• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNDERSTAND AND ANALYZE OPPORTUNITIES, THREATS

N/A
N/A
Rumaysha Devi

Academic year: 2023

Membagikan "UNDERSTAND AND ANALYZE OPPORTUNITIES, THREATS"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

A. OPPORTUNITIES AND THREATS

1. Kebijakan Pemerintah yang Cenderung Memberatkan Perusahaan Farmasi Asing

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1010/Menkes/Per/XI/2008 yang

diterbitkan 3

November 2008 itu menyebutkan perusahaan farmasi berstatus Pedagang Besar Farmasi yang tidak memiliki fasilitas pabrik di Indonesia tidak bisa mendaftarkan obat-obatan baru ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Selain itu, perusahan Pedagang Besar Farmasi harus menyerahkan izin statusnya ke perusahaan yang memiliki pabrik di Indonesia. Kebijakan tersebut relatif menguntungkan Kalbe sebagai perusahaan dalam negeri terbesar di bidang farmasi, untuk dapat meningkatkan dominasinya khususnya di pasar domestik.

Sumber:http://kosmo.vivanews.com/news/read/7738-kebijakan_pemerintah memberatkan pma farmasi

2. Hasil Proyeksi Menunjukkan Bahwa Jumlah Penduduk Indonesia Selama Dua Puluh Lima Tahun Terus Meningkat Yaitu dari 205,1 Juta pada Tahun 2000 Menjadi 273,2 Juta pada Tahun 2025

Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025. Namun, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun.

Walaupun demikian, kondisi ini tetap menjadi peluang bagi Kalbe Farma untuk meningkatkan kapasitas usahanya untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Sumber: http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/919/934/

3. Pertumbuhan Pasar Obat Herbal Indonesia Selama 5 Tahun Terakhir Rata- Rata Sekitar 15%

Dalam dua dasawarsa terakhir, perhatian dunia terhadap obat-obatan dari bahan alam (obat tradisional) menunjukkan peningkatan, baik di negara-negara berkembang maupun di negara-negara maju. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengistilahkan pengobatan tradisional sebagai traditional medicine untuk negara timur dan menyebut istilah complementary and alternative medicines bagi negara barat.WHO menyebutkan, bahwa hingga 65% dari penduduk negara-negara maju telahmenggunakan pengobatan tradisional di mana di dalamnya termasuk penggunaan obatobat bahan alam. Bahkan, penduduk beberapa negara sudah menunjukkan peningkatankonsumsi obat tradisional yang menakjubkan.

Konsumsi obat tradisional di Cina mencapai50% dari total konsumsi di bidang kesehatan, dan 80% penduduk Benua Afrika, Asia danAmerika Latin juga menggunakan obat tradisional untuk menjaga kesehatan.Diperkirakan pada 2010

(2)

pasar obat modern mencapai Rp 37,5 triliun dan obat herbal Rp7, triliun. Hal ini menjadi peluang bagi Kalbe Farma untuk ikut mengambil bagian dalam persmaingan pasar obat herbal dalam negeri.

Sumber: http://mot.farmasi.ugm.ac.id/files/13OBAT%20HERBAL_Sampurno.pdf

4. Indonesia Merupakan Salah Satu Negara Mega Diversity untuk Tumbuhan Obat di Dunia

Keanekaragaman hayati ini adalah yang tertinggi ke-2 setelah Brazil. Di dunia terdapat 40 ribu spesies tanaman, dan sekitar 30 ribu spesies berada di Indonesia.

Dari jumlah tersebut sebanyak 9.600 di antaranya terbukti memiliki khasiat sebagai obat. Kalbe Farma dapatmemanfaatkan peluang ini melalui bidang R&D untuk menemukan bahan baku obat yang berasal dari keanekaragaman hayati Indonesia.

5. Kebijakan Pemerintah Mendukung Ekspor

Dukungan ekspor ini dapat dilihat dari adanya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Berdasarkan undang- undang ini, Pembiayaan Ekspor Nasional bertujuan untuk menunjang kebijakan Pemerintah dalam rangka mendorong program ekspor nasional.

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pembiayaan Ekspor Nasional, berdasarkan UndangUndang ini dibentuk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

Adapun tugas LPEI adalah:

a. Memberi bantuan yang diperlukan bagi badan usaha (perusahaan) dalam rangka ekspor,dalam bentuk pembiayaan, penjaminan, dan asuransi guna pengembangan dalamrangka menghasilkan barang dan jasa dan/atau usaha lain yang menunjang ekspor;

b. Menyediakan pembiayaan bagi transaksi atau proyek yang dikategorikan tidak dapatdibiayai oleh perbankan, tetapi mempunyai prospek untuk peningkatan ekspor nasional; dan

c. Membantu mengatasi hambatan yang dihadapi oleh bank atau lembaga keuangandalam penyediaan pembiayaan bagi eksportir yang secara komersial cukup potensial dan/atau penting dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/

Lembaga_Pembiayaan_Ekspor_Indonesia

6. Pasar Farmasi Indonesia Tumbuh Rata-Rata Per Tahun 11% Sejak Tahun 2003 Sampai dengan Estimasi 2010

Pasar farmasi Indonesia tumbuh rata-rata per tahun atau compounded annual growth ratesebesar 11% sejak tahun 2003 sampai dengan estimasi 2010. Pada tahun 2009, pasar farmasitumbuh sebesar 13,3%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi produkfarmasi yang selaras dengan proyeksi pertumbuhan penduduk Indonesia. Kondisi ini tentumembuka peluang bagi Kalbe Farma dalam meningkatkan produksi dan pemasarannya.

