• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

C. Lima Nilai Karakter yang Terbentuk dalam Pendidikan Karakter

2. Disiplin

... اَهَعْسُوَّلَِأ اًسْفَ ن ُهَّللا ُفِّلَكُي َلَ

Artinya:

“Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya...” (Q.S. Al-Baqoroh: 286)52

Kandungan ayat diatas adalah menerangkan bahwasanya Tidak adanya suatu perintah Allah yang membebani hamba-Nya. Allah tidak akan memberikan perintah yang tidak dapat dipikul oleh tiap-tiap diri. Tidak ada perintah yang berat, apalagi jika seseorang memiliki iman yang kuat.

Misalkan, perintah sholat jika tidak bisa berdiri maka boleh duduk, jika tidak sanggup maka boleh berbaring. 53 dengan demikian tidak ada alas an seseorang untuk meninggalkan kewajibannya sebagai seorang hamba Allah.

Pada kegiatan Montessori selalu dimulai dari pembukaan, pertenggahan dan penutupan. Untuk meningkatkan karakter religius ini guru dapat memasukkan nilai-nilai islam dalam setiap kegiatannya. Hal ini dapat berupa membaca kalimat-kalimat thayibah didalamnya. Misalkan, ketika kegiatan pembukkan menggucapkan kalimat basmalah, dan mengakhiri kegiatan dengan mengucapkan hamdalah. 54Hal ini dilakukan agar anak terbiasa untuk selalu mengingat ciptaan-Nya.

Karakter kedua yang dibahas penulis adalah disiplin anak. Hal ini dikarenakan disiplin adalah karakter penting dimiliki oleh setiap anak.

Maka dengan memiliki karakter anak kehidupan anak akan terstruktur meskipun dengan konsep pendidikan bebas. Hal ini berkaitan dengan bagaimana anak dapat mengikuti aturan yang berlaku sepeti norma, tata tertib disekolah maupun dirumah,. Memiliki sikap taat dan patuh terhadap aturan yang berlaku. 55 Jika setiap anak memiliki karakter disiplin maka kehidupan masyarakat akan menjadi tertib dan aman.

Disiplin memiliki arti yaitu menepati waktu, mematuhi aturan yang telah disapakati bersama. 56 Anak dapat dikatakan disiplin jika anak mampu untuk menghargai waktu yang ia punya, dan memanfaatkan sebaik-baiknya.

Karena dalam konteks ini, kedisiplinan ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk mencapai tujuan pada suatu pendidikan untuk menuju kepada perubahan yang lebih baik sesuai dengan apa yang telah ditetapkan diawal pembelajaran. Selain itu juga dijadikan sebagai modal awal untuk membentuk suatu kontrol diri pada anak agar dapat membentuk kepribadiaan yang lebih baik sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.57

55 Raisah Armayanti Nasution, “Penanaman Disiplin dan Kemandirian Anak Usia Dini dalam Metode Maria Montessori “ Raudhah, Program Studi Guru RAUDHATUL Athfal (PGRA), Vol. 05, No. 02, Desember 2017.

56 Rahmat Rosyadi, “Pendidikan Islan Dalam Pembentukkan Karakter Anak Usia Dini (Konsep dan Praktik PAUD Islami)”, (Jakarta:PT Raja Grafindo Husada, 2013), h. 53.

57 Lidia Oktamarina, dkk., “Peningkatan Karakter Disiplin Melalui Kegiatan Pratical Life”,(Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini), Vol. 4, No. 1, Juni 2020, h.36

Ketertiban dalam masyarakat ini akan terwujud jika setiap anggota masyarakat memahami, menyadari serta melaksanakan segala aturan yang berlaku. Sama halnya kehidupan berbangsa dan bernegara akan tentram dan aman apabila seluruh rakyatnya mengikuti dan mematuhi seluruh aturan serta undang-undang yang berlaku dalam Negara tersebut. Oleh karena itu perilaku seseorang juga kan dipengaruhi oleh keadaan disekitarnya. 58 Berikut firman Allah swt. yang menerangkan setiap muslim untuk mematuhi pemimpinnya yaitu sebagai berikut:

ِلِْوُاَو َلْوُسَّرلااْوُعْ يِطَأَو َهّٰ للاْوُعْ يِطَأآْوُ نَماَء َنْيِذ لا أَهُّ يَأّٰي ْمُكْنِمِرْمَْلْا

ۖ

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu.

