PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penulis di SDN Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ditemukan bahwa guru IPS masih menemui kendala dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS khususnya di Kelas III. Dari hasil observasi dengan guru IPS diperoleh rata-rata nilai hasil belajar IPS siswa kelas III SDN Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa semester genap tahun pelajaran 2011/2012 berada pada sedang. kategori yaitu 55,75 masih dibawah nilai KKM. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mencoba mengkaji lebih dalam: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Menyenangkan pada Siswa Kelas III di SDN Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitiannya adalah: Apakah metode pembelajaran menyenangkan dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas III di SDN Tanetea kecamatan Bajeng kabupaten Gowa. Solusi yang digunakan untuk membantu siswa kelas III SDN Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan adalah melalui penelitian dengan penekanan pada upaya meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan, karena pada hakikatnya adalah suatu metode pembelajaran yang menyenangkan dimana siswa dapat belajar dalam situasi atau situasi yang menyenangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowater setelah pembelajaran PKn dengan metode Fun Learning.
Dalam hal ini hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil belajar yang dicapai siswa pada bidang studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar. Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan metode pembelajaran menyenangkan. Faktor hasil yaitu untuk melihat hasil belajar siswa pada mata pelajaran kewarganegaraan baik sebelum maupun sesudah penerapan metode pembelajaran menyenangkan.
Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengolah hasil belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran menyenangkan. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran menyenangkan dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa III. Hal ini terlihat dari hasil belajar pendidikan kewarganegaraan yang diperoleh siswa melalui tes pada setiap akhir siklus.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sebagai masukan bagi guru untuk memilih lebih beragam bentuk pembelajaran yang dapat menyempurnakan dan memperbaiki sistem pembelajaran di kelas sehingga permasalahan yang dihadapi guru dan siswa. Sebagai bahan perbandingan bagi para peneliti selanjutnya di bidang yang sama, serta sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengembangkan hasil penelitian ini.
Tinjauan Pustaka
Hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang setelah usaha tertentu.Hasil belajar merupakan hasil interaksi belajar dan mengajar. Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie” (Muhammad, A: 2008) dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Menurut Choalpin, arti hasil belajar adalah “Hasil belajar adalah suatu tingkat tertentu yang diperoleh sebagai hasil keterampilan, kecerdasan, kesanggupan dan keterampilan dalam pekerjaan akademik yang dinilai oleh guru.
Hasil belajar dalam hal ini menekankan pada proses, yaitu segala kegiatan yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.”Nilai siswa diperoleh dari kinerja siswa sehari-hari ketika belajar. Oleh karena itu, hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai sesuai dengan kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan dan perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang memerlukan hasil belajar dalam kurun waktu tertentu.Prestasi belajar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan tes. skor atau hasil ujian. Hasil belajar yang dimaksud dalam tulisan ini di atas adalah tingkat keberhasilan siswa dalam pemahaman, penguasaan, dan keaktifan siswa setelah memperoleh pengalaman belajar dapat lebih ditingkatkan.
Berdasarkan Teori Taksonomi Bloom, hasil belajar (Indra, M:2009) dicapai dalam kerangka belajar melalui tiga kategori ranah, antara lain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kaitannya dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penelitian. Ranah kognitif: berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
Bidang Psikomotor : Hasil belajar kognitif lebih dominan dibandingkan afektif dan psikomotorik karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotorik dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Maka pembelajaran akan lebih menarik, konkrit, mudah dipahami, menghemat waktu dan tenaga serta memiliki hasil belajar yang lebih bermakna. Pada dasarnya terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar siswa di sekolah, namun pada dasarnya faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan dari luar siswa (eksternal). ). ).
Kerangka Pikir
Hipotesis Tindakan
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Lokasi dan Subjek Penelitian
- Fokus Penelitian
- ProsedurPenelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
- Indikator Keberhasilan
Seperti halnya tahapan-tahapan dalam PTK, pada siklus I diselesaikan 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a) Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran menyenangkan. Berdasarkan hasil penilaian proses pada siklus I pertemuan 1 dan 2 sebesar 56,48% mempunyai nilai kerjasama atau berada pada kategori sedang, siswa yang mempunyai tanggung jawab sebesar 52,77% atau berada pada kategori rendah, siswa yang mempunyai jawaban ketepatan sebesar 59,92% atau berada pada kategori rendah dan siswa yang aktif mengerjakan tugas sebanyak 68,51%. atau berada pada kategori tinggi. Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa dari 27 siswa kelas III SDN Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa tidak ada satupun siswa yang masuk dalam kategori sangat rendah, sebanyak 7 siswa atau 25,93% siswa berada pada kategori sangat rendah. kategori rendah, 11 siswa atau 40,74% berada pada kategori sedang, 9 siswa atau 33,33% siswa berada pada kategori tinggi dan tidak ada satupun yang berada pada kategori sangat tinggi.