(3)

1. Kebijakan Pemerintah Mengenai Pembatasan Harga Obat Generik dan Pembatasan Obat Branded Generic pada Sarana Pelayanan Kesehatan Pemerintah

Pembatasan harga obat generik dilakukan pemerintah dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 302/Menkes/SK/III/2008 tentang Harga Obat Generik dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 696/Menkes/Per/VI/2007 tentang Harga Obat Generik Bernama Dagang (Branded Generic) pada Sarana Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Kebijakan tersebut berdampak pada rendahnya margin obat generik yang diproduksi perusahaan farmasi dan secara umum kurang menguntungkan bagi industri farmasi terutama pada saat terjadi kenaikan

harga bahan baku obat.

Sumber:http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/Kepmenkes_No_302_ttg_Harga_Obat_Generi k.pdf

http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/656/3/PMK696--0607-G.pdf

2. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Valuta Asing (Valas)

Nilai tukar rupiah fluktuatif terhadap valas (valuta asing). Berikut kami sajikan sampel fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap 4 valas, yaitu USD, JPY, CNY, dan EUR selama kurun waktu 2008-2009 dalam grafik berikut:

(4)

3. Peredaran Obat Palsu yang Masih Tinggi

Semakin maraknya peredaran obat palsu di pasaran telah mengakibatkan kerugian yangcukup signifikan baik bagi pelaku bisnis dan negara pada umumnya, serta dalam hal ini Kalbe pada khususnya. Kerugian negara atas peredaran obat palsu ini ditaksir hingga trilyunan rupiah, Justisiari Perdana Kusumah, Sekjen Masyarakat Indonesia Anti Pembajakan (MIAP), mengungkapkan data tersebut mengacu kepada survei pada 2005 lalu serta melihat temuan riil di lapangan. Justi mengatakan belum memiliki data 2009 pada pelanggaran farmasi ini. Akan tetapi, data LPEM Universitas Indonesia yang dirilis 2005 lalu menunjukkan tingkat kerugian sektor farmasi akibat pelanggaran HaKI amat besar. Asumsi barang yang dipalsukan produk impor, dengan kerugian mencapai Rp132 miliar dan potensi tenaga kerja tak terpakai 7.977 orang. Jika produk lokal, kerugian sebesar Rp174 miliar dengan opportunity lost 25.579 pekerja.

Sumber: http://www.bumn.go.id/rni/publikasi/berita/penjualan-obat-palsu- diduga-masih-tinggi/

4. Krisis Ekonomi di Indonesia Sebagai Dampak Krisis Global

Dampak krisis global cukup terasa di indonesia, dan menyebabkan turunnya daya beli obat masyarakat indonesia sehingga akan mengancam kelangsungan hidup dari industri farmasi di Indonesia.

(5)

Sumber:http://www.setneg.go.id/index.php?

option=com_content&task=view&id=4696

5. Rendahnya Kesadaran Masyarakat Memeriksakan Kesehatannya

Kesadaran masyarakat Indonesia dalam memeriksa kesehatannya masih sangat rendah. Rendahnya ini dikarenakan banyak faktor, mulai takut bertemu dokter, ketakutan akan ditemukan adanya penyakit di tubuhnya, takut dioperasi hingga harga untuk berobat yangdinilai masih sangat mahal

.Sumber: http://www.kabarbisnis.com/read/2816744

6. Makin Maraknya Pengobatan Alternatif

Semakin mahalnya biaya pengobatan medis di rumah sakit membuat masyarakat memilih jalur pengobatan alternatif. Praktek pengobatan ini marak dalam beberapa tahun terakhir dan sebagian tidak dilengkapi dengan surat izin praktek atau surat tanda daftar praktek. Faktor pertimbangan biaya dan faktor ketakutan akan operasi juga menjadi seringkali jadi pemicu pasien untuk beralih ke pengobatan alternatif.

Sumber:http://kesehatan.kompas.com/read/2009/09/10/18275077/

Pengobatan.Alternatif.Makin.Marak

7. Rencana Merger Indofarma dan Kimia Farma

PT Indofarma Tbk (INAF) akan bertemu PT Kimia Farma Tbk (KAEF) untuk membahas penggabungan usaha (merger) kedua badan usaha milik negara (BUMN) farmasi tersebut. Kedua BUMN ini berencana merger pada tahun 2010. Dengan adanya penggabungan 2 BUMN tersebut jelas akan mengancam posisi pasar Kalbe Farma.

Sumber: http://bisnis.vivanews.com/news/read/114667-rencana merger indofarma temui_kimia farma

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.03/2009 tentang Biaya Promosi dan Penjualan yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Berdasarkan PMK ini, besarnya biaya promosi yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah tidak melebihi 2% (dua persen) dari peredaran usaha dan paling banyak Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah).

Peraturan ini jelas menjadi ancaman bagi Kalbe Farma dan bagi perusahaan farmasi lain mengingat porsi biaya promosi yang cukup besar untuk industri ini. Berikut kami sajikan total biaya promosi dari beberapa perusahaan farmasi:

(6)

E

FE Matrix

EFE Matrix merupakan sebuah alat untuk menentukan strategi dengan mengevaluasi lingkungan eksternal perusahaan yang meliputi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan alam, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan informasi eksternal lainnya. EFE Matrik Kalbe Farma disajikan dalam tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2

EFE Matrix for Kalbe Farma

(7)

Dari tabel EFE Matrix di atas, dapat diketahui nilai total weighted score Kalbe Farma adalah sebesar 2,72. Jumlah ini sedikit di atas rata-rata (2,5), mengindikasikan bahwa Kalbe Farma cukup bagus dalam merespon berbagai peluang yang ada dan mengatasi berbagai ancaman yang dihadapi perusahaan. Dengan score sedikit di atas rata-rata juga mengindikasikan bahwa

Kalbe Farma bisa lebih baik lagi dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang muncul untuk kemudian diambil manfaatnya bagi perusahaan dengan tujuan untuk semakin mengokohkan diri sebagai pemimpin pasar farmasi di Indonesia. Pada jangka panjang, bahkan

Kalbe Farma bisa mencapai apa yang telah menjadi visinya (proposed vision) untuk menjadi perusahaan farmasi terbesar di Asia dan Afrika. Visi tersebut tidaklah mudah untuk dicapai.

