana-mana dan '( ) ( ) ( ) ( )

b

a f x d xf bf a

Bukti :

(Buktinya ada 10 kasus)

Pertama, akan dibuktikan bahwa D f x+ ( )=D f x+ ( )=D f x ( )=D f x ( ). Akan dibuktikan untuk satu kasus, misalkan D f x+ ( )=D f x ( ) hampir dimana-mana. Hal ini ekuivalen dengan membuktikan m*

( {

x D f x: + ( )>D f x ( )

} )

=0. Misalkan

{

[ , ] : ( ) ( )

}

E= xa b D f x+ >D f x Dengan menggunakan aksioma Archimedes, E dapat ditulis sebagai

{ }

,

[ , ] : ( ) ( )

u v

E x a b D f x+ u v D f x

=

∈ > > >

Misalkan, untuk suatu u, v

{ }

, [ , ] : ( ) ( )

Eu v = xa b D f x+ > > >u v D f x maka,

, ,

u v u v

E E

=

Jadi, cukup dibuktikan m*

( )

Eu v, = =s 0. Dari D f x+ ( )> > >u v D f x ( ) ditinjau kasus berikut i) ∀ ∈x Eu v,D f x ( )<v

0

( ) ( )

lim

h

f x f x h h v

+

− −

<

Karena supremum, maka ada h cukup kecil sehingga pada [x h, h] berlaku

( ) ( )

( ) ( )

f x f x h

v f x f x h vh h

− − < ⇒ − − < ………. (1) Karena m*

( )

Eu v, < ∞ maka ada himpunan terbuka O sehingga Eu v,O dan

* ( ) m O < +s ε

Karena m*

( )

Eu v, < ∞ maka menurut Lemma Vitali, ada koleksi berhingga interval {I1, I2,

…, IN} yang saling lepas dan AEu v, sehingga a) A

In

b) m* ( )A > −s ε

Misalkan In =

[

xnh xn, n

]

, 1, 2,...,n= N Dari (1), f x( )nf x( nhn)<vhn. Sehingga

1 1 1

( ) ( )

N N N

n n n n n

n n n

f x f x h vh v h

= = =

− − < =

∑ ∑ ∑

Karena

InO maka m

( ∪

In

)

l I( )n =

hn <m O( ). Jadi,

1

( ) ( ) ( ) ( )

N

n n n

n

f x f x h vm O v s ε

=

− − < < +

………(2)

(5)

ii) ∀ ∈ ⇒x A D f x+ ( )>u

0

( ) ( )

hlim

f x h f x h u

+

+ − >

Karena infimum, maka ada h cukup kecil sehingga pada [x, x + h] berlaku

( ) ( )

( ) ( )

f x h f x

u f x h f x uh h

+ − > ⇒ + − > ………. (3)

Karena m*

( )

A < ∞ maka menurut Lemma Vitali, ada koleksi berhingga interval {J1, J2, …, JM} yang saling lepas dan BA sehingga

a)

1 M

i i

B J

=

b) m B* ( )> −s

c) Karena x B∈ ⇒ ∈x Ji untuk suatu i ⇔ ∈ ⇒ ∈x A x In untuk suatu n maka JiIn Misalkan Jn =

[

y yn, n +kn

]

, 1, 2,...,n= M

Dari (3), f y( n +kn)− f y( n)>ukn. Sehingga

1 1 1

( ) ( ) ( 2 )

M M M

n n n n n

n n n

f y k f y uk v k u s ε

= = =

+ − > = > −

∑ ∑ ∑

………(4)

Sekarang, misalkan J J J1, ,2 3I1

Jadi,

1

1

( 2 ) ( ) ( )

( ) ( )

( ), 0

M

n n n

n N

n n n

n

u s f y k f y

f x f x h v s

ε

ε ε

=

=

− < + −

≤ − −

≤ + ∀ >

Maka,

1 1

( 2 ) ( ),

( ) 0

n n

u s v s n

us vs u v s

− ≤ + ∀ ∈

− ≤

Karena uv > 0, maka s ≤ 0. Padahal s ≥ 0. Jadi haruslah s = 0.

Kedua, akan dibuktikan bahwa b '( ) ( ) ( ) ( )

a f x d xf bf a

.

