• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESUME PRESPEKTIF PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ANAK TUNADAKSA

N/A
N/A
TUTI SISMONITA

Academic year: 2023

Membagikan "RESUME PRESPEKTIF PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ANAK TUNADAKSA "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RESUME

PRESPEKTIF PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ANAK TUNADAKSA

Tentang SPINA BIFINA

Oleh

Tuti Sismonita : 23003281

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Nurhastuti, S. Pd., M. Pd

PENDIDIKAN LUAR BISA FAKULTAS ILMU

PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI

PADANG 2023

(2)

SPINA BIFINA

A. Pengertian Spina bifida

Menurut Musjafak Assjari(1995:47) menjelaskan bahwa spina bifida merupakan jenis kelainan pada tulang belakang(spinalcord) yang ditandai dengana daterbukan yasatuatautigaruas tulang belakang yang disebabkan oleh tidak tertutupnya kembali ruas tulang belakang selama proses perkembangan terjadi. Akibatnya fungsi jaringan syaraf terganggu, dan dapat mengakibatkan kelumpuhan.

Menurut Mega Iswari & Nurhastuti (2010, 100 ). Spina Bifida yaitu gangguan yang disebabkan oleh tertutupnya saluran tulang belakang.

Spina Bifida adalah bentuk kecacatan kongenital di mana terjadi mal-formation atau pembentukan yamg tidak sempurna dari spinal vertebra (tulang belakang), sehingga bentuk spinal cord (sumsum tulang belakang) di dalamnya juga tidak sempurna. Hal ini disebabkan oleh perkembangan janin yang tidak sempurna / abnormal. Sebab spina bifida sampai sekarang tidak dapat diketahui. Insidensi dari kelainan ini adalah 1 dari 1000 kehilangan hidup (Hallahan, 1988 dikutip oleh Abdul Salim: 2007).

Menurut Abdul Salim (2007:196) menjelaskan bahwa spina bifida adalah bentuk kecacatan congenital dimana terjadi mal-formation atau pembentukan yang tidak sempurna dari spinal vertebra (tulangbelakang), sehingga bentuk spinalcord (sumsum tulang belakang) didalamnya juga tidak

Spina bifida adalah kelainan kongenital yang terjadi akibat gangguan pembentukan tabung saraf selama bayi di dalam kandungan. Pada kondisi normal, tabung saraf terbentuk di sepanjang tulang punggung embrio dan akan menutup secara alamiah saat kehamilan memasuki usia ke-28 hari.

B. Jenis – jenis Spina bifida

Menurut Abdul Salim (2007:196) menjelaskan bahwa ada 3 jenis spina bifida, yaitu : 1. Spina bifida occulta

Jenis ini kelainannya hanya sedikit dan ringan dimana pada kulit belakang terdapat kerutan kulit dan tumbuh rambut didaerah pinggang (lumbal) atau leher bagian belakang. Walaupun tidak tampak ada kerusakan spinalcord tetapi gangguan neurologis pada tungkai sering terganggu terutama pada masa pertumbuhan. Sumsum tulang belakang tidak keluar dari tulang. Kulit diatas tempat kelainan dapat normal.

(3)

2. Meningocele

Spina Bifida jenis ini terdapat suatu kantung atau tonjolan pada tubuh anak bagian belakang, tertutup kulit, berisi cairan sumsum (spina fluid) tanpa jaringan syaraf.

Kelumpuhan tidak umum dijumpai. Biasanya dengan pembedahan tonjolan tersebut dapat dihilangkan kelainannya .

3. Myelomeningocele

Jenis spina bifida ini termasuk yang paling parah. Terdapat penonjolan cairan spinal maupun sebagai dari spinalcordsen diri, sehingga fungsi dari syaraf mulai dari region tersebut menjadi terganggu baik motoris maupun sensorisnya. Kasus ini dapat terjadi dimana saja, tetapi paling sering di thoaracolumbal (pinggang).

MenurutMusjafakAssjari (1995:47) adatigajenisspina bifida, yaitu : 1. Spina Bifida Occulta

Spina bifida Occullta tidak disebabkan oleh kelainan syaraf sebabkan spinal cord tidak mengalami penonjolan. Satu atau lebih ruas tulang belakang terbuka (tidakterbentuk), dan kulit diata sruas tulang tersebut tidak mengalam ikelainan.

