Real Analysis – Compiled by : Khaeroni, S.Si ______________________________________________________________________1
T T u u t t o o r r i i a a l l # # 3 3
R R e e a a l l A A n n a a l l y y s s i i s s
Khaeroni, S.Si
Lisensi Dokumen:
Copyleft on khaeroni.wordpress.com
Seluruh dokumen di khaeroni.wordpress.com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit) atau akademis (kenaikan pangkat, sertifikasi, dan sebagainya). Dibolehkan melakukan penulisan ulang, dengan tanpa mendapatkan ijin terlebih dahulu dari khaeroni.wordpress.com.
Karena sifatnya bukan referensi, maka diperkenankan juga untuk tidak menyertakan link dari dokumen ini. Penulis tidak bertanggung jawab atas segala ketersesatan yang ditimbulkan oleh penggunaan dokumen ini.
∀a, b, c ∈ X
• R relasi ekuivalen, jika :
- Transitif, yaitu : a R b dan b R c ⇒ a R c - Simetri, yaitu : a R b ⇒ b R a
- Refleksi, yaitu : a R a
• R relasi urutan parsial (≺), jika :
- Antisimetri, yaitu : a R b dan b R a ⇒ a = b - Transitif
• ≺ relasi urutan linear, jika : a b≺ atau b≺a
Jika ≺ relasi urutan linear pada X maka X disebut himpunan yang terurut linear (terhadap relasi ≺) 1. Berikan contoh himpunan yang terurut linear.
Jawab:
, , , dan adalah himpunan-himpunan terurut linear terhadap relasi <
2. Misal relasi R pada didefinisikan sebagai berikut
x R y ⇔ x + y = bilangan ganjil Periksa apakah:
a) R relasi ekuivalen?
b) R relasi urutan parsial?
Jawab:
a) R bukan relasi ekuivalen sebab R tidak simetri. Contoh 1 R 1 karena 1 + 1 bukan bilangan ganjil
b) Diambil sebarang a, b, c ∈ dengan a R b dan b R c. Karena a R b ⇔ a + b = 2k – 1, k ∈ …..… (*)
b R c ⇔ b + c = 2l – 1, l ∈ ……….. (**) Dari (*) dan (**) diperoleh
Real Analysis – Compiled by : Khaeroni, S.Si ______________________________________________________________________2
2 2 2 2
2( 1)
bilangan genap R
a c b k l
b k l a c
+ = − + + −
= − + + −
=
⇔
Jadi, R tidak transitif. Oleh karena itu R bukan relasi urutan parsial.
Misal A = ×
Definisikan relasi R pada A sebagai berikut
, R ,
a b c d a d b c
< > < > ⇔ + = +
3. Buktikan bahwa R relasi ekuivalen pada A Bukti :
Diambil sebarang <a, b>, <c, d>, dan <e, f> ∈ A.
a) Akan dibuktikan R transitif
Misal <a, b>R<c, d> dan <c, d>R<e, f>. Akan dibuktikan <a, b>R<e, f> atau dibuktikan a + f = b + e.
Karena <a, b>R<c, d> maka a + d = b + c ……. (*) Karena <c, d>R<e, f> maka c + f = d + e …….. (**)
Dari (*) dan (**) diperoleh a + d + c + f = b + c + d + e atau a + f = b + e.
Jadi terbukti R transitif b) Akan dibuktikan R simetri
Misal <a, b>R<c, d>. Akan dibuktikan <c, d>R<a, b> atau dibuktikan c + b = d + a Karena <a, b>R<c, d> maka a + d = b + c ⇔ d + a = c + b ⇔ c + b = d + a Jadi terbukti R simetri
c) Akan dibuktikan R refleksi, yaitu <a, b>R<a, b>. Karena a + b = b + a maka sesuai definisi R diperoleh <a, b>R<a, b>
Jadi terbukti R refleksi
Karena terbukti R transitif, simetri, dan refleksi maka terbukti R relasi ekuivalen.
4. Didefinisikan operasi + pada A sebagai berikut
<a, b> + <c, d> = <a + c, b + d>
Jika <a, b>R<a’, b’> dan <c, d>R<c’,d’> maka buktikan a b, +c d, R a b', '+c d', ' Bukti :
, ', '
, ', '
R ' '
R ' '
a b a b
c d c d
a b b a c d d c
⇔ + = +
⇔ + = + Diperoleh,
' ' ' '
( ) ( ' ') ( ) ( ' ')
a b c d b a d c
a c b d b d a c
+ + + = + + + + + + = + + + Jadi, menurut definisi R dan operasi + pada A, diperoleh
, R ' ', ' ' , , R ', ' ', '
a c b d+ + a c b d+ + ⇔ a b+c d a b +c d
5. Misalkan F relasi urutan parsial pada A. Relasi R didefinisikan sebagai berikut:
x R y ⇔ y F x Buktikan R relasi urutan parsial pada A.