Misalkan

0

( ) ( )

( ) lim '( )

h

f x h f x

g x f x

h

= + − = terdefinisi (ae)

Didefinisikan

J1 J2 J3

x1h1 y2 y3 y4 x1

f(x1)– f(x1+h1)

I1

(6)

1 1

( ) ( )

( ) n

n

n

f x f x

g x = + − dan ( )f x = f b( ) untuk x > b Jadi, lim n

n g g

→∞ = (ae) dan karena f fungsi naik maka gn ≥ 0. Lemma Fatou,

( )

( )

( )

( )

1

1

1 1

1 1

1 1

1

1

' lim lim ( ) ( )

lim ( ) ( )

lim ( ) ( )

lim ( )

. . . . .

( ) ( ) ( )

lim ( ) ( )

n n

n n

n n

n n

b b b b

n n

a a n a n a

b b

a n a

n

b b

a a

n

b b a b

a b a a

n

b a

b a

n

f g g n f x f x

n f x f x

n f x f x

n f x f x f x f x

n f x f x

→∞ →∞

→∞

+

→∞ +

+ +

+ +

→∞

+ +

→∞

= ≤ = + −

= + −

= −

= + − −

= −

∫ ∫ ∫ ∫

∫ ∫

∫ ∫

∫ ∫ ∫ ∫

∫ ∫

Karena f fungsi naik, maka ∀ ∈x [ ,a a+1n] berlaku ( )f af x( )⇔ −f x( )≤ −f a( ). Akibatnya

(

1 1

) (

1 1

)

' lim n ( ) n ( ) lim ( ).( ) ( ).( ) ( ) ( )

b b a

n n

a f n n b+ f b a+ f a n n f b b b f a a a f b f a

→∞ →∞

≤ − = + − − + − = −

∫ ∫ ∫

5.2. Fungsi Bervariasi Terbatas

Misalkan f fungsi bernilai real yang didefinisikan pada interval [a, b] dan misalkan a = x0 < x1 < . . . < xk = b merupakan sebarang partisi dari [a, b]. Didefinisikan

[

1

]

1

( ) ( )

k

i i

i

p f x f x +

=

=

[

1

]

1

( ) ( )

k

i i

i

n f x f x

=

=

1 1

( ) ( )

k

i i

i

t p n f x f x

=

= + =

dimana max(0, )r+ = r , max(0,r = −r), dan | |r =r++r. Dari pendefinisian ini diperoleh,

[

1

] [

1

]

1 1

1 1

0

( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

k k

i i i i

i i

k

i i

i k

p n f x f x f x f x

f x f x f x f x f b f a

+

= =

=

− = − − −

= −

= −

= −

∑ ∑

Kemudian, didefinisikan

P = sup p, N = sup n, T = sup t,

yaitu mengambil supremum dari semua partisi-partisi yang mungkin pada [a, b].

Karena,

[

1

]

1

1 1

( ) ( ) ( ) ( )

k k

i i i i

i i

p f x f x + f x f x t

= =

=

− ≤

− =

maka,

sup p≤supt=sup(n p+ ) sup≤ p+supn Akibatnya

P T≤ ≤ +P N

P, N, dan T masing-masing disebut positif, negatif, dan variasi total dari f pada [a, b]. Variasi total dari f

(7)

pada [a, b] ditulis T fab( ) atau Tab. Contoh :

Jika f fungsi terukur dan naik monoton pada [a, b], maka

[

1

]

1 1 0 1

1 1

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )... ( ) ( ) ( ) ( )

k k

i i i i k k

i i

p f x f x + f x f x f x f x f x f x f b f a

= =

=

− =

− = − + − = −

[

1

]

1 1

( ) ( ) 0 0

k k

i i

i i

n f x f x

= =

=

− =

=

1 1

1 1

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

k k

i i i i

i i

t f x f x f x f x f b f a

= =

=

− =

− = −

T = sup t = f(b) – f(a) N = sup n = 0 P = sup p = f(b) – f(a) T = N + P

Definisi (Fungsi Bervariasi Terbatas):

Fungsi f dikatakan bervariasi terbatas pada [a, b] jika Tab < ∞ dan dinotasikan dengan fBV . Lemma :

Jika f bervariasi terbatas pada [a, b] maka

b b b

a a a

T =P +N dan

( ) ( ) ab ab f bf a =PN Bukti :

Diambil sebarang partisi pada [a, b]. Menurut definisi,

( ) ( ) ( ) ( )

p n− = f bf a ⇔ = +p n f bf a Dari sini, maka

sup sup( ( ) ( )) sup ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

p n f b f a n f b f a

P N f b f a P N f b f a

= + − = + −

⇔ = + −

⇔ − = −

Juga,

{

( ) ( )

