• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

66

BAB 3

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan

Gambaran umum perusahaan akan menjelaskan tentang profil perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk dan jasa yang diperjualkan, struktur organisasi perusahaan, serta uraian tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi.

3.1.1 Profil Perusahaan

PT. Akashi Wahana Indonesia adalah perusahaan manufacturing underbody component dibawah naungan PT. Astra Otoparts dan merupakan bagian dari Inti Ganda Perdana Group. Berdiri sejak tanggal 4 april 2006 yang beralamat di JL. Pegangsaan Dua Blok Al Km 1,6,(IGP GROUP) Kelapa Gading Jak-Ut 14250. PT Akashi Wahani Indonesia menempati area seluas 11,200 ㎡、 dan luas bangunan 5,616 ㎡ dan memiliki modal awal IDR 18,000,005,450 serta memperkerjakan 204 orang karyawan. Pemegang saham pada PT. Akashi Wahana Indonesia terdiri dari Akashi-Kikai Industry Co., Ltd (51%) dan PT.Wahana Eka Paramitra (49%)

Selain PT. Akashi Wahana Indonesia terdapat beberapa perusahaan yang lain yang tergabung dengan Inti Ganda Perdana Group antara lain :

1. PT. Inti Ganda Perdana 2. PT. Gemala Kempa Daya 3. PT. Wahana Eka Paramitra 4. PT. Asano Gear Indonesia.

(2)

67

67 3.1.2 Visi dan Misi

Visi dari PT. Akashi Wahana Indonesia adalah menjadi komponen otomotif under body yang mampu bersaing di Asean. Sedangkan Misinya adalah membuat komponen otomotif under body yang handal

Selain Visi dan Misi PT. Akashi Wahana Indonesia memiliki Basic Policy atau ketentuan umum yaitu

1. Menjadi perusahaan manufaktur transmisi assy terdepan dalam industri manufaktur komponen otomotif di Indonesia.

2. Untuk mendukung PT. Astra Daihatsu Motor (sebagai konsumen utama PT. Akashi Wahana Indonesia.)

3. Menjadi perusahaan yang kompetitif dan tangguh melalui penghematan biaya dan inovasi di bidang R&D, serta penerapan QCD (Quality, Cost, Delivery) dalam proses produksi

3.1.3 Kebijakan Perusahaan dan Motto Perusahaan

PT. Akashi Wahana Indonesia sebagai pembuat komponen otomotif under body berkomitmen untuk selalu melakukan perbaikan berkesinambungan terhadap semua sumber daya dan menjadikan TQC(QCC, QCP, CL dan SS) sebagai manajemen tempat kerja dalam rangka mengedepankan kepuasan pelanggan serta pencegahan terhadap polusi, kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan kriminalitas dalam setiap aktivitas bisnis yang menjadi tanggung jawab perusahaan melalui:

1. Memenuhi peraturan pemerintah dan peraturan lainnya yang terkait dengan lingkungan dan K3 yang berdampak kepada karyawan dan masyarakat

(3)

68 2. Memberikan kepada customer produk berkualitas, dan pelayanan tepat waktu

yang mempunyai nilai terbaik dengan menggunakan metode efisien dan komunikasi efektif

3. Mengembangkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan stakeholder (Pemerintah, pemasok, pelanggan, masyarakat sekitar, karyawan, dan pemegang saham) melalui komunikasi yang baik

4. Menjalin hubungan yang dinamis untuk mencapai kesinambungan di area Sedangkan Motto dari PT. Akashi Wahana Indonesia adalah:

1. No Wasting (Tidak ada Pemborosan) 2. Today Is Better (Hari Ini Lebih Baik)

3.1.4 Produk yang di hasilkan

Produk yang dihasilkan oleh PT. Akashi Wahana Indonesia terbagi menjadi 2 yaitu Transmission Part dan Engine Part.

Transmision Part terdiri dari Assy Transmission, Housing Extension D16D, Housing Extension D40D, Housing Clutch D16D, Housing Clutch 3SZ , Housing Clutch K3, Case Transmission.