Dalam hal adanya peluang dan ancaman, Kalbe Farma harus bisa memanfaatkannya dengan baik demi kinerja dan pencapaian perusahaan.

B. STRENGTHS AND WEAKNESSES

STRENGTHS

1. Market Leader Produk Kesehatan dan Obat-Obatan di Indonesia

Kalbe merupakan market leader untuk produk kesehatan masyarakat dan market leader untuk produk ethical. Produk-produknya merupakan leading brand dengan berbagai segmentasi pasar yang spesifik. Selain itu produknya merupakan inovator, dengan mengembangkan obat-obatan serta rumusan kimia baru baik dengan kemampuan sendiriataupun melalui aliansi strategis dengan mitra internasional, serta banyak menghasilkan produk-produk baru yang berbasis teknologi tinggi.

2. Perusahaan Farmasi Publik Terbesar di Asia Tenggara

PT Kalbe Farma Tbk (“Perseroan” atau “Kalbe”) didirikan pada tahun 1966 dan menjadi perusahaan publik sejak tahun 1991 di Bursa Efek Indonesia, dengan nilai kapitalisasi pasar pada saat ini di atas US$ 1,4 miliar dan penjualan melebihi Rp 9 triliun. Berkantor pusat di Jakarta, Kalbe adalah perusahaan publik farmasi terbesar di Asia Tenggara dengan pasar yang tersebar di 9 negara yang memiliki total populasi mencapai 570 juta jiwa.

Pencapaian ini dimulai pada tanggal 16 Desember 2005 di mana manajemen Kalbe telah berhasil melakukan penggabungan usaha dengan Dankos dan PT Enseval (”Enseval”) menjadi satu perusahaan dalam rangka menciptakan satu

perusahaan farmasi tercatat dan

terbesar di kawasan Asia Tenggara. Penggabungan usaha ini akan memberikan peluang bagi masa depan Kalbe dalam meningkatkan efisiensi serta efektivitas. Merger yang melibatkan PT Enseval sebagai superholding dan tiga anak perusahaan yang terdaftar di BEJ tersebut — Kalbe Farma, Dankos Laboratories (DNKS), Enseval Putera Megatrading (EPMS)—

sekaligus membentuk perusahaan yang betul-betul terintegrasi. Secara horisontal, Kalbe “baru” menawarkan rentang produk yang jauh lebih luas, mulai dari berbagai bentuk obat dan makanan kesehatan sampai suplemen dan minuman berenergi. Secara vertikal, mereka melakukan kegiatan dari pengadaan bahan baku, manufakturing produk jadi, pemasaran, sampai

(8)

penjualan dan distribusi. Kalbe memiliki pengalaman yang cukup panjang dan dari segi finansial, pendapatan Kalbe meningkat sekitar 18% per tahun.

3. Penjualan dari Masing-Masing Divisi Cukup Berimbang

Kalbe Farma memiliki 4 divisi, yaitu Divisi Obat Resep, Divisi Produk Kesehatan, Divisi Nutrisi, dan Divisi Distribusi dan Kemasan. Penjualan dari masing-masing divisi tersebut pada tahun 2008 dan 2009 dapat dilihat pada tabel berikut :

Hal ini merupakan kekuatan bagi Kalbe Farma karena Kalbe tidak bergantung pada satu divisi secara dominan. Apabila terjadi masalah pada salah satu divisi, misalkan penurunan penjualan, tidak akan terlalu mempengaruhi total penjualan Kalbe Farma. Jika terjadi kerugian pun tidak akan terlalu besar jika dibandingkan dengan apabila Kalbe Farma bergantung pada 1 divisi tertentu.

4. Kalbe Farma Meraih Berbagai Penghargaan Bergengsi Selama Tahun 2009

Penghargaan yang diperoleh Kalbe Farma terkait pertumbuhan, brand, distribusi, dan kepuasan pelanggan. Beberapa penghargaan dimaksud adalah:

a. 2009 Asia Pacific Excellence in Growth Award dari Frost & Sullivan b. Asia’s 200 Most-Admired Companies and The Indonesia’s Top 10

Companies dari The Wall Street Journal Asia;

c. Top Brand Award 2009 dari Frontier dan Majalah Marketing untuk Promag, Mixagrip,Fatigon, Neo Entrostop, Komix dan Extra Joss;

d. Top Brand Award For Kids 2009 dari Frontier dan Majalah Marketing untuk Entrostop.

e. Indonesia Best Brand Award – Best Brand Platinum dari SWA dan MARS untuk Promag, Cerebrovit dan Cerebrofort;

f. Indonesia Customer Satisfaction Award from Frontier and SWA untuk Promag, Komix dan Extra Joss;

g. The Most Powerful Distribution Performance – Distribution Performance dari SWA, MIX, QASA untuk Mixagrip, Komix dan Extra Joss;

(9)

h. Gold Medal Indonesia Quality Convention 2009 dari PMMI – IQMA untuk QCC Flavettes – Bintang Toedjoe; dll

5. PT Bintang Toedjoe Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 dan ISO 14001:2004 dari Lloyd’s Register Quality Assurance (LRQA)

PT Bintang Toedjoe memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 dari Lloyd’s Register Quality Assurance (LRQA), sebuah institusi pemberi sertifikasi terbesar yang telah diakui di dunia.