}

t = + = + −p n p p f bf a Maka,

{ } { }

{ }

sup sup( ( ) ( ) ) sup 2 ( ) ( )

2 ( ) ( )

2

t p p f b f a p f b f a

T P f b f a

T P P N P N

= + − − = − −

⇔ = − −

⇔ = − + = +

Teorema :

Fungsi f bervariasi terbatas pada [a, b] jika dan hanya jika f merupakan selisih dua fungsi monoton dan bernilai real pada [a, b]

Bukti :

⇒) Diketahui fBV . Akan dibuktikan bahwa f = −g h dengan g dan h fungsi monoton.

Karena fBV maka T fab( )< ∞. Dari Lemma di atas,

( ) ax ax ( ) f x =PN + f a Diambil

(8)

( ) ax

g x =P dan ( )h x =Nax Terlihat bahwa,

x y

a a

x y P P

∀ < ⇒ ≤ yang berarti ( )g x =Pax tak turun; dan

x y

a a

x y N N

∀ < ⇒ ≤ yang berarti ( )h x =Nax tak turun

⇐) Diketahui f = gh dengan g dan h fungsi monoton. Akan dibuktikan fBVTab < ∞

( ) ( )

1 1

1 1

1

1 1

1 1

( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

b k

a i i

i k

i i i i

i

k k

i i i i

i i

t f f x f x

g x h x g x h x

g x g x h x h x

=

=

= =

= −

= − − +

≤ − + +

∑ ∑

Karena g(x) dan h(x) fungsi monoton, maka

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

b

t fag bg a + h bh a Dari sini maka,

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

b

T fag bg a +h bh a < ∞ Jadi, fBV

Akibat :

Jika f fungsi bervariasi terbatas pada [a, b] maka f’(x) ada hampir di mana-mana pada [a, b]

Bukti :

, dan fungsi monoton

' ( )' ' ' (teorema turunan fungsi monoton .

) .

f BV f g h g h

f g h g h

∈ ⇒ = −

⇒ = − = −

Jadi, f’ ada (ae) pada [a, b].

5.3. Turunan Integral

Jika f fungsi terintegralkan pada [a, b] didefinisikan indefinit integral (integral tak tentu) dari f yaitu F yang didefinisikan pada [a, b] dengan aturan

( ) b ( ) F x =

a f t dt

Dalam sub-bab ini kita akan melihat bagaimana turunan dari indefinit integral dari suatu fungsi terintegralkan adalah sama dengan integralnya hampir dimana-mana. Kita mulai pembahasan ini dengan melihat beberapa lemma.

Lemma :

Jika f terintegralkan pada [a, b] maka fungsi F dengan ( ) b ( ) F x =

a f t dt adalah fungsi kontinu dan bervariasi terbatas pada [a, b].

Bukti :

Ambil sebarang c∈[ , ]a b . Akan dibuktikan F kontinu di c. Ekuivalen dengan membuktikan

0, 0

ε δ

∀ > ∃ > sehingga |x c− < ⇒| δ f x( )− f c( ) <ε . Diambil sebarang ε >0.

Karena f terintegralkan pada [a, b] maka |f| terintegralkan pada [a, b]

Karena |f| ≥ 0 dan terintegralkan pada [a, b] maka ada δ > 0 sehingga untuk setiap A⊂[ , ]a b dengan m A( )<δ maka | |

A f

.

Ambil A=

{

x∈[ , ] :|a b x c− <| δ/ 3

}

(9)

Jadi, secara umum m A( )≤ 23δ δ< . Sehingga

| | ( ) ( ) x ( ) c ( ) c ( ) c ( ) ( )

a a x x A

x c− < ⇒δ F xF c =

f t

f t =

f t

f t <

f t <ε Selanjutnya, akan dibuktikan fBV . Ekuivalen dengan membuktikan T Fab( )< ∞

1

1

1 2

1 0 1 1

( ) ( ) ( 1)

( ) ( )

( )

( ) ( ) ( ) ... ( ) ( )

i i

i i

i k

i k

b k

a i i

i k

k x x

a a

i k

k x

i k x

k x x x x b

x x x x a

i k

t F F x F x

f t f t

f t

f t f t f t f t f t

=

=

=

=

= −

= −

=

≤ = + + + =

∑ ∫ ∫

∑ ∫

∑∫ ∫ ∫ ∫ ∫

Karena f terintegralkan maka |f| terintegralkan. Karena ruas kanan tidak bergantung pada partisi, maka

( ) sup ( ) b ( )

b b

a a a

T F = t F

f t < ∞ Selanjutnya, dengan mendefinisikan ( ) b ( )

F x =

a f t dt, [ , ]∀ ∈x a b ternyata diperoleh bahwa fungsi F kontinu dan bervariasi terbatas pada [a, b]. Kita akan melihat bahwa F mempunyai turunan.