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajarnya dengan kategori tuntas sebanyak 66,67% dan siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 33,33%. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi diatas, terdapat 66,67% atau 18 siswa yang belum tuntas pada materi Janji Pemuda. Walaupun indikator keberhasilan penelitian ini adalah 85% tuntas secara klasikal, namun hal ini berarti masih terdapat 18 siswa yang memerlukannya.
Seperti halnya tahapan-tahapan dalam PTK, terdapat 4 tahapan yang diselesaikan pada siklus II yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a) Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran menyenangkan. Dari hasil penilaian proses pada siklus 2 pertemuan 1 dan 2 sebesar 89,81% atau berkategori sangat tinggi siswa yang mempunyai. Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa dari 27 siswa kelas III SDN Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa tidak ada satupun siswa yang masuk kategori sangat rendah atau rendah, 4 siswa atau 14,81% berada pada kategori tinggi kategori , 4 siswa atau 14,81% siswa berada pada kategori tinggi dan 19 siswa atau 70,37% berada pada kategori sangat tinggi.
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajarnya dengan kategori tuntas sebanyak 14,81% dan siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 85,19%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Namun yang membedakan pertemuan pertama dengan pertemuan kedua adalah sub materi yang disiapkan yaitu penerapan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari. a) Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran menyenangkan. Selama proses belajar mengajar dilakukan observasi, peneliti mencatat segala sesuatu yang dialami siswa, situasi dan kondisi belajar siswa, mengisi lembar observasi berdasarkan hasil observasi, dan membuat evaluasi dalam bentuk tes hasil belajar siklus I setelah dua kali pertemuan. 43. perhatian tambahan untuk menyelesaikan pembelajaran, oleh karena itu peneliti memandang sebaiknya penelitian ini dilanjutkan pada siklus berikutnya untuk memperbaiki hal-hal yang belum maksimal dilaksanakan pada siklus I. 2. Siklus II. A.
Pertemuan kedua dengan materi Janji Pemuda pada tanggal 19 September 2014. Perencanaan pertemuan ini hampir sama dengan pertemuan sebelumnya yaitu pembuatan skenario pembelajaran (RPP), penyusunan materi pembelajaran, pembuatan lembar observasi dan evaluasi. . peralatan. Yang membedakan pertemuan pertama dengan pertemuan kedua adalah penyusunan sub materi yaitu pembelajaran tentang nilai-nilai sumpah pemuda. a) Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran menyenangkan. Observasi berlangsung pada saat proses belajar mengajar, peneliti mencatat segala sesuatu yang dialami siswa, keadaan dan kondisi belajar siswa, mengisi lembar observasi berdasarkan hasil observasi dan melakukan evaluasi dalam bentuk tes hasil belajar siklus I setelah dua kali pertemuan.
Setelah melakukan refleksi pada siklus I, diperoleh gambaran tindakan yang akan dilakukan pada siklus II sebagai perbaikan dan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Dengan perlakuan seperti ini terlihat bahwa proses pembelajaran PKn sudah sesuai dengan apa yang ada. diharapkan, dimana siswa lebih aktif dalam belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan, tidak membuat siswa bosan untuk belajar dengan cepat.
Pembahasan
Setelah penerapan II. siklus, dengan mempertimbangkan hal-hal yang masih perlu dibahas pada siklus sebelumnya, maka dilaksanakan tes akhir II. Rata-rata nilai yang dicapai siswa pada kelas II.
Hasil tes akhir pada siklus I dengan keberhasilan 33,33% pada standar KKM 70, sedangkan pada siklus II. Selain itu, ketuntasan hasil belajar PKn peserta didik setelah dilaksanakan tes pengetahuan pada akhir kelas I dan II juga mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada Tingkat I, terdapat 9 siswa dengan persentase 33,33% yang termasuk dalam kategori tuntas, dan 18 siswa dengan persentase 66,67% yang termasuk dalam kategori tuntas.
Sedangkan pada siklus II hanya 4 siswa dengan persentase 14,81% yang belum tuntas, sisanya 23 siswa dengan persentase 85,19%. Selain itu juga terjadi peningkatan kehadiran dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran menyenangkan. Kepada para peneliti Pendidikan Kewarganegaraan agar lebih optimal dalam melakukan penelitian lebih lanjut mengenai metode pembelajaran yang menyenangkan untuk memenuhi kebutuhan pedagogi akan metode yang dapat membantu mencapai tujuan pembelajaran.
Guru PKn dapat menggunakan metode pembelajaran menyenangkan sebagai salah satu alternatif dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar siswa merasa lebih termotivasi dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.
PENUTUP
Simpulan
Sebaiknya sekolah dapat memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah agar siswa dapat memanfaatkannya secara maksimal. Bagi civitas akademika yang mempunyai kewenangan melakukan penelitian terhadap pengajaran mahasiswa, hendaknya dapat memberikan ruang bagi peneliti untuk lebih berkreasi dengan tetap mendapat bimbingan dari dosen pembimbing agar hasil penelitiannya dapat dijadikan acuan untuk kemajuan ilmu pengetahuan. pendidikan di masa depan.