ISO 9001:2000 menggabungkan tiga standar 9001, 9002, dan 9003 menjadi satu, yang disebut 9001. Desain dan prosedur pengembangan diperlukan hanya jika perusahaan terlibat dalam penciptaan produk baru. Versi 2000 berupaya untuk membuat perubahan radikal dalam berpikir dengan benar- benar menempatkan konsep dari proses manajemen pusat dalam pemantauan dan mengoptimalkan tugas perusahaan, dan bukan hanya memeriksa produk akhir. Versi 2000 juga menuntut keterlibatan oleh eksekutif atas, dalam rangka mengintegrasikan kualitas ke dalam sistem bisnis dan menghindari pendelegasian fungsi kualitas untuk administrator level junior. Tujuan lain adalah untuk meningkatkan efektivitas melalui matrik kinerja proses, pengukuran numerik efektivitas tugas dan kegiatan.

ISO 14001:2004 adalah suatu standar pengelolaan lingkungan. Ini menentukan satu set persyaratan manajemen lingkungan untuk lingkungan manajemen sistem. Tujuan dari standar ini adalah untuk membantu semua jenis organisasi untuk melindungi lingkungan, untuk mencegah polusi, dan untuk meningkatkan kinerja lingkungan mereka.

6. Kalbe Meningkatkan Kepemilikan atas PT Enseval Putera Megatrading Tbk Sebesar25,45% Melalui Penawaran Tender

Pada tahun 2009, kepemilikan Kalbe Farma atas PT Enseval Putera Megatrading Tbk berubah dari 58,19% menjadi 83,75%. Enseval merupakan perusahaan distribusi dan logistikproduk kesehatan yang terbesar di Indonesia. Perusahaan ini merupakan perusahaandistribusi obat-obatan yang baik reputasinya, yakni telah memperoleh sertifikasi Good Distribution Practice untuk Regional DistributionCenter serta gudang bahan baku di Jakartadan Surabaya.

7. Kalbe Memiliki Jaringan Distribusi Paling Luas di Indonesia

Sebagai perusahaan farmasi terbesar, melalui PT Enseval Putera Megatrading Tbk (“Enseval”) dan anak perusahaannya, Kalbe memiliki jaringan distribusi paling luas di Indonesia didukung oleh 2 Pusat Distribusi Regional di kota Jakarta dan Surabaya, serta 64 cabang sehingga mampu menjangkau 1.000.000 outlet di seluruh Indonesia secara langsung dan tidak langsung.

Selain mendistribusikan produk-produk Grup Kalbe, Perseroan juga mendistribusikan produk-produk perusahaan kesehatan terkemuka bertaraf internasional. Dalam rangkamendekatkan diri ke konsumen, selama tahun 2009 Enseval membuka 4 cabang baru yaitu di Jakarta Selatan, Bengkulu, Gorontalo dan Palangkaraya. Hal tersebut menjadikan Enseval sebagai

(10)

perusahaan distribusi dan logistik produk kesehatan yang terbesar di Indonesia.

8. Investasi Kalbe Dalam R&D Pada Tahun 2009 Mencapai Rp 78,8 Miliar atau Meningkat 8,4% dari Investasi Tahun 2008

Investasi Kalbe dalam riset dan pengembangan (R&D) pada tahun 2009 mencapai Rp 78,8 miliar atau meningkat 8,4% dari investasi Rp 72,7 miliar yang dilakukan pada tahun 2008. Biaya R&D Perseroan tahun 2009 setara dengan sekitar 0,9% dari total penjualan konsolidasi. Hal ini merupakan kekuatan Kalbe karena sebagai perusahaan farmasi, salah satu indikator kesuksesan adalah adanya penemuan produk baru obat-obatan. Sementara, penemuan produk baru mustahil bisa tercapai tanpa adanya penelitian dan pengembangan melalui bidang R&D. Dengan peningkatan biaya R&D ini, Kalbe sangat memperhatikan penelitian produk-produk baru farmasi.

9. Stem Cell and Cancer Institute (SCI) Mendapatkan 3 Paten yang Berhubungan dengan Bahan Anti Kanker

SCI merupakan unit riset di bawah naungan Kalbe yang fokus pada riset sel punca dankanker. Dalam riset penyakit kanker tersebut, SCI mendapatkan 3 paten yang berhubungandengan bahan anti kanker dari artocarpin, ekstrak daun cassia alata dan piper crocatum.Penemuan ini memperlihatkan bahwa Indonesia dengan keragaman hayatinya dapat digunakan sebagai pengobatan kanker.

10. Pada Tahun 2009, SCI Membentuk Unit Bisnis Kalbe Genomics

(KalGen) sebagai

Laboratorium Diagnostik Molecular Canggih yang Pertama di Indonesia KalGen kini memfokuskan pada layanan pemeriksaan molekular untuk melihat profil gen dari sel kanker pada pasien sehingga bisa diberikan obat dengan tepat (farmakogenetik). KalGen telah memiliki 13 layanan pemeriksaan farmakogenetik hingga akhir 2009. Pemeriksaan genetik ini akan terus dikembangkan, tidak hanya pada kanker saja, tapi pada penyakit- penyakit lain juga. Dalam kegiatannya, KalGen selalu berkolaborasi dengan berbagai laboratorium, lembaga-lembaga riset dan perguruan tinggi serta akan mengembangkan layanan ke tingkat regional.

WEAKNESSES

1. Net Profit Margin yang Relatif Rendah Dibanding Kompetitor

Pada tahun 2009 Kalbe Farma membukukan net profit margin sebesar 10,22% atau meningkat 1,25% dibanding tahun 2008. Namun angka tersebut masih dibawah net profit margin Sanbe Farma sebesar 13,58% dan Bio Farma sebesar 18,4%. Hal tersebut menunjukkan bahwa Kalbe Farma kurang efisien dalam menjalankan proses bisnis dan adanya kelemahan dalam mengendalikan cost.

