• Tidak ada hasil yang ditemukan

upaya meningkatkan kemampuan sains anak melalui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "upaya meningkatkan kemampuan sains anak melalui"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Masalah Penelitian

  • Identifikasi Masalah
  • Alternatif Pemecahan Masalah
  • Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, salah satu hal yang terjadi di lembaga adalah masih rendahnya pengetahuan ilmiah anak terutama dalam hal pencampuran warna, karena anak hanya mengetahui warna dasar saja. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di TK Teratai Kelompok B, peneliti akan melakukan percobaan pencampuran warna untuk meningkatkan kemampuan sains anak. Apakah metode eksperimen pencampuran warna dapat meningkatkan kemampuan sains anak di TK Teratai Desa Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa?

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi peneliti agar dapat menggunakan metode eksperimen pencampuran warna sebagai metode untuk meningkatkan kemampuan ilmiah anak.

Kajian Teori

  • Hasil Penelitian yang Relevan
  • Media Pencampuran Warna
  • Metode Eksperimen

Kegiatan sains pada anak usia 5-6 tahun hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangannya, kegiatan sains tersebut antara lain sebagai berikut. Anak usia 5-6 tahun tidak kesulitan menghubungkan sebab dan akibat yang tidak langsung terlihat, karena pikirannya bersifat transduktif. Berdasarkan bentuk-bentuk kegiatan sains untuk anak usia dini di atas, maka dapat dikatakan bahwa pengenalan bentuk-bentuk sains sederhana khususnya pada tahap usia 5-6 tahun dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan khususnya di bidang sains. pengetahuan dan keterampilan umum. sains.

Tujuan pembelajaran sains anak usia dini antara lain: 1) Membantu menumbuhkan minat mengenal dan mempelajari benda-benda dan peristiwa-peristiwa di lingkungan sekitar. Pembelajaran IPA pada anak usia dini sangatlah penting karena dapat membekali anak dengan pengetahuan tentang alam dan isinya sehingga memberikan makna bagi kehidupannya di masa depan. Jadi peran guru dalam menciptakan kegiatan pembelajaran ini menjadi faktor penentu berhasil tidaknya metode eksperimen ini.

Anak usia dini merupakan anak yang mengalami masa kanak-kanak awal, yaitu usia antara 2 sampai 6 tahun yang kemampuan emosinya akan berkembang sehingga ketika dewasa kemungkinan besar ia akan mempunyai kecerdasan. Ciri-ciri anak usia dini antara lain mempelajari keterampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan, belajar komunikasi sosial dan mengembangkan komunikasi pralinguistik berupa menangis, berceloteh, gerak tubuh dan ekspresi emosi.

Kerangka Pikir

Hipotesis Tindakan

Setiap siswa melakukan kegiatan percobaan pencampuran warna sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru. Pada fase ini guru memuji siswa dan membicarakan kegiatan yang dilakukan. Guru bertanya tentang perasaan siswa setelah mereka melakukannya. Guru kemudian membagikan alat dan bahan untuk digunakan siswa dalam mencampur warna.Setiap siswa melakukan kegiatan percobaan pencampuran warna.

Penguasaan materi guru dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan percobaan pencampuran warna. Keberhasilan proses peningkatan keterampilan sains melalui metode eksperimen pencampuran warna pada siswa kelompok B yang dilakukan oleh guru dapat dilihat dari lembar observasi. Proses kegiatan peningkatan kemampuan ilmiah melalui metode pencampuran warna tidak mengalami peningkatan kemampuan ilmiah siswa secara signifikan.

Pada peringkat ini, guru memberi pujian kepada murid dan bercerita tentang aktiviti yang dilakukan, guru bertanyakan perasaan murid selepas melakukan aktiviti mencampur warna. Pada peringkat ini, guru memberi pujian kepada murid dan bercerita tentang aktiviti yang dilakukan, guru bertanyakan perasaan murid selepas melakukan aktiviti mencampur warna. Kajian tindakan kelas ini berlangsung dalam dua kitaran, aktiviti ini dijalankan untuk meningkatkan keupayaan sains melalui kaedah eksperimen percampuran warna pada pelajar di Taman Kanak-Kanak Teratai Desa Bontobuddung, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa.

