• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah Penelitian

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka

  • Penelitian yang Relevan
  • Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP/MTs
  • Kurikulum
  • Aspek Keterampilan Berbahasa
  • Metode Barrett Taxonomy

Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Menggunakan Metode Jigsaw Participatory pada Siswa VII. kelas Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al-Mujahidin Cikarang pada tahun ajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan membaca siswa dan untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa VII. kelas MTS Al-Mujahidin Cikarang menggunakan metode partisipasi Jigsaw Puzzle. Manfaat penelitian ini adalah pengembangan keterampilan membaca intensif dengan metode jigsaw puzzle pada siswa kelas VII. kelas di MTS Al-Mujahidin Cikarang.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membaca intensif setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode kooperatif Jigsaw. Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Menemukan Ide Utama Menggunakan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition dan Teknik Repetisi Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kalinyaman Jepara Tahun Ajaran. Tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca intensif untuk menemukan gagasan pokok siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kalinyaman Jepara setelah diterapkan metode kooperatif terintegrasi dan komposisi serta teknik pengulangan;

Berdasarkan hasil analisis data terlihat bahwa keterampilan membaca intensif menemukan gagasan pokok setelah pembelajaran menggunakan metode Collaborative Integrated Reading and Composition serta teknik repetisi terbukti meningkat. Dalam II. siklus, nilai rata-rata tes membaca intensif untuk menemukan gagasan utama adalah 75,05 atau 75,05%. Pengertian lain dari membaca intensif adalah membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan seseorang secara cermat agar dapat memahami teks yang dibacanya secara cepat dan tepat.

Membaca intensif merupakan teknik membaca yang dapat diterapkan dalam upaya mencari informasi secara detail.

Kerangka Pikir

Permasalahan tersebut terutama berkaitan dengan kebiasaan membaca tertentu, gerakan mata, motivasi, kebiasaan dan minat membaca. Untuk mengatasi permasalahan membaca, sebaiknya guru menerapkan metode membaca intensif agar siswa lebih mudah memahami isi bacaan. Sebagai salah satu keterampilan yang wajib dikembangkan di sekolah, pengembangan keterampilan membaca intensif adalah terbentuknya kemampuan memahami informasi secara kreatif dan kritis berupa gagasan, pendapat, pengalaman, pesan, dan perasaan dalam bentuk tulisan.

Dalam metode ini siswa diminta mencari informasi dan memahami bacaan dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit. Metode ini juga dapat membantu siswa untuk mampu melakukan analisis, sintesis dan mengorganisasikan ide atau informasi yang diungkapkan secara eksplisit dalam wacana.

Hipotesis Tindakan

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Subjek Penelitian
  • Faktor yang Diselidiki
  • Prosedur Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Indikator Keberhasilan

Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Reorganisasi Taksonomi Barrett untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa. Pada tahap perencanaan Siklus I, guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan doa. Guru kemudian memeriksa kehadiran siswa dan menjelaskan tujuan pembelajaran membaca intensif dengan metode Reorganisasi Taksonomi Barrett. Guru membuka pembelajaran dengan salam, dilanjutkan dengan doa. Guru kemudian menjelaskan materi membaca intensif dengan metode Reorganisasi Taksonomi Barrett.

Saat dilaksanakan kegiatan membaca intensif dengan metode Reorganisasi Taksonomi Barrett, siswa juga merasa sangat antusias. Guru memberikan salam dilanjutkan dengan doa, setelah itu guru memeriksa kehadiran siswa dan menjelaskan tujuan pembelajaran membaca intensif dengan metode Reorganisasi Taksonomi Barrett. Ketika suasana kelas sudah kondusif, guru mulai menjelaskan materi membaca intensif dengan metode Reorganisasi Taksonomi Barrett.

Dengan menggunakan angket dan wawancara, guru juga mengungkapkan pendapat siswa tentang pembelajaran membaca intensif menggunakan metode reorganisasi taksonomi Barrett. Guru dapat menyimpulkan bahwa keterampilan membaca intensif siswa meningkat dengan metode reorganisasi taksonomi Barrett. Perbandingan dengan penelitian terdahulu dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan penerapan metode reorganisasi taksonomi Barrett dalam meningkatkan keterampilan membaca intensif.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode reorganisasi taksonomi Barrett untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa VII. kelas di MTs Kaduaja. Penggunaan metode reorganisasi taksonomi Barrett dalam kegiatan membaca intensif dilakukan oleh peneliti yang bekerjasama dengan guru partisipan dalam merencanakan kegiatan pembelajaran. Permasalahan tersebut kemudian diatasi dengan menggunakan metode reorganisasi taksonomi Barrett dalam kegiatan pembelajaran membaca intensif.

