• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI PRESPEKTIF MONTESSORI DAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI PRESPEKTIF MONTESSORI DAN "

Copied!
172
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan adanya rumusan masalah yang diajukan oleh penulis, penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan di atas.

Penelitian yang Relevan

30 Novita Sari, “Metode Montessori dan Pentingnya Tujuan Pendidikan Agama Islam Tingkat Pendidikan Prasekolah”, Diploma Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: . UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014), t.d. Hasil kajian mana yang mengulas konsep pendidikan karakter anak usia dini dari perspektif Montessori dan relevansinya dengan pendidikan Islam.

Metodologi Penelitian

Dari pemaparan di atas, peneliti menemukan dan menentukan fokus kajian pendidikan karakter anak usia dini perspektif Montessori dan relevansinya dengan pendidikan Islam. Dalam penelitian ini akan digunakan teknik analisis isi untuk menganalisis konsep Pendidikan Karakter Anak Usia Dini perspektif Montessori dan relevansinya dengan pendidikan Islam.

Sistematika Penulisan

Pendidikan karakter anak usia dini dari perspektif Montessori yang berisi tentang: karakter pada anak, pendidikan karakter anak usia dini dari perspektif Montessori. Lima nilai karakter yang terbentuk dalam pendidikan perspektif Montessori terdiri dari: religius, disiplin, mandiri, peduli lingkungan, tanggung jawab.

BIOGRAFI MARIA MONTESSORI

  • Riwayat Pendidikkan Maria Montessori
  • Riwayat Karir Maria Montessori
  • Karya Tulis Maria Montessori
  • Sejarah Terbentuknya Metode Montessori

5 Maria Montessori Editor Gerald Lee Gutek, “Metode Pembinaan Wajib Montessori, Guru dan Pendidik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), hal. 8 Maria Montessori Editor Gerald Lee Gutek, “Metode Montessori Bimbingan Wajib, Guru dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)” (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm.

KAJIAN TEORI

Pengertian Karakter

6 Kusni Ingih dkk, “Pendidikan Karakter Media Interaktif Alat Ajar Pendidikan”, (Yogyakarta: Publisher Publish (CV BUDI UTAMA), 2018, hal.21 Berikut beberapa contoh nilai yang dikutip penulis dari Dharma Kusuma et al.al, dalam bukunya yang berjudul “Karakteristik Pendidikan Studi Teori dan Praktek di Sekolah” mengidentifikasikan sebagai berikut: 8.

Pengertian Pendidikan Karakter

Ramli (2003) pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan budi pekerti dan pendidikan budi pekerti. Pendidikan karakter adalah upaya tulus untuk membantu orang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika yang mendasar. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala upaya guru dan orang tua untuk mempengaruhi karakter anak.

Selain itu, pembentukan karakter juga dapat diartikan sebagai upaya untuk menumbuhkan kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma luhur yang berlaku pada diri seseorang, yang diwujudkan dalam interaksi yang baik dengan Tuhannya, dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungannya. Pendapat lain tentang pendidikan karakter, Donie Koesoema, mengungkapkan bahwa pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan secara individu atau dalam lingkungan sosial untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya kebebasan individu itu sendiri. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter adalah upaya sadar untuk membantu seseorang memahami, merawat dan bertindak sesuai dengan norma atau nilai yang berlaku di lingkungannya agar tercipta lingkungan yang damai.

Dengan menerapkan pendidikan karakter diharapkan anak memiliki karakter yang baik sesuai dengan ajaran dan norma Islam yang berlaku di negaranya, serta menjadi kebanggaan keluarga, masyarakat bahkan negaranya.

Tujuan Pendidikan Karakter

Membangun hubungan yang harmonis baik dengan keluarga maupun masyarakat dengan melaksanakan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama-sama. Selain itu, Said Hamid Hasan juga menyebutkan secara rinci tujuan pendidikan karakter sebagai berikut: 25. Pendapat lain dari Jamal Ma'mur Asmani bahwa tujuan pendidikan karakter adalah menanamkan nilai-nilai pada diri siswa dan memperbaharui tatanan kehidupan bersama. untuk lebih menghormati kebebasan individu.

Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan selaras dengan nilai-nilai universal dan tradisi keagamaan nasional. 24 Novan Ardy Wiyani, “Pemerolehan pendidikan karakter di sekolah dasar; Konsep, praktik dan strategi” dalam, (Jakarta: Media Ar-Ruzz, 2013), h. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah bahwa dengan pendidikan karakter diharapkan akan membentuk peserta didik yang memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat mengamalkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan pendidikan karakter, peserta didik tidak hanya cerdas dalam pengetahuannya, tetapi juga cerdas dalam perilaku, emosi dan spiritualitas.

Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter

Mengembangkan potensi hati/sadar/efektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai kebangsaan. Nilai-nilai karakter dan budaya bangsa bersumber dari teori pendidikan, psikologi pendidikan, nilai sosial budaya, ajaran agama, Pancasila dan UUD 1945 serta UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan dari pengalaman terbaik dan penerapan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Namun, ada 5 nilai inti karakter yang dijadikan sebagai salah satu program Character Education Enhancement (CED).

Kelima nilai karakter bangsa ini bersumber dari Pancasila yang menjadi prioritas pembangunan gerakan PKT. Nilai-nilai karakter nasionalis tercermin dalam cara berpikir, berperilaku, dan bertindak yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa bangsa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Nilai karakter integritas dapat diartikan sebagai nilai yang melandasi perilaku seseorang berdasarkan upaya yang dilakukan.

Nilai karakter mandiri ini merupakan sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain.

Hakikat Pendidikan Islam

  • Beberapa Istilah tentang Pendidikan Islam
  • Pengertian Pendidikan Islam
  • Karakteristik Pendidikan Islam
  • Sumber-Sumber Pendidikan Islam

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter pada anak usia dini dalam perspektif Montessori digunakan dalam setiap proses pembelajaran, bukan dalam bentuk mata pelajaran. 56 Rahmat Rosyadi, “Pendidikan Islam dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini (Konsep dan Praktik PAUD Islami)”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Husada, 2013), hal.62 Rahmat Rosyadi, “Pendidikan Islam dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini (konsep dan praktik PAUD Islami)”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013).

Dari penelitian tesis tentang konsep pendidikan karakter anak usia dini perspektif Montessori dan relevansinya dengan pendidikan Islam. Peneliti selanjutnya: Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang konsep pendidikan karakter anak usia dini dan relevansinya dengan pendidikan Islam. Pentingnya Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini: Perspektif Psikologis Perkembangan Anak”, Staf Pengajar Jur.

Metode Montessori dan relevansinya dengan tujuan pendidikan agama Islam pada jenjang pendidikan anak usia dini.

Hakikat Anak Usia Dini

  • Pengertian Anak Usia Dini
  • Fase Usia Perkembangan Anak
  • Karakteristik Anak Usia Dini

PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

Pandangan Montessori Tentang Seorang Anak

Misalnya, anak akan menyukai kegiatan membuka dan menutup benda (dengan seluruh tangan). Anak-anak akan menyerap bunyi, kata, dan tata bahasa dari lingkungannya. Dimulai dengan bayi, dia akan mulai mengoceh sebelum mulai mengucapkan kata-kata yang bermakna.

Kemudian anak mengucapkan kalimat yang terdiri dari dua kata, setelah itu anak menguasai pembuatan kalimat dengan struktur yang lebih kompleks. Pada masa ini, kepekaan anak akan ditonjolkan dan anak akan mulai senang berinteraksi dengan teman sebayanya. Melalui proses penyerapan ini, pikiran anak akan benar-benar terbentuk, anak akan langsung terserap dalam lingkungan, baik fisik maupun sosial, tempat anak bergerak.

Tidak hanya itu, Maria Montessori juga percaya bahwa anak akan mengalami perkembangan yang baik jika anak melalui serangkaian tahapan perkembangannya dengan menggunakan pembelajaran yang dirancang secara tepat dan khusus.

Konsep Pendidikan Menurut Montessori

Namun, anak berhak bertindak sesuai dengan kehendaknya, anak juga mampu menyerap segala sesuatu yang ditemui di lingkungan sekitarnya. Pendidik permisif sebagian besar adalah pengikut romantisme liar Rousseau, atau neo-Freudian yang percaya bahwa anak-anak harus bebas dari segala bentuk pengekangan. Anak-anak harus bebas dari aturan yang membatasi dan tidak boleh tunduk pada otoritas apa pun.

Menurut Montessori, “membiarkan anak melakukan apa yang mereka lakukan” ketika anak tidak memiliki pengawasan atau kontrol akan menghancurkan makna kebebasan. Dalam pembelajaran Montessori memiliki materi bahasa tersendiri yang bertujuan untuk memudahkan anak dalam memahami bahasa di sekitarnya. Jika seorang anak berhasil menguasai keterampilan motorik, maka dapat meningkatkan rasa bangga pada dirinya sendiri.

Dapat disimpulkan dari penjelasan di atas bahwa konsep pendidikan Montessori menjunjung tinggi kebebasan, yaitu kebebasan seorang anak untuk melaksanakan, memilih dan melaksanakan pembelajarannya sendiri dengan menggunakan benda dan lingkungan untuk mendukung proses belajarnya.

Peran Guru dalam Pembelajaran Montessori

Dalam pendidikan karakter berdasarkan konsep Maria Montessori lebih ditekankan pada pembentukan karakter anak. Pendidikan karakter ini juga sengaja dirancang khusus untuk anak usia dini dengan tetap memperhatikan tahapan perkembangan anak. Namun dalam hal ini, untuk melaksanakan pendidikan karakter religius ini, orang tua atau pendidik juga harus mengetahui perkembangan dan tingkat kemampuan anak.