(4)

69

69 Gambar 3.1 Contoh Produk Transmission Part

(5)

70 Gambar 3.2 Contoh Produk Engine Part

3.1.5 Fasilitas dan peralatan

Dalam melakukan proses produksinya PT. Akashi Wahana Indonesia memiliki fasilitas dan peralatan untuk setiap produk yang dihasilkan seperti:

• Housing extension mach line

Produk yang dihasilkan oleh line ini adalah Housing Extension D40D dan Housing Extension D16D, adapun fasilitas dan perlatan yang tesedia adalah:

1. 8 Unit Horisontal Machine Center 2. 2 Unit Bushing Press Center 3. 2 Unit Washing Machine 4. 2 Unit Leak Tester Machine 5. 2 Unit Deflector Press Machine

(6)

71

71 • Case Transmission Match Line

Produk yang dihasilkan oleh line ini adalah Case Transmission adapun fasilitas dan perlatan yang tesedia adalah:

1. 12 Unit Horisontal Machine Center 2. 3 Unit Washing Machine

3. 3 Unit Leak Tester Machine • Housing Clutch Match Line

Produk yang dihasilkan oleh line ini adalah Housing Clutch K3, Housing Clutch 3SZ , Housing Clutch D40 adapun fasilitas dan perlatan yang tesedia adalah:

1. 8 Unit Horisontal Machine Center 2. 4 Unit Vertical Machine Center 3. 3 Unit Washing Machine 4. 3 Unit Leak Tester Machine • Transmission Assy Line

Produk yang dihasilkan oleh line ini adalah Transmission Assy adapun fasilitas dan perlatan yang tesedia adalah:

1. 1 Unit Press Bearing Input Shaft Machine 2. 1 Unit Threebond Machine

3. 1 Unit Press Oil Seal Housing Extension Machine 4. 1 Unit Leak Tester Machine

5. 4 Unit Test Bench Machine 6. 12 Unit Pokoyake Torque Check

(7)

72 • Quality Center

Pada unit ini berfungsi untuk memerikasa kualitas dari setiap produk yang telah dibuat, adapun Fasilitas dan peralatan yang tersedia adalah :

1. 1 Unit Coordinate Measuring Machine 2. 1 Unit Surfcom

3. 427 Measuring Equipment 4. 1 Unit Tool Master

(8)

3.1.6 Struktur Organisasi Perusahaan

(9)

76 3.2 Ruang Lingkup Divisi

Divisi yang terdapat pada PT. Akashi Wahana Indonesia antara lain : Divisi Sales & Administration

• Bertanggung jawab terhadap seluruh sistem keuangan dan laporan keuangan • Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengadaan dan penjualan Asset

Perusahaan.

• Bertanggung jawab terhadap upaya pengembangan strategi pemasaran, metodologi dan implementasinya, meningkatkan strategi pelayanan dan kepuasan terhadap pelanggan

Divisi Plant

• Bertanggung jawab terhadap proses perencanaan produksi, pengolahan dari raw material hingga finish good , dan pengiriman produk ke pelanggan.

• Bertanggung jawab terhadap qualitas produk dan penanganan claim dari pelanggan

• Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan penanganan masalah yang terjadi pada mesin

3.3 Spesifikasi Tugas

Spesifikasi tugas yang ada di PT. Akashi Wahana Indonesia, sebagai berikut : 1. Purchasing

a. Membuat dan mencetak PO (Purchase Order) dan mengirimkannya ke Vendor, agar proses pembelian dapat berjalan dengan baik sesuai jadwal dan spesifikasi yang diinginkan.

(10)

77

77 b. Melakukan input biaya- biaya yang timbul untuk pengiriman barang yang

dibebankan kepada penerima barang

c. Membuat laporan bulanan untuk pembelian dan PO, untuk menjadi bahan informasi bagi atasan dalam pengambilan keputusan.

d. Melakukan pengiriman sample, barang dagangan & document ke customer

e. Melakukan pembelian alat- alat , barang, seperti office supplies, agar tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan oleh setiap departemen

2. Finance & Accounting

a. Melakukan pemeriksaan terhadap invoice - invoice yang diterima untuk memastikan kelengkapan dan kebenarannya.

b. Melakukan input terhadap transaksi – transaksi perpajakan kedalam e-SPT untuk memastikan bahwa seluruh laporan telah diserahkan dengan akurat dan tepat waktu.

c. Mempersiapkan laporan pajak secara berkala, prepaid expenses, accrual dan balance sheet reconciliation untuk memastikan bahwa seluruh laporan telah disusun dengan akurat dan tepat waktu.

d. Berkoordinasi dengan supplier untuk masalah kelengkapan dokumentasi penagihan untuk memastikan bahwa setiap penagihan telah benar.

e. Mempersiapkan sales invoice untuk penjualan kas dan kredit untuk memastikan bahwa sales invoice dibuat dengan benar dan sesuai dengan ketetapan yang ada.

