• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Pendidikan Karakter

BAB III KAJIAN TEORI

2. Pengertian Pendidikan Karakter

karakter yang baik setelah mampu bertindak berdasarkan etika yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Padahal etika berasal dari bahasa Yunani ethikos yang diambil dari kata dasar ethos yang berarti tempat tinggal yang biasa, kandang, kebiasaan, adat, watak, akhlak, perasaan dan sikap cara berpikir. Namun etika cenderung diartikan dengan adat kebiasaan. 11

Pembentukkan karakter pada anak pastinya tidak akan lepas dari peran guru, karena segala sesuatu yang dilakukakn guru akan mempengaruhi karakter peserta didik. Tiga macam bagian yang saling berkaitan agar karakter terbentuk yakni pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral.12

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah sifat- sifat kejiwaan, tabiat, akhlak/ budi pekerti yang dimiliki setiap orang, dan bertindak secara spontan yang di jadikan sebagai ciri khas atau pembeda dari orang lainnya dan memiliki penerapan nilai kebaikan yang terkandung dalam setiap tindakan/tingkah laku yang dilakukan.

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memeiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengemdaliian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya. 13

Seiring dengan pengembangan istilah pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan atau sebuah pertolongan yang senggaja diberikan kepada seseorang atau biasa disebut peserta didik oleh orang dewasa agar menjadi orang dewasa. Kemudian dalam perrkembangan selanjutnya pendidikan diartikan usaha yang dilakukakn seseorang atau kelompok orang agar menjadi dewasa atau bekal untuk hidup yang akan datang dengan pengetahuan yang tinggi dalam arti mental. 14

Pendidikan yang baik pastinya akan diperoleh dari seorang pendidik atau guru yang baik. Oleh karena itu diperlukannya profesionalisme guru dalam mengajar. Disebutkan dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mngevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pndidikan menengah.15

13 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, ayat (1)

14 Sudirman dkk, “Ilmu Pendidikan”, (Bandung:CF Remaja Karya, 1987), h. 4

15 https://gtk.kemendikbud.go.id/read-news/undang-undang-republik-indonesia-nomor- 14-tahun-2005-tentang-guru-dan-dosen diakses pada hari Minggu, 17 Januari 2021 pukul 22.29 WIB

Menurut Bukhori yang dikutip oleh Trianto dalam bukunya Model- Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontrukstifistik, mengatakan bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang bukan hanya menyiapkan peserta didik untuk mendapatkan suatu profesi atau jabatan saja, melainkan untuk menyiapkan seseorang yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang akan dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.16

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu maupun kelompok yang diharapakan mereka dapat mengembangkan potensi yang dimiliki dari setiap individu dan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya sehingga pelaku pendidikan dapat merubah dunianya.

Setelah membahas pendidikan maka penulis akan dilanjutkan dengan membahasan pendidikan karakter. Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter mempunyai esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral maupun pendidikan akhlak. Yang memiliki tujuan, yaitu membentuk pribadi anak agar menjadi manusia, masyarakat bahkan warga negara yang baik. Adapun kirteria menjadi manuisa, warga dan masyarakat yang baik adalah memiliki nilai-nilai sosial tertentu, yang dipenggaruhi oleh karakter masyarakat disekitarnya. 17

16 Trianto, “Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontrukstifistik”, (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007), h. 1

17 Pupuh Faturrohman, dkk. “Pengembangan Pendidikan Karakter”, (Bandung: PT Refika Aditama), 2017, h. 15

Menurut Elkind dan Sweet (2004), pendidikan karakter dimaknai sebagai berkut:

“Character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we when for our childrenn, it is clear that we whan them to be able to judge what is right, care deeply about what is rigt, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from whitout and temtation from within”.

(Pendidikan karakter adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk membantu orang emahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika inti. Ketika kita berpikir tentang jenis karakter yang kita inginkan bagi anak-anak kita jelas bahwa kita ingin mereka bisa menilai apa yang benar, peduli secara mendalam tentang apa yang benar, kemudian melakukakn apa yang mereka yakni benar, bahkan dalam menghadapi tekanan dari luar dan godaan dari dalam.)18

Dalam ruang lingkup pendidikan karakter dapat dilihat bahwa kemampuan peserta didik yang harus di kembangkan melalui pendidikan di madrasah/sekolah yaitu berbagai kemampuan yang dapat menjadikan seseorang menyadari bahwa manusi sebagai ciptaan tuhan yang beragama dan mengemban amanah sebagai khalifah dimuka bumi. Selanjutnya yaitu kemampuan untuk menjadi pribadi yang mulia yang mengabdi atau beribadah dan patuh kepada Tuhan yang maha esa. Terakhir yaitu kemapuan untuk hidup sebagai masyarakat yang rukun, santun, dengan lingkungan tempat tinggal dan kemapuan untuk menjadikan bahwa dunia adalah wahana kemakmuran dan kesejahteraan. 19

18 Pupuh Faturrohman, dkk. “Pengembangan Pendidikan Karakte”r, Ibid., h. 16

19 Adlan Fauzi Lubis, “Hidden Curriculum dan Pembentukkan Krakater (Studi Kasus di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta)”, Tesis Magister Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:

Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 55. t.d.

Dari paparan diatas dapat dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala upaya yang dilakukakn oleh guru maupun orang tua untuk mempengaruhi karakter anak. Guru berperan untuk membentuk watak peserta didik. Hal yang dilakukakan antara lain, yaitu perilaku guru, cara guru berbiacara dan memberikan materi, saat bersikap toleransi di dalam kelas dan lain sebagainya.

Pendidikan karakter juga termasuk kedalam fungsi pendidikan nasional. Yaitu mengembangkan kemampuan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada pasal 7 ayat (3) yang berbunyi:

Pendidikan dasar, termasuk sekolah bertujuan: membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: (a) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia; (c) sehat, mandiri dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab. 20

Selain itu pendidikan karakter juga dapat diartikan sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam berfikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur atau norma-norma yang yang berlaku pada seseorang, diwujudkan dalam interaksi baik dengan Tuhannya, diri sendiri, masyarakat, dan lingkungannya.21

20 Peratuan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 7 ayat (3)

21 Zubaidi, “Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembega Pendidikan”, (Jakarta:Kencana,2011), h. 17

Pendapat lain juga mengenai pendidikan karakter Donie Koesoema mengungkapkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha yang dilakukakn secara individu maupun lingkungan social dalam demi terwujudnya lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan kebebesan individu itu sendiri. 22

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha sadar bersungguh-sungguh untuk membantu seseorang agar memahami, peduli dan bertindak sesuai dengan norma- norma atau nilai-nilai yang berlaku di lingkungan sekitar demi terwujudnya lingkungan yang tentram. Dengan menjalankan pendidikan karakter diharapkan seorang anak akan memiliki karakter yang baik sesuai dengan ajaran islam dan norma yang berlaku di negaranya, dan menjadi kebanggan keluarga, masyarakat bahkan negaranya.