(11)

2. Adanya Kompetisi Internal yang Cukup Keras

Sesuatu yang dapat disebut “perang saudara” terutama terjadi di jalur pemasaran. Lebih spesifik lagi, di produk-produk farmasi yang berada di kategori yang sama. Di obat flu, misalnya, Kalbe memiliki Procold sementara Dankos punya andalan yang cukup ampuh, Mixagrip. Lantaran Kalbe dan Dankos bisa saling melihat data masing-masing, akan lebih banyak energi tersita untuk bersaing dan berpotensi untuk saling menjatuhkan.

3. Penjualan Ekspor Kalbe Farma Masih Kecil Porsinya

Nilai total penjualan Kalbe Farma dalam 5 tahun disajikan pada tabel berikut

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa porsi penjualan ekspor Kalbe Farma termasuk kecil jika dibandingkan dengan total penjualannya. Porsi ini justru cenderung menurun sejak tahun 2005. Jumlah kecil ini tergolong kelemahan Kalbe, mengingat Kalbe memiliki kantor perwakilan di Kamboja, Malaysia, Myanmar, Filipina, Sri Lanka, Vietnam, Singapura, Nigeria,dan Afrika Selatan.

4. Pangsa Pasar Produk Nutrisi Kalbe Farma Masih Rendah

Pangsa pasar produk nutrisi masih dikuasai oleh Nestle dengan porsi 30%, Sari Husada dengan 16%, Frisian Flag Indonesia dengan 11%, dan Nutricia dengan 10%. Sementara, Kalbe Nutritional hanya menguasai pangsa pasar sebesar 8% saja. Data mengenai pangsa pasar produk nutrisi dapat dilihat pada bagan berikut ini.

(12)

5. Produk Herbal yang Diproduksi Kalbe Farma Masih Relatif Rendah Dibandingkan dengan kompetitornya, Kalbe Farma memiliki produk herbal lebih sedikit daripesaingnya. Pada tahun 2009, Kalbe Farma hanya memiliki 3 produk herbal yakni Bintangin, Mensana, dan Remuvit. Sementara Kimia Farma memiliki 26 produk herbal. Kondisi ini merupakan kelemahan Kalbe Farma mengingat pertumbuhan pasar obat herbal yang cukup tinggi.

6. Tingkat Ketergantungan Kalbe Farma Terhadap Bahan Baku Impor Masih Tinggi

Kalbe masih cenderung rentan terhadap ketergantungan atas bahan baku impor untukkelangsungan kegiatan bisnis, sehingga masih perlu memperhitungkan penyediaan danamata uang asing yang memadai dan dampak yang mungkin timbul akibat fluktuasi mata uang asing terhadap biaya produksi.

(13)

IFE Matrix

IFE Matrix merupakan sebuah alat untuk menentukan strategi dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) pada level fungsional dalam suatu perusahaan. Penentuan bobot Key Internal Factors diperlukan kecermatan analisa dan intuisi mendalam dari perumus matriks ini sehingga formulasi strategi bisa dihasilkan dengan baik.

(14)

Dari tabel IFE Matrix di atas, dapat diketahui nilai total weighted score Kalbe Farma adalah sebesar 3,06. Jumlah ini di atas rata-rata (2,5), mengindikasikan bahwa Kalbe Farma memiliki

posisi internal yang cukup kuat.

(15)

COMPETITIVE PROFILE MATRIX (CPM)

Competitive Profile Matrix mengidentifikasi pesaing-pesaing utama Kalbe Farma mengenai kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) terkait posisi strategis Kalbe Farma. Pesaing utama yang menjadi perbandingan dalam CPM ini adalah, Sanbe Farma, Tempo Scan Pacific, Kimia Farma, Indofarma, dan Bio Farma. Dalam perbandingan ini, ditentukan Critical Success

Factors, yaitu: Market Share, Financial Position, Research and Development, Product Diversification, Profit Margin, Global Expansion, Promotion, Corporate Social Responsibility, dan Marketing and Distribution. Berikut ini uraian dari masing-masing Critical Success Factors tersebut:

1. Market Share

Market Share merupakan kondisi pasar yang menunjukkan seberapa besar pasar yang telah dikuasai perusahaan untuk memasarkan produk mereka. Industri farmasi di Indonesia sekurang-kurangnya terdiri dari 200 perusahaan farmasi, di mana 40% lebih pangsa pasar hanya dikuasai dari beberapa perusahaan besar saja. Sampai dengan saat ini, PT Kalbe Farma masih merupakan pemimpin pasar dengan mendapatkan pangsa pasar terbesar untuk produk obat dengan resep dokter (ethical products) Kalbe Farma masih memimpin seperti terlihat pada figure di bawah ini:

(16)

Diagram di atas menunjukkan bahwa menurut survei yang dilakukan ITMA dan IHPA, Kalbe Farma masih memimpin pasar dengan menguasai pangsa pasar sebesar 13% dan 11%, sedangkan Sanbe Farma mendapatkan pangsa pasar sebesar 6% dan 9%. Sedangkan pangsa pasar obat resep untuk Tempo Scan Pacific, Kimia Farma, Bio Farma, dan Indo Farma masih dibawah 3%.