(11)

78 f. Mempersiapkan sales journal dan AR collection journal untuk

memberikan informasi yang akurat tentang sales dan outstanding AR pada periode tertentu, serta melakukan tindak lanjut terhadap pelanggan yang masih memiliki outstanding AR.

g. Membuat AR Aging Report dan AR Reconciliation bulanan untuk konfirmasi dan pemeriksaan kesesuaiannya dengan laporan keuangan. h. Mempersiapkan jurnal penjualan untuk mencatat penjualan bulanan. i. Mengontrol dan mengevaluasi pencatatan neraca R/L dan aktivitas

akunting lainnya agar dapat berjalan secara tepat dan akurat.

j. Mengevaluasi dan menganalisa implementasi sistem akunting untuk memberi masukan terhadap sistem keuangan dan strategi bisnis.

k. Menjalankan tugas-tugas terkait lainnya dalam upaya pencapaian target perusahaan.

3. HR/Corporate

a. Melaksanakan aktifitas penyiapan ruang kerja dan peralatan kantor untuk seluruh pegawai, untuk memastikan ketersediaan ruangan kerja dan peralatan kantor bagi setiap pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan dan jabatan.

b. Melaksanakan aktifitas renovasi gedung kantor/kerja, untuk memastikan semua gedung kantor selalu siap operasional.

c. Melaksanakan kegiatan surat-menyurat, dokumentasi dan pengarsipan, untuk memastikan dukungan administrasi bagi kelancaran kegiatan seluruh karyawan.

(12)

79

79 d. Melaksanankan akan adanya kebutuhan dan pengadaan alat tulis kantor,

peralatan kantor, peralatan kebersihan dan keamanan kantor serta layanan photocopy dan penjilidan

Divisi Plant 1. Teknikal

a. Productivity control.

b. Standard set tim up dan maintenance.

c. Memastikan konsep PDCA (Plan Do Check Action) sudah dijalankan oleh seluruh departemen yang ada di divisi Plant.

d. Melakukan pengontrolan terhadap biaya project. e. Berupaya meminimalkan biaya.

f. Memastikan layout yang di gunakan merupakan layout yang uptodate. g. Membuat schedule preventive maintenance.

h. Memastikan mesin dan kelengkapan lainnya siap untuk di gunakan. i. Melakukan perbaikan jika terjadi breakdown mesin.

2. Quality Assurance

a. Melakukan pemeriksaan terhadap jalannya proses produksi untuk memastikan kesesuaian prosedur.

b. Melakukan pemeriksaan terhadap jalannya proses produksi untuk memastikan kesesuaian prosedur.

c. Memonitor kualitas material serta hasil produksi dengan perbandingan kualitas standar.

(13)

80 e. Menganalisa permasalahan yang timbul pada kualitas proses dan hasil

produksi.

f. Menyusun usulan pemecahan masalah yang terkait dengan kualitas proses dan hasil produksi.

g. Menjalankan tugas-tugas QC lainnya dalam upaya pencapaian target sales perusahaan.

3. Produksi

a. Bekerja sama dengan bagian PPC dalam penyusunan rencana da jad wal produksi.

b. Menjamin terlaksananya kesinambungan dalam proses produksi.

c. Bertanggung jawab atas pengendalian bahan baku dan efisiensi penggunaan tenaga kerja, mesin, dan peralatan.

d. Selalu menjaga agar fasilitas produksi berfungsi sebagaimana mestinya. e. Membuat laporan harian dan berkala mengenai kegiatan di bagiannya

sesuai dengan sistem pelaporan yang berlaku.

f. Berusaha mencari cara-cara penekanan biaya dan metode perbaikan kerja yang lebih efisien.

g. Bertanggung jawab atas logistik di semua area, kebijakan dan strategi logistik perusahaan untuk menjadi acuan dalam pengelolaan logistik dalam menunjang pengadaan kebutuhan barang di setiap tempat.

h. Bertanggung jawab atas kebutuhan barang dan mengatur penyediaan, pengadaan, dan pengiriman barang sedemikian rupa agar alokasi barang di setiap tempat dapat memenuhi kebutuhan dengan efisien, efektif dan tepat waktu.

