Nama: Kezia Asher Renita Ariyanto Kelas: C
NIM: K7622068
Prodi: Pendidikan Ekonomi
UTS BIMBINGAN KONSELING Soal:
1. Bimbingan dan konseling dikatakan sebagai bagian yang integral dalam dunia
pendidikan. Mohon Gambarkan Bagaimana kondisi tersebut diterjemahkan dalam sebuah sekolah, gunakan referensi yang mencukupi.
2. Saudara dididik untuk menjadi guru mata pelajaran. Jelaskan mengapa saudara harus memahami tentang bimbingan dan konseling. Mohon didukung dengan referensi yang memadai.
3. Dalam bimbingan dan konseling diperlukan asas kerahasiaan. Sejauh apakah asas tersebut digunakan? Mohon didukung dengan referensi yang memadai.
4. Jika di sekolah saudara tidak ada guru BK, padahal layanan bk harus dilakukan, maka apa yang akan saudara lakukan sebagai guru mata pelajaran? Mohon didukung dengan
referensi yang memadai.
Jawab
1. Bimbingan konseling berkedudukan sebagai bagian internal artinya segala keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah dalam pelaksanaannya mempunyai beberapa pola
operasionalnya di mana fungsi sekolah tidak hanya untuk memberikan pembelajaran bagi siswa tetapi juga mempersiapkan siswa memenuhi tuntutan yang mengikuti perubahan masyarakat sehingga kedudukan BK ini harus mampu menyelesaikan masalah-masalah peserta didik (Lase, 2018). Bimbingan konseling juga harus memberikan layanan yang membantu siswa untuk terlepas dari masalah kesehatan mental (Wibowo, 2021).
Sehingga dalam pelaksanaannya BK harus berperan sesuai dengan zaman dan
memberikan solusi dan cara yang sesuai dengan zaman yang dialami oleh peserta didik juga. Contohnya adalah dengan menggunakan konseling secara online melalui aplikasi Zoom atau aplikasi chat WhatsApp. Melalui cara itu guru BK mampu memberikan layanan konseling di mana saja. Ketika memberikan konseling guru juga dapat
menggunakan bahasa yang sesuai dengan zamannya. Guru bisa memberikan emoticon atau stiker pada memberikan layanan bk melalui aplikasi chatting. Guru BK juga harus dituntut update terkait masalah yang kira-kira sedang dihadapi oleh kebanyakan siswa di sekolahnya. Hal itu akan memudahkan guru BK memberikan layanan konseling dan melakukan pendekatan Individual terhadap siswa. Dengan ini sekolah tidak hanya
mampu memberikan pelayanan pembelajaran tetapi juga ada transfer sikap dan moral juga kebutuhan kesehatan mental siswa terpenuhi.
2. Guru mata pelajaran harus mengerti dan memahami bimbingan konseling agar guru mata pelajaran mampu mengerti fungsi guru BK sebenarnya yang tidak hanya menjadikan guru BK menjadi polisi sekolah tetapi juga bisa menjadi komunikator pendidikan agar ke perjalanan kependidikan berlangsung dengan baik dan lancar (Astiti, dkk, 2018). Guru mata pelajaran juga mampu berkolaborasi dengan guru bimbingan konseling untuk mengatasi permasalahan siswa bersama-sama (Rahmawati, dkk, 2020). Contohnya guru mata pelajaran dapat berkolaborasi dengan guru BK terkait dengan gaya belajar siswa sehingga guru mata pelajaran Mampu menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan gaya belajar siswa. Guru mata pelajaran dan guru BK juga dapat bersama-sama menyalurkan kepribadian kepada siswa. Selain itu di dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 menyatakan bahwa guru harus memiliki beberapa kompetensi diantaranya kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian. Guru harus memahami BK agar kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian ini juga mampu tersalurkan kepada siswa sehingga dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
3. Menurut Pramesti, dkk (2023) asas kerahasiaan adalah salah satu asas BK yang harus dilaksanakan. Asas ini berarti bahwa seorang konselor dituntut untuk membahagiakan sejumlah data dan keterangan peserta didik sehingga tidak diketahui oleh orang lain.
Sehingga seorang guru BK harus mampu menjaga kerahasiaan itu agar tetap benar-benar terjamin. Asas kerahasiaan ini bertujuan untuk memberikan kepercayaan peserta didik kepada konselor agar dapat menceritakan masalahnya sehingga konselor dapat berperan maksimal dalam memberikan konseling. Ketika peserta didik percaya kepada guru BK yang menerapkan asas kerahasiaan ini maka terjadi timbulnya minat peserta didik untuk mengikuti pelayanan ke konseling. Tetapi kerahasiaan ini mempunyai batasan-batasan yang harus dipertimbangkan antara kepentingan dari sekolah atau lembaga pendidikan dan kepentingan dari peserta didik itu sendiri. Syamila & Marjo (2022) konselor memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan arti kerahasiaan pada saat konseling. Asas kerahasiaan ini penting karena adanya etika profesi konselor cukup memberikan
perhatian lebih tentang privasi konseling, sebab akan menyangkut pada keamanan dan kenyamanan dalam menerima layanan konseling. Maknanya seorang konselor atau guru BK harus menjelaskan terlebih dahulu kepada peserta didik tentang asas kerahasiaan itu sendiri dan bagaimana cara penerapannya sehingga pelayanan konseling dapat berjalan dengan baik.