Artinya F’(x) ada. Sehingga juga berlaku:

1) '( ) b ( ) ( )

a

F x d f t dt f x

=dx

=

2) b ( ) ( ) ( )

a f t dt = f bf a

Untuk itu, kita perlu meninjau beberapa lemma berikut:

Lemma :

Jika f terintegralkan pada [a, b] dan

( ) 0

x

a f t dt =

, ∀ ∈x [ , ]a b

maka f(t) = 0 (ae) di [a, b].

Bukti :

(see ‘Real Analysis’, H.L. Royden, 3rd ed, page 105-106).

Lemma :

Jika f fungsi terbatas dan terukur pada [a, b] dan

( ) x ( ) ( ) F x =

a f t dt F a+ maka F’(x) = f(x) (ae) pada [a, b].

Bukti :

(see ‘Real Analysis’, H.L. Royden, 3rd ed, page 106-107).

Teorema :

Jika f fungsi terintegralkan pada [a, b] dan

cδ/3 c c+δ/3 c=a c+δ/3

c–δ/3 c=b

(10)

( ) x ( ) ( ) F x =

a f t dt F a+ maka F’(x) = f(x) (ae) pada [a, b].

Bukti :

Diketahui f terintegralkan pada [a, b] dan ( ) x ( ) ( )

F x =

a f t dt F a+ . Akan dibuktikan F’(x) = f(x) Dari dua lemma di atas, cukup dibuktikan x '( ) ( ) x

a F t dt = a f t dt

∫ ∫

, ∀ ∈x [ , ]a b .

Karena f = f+ f dengan f+, f≥ 0 (tanpa mengurangi keumuman bukti) maka f ≥ 0. Didefinisikan barisan {fn} sebagai berikut:

( ), ( )

( ) , ( )

n

f x f x n

f x n f x n

⎧ <

= ⎨⎩ ≥

Dari pendefinisian ini diperoleh

n 0

f ≥ , ∀ ∈n ; fn f ; fnn, ∀ ∈n dan fn terbatas dan terukur. Menurut lemma kedua di atas, maka

( ) ( )

x

n n

a

d f t dt f x

dx

= , ∀ ∈n

Kemudian didefinisikan ∀ ∈n

n n 0

G = −f f ≥ Sehingga,

( ) ( )

x x

n n n n

a a

x < ⇒y

ff

f − ⇔f G xG y Jadi Gn monoton tak turun. Akibatnya1 G xn'( ) 0≥ , ( , )∀ ∈x a b .

Dari hipotesis

( )

( )

'

'( ) ( )

( ) ( )

0 ( )

( ),

x a n

x

n n

a

x x

n n

a a

n n

n n

F x d f t dt dx

d f f f

dx

d d

f f f

dx dx

G x f x f x

f x n

=

= − +

= − +

= +

≥ +

= ∀

∫ ∫

Jadi,

( ) '( ), [ , ], ', lim ' '

n n n n

f x F x x a b n f F n f F f F

≤ ∀ ∈ ∀ ⇔ ≤ ∀ ⇔ →∞ ≤ ⇔ ≤

Dari hipotesis diperoleh

( ) ( ) x x '

a a

F xF a =

f

F ……… (1) Karena 0f ≥ maka

x y

a a

x < ⇒y

f

f Jadi F tak turun, akibatnya

' ( ) ( )

x x

a FF xF a = a f

∫ ∫

……… (2)

Dari (1) dan (2) diperoleh

1 Lihat proposisi di halaman 72.

(11)

( ) '( ) ( ) ( )

x x

a f t dt = a F t dt =F xF a

∫ ∫

Akibatnya,

[ ]

( ) '( ) 0 ( ) ' ) 0,

x x x

a f t dta F t dt = ⇔ a f tF t dt = ∀x

∫ ∫ ∫

Diperoleh

f(t) – F’(t) = 0 ⇔ f(t) = F’(t), ∀t.