2. Spina Bifida Meningocele

Merupakan spina bifida yang ditandai dengan penonjolan punggung pada bagian tulang belakang yang terkena tumor. Benjolan ruastulang ini berisi cairan spinal(liquor cerebro spinal)dan tidak merusakkan jaringan syaraf, sehingga tidak mengakibatkan kelumpuhan pada mereka yang terkena penyakitini.

3. Spina Bifida Myelomeningocele

Merupakan jenis dengan kelainan terberat jika dibandingkan dengan spina bifida jenis yang lain. Benjolan pada bagian ruas tulang belakang berisi jaringan –jaringan syaraf sehingga menimbulkan kerusakan syaraf. Sering penderita spina bifida myelomeningocele mengalami kelumpuhan pada kaki, organ saluran kencing, merasa nyeri, dan adajuga yang menderita hydrocephalus.

Menurut Mega Iswari&Nurhastuti (2010, 100) ada empat jenis spina bifida, yaitu : 1. Spinabifida Occulta

Tertutupnya saluran tulang belakang pada ruas V lumbal dan ruas I sakral yang ditumbuhi rambut yang lebat. Gangguannya penderita mengalami enuresis/

mengompol karena terganggu fungsi saluran air seni.

2. Spinabifida Menningocele

Pada daerah posterior saluran tulang belakanag terbuka, sehingga selaput penutup saluran tulang belakang tersebut menggelembung keluar (sepertibalon) yang didalamnya berisi cairan.

3. Spina bifida Meningomyelocele

Lapisan yang menggembung di atas berisi LCS (liquer cerebra spinalis) serabut- serabut saraf di dalam gelembung terjadi lagi gelembung lebih kecil yang berisi

(4)

cairan danmen yumbatkan alis sentralis.

4. Spina lisbifida Rechisehiziz

Yaitu tulang belakang seluruhnya terbuka.Pengobatan terhadap penderita ini adalah apa bila penderita tidak mengalami gangguan fungsi saraf biasanya tidak diobati. Kalau terjadi gangguan fungsi saraf maka diadakan operasi pembedahan tulang belakang.

C. Karakteristik Spina bifida

Karakterisitik dari Spina bifida adalah : 1. Tonjolan pada punggung,

2. Memiliki tingkat kelumpuhan pada anggota-anggota tubuh bagian terbawah.

3. Kurang mampu mengontrol secara penuh terhadap fungsi kandungan air seni dan usus besar.

4. Biasanya berjalan dengan menggunakanalat penguat, tongkat ketiak, dan alat pembantu berjalan

Karakteristik berdasarkan jenis-jenis:

a) Spina Bifida Occulta

 Kelainan hanya sedikit, hanya ditandai oleh bintik tanda lahir merah anggur

 Ditimbuhi rambut pada daerah sakral (panggul bagian belakang)

Lekukan pada daerah sakrum b) Spina Bifida Meningocelel

Menonjolnya meningen yang keluar melalaui medula spinalis

Membentuk kantung yang terpenuhi dengan CIF c) Spina Bifida Myelomeningocele

Penonjolan seperti kantung di punggung bagian tengah sampai bawah pada bayi baru lahir

 Jika disinari kantung tersebut tidak tembus cahaya

 Kelumpuhan/kelemahan pada panggul, tungkai, atau kaki

 Penurunan sensasi

 nkontinensia urin maupun inkontinesia tinja

Korda spinalis yang terkena rentan terhadap infeksi (meningitis)

D. Faktor – faktor penyebab Spina bifida

Penyebab terjadinya spina bifida belum diketahui secarapasti (Batshaw, Perret 1986;

Harris, Usatin, Ury, dan Neutra, 1984). Diperkirakan 0,1% penderitaspina bifida disebebkan oleha danya kelainan fisik.

David Werner (2002) mendeskripsi beberapa masalah yang terjadi bersama spina

(5)

bifida yaitu sebagai berikut :

1. Resiko tinggi terinfeksi dan anak meninggal karena meningitis.

2. Kepala besar atau hidrosefalus. Cairan yang terbentuk di kepala tidak dapat mengalir secara normal kesumsum tulang belakang, sehingga mengumpul dan menekan otak.