Kegiatan pencampuran warna ini dapat menarik perhatian siswa untuk melakukan kegiatan percobaan pencampuran warna. Dari hasil penelitian peningkatan kemampuan IPA anak dengan metode eksperimen mencampur warna siswa pada siklus I mencapai (41,59%), yang berarti masih dalam kriteria perkembangan awal (MB), sedangkan pada siklus kedua siklus tercapai (77,75%). ), artinya sudah berada pada kriteria berkembang sangat baik (BSB). Oleh karena itu penelitian tentang peningkatan keterampilan sains melalui metode eksperimen pencampuran warna siswa kelompok B di TK Teratai Desa Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa mengalami peningkatan dan mencapai standar yang telah ditentukan.

Hasil peningkatan keterampilan IPA dengan metode eksperimen pencampuran warna siswa berdasarkan hasil observasi I. dan II. siklus ditunjukkan pada tabel berikut. Dimana hasil tindakan siklus I sebanyak 7 orang siswa yang masih dalam kriteria awal perkembangan (MB) dengan persentase siswa dalam kriteria perkembangan sesuai harapan (BSH) dengan persentase (22,22%) dan tidak ada siswa yang memenuhi kriteria awal perkembangan (MB). belum mencapai kriteria pembangunan sangat baik (BSB). Dalam II. pada siklus tersebut kemampuan siswa meningkat, pada kriteria pengembangan sesuai harapan (BSH) berjumlah 5 siswa dengan persentase (55,55%), dan pada kriteria sangat baik (BSB) berjumlah 4 siswa dengan persentase. sebesar (44,44%).

Berdasarkan hasil penelitian pada Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan bahwa kegiatan eksperimen pencampuran warna dapat meningkatkan keterampilan sains siswa kelompok B TK Teratai Desa Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Pada siklus I keterampilan mencampur warna ilmiah siswa berada pada kriteria berkembang dengan persentase (41,59%), dan pada siklus II keterampilan mencampur warna ilmiah siswa meningkat pada kriteria berkembang sangat baik dengan persentase (77,75%).

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas  E.  Instrumen Penelitian
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas E. Instrumen Penelitian

METODE PENELITIAN

Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian

Faktor yang Diselidiki

Dimulai dari kegiatan awal, esensial dan akhir, dimana pada kegiatan dasar siswa melakukan kegiatan percobaan pencampuran warna dengan menggunakan pewarna makanan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan ilmiah anak. Meneliti penggunaan metode eksperimen dengan mencampurkan warna menggunakan pewarna makanan yang dapat meningkatkan kemampuan sains anak.

Prosedur Penelitian

Kegiatan awal dalam pembelajaran ini adalah mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran, mengembangkan persepsi berupa tanya jawab tentang topik yang akan dibahas hari ini dan guru memberikan penjelasan tentang kegiatan belajar mengajar. . yang akan dilakukan yaitu percobaan dengan menggunakan bahan pewarna makanan. Pada kegiatan dasar siswa melakukan percobaan pencampuran warna dengan menggunakan pewarna makanan yang terdiri dari beberapa warna yaitu merah, kuning, hijau dan biru. Pada kegiatan akhir/penutup, guru bersama anak melakukan recall terhadap proses belajar mengajar yang telah berlangsung.

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dengan cara mengamati hasil tindakan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran eksperimen dengan menggunakan alat pewarna makanan.Observasi juga dapat dilakukan untuk melihat kekurangan-kekurangan yang terjadi pada saat tindakan agar dapat diperbaiki pada siklus berikutnya. . Refleksi adalah mengingat dan merefleksikan suatu tindakan persis seperti yang tercatat dalam observasi. Refleksi merupakan kegiatan menganalisis tindakan dan observasi yang dilakukan pada siklus I untuk mengidentifikasi kendala atau permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran dan akan diperbaiki pada siklus berikutnya.