Untuk produk kesehatan dan obat yang dijual bebas di pasaran (Over The Counter) Kalbe Farma juga menguasai pasar dengan memperoleh 15% dari seluruh pangsa pasar, kemudian posisi kedua disusul oleh Tempo Group dengan menguasai pasar sebesar 9%. Sedangkan Sanbe pada pasar ini memperoleh bagian sebesar 4%. Kimia Farma, Bio Farma dan Indo Farma masing-masing memperoleh kurang dari 3

2. Financial

Position Pada tahun 2009Kalbe Farma masih

mengukuhkan diri sebagai pemimpin pasar dengan

posisi keuangan yang paling baik. Walaupun secara perkembangan dari tahun 2008 Sanbe Farma sangat agresif dalam meningkatkan labanya, namun secara keseluruhan laba tertinggi masih dipegang oleh Kalbe Farma. Pada tahun 2009, Kalbe Farma memperoleh laba sebesar Rp929 miliar (meningkat 31,43% dari tahun sebelumnya).

(17)

Di lain pihak, Sanbe Farma pada tahun 2009 memperoleh laba sebesar Rp189,91 miliar (meningkat 103,12% dari tahun sebelumnya). Tempo Scan Pacific pada tahun 2009 memperoleh laba sebesar Rp359,96 miliar, Bio Farma memperoleh laba sebesar Rp217,68 miliar, Kimia Farma memperoleh laba sebesar Rp62,51 miliar. Sedangkan Indo Farma memperoleh laba sebesar Rp2,13 miliar. Berdasarkan posisi keuangan diatas kami memberikan poin 4 untuk Kalbe Farma, poin 3 untuk Sanbe Farma, Tempo Scan Pacific, dan Bio Farma, poin 2 untuk Kimia Farma, sedangkan untuk Indo Farma dengan laba terendah kami berikan 1 poin.

3. Research and Development

Pelaksanaan penelitian dan pengembangan merupakan suatu keharusan bagi setiap perusahaan dalam menjaga eksistensi serta mengembangkan pasar bisnisnya. Suatu produk pasti mengalami siklus hidup mulai dari pengenalan produk sampai dengan produk tersebut mengalami masa kejenuhan sehingga pemasarannya akan terus menurun. Perusahaan berkewajiban untuk terus membuat inovasi-inovasi baru dalam pengembangan produknya sehingga dapat terus mempertahankan pasar yang telah diraih dan terus mengembangkannya. Inovasi dan semangat wirausaha telah menjadi ciri khas Kalbe sejak berdirinya lebih dari 40 tahun yang lalu. Di tahun 2009, Kalbe terus melanjutkan langkah-langkah strategis menjadi inovator dalam penciptaan produk baru yang semakin canggih dan bernilai tinggi. Pengembangan kapabilitas strategis ini dilakukan Perseroan melalui riset sendiri, di bawah lisensi pihak ketiga atau kerja sama dan aliansi dengan mitra-mitra lokal maupun internasional, seperti institusi riset, universitas dan perusahaan lain, atau dengan kata lain meliputi unsur akademis, bisnis dan pemerintahan.

Investasi Kalbe dalam riset dan pengembangan (R&D) pada tahun 2009 mencapai Rp78,8 miliar atau meningkat 8,4% dari investasi Rp72,7 miliar yang dilakukan pada tahun 2008. Dibandingkan dengan kompetitor-kompetitor terpilih, Kalbe Farma telah menginvestasikan dana yang jauh lebih besar, dimana Sanbe Farma sebagai pesaing terdekat hanya menginvestasikan dananya sebesar Rp47,88 milliar, disusul dengan Biofarma yang menginvestasikan dananya untuk R&D sebesar Rp24,17 milliar, kemudian Kimia Farma sebesar Rp8,92 milliar. Kondisi di atas memberikan dasar bagi kami untuk memberikan rating 4 pada Kalbe Farma dalam faktor penelitian dan pengembangan yang dilakukan selama tahun 2009, kemudian poin 3 kami berikan untuk Sanbe dan Bio Farma, dan poin 2 untuk Kimia Farma.

4. Product Diversification

Diversifikasi produk merupakan salah satu cara untuk meningkatkan volume penjualan yang dapat dilakukan oleh perusahaan terutama jika perusahaan tersebut telah berada dalam tahap kedewasaan. Dengan diversifikasi produk, suatu perusahaan tidak akan bergantung pada satu jenis produknya saja. Tetapi perusahaan juga dapat mengandalkan jenis produk lainnya (produk diversifikasi). Karena jika salah satu jenis produknya tengah mengalami penurunan, maka akan dapat teratasi dengan produk

jenis lainnya.

Sampai dengan saat ini, Kalbe Farma sebagai market leader masih memimpin dengan produk yang paling variatif. Sanbe Farma sebagai rival terdekat Kalbe Farma masih bersaing dalam variasi produk mulai dari obat resep, OTC, sampai dengan obat untuk hewan. Menyusul setelah Kalbe Farma dan Sanbe Farma adalah Kimia Farma dan

(18)

Indo Farma yang merupakan perusahaan BUMN dengan pilihan prduk yang lebih sedikit dari Kalbe Farma maupun Sanbe Farma. Bio Farma sampai dengan saat ini masih terfokus untuk memproduksi produk berupa vaksin, sehingga variasi produknya kurang dapat bersaing dengan keempat perusahaan lainnya. Berdasarkan kondisi di atas, kami memberikan poin 4 untuk Kalbe Farma dan Sanbe Farma yang memunyai variasi produk paling banyak dibandingkan perusahaan pesaing lainnya, kemudian disusul oleh Kimia Farma dan Indo Farma, Tempo Scan Pacific dan terakhir adalah Bio Farma.

5. Net Profit Margin

Net Profit Margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan.

Semakin besar Net Profit Margin, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Dilihat dari Net Profit Margin dari keenam perusahaan farmasi di Indonesia tersebut, Bio Farma mempunyai posisi yang terbaik, dimana Bio Farma meiliki rasio Net Profit Margin sebesar 18,40%, kemudian posisi kedua adalah Sanbe Farma dengan rasio sebesar 13,58%.