Bukti:
Pertama, dibuktikan R antisimetris
Diambil sebarang x, y ∈ A. Misalkan x R y dan y R x. Akan dibuktikan x = y.
Karena
x R y ⇔ y F x dan
y R x ⇔ x F y
Real Analysis – Compiled by : Khaeroni, S.Si ______________________________________________________________________3
Karena F urutan parsial maka F antisimetri. Karena y F x dan y F x, dan F antisimetri maka y = x.
Jadi terbukti R antisimetri Kedua, dibuktikan R transitif.
Diambil sebarang x, y, z ∈ A. Misalkan x R y dan y R z. Akan dibuktikan x R z.
Karena
x R y ⇔ y F x dan
y R z ⇔ z F y
Karena F urutan parsial maka F transitif. Karena y F x dan z F y, dan F transitif maka z F x. Karena z F x, sesuai dengan definisi R maka x R z.
Jadi terbukti R transitif
Karena terbukti R antisimetri dan transitif maka terbukti R relasi urutan parsial pada A.
6. Misalkan X himpunan dengan operasi/fungsi
P : X x X → X dengan aturan
P(x, y) = xy dan memenuhi
(i) x(yz) = (xy)z (ii) xy = yx (iii) xx = x
Didefinisikan relasi R pada X sebagai berikut
x R y ⇔ xy = y Buktikan R relasi urutan parsial pada X
Bukti:
Pertama, dibuktikan R antisimetri
Diambil sebarang x, y ∈ X. Misalkan x R y dan y R x. Akan dibuktikan x = y Karena
x R y ⇔ xy = y dan
y R x ⇔ yx = x Karena xy = y dan yx = x, maka
yx x= ⇔xy= ⇔y yx = ⇔ =y x y Jadi terbukti R antisimetri
Kedua, dibuktikan R transitif
Diambil sebarang x, y, z ∈ X. Misalkan x R y dan y R z. Akan dibuktikan x R z atau dibuktikan bahwa xz = z.
Karena
x R y ⇔ xy = y dan
y R z ⇔ yz = z Karena xy = y dan yz = z, maka
( ) ( )
yz z xy z z x yz z xz z
=
=
=
= Jadi terbukti R transitif
Karena terbukti R antisimetri dan transitif, maka terbukti R relasi urutan parsial.
0 0
. .
sup( ) ( ) , ( ) 0,
a A i a x x A
ii ε x A x a ε
= ⇔ ≥ ∀ ∈
∀ > ∃ ∈ ∋ > −
Real Analysis – Compiled by : Khaeroni, S.Si ______________________________________________________________________4
7. Misalkan A⊂ , A ≠ ∅. A terbatas dan didefinisikan sA = {sa | a ∈ A}
Buktikan
a) Jika s > 0 maka sup(sA) = s.sup(A) b) Jika s < 0 maka sup(sA) = s.inf(A) Bukti:
a) Misal a = sup(A). Untuk s > 0 akan dibuktikan sup(sA) = sa.
0 0
. .
sup( ) ( ) ,
( ) 0, s
a A i a x x A
ii ε x A x a ε
= ⇔ ≥ ∀ ∈
∀ > ∃ ∈ ∋ > − Karena s > 0, dari (i) dan (ii) diperoleh
sa ≥ sx atau sa ≥ t, ∀t = sx ∈ sA ………. .. (*) dan,
0 0 0
0, t sx sA t sa
ε ε
∀ > ∃ = ∈ ∋ > − ……….. (**) Dari (*) dan (**) terlihat sa = sup(sA).
b) Misal b = inf(A). Untuk s < 0 akan dibuktikan sup(sA) = sb
0 0 ( )
inf( ) ( ) , .
.
( ) 0, s
b A i x b x A
ii ε x A x b −ε
= ⇔ ≥ ∀ ∈
∀ > ∃ ∈ ∋ < + Karena s < 0, dari (i) dan (ii) diperoleh
sb ≥ sx atau sb ≥ t, ∀t = sx ∈ sA ………. .. (*) dan,
0 0 0
0, t sx sA t sb
ε ε
∀ > ∃ = ∈ ∋ > − ……….. (**) Dari (*) dan (**) terlihat sb = sup(sA).