Instrumen Penelitian

Dokumen adalah suatu catatan tertulis yang isinya merupakan keterangan tertulis yang dibuat oleh seseorang atau suatu lembaga untuk kepentingan penyidikan suatu peristiwa, dan berguna sebagai sumber data, bukti, informasi alam yang sulit diperoleh, sulit diperoleh. untuk menemukan dan membuka peluang untuk lebih memperluas pengetahuan tentang sesuatu yang diteliti.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian di TK Teratai, Desa Bontobuddung, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa, teknik observasi digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan sains anak meningkat ketika dilakukan kegiatan pencampuran warna. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian, melainkan melalui dokumen. Pada penelitian di TK Teratai Desa Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa digunakan observasi untuk mengetahui peningkatan kemampuan sains anak menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan media pewarna makanan.

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau mencatat jawaban responden. Wawancara langsung dilakukan terhadap orang yang menjadi sumber data dan dilakukan tanpa perantara, baik mengenai dirinya maupun mengenai segala sesuatu yang menyangkut dirinya guna mengumpulkan data-data yang diperlukan. Wawancara dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang peningkatan kemampuan ilmiah anak dengan menggunakan metode eksperimen.

Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada guru dan kepala TK Teratai Desa Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Kendala yang dialami guru adalah penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan sains anak masih kurang menarik untuk menjadi pusat perhatian anak, sehingga masih terdapat anak yang belum dapat berkonsentrasi dengan baik dalam pembelajaran. adalah pernyataan tertulis yang dibuat oleh seseorang atau lembaga mengenai persyaratan pengujian.

Dalam penelitian ini dokumentasinya berupa gambar, ketika anak memperhatikan guru dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung, hal ini berkaitan dengan perkembangan kemampuan ilmiah anak dan pencapaian hasil belajar yang dilaksanakan.

Tabel 3.1 Instrumen Wawancara Untuk Guru
Tabel 3.1 Instrumen Wawancara Untuk Guru

Teknik Analisis Data

Jadi terlihat bahwa pada siklus II melalui kegiatan eksperimen pencampuran warna siswa mengalami peningkatan menjadi 77,75% sehingga meningkatkan kriteria perkembangan sangat baik (BSB).

Tabel 3.2  Kriteria Penilaian Anak
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Anak

Indikator Keberhasilan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan

Dari tabel rekapitulasi di atas, kita dapat memahami data dari I. dan II. Aktivitas eksperimen mencampur warna sebagai tindakan guru dan peneliti tidak mengalami peningkatan pada siswa pada siklus I. Upaya meningkatkan kemampuan sains anak melalui metode eksperimen pencampuran warna kapiler menggunakan pewarna tisu dan makanan pada siswa kelompok B di RA Diponegoro Ponjen Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga Semester Genap Tahun Pelajaran 2015-2016.

Peningkatan keterampilan sains melalui kegiatan pencampuran warna pada anak kelompok B TK Siwi Pertiwi Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019. Guru menyemangati dan memotivasi siswa yang belum bermain baik. Guru memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa yang belum dapat bermain dengan baik. Apa yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan sains anak. Guru melakukan metode eksperimen dengan menggunakan media mewarnai untuk meningkatkan kemampuan sains anak.

HASIL PENGAMATAN PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMIAH ANAK MELALUI METODE EKSPERIMENTAL PENCAMPURAN WARNA MENGGUNAKAN PEWARNA MAKANAN PADA KELOMPOK B DI TK.

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II, Upaya  Meningkatkan Kemampuan Sains Anak Melalui Metode Eksperimen  Pencampuran Warna pada Kelompok B Taman Kanak-kanak Teratai Desa
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II, Upaya Meningkatkan Kemampuan Sains Anak Melalui Metode Eksperimen Pencampuran Warna pada Kelompok B Taman Kanak-kanak Teratai Desa

SIMPULAN DAN SARAN

Saran

BSB (4) : Berkembang sangat baik (anak dapat mencocokkan pewarna makanan dengan warna wadah) BSH (3) : Berkembang sesuai dengan yang diharapkan (Anak dapat mencocokkan pewarna makanan dengan warna wadah) MB (2) : Mulai berkembang (Anak-anak mulai mencocokkan pewarna makanan dengan warna kemasan). Tidak : Guru tidak memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa yang belum bermain dengan baik.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ..................................................................
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas  E.  Instrumen Penelitian
Tabel 3.1 Instrumen Wawancara Untuk Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan ini berdasarkan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini PAUD adalah suatu