4. Jika guru BK tidak ada di sekolah tetapi layanan BK harus dilakukan maka ini akan saya lakukan sebagai guru mata pelajaran adalah mencoba melaksanakan tugas dan fungsi BK.
Saya akan melakukan manajemen terkait bimbingan dan konseling yang melalui beberapa tahapan yang pertama perencanaan untuk menganalisis kebutuhan siswa yang nantinya bisa saya pakai juga untuk mengajar seperti analisis kebutuhan belajar, analisis latar belakang siswa dan lainnya. Dengan perencanaan tersebut maka saya bisa
melakukan pengorganisasian terkait dengan tugas BK yaitu menangani berbagai macam permasalahan yang terjadi pada siswa baik dalam proses belajar mengajar atau di luar proses tersebut. Ketika terjadi sebuah masalah maka yang harus saya lakukan adalah mencoba membantu siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan bantuan guru BK dan memberikan saran terhadap langkah yang tepat untuk penyelesaian masalah.
Tahapan tersebut disebut dengan actuating. Selanjutnya saya akan melakukan evaluasi terhadap kinerja saya untuk memenuhi layanan BK tersebut (Rahmadani, dkk, 2021).
Sebagai wali kelas, saya bisa meningkatkan tingkat keterlibatan saya sebagai wali kelas dalam mengatasi permasalahan siswa dan memberikan solusi yang tepat. Ketika
partisipatif saya terhadap perjalanan kelas lebih besar maka saya akan dapat mengatasi masalah siswa yang bervariasi seperti pengalaman, motivasi, dan kemampuan belajar siswa. Perhatian dan keterlibatan juga dukungan dari wali kelas akan membantu siswa dalam mengatasi masalah dan mencapai hasil yang lebih baik. Seorang Wali Kelas juga dapat lebih aktif dalam mengawasi siswa dalam melaksanakan tugas wali kelas seperti pengelolaan absensi, penilaian siswa, dan pemberian penghargaan dan sanksi. Ketika tugas wali kelas ini dilaksanakan dengan baik dan maksimal maka akan berdampak pada motivasi dan prestasi siswa yang lebih baik. Ketika terdapat masalah yang terjadi pada siswa, wali kelas akan jauh lebih mengetahui tentang permasalahan tersebut sehingga sebagai wali kelas saya bisa melaksanakan tugas BK untuk menyelesaikan permasalahan siswa. Dan yang terakhir ketika saya menjadi wali kelas yang aktif untuk siswa maka hal itu akan meningkatkan kualitas pembelajaran siswa, kedisiplinan siswa memperkuat hubungan antara siswa dan guru lainnya dan dapat mampu membantu mengatasi permasalahan sosial dan emosional siswa di sekolah (Ali, dkk, 2023).
DAFTAR PUSTAKA
Ali, R., Imron, A., & Sunarni, S. (2023). Optimalisasi Peran Dan Fungsi Wali Kelas Dalam Manajemen Peserta Didik Di Sekola. Proceedings Series of Educational Studies, 1(1).
Astiti, P., Suminar, J. R., & Rahmat, A. (2018). Konstruksi identitas guru bimbingan konseling sebagai komunikator pendidikan. Jurnal Kajian Komunikasi, 6(1), 1-9.
Lase, B. P. (2018). Posisi dan urgensi bimbingan konseling dalam praktik pendidikan. Warta Dharmawangsa, (58).
Pramesti, K. S. A., Suranata, K., & Dharsana, I. K. (2023). Keterlaksanaan asas kerahasiaan dalam konseling pada peserta didik dengan kondisi broken home. Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 9(1), 77-83.
Rahmadani, R., Neviyarni, N., & Firman, F. (2021). Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(2), 2973-2977.
Rahmawati, N. R., Izazi, S. Z., Muna, N., Ni’mah, U., & Fawzi, T. (2020). Bentuk kolaborasi guru bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran dalam mengatasi permasalahan peserta didik. Al-Tazkiah: Jurnal Ilmiah dalam Kajian Bimbingan dan Konseling Islam, 9(2), 155-172.
Syamila, D., & Marjo, H. K. (2022). Etika Profesi Bimbingan dan Konseling: Konseling Kelompok Online dan Asas Kerahasiaan. Jurnal Paedagogy, 9(1), 116-123.
Wibowo, A. E. (2021). Keterampilan E-Counseling Bagi Konselor Pendidikan Dalam Meningkatkan Layanan Bimbingan Konseling Di Sekolah Pada Era Digital 5.0. QUANTA: Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan, 5(2), 67-78.