(Q.S. An Nisa: 59)59

Kandungan ayat di atas adalah menerangkan orang-orang muslim untuk mentati putusan hukum oleh siapa saja yang berwenang untuk menetapkan hukum. Namun dalam hal ini orang tersebut memiliki syarat yaitu tetap berpegah teguh dengan Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad saw. 60

Meskipun demikian, perkembangan perilaku sertiap individu adalah dipengaruhi oleh pembawaan pada dirinya sendiri. Tugas dari pendidikan

58 Muhammad Nurochim Sodri, “Konsep Islam tentang Pendidikan Kediplinan Pada Masa Anak”, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Salatiga: STAIN Salatiga, 2006), t.d. h. 15

59Lihat, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Qur’an dan Revisi Terhjemah oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta:

Sygma, 2009), h. 87.

60 M. Quraish Shihab, “Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al Qur’an” Vol.

2 , (Tangerang: Lentera Hati, 2008), cetakan ke 9, h. 482-483.

dan lingkungan sekitar bukanlah mutlak dapat mempengaruhi watak dan karakteristik seseorang dalam berkarakter, begitu juga dalam hal disiplin.

Pendidikan hanya akan berpengaruh pada individu sesuai dengan kemampuan dan kodratnya serta lingkungan sekitarnya.

Atas dasar inilah para pendidik tidak boleh beralasan untuk melakukan pemaksaan pada diri seseorang, namun bukan juga membiarkan anak tanpa pengawasannya. Tugas pendidik adalah mengarahkan dan membimbing anak tetap dengan kebebasan anak untuk beraktifitas, bukan memaksakan perkembangan anak didik sesuai dengan keinginan pendidik tanpa mempertimbangkan faktor pembawaan anak. 61

Agama apapun selalu menuntut umatnya untuk bersikap disiplin dalam berbagai hal. Begitupun juga dalam ajaran Islam mengajarkan untuk besikap displin melalui perilaku dalam melaksanakan ibadah. Misalkan, shalat harus dikerjakan diawal waktu sholat. Shalat tepat waktu ini apat diterapkan secara berjamaah,. Untuk menanamkan sikap disiplin juga kita bisa memberikan beberapa jadwal yang dapat dilakukan rutin baik dalam sekolah maupun dirumah.

Kewajiban bagi orang tua atau pendidik adalah memantau atau mengingatkan anak untuk melaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukakn bersama. Dengan melibatkan anak-anak menyarakan atau

61 Muhammad Nurochim Sodri, op.ct., h. 15

mencontohkan tindakan diharapkan peserta didik akan mempunyai kepribadian displin yang tinggi. 62

Karakter disiplin juga tercantum dalam firman Allah pada Q.S. Al Asr 1-3, yaitu sebagai berikut:

ِرْصَعْلاَو ٍرْسُج ىِفَل َنّٰسْنِْلْا َّنِأ ۝

ّٰحِلّٰ صلا اْوُلِمَعَواْوُ نَماَء َنْيِذَّلاَّلَِأ ۝ ِت

اِب اْوَصاَوَ تَو اِباْوَصاَوَ تَو ِّقَْلْ

ْبَّصل ِِ ۝

Artinya:

“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menaseharti untuk kesabaran.”

(Q.S. Al Asr 1-3)63

Kandungan Q.S. Al Asr ayat 1-3, adalah Allah swt. bersumpah dengan masa(waktu), baik siang maupun malam sebagai tempat terjadinya kegiatan-kegiatan manusia. Manusia akan merugi jika menyia-nyiakan waktu dengan melakukan hal-hal tidak berfaedah. Orang merugi adalah kebalikan dari orang yang beruntung. 64

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa sebagai manusia kita harus memanfaatkan waktu yang tersedia untuk melakukan hal-hal positif.

Dengan waktu yang cukup lama dalam sehari sebagai orang tua atau pendidik harus mengajarkan agar peserta didik mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar mereka tidak menjadi orang yang merugi.

62 Rahmat Rosyadi, “Pendidikan Islam Dalam Pemebentukkan Karakter Anak Usia Dini (Konsep dan Praktik PAUD Islami)”, (Jakrta: PT Raja Grafindo Persada, 2013). H. 53-54.

