RESUME
PERSPEKTIF PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ANAK TUNADAKSA
Tentang
CEREBRAL PALSY ( CP )
Oleh :
Dosen Pengampu Dr. Nurhastuti, M.Pd
PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Tuti Sismonita 23003281
CEREBRAL PALSY A. Pengertian Cerebral Palsy
Cerebral palsy adalah penyakit yang menyebabkan gangguan pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan yang terjadi pada otak yang belum matang dan berkembang, dan paling sering terjadi sebelum lahir pada masa kehamilan, ketika proses persalinan, atau di tahun pertama setelah kelahiran.
Gejala cerebral palsy atau lumpuh otak sangat beragam dan merupakan gangguan seumur hidup. Tidak ada obatnya, tetapi perawatan dapat membantu meningkatkan fungsi saraf yang mengatur pergerakan otot tubuh. Penderitanya mungkin memerlukan peralatan khusus untuk bisa beraktivitas. Penyakit ini bahkan dapat menyebabkan penderitanya tidak mampu berjalan sehingga memerlukan perawatan seumur hidup. Pada tingkat paling parah, cerebral palsy dapat menyebabkan
Istilah cerebral palsy dimaksudkan untuk menerangkan adanya kelainan gerak, sikap ataupun bentuk tubuh, gangguan koordinasi, dan kadang- kadang disertai gangguan psikologis dan sensoris, yang disebabkan oleh adanya kerusakan atau kecacatan pada masa perkembangan otak. Kelainan gerak terjadi pada anak cerebral palsy, karena kelaianan atau kerusakan yang ada berhubungan dengan daerah motorik di otak. Sikap dan bentuk tubuh mengalami kelainan karena berkaitan dengan keseimbangan badan, kelainan i gerak sehingga membentuk sikap tubuh yang salah. Gangguan koordinasi terjadi pada anak cerebral palsy berkaitan dengan tidak adanya kerjasama yang harmonis antar anggota tubuh yang dimiliki.
B. Jenis-jenis cerebral Palsy
Cerebral palsy dapat diklasifikasikan menurut:
1. Penggolongan menurut derajat kecacatan, cerebral palsy dapat
digolongkan atas golongan ringan (mild), golongan sedang (moderate), dan golongan berat
•
Golongan RinganYang termasuk golongan ringan ialah mereka yang dapat berjalan tanpa menggunakan alat , berbicara tegas, dapat menolong dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dapat hidup bersama- sama dengan anak-anak normal lainnya, meskipun cacat tetapi tidak mengganggu kehidupan dan pendidikannya.
Oleh karena itu mereka tidak memerlukan perhatian khusus.
• Golongan sedang
Yang termasuk golongan sedang adalah mereka yang membutuhkan tretmen/latihan khusus untuk berbicara, berjalan, dan mengurus dirinya sendiri. Golongan ini memerlukan alat-alat khusus seperti brace, crutches untuk memperbaiki cacatnya.
Dengan pertolongan secara khusus, anak-anak kelompok ini diharapkan dapat mengurus dirinya sendiri, yaitu dapat berjalan, berkomunikasi sehingga dapat hidup di masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
• Golongan berat
Yang termasuk dalam golongan berat adalah anak-anak cerebral palsy yang tetap membutuhkan perawatan tetap dalam ambulasi, bicara, dan menolong dirinya sendiri. Prognosis hasil usaha peningkatan jelek, sehingga mereka tidak dapat hidup sendiri di tengah-tengah masyarakat.
2. Penggolongan menurut topografi
Dilihat dari topografi yaitu banyaknya anggota tubuh yang lumpuh, cacat cerebral palsy dapat digolongkan menjadi 6 (enam) golongan),
yaitu:
(a) Monoplegia
Yaitu hanya satu anggota gerak yang lumpuh. Misalnya kaki kiri lumpuh, sedangkan kaki kanan dan kedua tångannya normal.
Atau hanya tangan kanan yang lumpuh, sedangkan tangan kiri dan kedua Kedua kakinya sehat.