(14)

81

81 i. Bertanggung jawab atas mengumpulkan informasi tingkat persediaan

(stock level) di setiap tempat, melakukan stock opname secara berkala dan menganalisa jumlah dan jenis persediaan barang di gudang untuk mengontrol akurasi data persediaan dan tingkat persediaan yang sehat di setiap tempat.

j. Bertanggung jawab atas pengiriman barang dari pemasok dan atau gudang, termasuk menentukan ekspedisi dan rute, untuk memastikan pengiriman dilakukan dengan tepat waktu dan efisien, serta barang diterima oleh customer sesuai dengan yang telah ditentukan.

k. Bertanggung jawab atas menerima dan memproses permintaan barang dari setiap tempat, dan mengontrol pengiriman barang dari pemasok (supplier) agar barang dapat diterima oleh gudang, sesuai dengan waktu, kuantitas, kualitas dan biaya yang telah ditetapkan.

l. Menyusun anggaran biaya logistik dan menjaga agar kegiatan operasional dapat berjalan dengan efisien dan efektif sesuai anggaran yang telah dialokasikan.

m. Bertanggung jawab atas mengelola, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan transportasi produk, baik dengan menggunakan jalur darat maupun laut, serta operasional dan perawatan pelabuhan, untuk memastikan pengantaran dan ketersediaan produk di tempat tujuan dengan efisien, aman, tepat waktu dan tepat jumlah.

n. Bertanggung jawab atas mengelola, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan transportasi produk, baik dengan menggunakan jalur darat maupun laut, serta operasional dan perawatan pelabuhan,

(15)

82 untuk memastikan pengantaran dan ketersediaan produk di tempat tujuan dengan efisien, aman, tepat waktu dan tepat jumlah.

o. Bertanggung jawab atas mengelola, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan transportasi produk, baik dengan menggunakan jalur darat maupun laut, serta operasional dan perawatan pelabuhan, untuk memastikan pengantaran dan ketersediaan produk di tempat tujuan dengan efisien, aman, tepat waktu dan tepat jumlah.

p. Bertanggung jawab atas mengkoordinasikan, mengevaluasi dan mengendalikan perencanaan dan pengembangan sistem distribusi dan transportasi secara terintegrasi, termasuk kerjasama dengan pihak luar, untuk memastikan terimplementasinya sistem yang efisien dan efektif dalam menyampaikan produk ke customer.

(16)

83

83 3.4 Flow Process

Gambar 3.4 Flow Process pada PT. Akashi Wahana Indonesia

PT. Akashi Wahana Indonesia terbagi menjadi dua Proses yaitu Proses Machining dan Proses Assembling.

Proses yang pertama kali di lakukan yaitu Proses Machining. Proses Machining memiliki beberapa Line antara lain :

Transmisi :

• Line Housing Clutch D16D • Line Housing Clutch D40D • Line Case Transmision • Line Housing Extension Engine :

• Line Cover Timing Chain (Mach)

Dalam proses ini material yang dibeli yaitu berupa Housing Clutch, Housing Extention, Case Transmission, Cover Timing Chain, dan Oil Pan di machining lalu di pasangkan beberapa Local Part (part yang dibuat di dalam negri)

(17)

84 Setelah Proses Machining selesai, kemudian dilanjutkan ke proses berikutnya yaitu Proses Assembling.

Proses Assembling memiliki beberapa Line antara lain : Transmisi :

• Line Assembling Engine :

• Line Cover Timing Chain (Assy) • Line Pan Oil

Pada proses assembling, produk-produk yang sudah di machining dan CKD (Cnock Down) part serta beberapa local part di assembly menjadi satu, sehingga menghasilkan Finish Good berupa Assy Transmission.

Setelah menjadi Finish Good, kemudian di lakukan pemeriksaan terhadap suatu kualitas produk. Setelah dinyatakan OK oleh bagian Quality Assuarance tahapan selanjutnya pengemasan produk untuk siap di kirim kepada customer yaitu ke PT. Astra Daihatsu Motor ke bagian Assy Plant dan Engine Plant.