Kalbe Farma yang merupakan market leader ternyata hanya memiliki rasio Net Profit Margin

sebesar 10,22%. Selanjutnya adalah Tempo Scan Pacific yang memiliki rasio NPM sebesar 8%, sedangkan Kimia Farma dan Indo Farma masing-masing memiliki NPM yang mencapai 2,19% dan 0,19%. Dari kondisi Net Profit Margin yang dicapai oleh masing-masing perusahaan di atas, Bio Farma mendapat rating 4 poin dengan pencapaian tertingginya, disusul oleh Sanbe Farma dengan 3 poin. Kalbe Farma dan Tempo Scan Pacific masing-masing mendapatkan 2 poin, sedangkan Kimia Farma dan Indo Farma mendapat poin 1 dengan pencapaian Net Pofit Margin-nya.

6. Global Expansion

Kalbe Farma telah merambah ke pasar internasional. Kalbe International telah membangun jaringan usaha mitra dagang untuk menjual produk-produk Grup Kalbe di lebih dari 20 negara, terutama di Asia-Pasifik dan Afrika. Sanbe Farma juga telah merambah ke perdagangan internasional dengan penjualan ekspor pada tahun 2009 mencapai 20,886 miliar rupiah. Pasar Internasional yang telah dicapai Sanbe Farma telah melingkupi sebagian Asia dimana terdapat cabang operasi pada Filiphina, Vietnam, Kamboja, Thailand, Myanmar, Malaysia, Singapura, Sri Lanka, Pakistan, sebagian benua Afrika yaitu di Ethiopia, Somalia, Qatar, Yaman, Nigeria, selain itu juga mempunyai operasi di USA, Eropa, Rusia & CIS, India, Hongkong &

Macau, Afghanistan, Africa Selatan. PT Tempo Scan Pacific sampai dengan 2009, mempunyai distribution scope masih di Indonesia dengan jumlah cabang/agen penjual seluruhnya sebanyak 45 unit di seluruh Indonesia. Produk-produk Kimia Farma yang mencakup produk obat jadi dan sediaan farmasi serta bahan baku obat seperti Iodine dan Quinine telah memasuki pasar di negara-negara, India, Jepang, Taiwan and Selandia Baru. Produk Jadi dan Kosmetik telah dipasarkan ke Yaman, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Vietnam, Sudan, dan Papua Nugini. Pada tahun 2009, Indofarma sudah mengekspor produknya ke enam negara yaitu Afghanistan, Nigeria, Irak, Polandia, Myanmar dan Singapura. Sedangkan Biofarma, kegiatan penjualan dilakukan melalui mekanisme ekspor ke UNICEF dan/atau UN Agencies lainnya.

(19)

Untuk pasar bilateral, dilakukan melalui kerjasama dengan para agen lokal di luar negeri yang diatur sedemikian rupa berdasarkan area pemasarannya, terutama untuk penjualan produk-produk yang telah memperoleh Prekualifikasi WHO (WHO Prequalification). Dengan suplai vaksin ke UNICEF serta bilateral melalui agen ini, sejak tahun 1997, produk-produk perusahaan telah dipergunakan oleh konsumen di berbagai negara Afrika, Asia, Amerika Latin dan sebagian negara Eropa. Berdasarkan cakupan pemasaran diatas, Kalbe Farma, Sanbe Farma, Kimia Farma dan Bio Farma masih berimbang dalam ekspansi ke luar negeri sehingga kami berikan 3 poin, sedangkan untuk Tempo Scan Pacific dan Indo Farma yang masih kurang luas dalammerambah pasar luar negeri kami berikan 2 poin.

7. Promotion

Promosi adalah setiap aktivitas yang dilakukan, diorganisir atau disponsori oleh anggota

yang ditujukan pada profesi kesehatan untuk mempromosikan peresepan obat, rekomendasi, persediaan, pemberian atau penggunaan produk farmasinya, melalui semua media. Dalam memperkenalkan produknya perusahaan dapat melakukan promosi sehingga masyarakat luas dapat mengetahui produk perusahaan dan menarik minat konsumen untuk menggunakan produk tersebut.Selama tahun 2009 Kalbe farma telah melakukan beberapa kegiatan promosi untuk memperkenalkan produknya, misalnya untuk meningkatkan penjualan obat resep pada tahun 2009 antara lain adalah mengembangkan merek dagang yang kuat melalui kegiatan ilmiah seperti seminar dan pameran, serta kerjasama lebih erat antara Divisi Obat Resep dengan unit bisnis Kalbe lainnya melalui pembentukan pelayanan komprehensif atau holistik kepada konsumen.

Pada tahun ini Kalbe Farma telah mengeluarkan dana sebesar Rp547,36 miliar untuk kegiatan advertising. Sementara itu PT Tempo Scan Pacific dalam kegiatan advertising-nya mengalokasikan dana sebesar Rp579,296 miliar. Sedangkan PT Indofarma, PT Sanbe Farma, PT dan PT Kimia Farma masing-masing mengalokasikan

dananya sebesar

Rp112 miliar, Rp63,108 miliar, dan Rp78,41 miliar. Sedangkan Biofarma melakukan kegiatan promosi dengan melaksanakan kegiatan pameran di berbagai event, pemasangan iklan di berbagai media, dan melakukan beberapa pengadaan media promosi dalam bentuk brosur dan flyer. Namun Biofarma tidak merinci berapa dana yang dialokasikan dalam kegiatan promosi mereka. Berdasarkan kondisi di atas, kami memberikan rating 4 poin untuk Kalbe Farma dan Tempo Scan Pacific sehubungan dengan besarnya dana yang dialokasikan dalam kegiatan advertising ini, kemudian 3 poin untuk Indofarma, 2 poin untuk Sanbe Farma dan Indo Farma serta 1 poin untuk Bio Farma.