(b) Hemiplegia
Yaitu lumpuh anggota gerak atas dan bawah pada sisi yang sama.
Misalnya tangan kanan dan kaki kanan; tangan kiri dan kaki kiri.
(c) Paraplegia, lumpuh pada kedua buah tungkai atau kakinya.
(d) Diplegia, lumpuh kedua tangan kanan dan kiri atau kedua kaki kanan plegia.
(e) Triplegia, tiga anggota gerak mengalami kelumpuhan. Misalnya tangan kanan dan kedua kakinya lumpuh, atau tangan kiri dan kedua kakinya lumpuh.
(f) Quadriplegia, anak jenis ini menderita kelumpuhan pada seluruh anggota geraknya. Mereka cacat pada kedua tangan dan kakinya.
Kelumpuhan quadriplegia disebut juga tetraplegia.
3. Penggolongan menurut fisiologi,
Kelainan gerak Dilihat dari segi letak kelainan di otak dan fungsi geraknya (motorik), anak cerebral palsy dibedakan atas:
(a) Spastik (spasticity) Spastis dapat diartikan dengan “kaku, kejang".
Cerebral palsy jenis spastik ini letak kelainannya terletak di tractús pyramidalis (motor cortex). Penderita cerebral palsy jenis
ini terdapat kekakuan pada sebagian atau seluruh otot-ototnya.
Otot-otot di persendian akan menjadi kaku (stiff, contractur) kalau kurang digerakkan, sehingga dapat mengganggu fungsi mobilisasi. Kekakuan pada otot-otot organ bicara, seperti pada lidah, pita suara, dan rahang bawah dapat menyebabkan kelainan dalam berbicara.
Anak cerebral palsy jenis spastik, dibedakan atas 4.(empat) tipe, yaitu
● spastik hemiplegia,
● spastik paraplegia,
● spastik diplegia,
● Spastik quadriplegia (tetraplegia) 4. Dyskinesia
Dyskinesia merupakan bentuk dari cerebral palsy yang ditandai dengan tidak adanya kontrol dan koordinasi gerak dalam diri individu cerebral palsy. Derajat gangguan kontrol dan koordinasi gerak tergantung pada berat ringannya kerusakan di dalam otak. Yang termasuk dalam kelompok dyskinesia yaitu
● Athetosis,
● Rigid,
● Hipotonia,
● Tremor
● Ataxia 5. Jenis Campuran
Cerebral palsy jenis campuran artinya pada seorang anak cerebral palsy menderita dua atau tiga kelainan. Misalnya spastik dan athetosis atau tremor, spastik, dan athetosis. Derajat kecacatan dari
masing, masing jenis tersebut tergantung pada kerusakan yang terdapat dalam otak. Letak kerusakan jenis ini terletak di daerah pyramidal dan extrapyramidal (Assjari, 1995)
C. Penyebab Cerbral Palsy
Penyebab dari Cerebral Palsy ini dapat di lihat dalam 3 proses. Yaitu proses pranatal (saat bayi dalam kandungan), proses perinatal (saat bayi dilahirkan), dan proses pascanatal (sesudah bayi dilahirkan atau berada di luar kandungan).
1. Pranatal ( Proses ketika bayi berada di dalam kandungan)
Pada saat janin berada dalam kandungan, kemungkinan terjadinya gangguan perkembangan pada otak bayi sangatlah besar. Gangguan tersebutlah yang menyebabkan otak bayi menjadi abnormal atau memiliki cedera. Hal ini dapat terjadi apabila ibu hamil terkena infeksi toksoplasma, rubela, CMV, Cacar air, atau herpes sangat rentan sekali mempengaruhi keadaan bayi di dalam kandungan.