• Dalam melakukan proses produksinya bagian produksi di support oleh bagian yang lain seperti bagian PPC, bagian Maintenance, bagian Engineering, dan Quality Assurance dan Quality Control agar produksi dapat berjalan sesuai dengan rencana. Bagian PPC mendukung dalam hal perencanaan produksi, dan ketersediaan material serta supply material. Sedangkan bagian Maintenance mendukung produksi dalam hal preventive mesin dan perbaikan mesin jika terjadi mesin breakdown. Sedangkan bagian engineering mendukung dalam hal desain produk dan mengimprove kapasitas produksi. Kemudian

(18)

85

85 bagian Quality Assurance dan Quality Control memeriksa apakah produk yang di buat sesuai dengan requirement. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.5

Gambar 3.5 Gambar supporting produksi 3.5 Tata Laksana/Prosedur yang Sedang Berjalan

Prosedur yang sedang berjalan pada permasalahan yang dibahas dapat dilihat dari Standard Operating Procedure (SOP) yang dimiliki oleh bagian maintenance dalam mengatasi kerusakan (breakdown) mesin, yaitu :

(19)

86  

Gambar 3.6 Standard Operating Procedure (SOP) penanganan breakdown mesin Langkah – langkah yang dilakukan bagian maintenance ketika terjadi breakdown pada mesin yang pertama kali dilakukan adalah identifikasi masalah, selanjutnya apakah perbaikan dapat dilakukan oleh bagian maintenance.

(20)

87

87 Jika tidak bisa di perbaiki oleh bagian maintenance, maka bagian maintenance akan konsultasi dengan machine maker mengenai masalah yang terjadi dan bagaimana cara memperbaikinya. Lalu staff maintenance mengkofirmasi ke bagian produksi dan bagian PPC mengenai estimasi waktu yang di perlukan untuk melakukan perbaikan. Selanjutnya bagian maintenance akan melakukan perbaikan berdasarkan panduan machine maker.

Jika bagian maintenance bisa memperbaiki sendiri lalu membutuhkan waktu lebih dari 30 menit maka bagian maintenance akan mengkonfirmasi ke atasannya setelah itu melakukan perbaikan mesin. Jika waktu perbaikannya kurang dari 30 menit bagian maintenance tidak perlu mengkonfirmasi atasannnya.

Ketika dalam perbaikan apakah membutuhkan penggantian spare part, jika tidak maka bagian maintenance akan melakukan trial dari hasil perbaikannya. Jika perbaikan hasilnya OK maka bagian maintenance akan mengkonfirmasi ke bagian produksi, bagian PPC, dan bagian QC bahwa mesin telah diperbaiki dan siap digunakan. Jika hasil perbaikannya tidak OK, maka akan dilakukan perbaikan lagi sampai masalahnya terselesaikan.

Jika dalam perbaikannya membutuhkan spare part, maka bagian maintenance akan membuat Bon Permintaan Barang (BPB) ke bagian gudang spare part, setelah spare part di terima lalu di lakukan trial perbaikan. Jika perbaikan hasilnya OK maka bagian maintenance akan mengkonfirmasi ke bagian produksi, bagian PPC, dan bagian QC bahwa mesin telah diperbaiki dan siap digunakan. Jika hasil perbaikannya tidak OK, maka akan dilakukan perbaikan lagi sampai masalahnya terselesaikan.

Setelah perbaikan mesin selesai, bagian maintenance menginformasikan ke bagian produksi, bagian PPC, dan bagian QC bahwa mesin telah diperbaiki dan siap digunakan.

(21)

88 Selanjutnya bagian maintenance membuat laporan perbaikan, dan membuat preventive action pencegahannya.

3.5.1 Analisis Fish Bone

Untuk mengetahui akar penyebab dari pada permasalahan yang dihadapi yaitu mengenai kerusakan (breakdown) mesin dapat menggunakan analisis fish bone yang digunakan untuk menguraikan faktor-faktor penyebab dari kerusakan spare part mesin tersebut.