Dari teorema terakhir ini, terjawab sudah pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan di awal bab ini. Yaitu bahwa Teorema Dasar Kalkulus I dan II berlaku:

1) F x'( )= f x( )

2) b '( ) ( ) ( )

a F t dt =F bF a

Latihan (Soal Quis) :

Misalkan f fungsi tak negatif dan terintegralkan (ae) pada [a, b]. Didefinisikan ( ) x ( )

F x =

a f t dt buktikan bahwa

'( ) ( )

b b

a F t dta f t dt

∫ ∫

Jawab :

Pertama ditunjukkan bahwa F tak turun. Karena f ≥ 0, maka

[ , ) [ , ) x y ( ) ( )

a a

x < ⇒y a xa y

f

fF xF y Jadi, F tak turun. Maka2

'( ) ( ) ( ) ( ) 0 ( )

b b b

a F t dtF bF a = a f t dt− = a f t dt

∫ ∫ ∫

Contoh :

Diketahui f(x) = sin x, x ∈ [0, π]. Apakah fBV pada [0, π]?

Jawab :

Misalkan L sebarang partisi dari [0, π]. Maka L: 0=x0 <x1< <... xk =π. Ditinjau dua kasus.

Kasus I:

Jika π2L, maka ∃n0, 0≤n0n sehingga

0

0

0

0

0 0

0 1 1

1 1

1 1

1 1

0

2 2

2 2

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) (

) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

( ) (0) ( ) ( )

sin sin0 sin

n k

i i i i

i i n

n k

i i i i

i i n

n n k

t f f x f x f x f x

f x f x f x f x

f x f x f x f x

f f f f

π

π π

π π

π

= = +

= = +

= − + −

= − + −

= − + −

= − + −

= − −

=

+

∑ ∑

∑ ∑

sin 2

π Kasus 2 : =

Jika π2L, maka ∃n1, 0≤ ≤n1 k sehingga xn11< <π2 xn1.

2 Lihat Teorema halaman 74

(12)

1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1

0 1 1 1

1 1

1

1 2 2 1 1

1 1

1

1 2 2 1

1

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (

n k

i i n n i i

i i n

n k

i i n n i i

i i n

n

i i n n i i

i

t f f x f x f x f x f x f x

f x f x f x f f f x f x f x

f x f x f x f f f x f x f x

π

π π

π π

= = +

= = +

=

= − + − + −

= − + − + − + −

≤ − + − + − + −

∑ ∑

∑ ∑

1

1 1

2 2

2 2

)

( ) (0) ( ) ( )

sin sin 0 sin sin

2

k

i n

f π f f π f

π π

π π

= +

= − + −

= − + −

=

=

Jadi,

2 0

2

( ) 2,

2, t f L

L

π π

π

⎧ ∈

= ⎨⎩≤ ∉

Sehingga T0π( ) 2f = < ∞. Jadi terbukti fBV pada [0, π]

Referensi

Dokumen terkait

Selain menggunakan aturan trapezoidal untuk menentukan nilai integral suatu fungsi f(x) antara nilai a ke nilai b, aturan lain yang sering juga digunakan adalah aturan Simpson..

adalah f ’’ (x)=nx n-1 , menerapkan definisi turunan fungsi sebagai limit hasil bagi selisih dalam pembuktian bahwa turunan pertama dari jumlah fungsi f(x)=u(x)+v(x)

TURUNAN FUNGSI KOMPOSISI DENGAN ATURAN

Bab III buku ini memuat hal-hal pokok yang berkaitan dengan turunan fungsi, antara lain (1) pengertian dan sifat turunan, (2) aturan rantai, (3) turunan fungsi implisit

Kajian ulang integral-turunan bagi mahasiswa program studi Teknik Elektro Angkatan 2016 bertujuan menanamkan ulang prinsip dasar dari konsep integral- turunan

Aturan umum integral:. Fungsi

Bab III buku ini memuat hal-hal pokok yang berkaitan dengan turunan fungsi, antara lain (1) pengertian dan sifat turunan, (2) aturan rantai, (3) turunan fungsi implisit

Indikator: Dengan menggunakan konsep integral tak tentu sebagai kebalikan dari turunan fungsi, siswa dapat menentukan anti turunan dari fungsi aljabar.. Tentukan integral dari