2. Perinatal (Proses Persalinan)
Ketika bayi berada pada proses persalinan terutama persalinan yang lama bahkan sulit kemudian dibutuhkan alat bantu melahirkannya, kemungkinan terjadi luka di kepala bayi juga dapat dijadikan penyebab terjadinya Cerebral Palsy. Kemudian terjadi tali pusar yang melilit bayi yang menyebabkan bayi kesulitan bernapas dapat menyebabkan cedera otak akibat kekurangan asupan oksigen yang membuat bayi tersebut kejang lalu mengalami pendarahan. Bayi prematur juga rentan terkena infeksi otak dan pendarahan otak. Kasus Cerebral Palsy pada masa Perinatal ini terjadi sampai 10-15%.
3. Pascanatal (Proses sesudah dilahirkan/di luar kandungan)
Bayi yang lahir prematur dan memiliki berat badan yang berada di
bawah 2 kg akan rentan terkena penyakit kuning yang juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya Cerebral Palsy. Dan bayi yang menderita malaria dan infeksi otak seperti meningitis, radang selaput otak lalu mengalami panas tinggi dan juga mengalami kecelakaan akibat kelalaian orang tuanya seperti terjatuh yang kemudian menyebabkan luka pada kepala yang lalu mempengaruhi otak sehingga menimbulkan trauma juga berpengaruh terjadinya Cerebral Palsy.
` Selain faktor diatas ada beberapa faktor yang lainnya.
● Faktor kongenital ketidak normalan sel kelamin pria
● Pendarahan waktu kehamilan
● Trauma atau infeksi pada waktu kehamilan
● kelahiran prematur
● Keguguran yang sering dialami ibu
● usia ibu yang sudah lanjut pada waktu melahirkan anak
● Penggunaan alat-alat pada waktu proses kelahiran yang sulit
● penggunaan obat bius pada waktu proses kelahiran
● penyakit tuberculosis
● radang selaput otak
● radang otak
D. Karakteristik Cerebral Palsy
Bisa terjadi mulai bayi berusia 3 – 6 bulan, dengan tanda tidak dapat melakukan refleks menggenggam, lemas, tidak mampu berguling, dan merangkak. Balita berjalan dengan satu kaki yang diseret. Terjadi gerakan ritmis, tak terkontrol, beranjak pada kekakuan dan kelumpuhan tubuh. Adanya kelainan penglihatan seperti juling, penglihatan ganda, strabismus,miopi, presbiopi, dan rabun. Terganggunya persepsi anak, persepsi bisa saja berlebihan atau kurang tepat terhadap objek/benda yang dimaksud. Konsep diri yang rendah, rasa malu berlebih dan sensitif sehingga kurang bisa menegndalikan emosi.
E. Layanan Anak Cerebral Palsy
Kebutuhan layanan anak Cerebral palsy adalah sebagai berikut:
a) Kebutuhan pengembangan kemampuan mobilisasi.
b) Kebutuhan pengembangan kemampuan ADL.
c) Pengembangan kemampuan komunikasi.
d) Kebutuhan pemecahan masalah sosial psikologis e) Kebutuhan pemecahan masalah sosial psikologis f) Kebutuhan pendidikan.
g) Kebutuhan untuk dapat produktif
DAFTAR PUSTAKA
Assjari, M. (1995) Ortopedagogik Anak Tuna Daksa. Bandung: Dapartemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.
Assjari, Musjafak. 1995. Ortopedagogik Anak Tuna Daksa. Bandung : Depdikbud
Muslim, Toha Ahmad dan Sugiarmin. 1996. Ortopedi Dalam Pendidikan Anak Tuna Daksa. Debdikbud
Kirk S. Samuel dan gallagher. (1981) Pendidikan anak luar biasa (VI), alih bahasa Moh Amin dan Ina Yusuf, UNINUS, Bandung
Article Julius E. Suryawidjaja. 2005. V0l 24, No.2 hal 93
Assjari Musjafak. 1995. Ortopedagogik Anak Tuna Daksa. Bandung:
DPENDIKBUD.
Ahmad Toha Muslim dan Sugiarman. (1996). Ortopedi Dalam Pendidikan Anak Tunadaksa. Bandung: DEPENDIKBUD.