Gambar 3.7 Analisis Fish Bone

Data tersebut diambil dari hasil wawancara terhadap bagian maintenance dalam melakukan perbaikan mesin pada PT. Akashi Wahana Indonesia

3.6 Permasalahan yang Dihadapi

Pada saat proses produksi berlangsung, sering terjadi kerusakan (breakdown) pada mesin. Ketika terjadi breakdown mesin, bagian maintenance akan melakukan tindakan

(22)

89

89 untuk perbaikan. Setelah melakukan perbaikan, bagian maintenance membuat laporan pekerjaan dengan menginput ke dalam system maintenance.

Dari data laporan perbaikan dari bulan juni 2009 - desember 2009 terdapat laporan perbaikan mesin berdasarkan line dan jumlah perbaikan yang terjadi

KD_LINE NM_LINE JML

L08 LINE COVER TIMING CHAIN (ASSY) 69 L01 LINE HOUSING CLUTCH D16D 183 L06 LINE COVER TIMING CHAIN (MACH) 154

L04 LINE ASSEMBLING 30

L07 LINE PAN OIL 53

L02 LINE CASE TRANSMISION 118

L03 LINE HOUSING EXTENSION 137 L05 LINE HOUSING CLUTCH D40D 27

Tabel 3.1 Tabel perbandingan kerusakan disetiap line

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dari diagram pareto untuk data perbaikan berdasarkan line tersebut

Gambar 3.8 Diagram laporan perbaikan mesin berdasarkan line

Berdasarkan diagram pareto berdasarkan Line, dapat disimpulkan bahwa yang paling sering terjadi breakdown mesin adalah Line Housing Clutch.

(23)

90 KD_MESIN JML KD_MESIN JML OP 60 HCL 1 OP 15B HCL 5 OP 10C HCL 1 OP 40A HCL 7 OP 30B HCL 1 OP 25A HCL 7 OP 20A D40 1 OP 20A HCL 10 OP 50A HCL 1 OP 10A HCL 11 OP 60B CTM 1 OP 20C HCL 13 OP 10B CTC 1 OP 25B HCL 18 OP 40C HCL 3 OP 20B HCL 41 OP 30A HCL 4 OP 10B HCL 53 OP 40B HCL 4

Tabel 3.2 perbandingan kerusakan mesin pada line housing clutch Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari diagram paretonya untuk perbaikan tiap-tiap mesin pada line housing clutch

(24)

91

91 Berdasarkan pada diagram pareto diatas dapat disimpulkan bahwa mesin yang sering terjadi breakdown adalah Mesin OP 10 B Housing Clutch.

Pada saat proses produksi, mesin Housing clutch OP10 D sering terjadi breakdown sehingga mengakibatkan

1. Kerugian yang cukup besar dilihat dari faktor waktu , biaya dan ketahanan Berdasarkan laporan perbaikan Juni 2009 - Desember 2009 maka didapat

• Kerugian waktu sebesar Rp. 117.285.673,77angka tersebut diambil dari rumus

Total dari Waktu Perbaikan x Harga produk Cycle time

• Kerugian biaya sebesar Rp. 46.701.187,5angka tersebut diambil dari Total dari biaya perbaikan + biaya sparepart + rate manhour (harga orang per jam)

• Kerugian akibat ketahanan sebesar Rp. 58.976.384,81

jumlah itu diambil dari apabila masalah yang ada muncul kembali maka dihitunglah Kerugian Waktu dan kerugian biayanya

2. Saat menangani kerusakan mesin pada mesin OP 10 B Housing Clutch bagian maintenance memiliki alternatif solusi penanganan dalam mengatasi kerusakan mesin tersebut dimana tiap-tiap alternatif (solusi) penangannanya memiliki kerugian yang berbeda-beda dilihat dari faktor waktu, biaya dan ketahannya. 3. Efisiensi dan efektifitas produksi menjadi berkurang yang disebabkan:

• Waktu line stop actual melebihi waktu toleransi yang diberikan • Target produksi tidak tercapai

(25)

92 Sehingga dari efisiensi dan efektifitas tersebut jika dilihat dari harga barang yang diproduksi mengakibatkan kerugian bagi perusahaan yang cukup tinggi

4. Tidak terpenuhinya kepuasan pelanggan

Terhambatnya proses pembuatan barang menjadi finish good sehingga Pengiriman barang ke customer tidak tepat waktu yang berakibat tidak terpenuhinya kepuasan pelanggan

3.7 Alternatif Pemecahan Masalah.

Berikut ini adalah beberapa solusi yang kami ajukan untuk mengatasi masalah diatas diantaranya adalah

1. Menambahkan sistem manual book yang terkomputerisasi ke dalam sistem informasi maintenance untuk Mesin OP 10 B Housing Clutch yang ada pada PT. AWI sehingga memudahkan bagian maintenence dalam melakukan proses perbaikan mesin sehingga mempercepat waktu breakdown mesin.