94 Muhammad Da’I Sholih, “Pendidikan Berwatak Bertanggung Jawab Sesuai Al-Qur’an Surat Al Luqman Ayat 16”, Skipsi Sarjana Pendidikan, (Salatiga: Program Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga, 2017), h. 26, t.d. tetapi siswa juga harus memiliki tanggung jawab untuk mengatur alat peraga mereka sendiri kembali ke tempat yang disediakan. Pendidikan karakter dalam pendidikan Islam bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah Nabi Muhammad dan Ijma. Pentingnya lima nilai pendidikan karakter bangsa yaitu religius, disiplin, mandiri, peduli lingkungan dan tanggung jawab pada anak usia dini dalam perspektif Montessori dengan pendidikan Islam merupakan salah satu nilai karakter yang penulis bahas memiliki hubungan yang kuat dengan pendidikan Islam.

Sebagaimana dipaparkan dalam penelitian ini, pendidikan karakter perspektif Montessori yang diterapkan pada anak usia dini sangat cocok, karena konsep pendidikan Montessori mengutamakan kebebasan anak untuk mengikuti proses tumbuh kembang anak tanpa adanya paksaan.

Pendidikan Krakater Anak Usia Dini Prespektif

  • Karakter Pada Masa Kanak-Kanak
  • Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Prespektif

Lima Nilai Karakter yang Terbentuk dalam Pendidikan Karakter

  • Religius
  • Disiplin
  • Mandiri
  • Peduli Lingkungan
  • Bertanggung Jawab

Pendidikan karakter dalam konteks karakter tanggung jawab pada anak usia dini dalam perspektif Montessori dimaksudkan agar anak dapat bertanggung jawab dalam melakukan aktivitas sehari-hari melalui praktik dasar seperti menyendok, mengayun, menuangkan cairan tertentu, dan mengaplikasikan kembali alat pembelajaran yang digunakannya. . Sumber/fondasi pembentukan karakter berbeda-beda, padahal keduanya sama-sama berusaha untuk menciptakan manusia yang berkarakter baik. Pendidikan karakter perspektif Montessori dalam konsep pendidikannya dapat membentuk anak-anak muda yang dapat mandiri, disiplin dan bertanggung jawab, cinta lingkungan, cinta kebersihan dan keindahan, membuat anak berani dan tangguh dalam proses pembelajaran atau kehidupan sehari-hari dan sebagainya.

Meski begitu, sebenarnya sebelum konsep pendidikan karakter Montessori muncul, prinsip dasar pendidikan karakter sudah banyak disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Pendidikan karakter sejak dini merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan dan diterapkan sesuai dengan fase perkembangannya, karena anak merupakan aset penerus bangsa. Selain itu, jika pendidikan karakter dalam perspektif Montessori dimasukkan ke dalam nilai-nilai pendidikan Islam, maka akan menghasilkan anak-anak yang memiliki pengetahuan yang seimbang baik untuk dunia maupun akhirat.

Gambar 1 & 2. Belajar mengenal tanaman hias di TK Bunayya  Islamic Lab School.. 81
Gambar 1 & 2. Belajar mengenal tanaman hias di TK Bunayya Islamic Lab School.. 81

Relevansi Pendidikan Karakater Anak Usia Dini Prespektif

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Orang tua harus dapat memperhatikan tumbuh kembang setiap anak sejak usia dini, hal ini dikarenakan usia dini merupakan usia emas bagi anak atau waktu yang paling tepat untuk menanamkan pendidikan dan membentuk karakter anak agar anak menjadi pribadi yang bertakwa dalam kehidupannya. masa depan. Seorang pendidik juga harus memahami betul perannya sendiri dalam proses pembelajaran Montessori dalam membentuk karakter anak usia dini. Pembentukan Karakter Mandiri Pada Anak Usia Dini Melalui Metode Montessori Di TK Al-Marhamah Cimahi” Jurnal Ceria.

Aplikasi Montessori Pada Anak Usia Dini Membaca, Menulis, dan Berhitung, Jurnal Caksana - Pendidikan Anak Usia Dini. Implementasi Kurikulum Montessori Bernafas Islami Pada Pendidikan Anak Usia Dini Rumah Bermain Padi Kota Bandung. Memupuk Kedisiplinan dan Kemandirian pada Anak Usia Dini dalam Metode Maria Montessori “Raudhah, Prodi Guru RAUDHATUL Athfal (PGRA.

Pengaruh model pembelajaran Maria Montessori terhadap perkembangan kedisiplinan anak usia 4-5 tahun di TK Islam Ibnu Qoyyim Kec.

Gambar

Gambar 1 & 2. Belajar mengenal tanaman hias di TK Bunayya  Islamic Lab School.. 81
Gambar 3 & 4. Peserta didik sedang mengikuti proses pembelajaran  tentang bank sampah di TK Islamic Lab School

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan di Bab sebelumnya, maka pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran yang merupakan hasil akhir dari penelitian ini :1)