63Lihat, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Qur’an dan Revisi Terhjemah oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta:

Sygma, 2009), h. 601

64Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, “Tafsir Al Qur’an (7):Surat Adz-Dzariat-An- Nas”, (Jakarta: Darul Haq, 2012), Cet. Ke-2, h. 632-633.

Melakukan kegiatan-kegiatan secara teratur secara terus-menerus dapat membentuk peserta didik yang memiliki karakter displin.

b. Macam-macam karakter disiplin

Berikut akan penulis uraikan tentang macam-macam karakter disiplin yaitu sebagai berikut:

1) Disiplin dalam menggunakan waktu, artinya yaitu seseorang mampu membagi waktunya dengan baik. Karena hal ini, waktu adalah sesuatu yang sangat berharga. Oleh sebab itu itu manfaatkan waktu sebik mungkin.

2) Disiplin dalam beribadah, artinya seseorang diharuskan untuk disiplin dalam setiap kegiatan ibadahnya sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Begitupun juga dalam agama islam. Kita diperintahkan untuk tepat waktu dalam menunaikan sholat lima waktu.

3) Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, disiplin dalam artian mentaati peraturan yang ada dalam bangsa dan negaranya.

4) Disiplin diri sendiri, artinya mampu mengontrol dirinya sendiri untuk bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku disekitarnya. 65

c. Pendidikan karakter disiplin dalam preskpetif Montessori

Meskipun dalam konsep pendidikan Montessori menjunjung tinggi suatu kebebasan atau kemerdekaan. Akan tetapi, pada pembelajaran ini anak harus dimunculkan sikap disiplin dalam pembelajaran yang bebas.

65https://www.academia.edu/8980066/Pengertian_Disiplin_macam_macam_disiplin_dan _manfaat_disiplin , diakses pada tanggal 22 Mei 2021, pukul 16.05

Konsep disiplin ini sangat berbeda dengan disiplin pada umumnya.

Disiplin yang dilandaskan dengan kemerdekaan ini memiliki artian bahwa disiplin yaitu harus bersifat aktif.

Maria Montessori menyebutkan bahwa anak disiplin jika anak dapat mengendalikan atau menguasi dirinya sendiri, karna pada hakikatnya jika seseorang dapat mengatur perilakunya maka diperlukannya untuk mengikuti sejumlah aturan-aturan yang berlaku dalam kehidupan.

Konsep displin dalam pendidikan Montessori ini mengandung prinsip yang sangat besar, berbeda dengan pendidikan yang melakukan paksaan untuk diam tanpa bergerak secara mutlak dan juga tidak diberikan aktifitas seperti yang berlaku pada pembelajaran masa lalu.

Akan tetapi guru harus memandu anak disetiap aktifitas disiplin anak.

Seorang guru diharapkan dapat membimbing anak dalam semua kehidupannya untuk terus maju agar mewujudkan anak yang dapat menguasai dirinya secara sempurna.

Karakter disiplin diharapkan anak dapat menyiapkan dirinya bukan hanya untuk sekolah saja, tetapi untuk kehidupan sehari-hari.

Saat anak menyelesaikan latiahan dan melakukannya dengan terbiasa maka anak juga akan terlatih untuk mampu menyelesaikan tugas-tugas sederhana dalam kehidupan sosial atau kehidupan bermasyarakat.

Batasan-batasan pada pembelajaran Montessori sengaja dibuat untuk menertibkan keadaan atau situasi saat pembelajaran berlangsung

yang sudah disepakati secara bersama. Hal ini dilakukan agar anak terhindar dari perilaku-perilaku yang melenceng saat pembelajaran berlangsung, tentunya guru juga perlu mengawasi dari setiap sudut pembelajaran. 66

Agar kedisplinan bertahan seterusnya, maka perlunya guru atau pendidik membagun fondasi melalui cara ide tentang perbedaan antara hal yang baik dan buruk. Akan tetapi dalam hal ini seorang pedidik perlu memastikan agar anak tidak mengartikan bahwa baik itu untuk dirinya sendiri, sedangkan buruk artinya banyak bergerak. Seperti konsep kediplinan dimasa lalu. Tujuan pembelajaran ini, yaitu agar anak disiplin dalam beraktifitas, maupun dalam bekerja, dalam melakukakn kebaikan, dan bukan dilakukan dalam sikap dim dan pasif.67