Respon siswa terhadap pembelajaran membaca intensif dengan metode Barrett Taxonomy Reorganization sangat baik, terbukti dengan nilai siswa pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II yang selalu meningkat. Dengan demikian, metode Reorganisasi Taksonomi Barrett dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa dalam proses pembelajaran. 4 4.1 Siswa dapat bercerita tentang tokoh idolanya dengan (1) suara yang jelas dan intonasi yang benar, (2) lengkap dan (3) runtut (identitas, keunggulan dan alasan).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Hasil Pratindakan
  • Siklus I
  • Siklus II

Setelah guru mulai mengkondisikan kesiapan siswa dan suasana kelas mulai tenang, guru menjelaskan tujuan pembelajaran membaca intensif. Berdasarkan hasil analisis data pra tindakan terlihat bahwa nilai mean pra tindakan sebelum dilakukan metode Reorganisasi Taksonomi Barrett adalah sebesar 57,11. Dari hasil perhitungan nilai rata-rata terlihat bahwa rata-rata kemampuan membaca intensif siswa kelas VII MT Kaduaja pada pratindakan adalah 57,11.

Setelah guru menjelaskan materi, siswa membaca artikel yang disediakan dengan Metode Reorganisasi Taksonomi Barrett dan melengkapi isi artikel. Siswa hanya mempunyai waktu 5 menit untuk memahami isi artikel, selanjutnya siswa harus melakukan tindakan awal dengan menggunakan metode reorganisasi taksonomi Barrett. Berdasarkan hasil analisis data siklus I terlihat bahwa nilai rata-rata pada siklus I menggunakan metode reorganisasi taksonomi Barrett adalah 60 dengan keterangan.

Nilai siswa pada siklus I mengalami peningkatan yang cukup baik, bahkan ada siswa yang mencapai KKM yaitu 70. Meskipun terjadi peningkatan nilai rata-rata dari 57,11 menjadi 60, namun nilai tersebut masih di bawah KKM. Berdasarkan observasi di atas, sebaiknya dilakukan tindakan pada Siklus II untuk meningkatkan nilai siswa pada Siklus I.

Siswa juga dengan tenang membaca artikel yang diberikan dan mencoba mencari fakta yang ada di dalam teks. Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa harus menyimpan artikel yang telah dibacanya dan kemudian menyelesaikan tes dalam waktu 20 menit. Berdasarkan hasil analisis data siklus II terlihat bahwa nilai rata-rata pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat tinggi dari siklus I.

Nilai rata-rata pada siklus II sebesar 81,34 dengan keterangan sangat baik, sedangkan nilai rata-rata pada siklus I hanya 60 dengan keterangan cukup. Dari perhitungan skor siklus II di atas diperoleh skor rata-rata sebesar 81,34 dengan keterangan sangat baik.

Pembahasan

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh di MTs Kaduaja dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan membaca intensif menggunakan metode Barrett Taxonomy Reorganization pada siswa kelas VII MTs Kaduaja. Hal ini dapat dibuktikan dengan analisis data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II meningkat secara signifikan dibandingkan sebelum tindakan. Nilai yang diperoleh belum mencapai KKM, kemudian dilakukan tindakan pada siklus I dengan metode Reorganisasi Taksonomi Barrett sehingga nilai rata-rata yang diperoleh lebih tinggi dari nilai rata-rata sebelum tindakan yaitu 60.

Nilai rata-rata pada siklus I tidak mencapai KKM, namun pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai KKM dengan nilai rata-rata 81,34.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Tunstall and Gipps (1996) yang tercantum dalam Knight (2014) menyatakan bahwa umpan balik dibagi menjadi dua yaitu, umpan balik positif dan negatif. Umpan balik positif

= 0,000 dengan nilai signifikansi (p>0,05), ditemukan bahwa menunjukkan koefisien korelasi yang sangat rendah, artinya tidak terdapat pengaruh positif umpan

Folikel ini tumbuh lebih cepat menyekresikan lebih banyak estrogen, sehingga menyebabkan suatu efek umpan balik positif dalam folikel tunggal tersebut karena FSH

pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apa tujuan pemberian umpan balik positif pada pendidikan karakter di MIN

Sesuai dengan hasil analisis data yang telah dilakukan, dua kesimpulan pokok dari penelitian ini adalah (1) pemberian umpan balik positif dan umpan balik

− Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap kerja siswa dalam menemukan pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya tentang

Ada beberapa gejala interferensi sintaksis bahasa Daerah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar dalam tuturan lisan adalah 1 penanggalan subjek, 2

Dan pada tahap Penguatan Organisasi dan Manajemen bersinergi dalam pengembangan Sumber Daya Manusia dalam pemanfaatan Kelompok sadar wisata untuk mengelola Wisata Hutan Mangrove Desa