2. Merancang sebuah Sistem Pendukung keputusan yang memberikan informasi kepada bagian maintenance tentang:

• Simulasi kerugian akibat breakdown mesin yang dilihat berdasarkan waktu breakdownya, yang didapat dari perumusan estimasi waktu breakdown mesin yang dibagi cycle time pada saat breakdown dan dikali dengan harga produk yang dihasilkan untuk setiap alternative yang keputusan yang ada

(26)

93

93 • Informasi mengenai kerugian yang diakibatkan di tiap-tiap alternatif solusi

penanganan kerusakan mesin OP 10 B Housing Clutch dilihat dari faktor waktu, biaya dan ketahanan dengan menggunakan model matematika untuk pembobotan kriterianya dan menggunakan model Analythical Hierarchy Process (AHP) dalam membandingkan di tiap- tiap alternatif solusi penangananya

Sehingga dari informasi tersebut dapat membantu bagian maintenance dalam menentukan solusi penanganan kerusakan mesin OP 10 B Housing Clutch dimana solusi tersebut memiliki resiko kerugian yan paling sedikit dibandingkan alternatif solusi penanangan yang lain

3. Membuat Sistem informasi Maintenance mesin yang berbasiskan web dimana • Pada sistem tersebut antara bagian produksi dan maintenance dapat saling

terhubung oleh sistem tersebut sehingga ketika terjadi breakdown mesin bagian maintenance dapat langsung mengetahui masalah tersebut dan melakukan tindakan yang cepat sehingga meminimalkan waktu breakdown mesin.

• Sistem ini juga dapat menghubungkan antara perusahaan dengan para supplier material dan sparepart melalui VPN (Virtual Private Network) sehingga para supplier dapat langsung membaca stok sparepart dan material yang tersedia di gudang.

• Sistem ini juga menghubungkan dengan bagian maker sehingga apabila terjadi breakdown mesin yang cukup rumit, perusahaan bisa langsung

(27)

94 menghubungi maker melalui web ini sehingga penanganan breakdown mesin jadi cepat dan menimalkan waktu breakdown

Gambar

Gambar 3.1 Contoh Produk Transmission Part
Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT. Akashi Wahana Indonesia
Gambar 3.4 Flow Process pada PT. Akashi Wahana Indonesia
Gambar 3.5 Gambar supporting produksi
+4

Referensi

Dokumen terkait

- Bertanggung jawab atas kelancaran dalam penyelenggaraan pekerjaan yang berhubungan dengan tugas-tugas kesekretariatan Peerusahaan termasuk didalamnya masalah hubungan masyarakat

Tanda Terima, merupakan dokumen yang digunakan sebagai bukti penerimaan Kwitansi dari pemasok atas transaksi pembayaran pembelian tunai dan kredit yang dibuat oleh

kemudian dari Proses penerimaan barang, memberikan receive ke bagian gudang dan kemudian bagian gudang memberikan data stock ke proses persediaan .Berkas yang di simpan dari

Bertanggung jawab untuk melakukan komunikasi dengan pelanggan/proyek terhadap semua hal yang berkaitan dengan produksi dan pengiriman beton (termasuk mutu beton

Apabila barang yang dikirim merupakan barang transit, misalnya pengiriman untuk lokasi yang jauh dari kantor pusat, misalnya pengiriman ke Bangka Belitung dengan jalur

Bertanggung jawab atas realisasi dana belanja yang sudah disetujui oleh Sekertaris Camat kemudian melakukan pembukuan pada buku biasa dan yang menerima semua

1) Melakukan perencanaan kapasitas dan kemampuan data center yang sesuai dengan kebutuhan layanan data dan informasi yang mendukung aktifitas bisnis. 2) Memastikan SLA

Proses pengiriman sesuai dengan nota yang telah dibuat oleh bagian penjual, maka bagian penjualan membuatkan surat jalan yang diberikan untuk bagian gudang, kemudian bagian gudang