8. Corporate Social Responsibility (CSR)

Tanggung jawab Kalbe pada masyarakat tidak hanya melekat pada kegiatan bisnis farmasi dan produk kesehatan yang bermanfaat bagi kesejahteraan seluruh penduduk Indonesia secara luas. Namun komitmen tersebut juga diperluas dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang senantiasa dikembangkan sebagai bagian inti dalam pelaksanaan kebijakan Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Pada tahun 2006 telah dibentuk Kalbe Berbagi sebagai wadah kegiatan tanggung jawab sosial Grup Kalbe, yang pada tahun 2009 melakukan beberapa kegiatan antara lain Kalbe Berbagi Gesit Entrostop: Bantuan bagi korban banjir di Semarang, Kalbe Berbagi: Bantuan

(20)

bagi korban di Situ Gintung, Kalbe Berbagi: Bantuan bagi korban gempa di Padang, dll.

Selain itu, sebagai bentuk tanggung jawab dan komitmen dalam menjaga lingkungan, beberapa anak perusahaan Kalbe telah mengimplementasikan ISO 14001:2004 yang merupakan standar internasional dalam sistem manajemen lingkungan pada hampir semua fasilitas produksinya. Komitmen kami dalam implementasinya diwujudkan dalam (1) pemenuhan perundangan, persyaratan dan peraturan lain dalam bidang lingkungan, (2) pencegahan pencemaran lingkungan, dan (3) perbaikan berkesinambungan dalam bidang lingkungan.

Kimia Farma telah mewujudkan kepedulian sosial, membina dan mengembangkan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM), serta ikut peduli dengan kelestarian lingkungan hidup dalam program-program, seperti Penanggulangan HIV dan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan).

Indofarma secara bertahap telah mencoba mengembangkan bakti sosialnya kepada masyarakat. Beragam bidang dan strata sosial telah dijangkau oleh kegiatan sosial Perseroan, seperti bidang kesehatan (donor darah bersama PMI dan sunatan gratis), bidang pendidikan (pemberian beasiswa pendidikan formal), bidang kesejahteraan (bantuan bagi korban bencana), dan lain-lain.

Bio Farma telah melakukan berbagai pembinaan dalam rangka meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi pengusaha tangguh dan mandiri serta pemberdayaan kondisi sosial masyarakat di wilayah usaha Perusahaan.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas keenam perusahaan tersebut telah menerapkan program CSR dalam menjalankan industrinya. Masing-masing kegiatan mempunyai andil yang penting bagi masyarakat. Dengan demikian kami berikan poin yang sama untuk semua perusahaan di atas.

9. Marketing and Distribution

Sebagai perusahaan farmasi terbesar, melalui PT Enseval Putera Megatrading Tbk (“Enseval”) dan anak perusahaannya, Kalbe memiliki jaringan distribusi paling luas di Indonesia didukung oleh 2 Pusat Distribusi Regional di kota Jakarta dan Surabaya, serta 64 cabang sehingga mampu menjangkau 1.000.000 outlet di seluruh Indonesia secara langsung dan tidak langsung. Kompetitornya, PT Kimia Farma Trading &

Distribution memiliki jaringan sebanyak 41 cabang dan tenaga salesman sejumlah 284 orang untuk melayani 21.364 outlet di seluruh wilayah Indonesia. Di samping mendistribusikan produk-produk perusahaan, KFTD juga bertindak sebagai distributor untuk produk-produk principal, antara lain dari PT Merapi (infus), PT Tirta Santana (kasa elastis), PT Duta Kaizar, PT Mahakam Betafarma, PT Biofarma, PT Reddis Papua, dan PT Meier. Kompetitor lainnya yaitu PT Biofarma dari unitnya sendiri yaitu PBF Biofarma memang kurang luas jangkauannya, tetapi dengan menggandeng 13 distributor, tiga diantaranya berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara yaitu PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Global Medika, dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT Biofarma menjadi memiliki jangkauan distribusi yang cukup luas. PT Sanbe Farma, melalui PT Bina San Prima yang 35 cabang, 60 anak cabang, 25 principal diantaranya P&G, Shell, Kraft, Reckitt Benckiser dll, telah berhasil pula

(21)

menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan PT Indofarma melalui anak perusahaannya yaitu PT Indofarma Global Medika berhasil mendistribusikan produknya sendiri dan perusahaan lainnya seperti PT Biofarma walau tidak seluas kompetitor lainnya karena hanya memiliki 30 cabang, sebuah warehouse, 57 mobil box dan 198 unit sepeda motor.

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini Memberikan pengalaman dalam melakukan cara-cara eksperimen dan pengamatan gejala-gejala kimia untuk topik sifat-sifat larutan, daya hantar listrik

Mata kuliah ini mengembangkan kompetensi dalam melakukan cara-cara percobaan dan pengamatan gejala-gejala kimia untuk materi sifat larutan, daya hantar listrik larutan

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Praktikum Kimia

Laporan praktikum tanaman jagung yang disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Dasar-dasar

Laporan tugas tentang mata kuliah Dasar-dasar Rekayasa Transportasi untuk memenuhi syarat mengikuti ujian dan penunjang keberhasilan

Laporan tetap praktikum ekofisiologi tanaman disusun oleh Dwi Susilawati untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Ekofisiologi

Laporan praktikum kartografi yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Laporan praktikum Epidemiologi Penyakit dan Kesmavet sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Epidemiologi Penyakit dan Kesmavet di Fakultas Peternakan Universitas