3. Kerusakan otak karena tertekan cairan, dengan rusaknya otak maka ada resiko kemungkinan terjadinya buta, retardasi mental, mengalami serangan (epilepsi) atau terkena cerebral palsy.

4. Lemah otot dan hilangnya perasaan. Tungkai atau kaki mungkin lumpuh dan mati rasa atau sedikit saja daya rasanya.

5. Salah satua tau kedua panggul mungkin meleset.

6. Kaki mungkin berputar kebawah dan kedalam, keatas atau kesamping.

7. Mungkin terjadi kekejangan (spastisitasotot) di tungkai dan kaki.

E. Pelayanan dan penanganan bagi anak penyandang Spina bifida

Menurut De Jong (2010, 939) tindakan pertama ditujukan pada perbaikan keadaan umum dan mencegah adanya meningomielokel. Bilapecah, segera dilakukan penutupan defek dan bilaa dahidrosefalus, segera dipasang pintasan. Bilautuh, pembedahan dapat ditunda sampai usia5-6 bulan. Pembedahan tidak akan memperbaiki kelainan neurologik yang sudah ada. Penutupan benjolan yang pecah harus dikerjakan sedini mungkin untuk mencegah meningitis atau kontaminasi.

Selama menunggu pembedahan, perawatan keadaan umum bayi diutamakan sambil mencegah trauma dan kontaminasi pada benjolan. Untuk itu, sebaiknya bayi ditelungkupkan dan benjolan tersebut ditutup dengan kasasteril yang dibasahi dengan larutan garam fisiologis.

Menurut Abdul Salim (2007, 200), tindakan penanganan kelainan yang diperlukan diantaranya (MaskunPudjianto, 2006) berupa :

1. Penguluran otot yang kontraktur (pemendekan) 2. Penguatan otot bagi yang lemah

3. Mobilisasi sendi pada keterbatasan gerak sendi atau untuk pencegahan

4. Aktifitas ADL dana daptasi lingkungan aktivitas, baik dengan alat bantu jalan maupun tidak

5. Pemberian splint/bidai atau brace untuk alat penyangga tungkai agar mampu berjalan

6. Aktivitas rekreasi

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Nurhastuti. 2019 . Bahan ajar Mata Kuliah Perspektif Pendidikan Anak Tunadaksa: Universitas Negeri Padang

http://eprints.umsida.ac.id/4041/1/Ardhia%20Rizeki%20A%20%28152071200018%29.pdf Diakses 10 November 2023

Efendi, Mohammad. 2009. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/1425/pdf

Soemantri, Sutjihati.1996.Psikologi Anak Luar Biasa.Jakarta.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan hasil penilaian untuk siswa berguna dalam mengetahui kemajuan hasil belajar diri, mengetahui konsep-konsep atau teori yang belum dikuasai, memotivasi diri untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak tunadaksa masuk sekolah inklusi atas saran dari gurunya ketika masih sekolah di SLB YPAC, dan akhirnya memilih sekolah inklusi dengan

• ANAK TUNADAKSA ADALAH ANAK YANG MENGALAMI KELAINAN ATAU KECACATAN PADA SISTEM OTOT, TULANG, DAN PERSENDIAN KARENA KECELAKAAN, KONGENITAL, DAN ATAU KERUSAKAN OTAK YANG

Inti dari teori Ausubel tentang belajar yaitu belajar bermakna. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan

Abstrak: Penelitian bertujuan mengkaji konsep kultur sekolah, menganalisis konsep pendidikan ramah anak, dan penguatan kultur sekolah dalam mewujudkan pendidikan ramah anak.

(1) Menguasai kemampuan menjelaskan konsep dasar pendidikan inklusi (pengertian, tujuan, landasan, klasifikasi, faktor penyebab, karakteristik pisik, psikologi dan

Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dari penelitian tersebut adalah mengungkap bagaimana sebenarnya konsep pendidikan karakter dalam prespektif islam sehingga

Klasifikasi berdasarkan fisiologi kelainan gerak adalah spastik, dyskensia (atetoid, rigid, tremor), dan campuran. Kelainan pada sistem otot dan rangka berupa