• Tidak ada hasil yang ditemukan

uu - JDIH - ppatk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "uu - JDIH - ppatk"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Kepada Yth:

Seluruh Pihak Pelapor

SURAT EDARAN NOMOR 05 TAHUN 2023

TENTANG

INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

1. Latar Belakang

Sesuai dengan ketentuan Pasal 41 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU) , Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memiliki kewenangan untuk mengeluarkan pedoman identifikasi transaksi keuangan yang mencurigakan bagi pihak pelapor.

Kewenangan PPATK dimaksud sebagai salah satu bentuk dukungan PPATK atas penerapan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (UU TPPT) yang menyatakan salah satu bentuk upaya pencegahan tindak pidana pendanaan terorisme dilakukan melalui pelaporan transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme kepada PPATK.

Selanjutnya, dalam melaksanakan kewenangan tersebut, PPATK telah menetapkan Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER­

I1j1.02jPPATKj06j2013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala PPATK !'Jomor: PER-04j 1.02jPPATKj03j2014, serta menetapkan Surat Edaran Kepala PPATK Nomor: SE-03j 1.02jPPATKj05j 15 mengenai identifikasi transaksi keuangan mencurigakan yang didalamnya memuat indikator umum transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme.

7R __ \:.-uu ...

(2)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 2 ­

UU TPPT memberikan definisi pendanaan terorisme, yaitu segala perbuatan dalam rangka menyediakan, mengumpulkan, memberikan, atau meminjamkan Dana, baik langsung maupun tidak langsung, dengan maksud untuk digunakan danl atau yang diketahui akan digunakan untuk melakukan kegiatan terorisme, organisasi teroris, atau teroris.

Berdasarkan definisi dan lingkup pendanaan terorisme yang diatur dalam UU TPPT, pihak pelapor harus mampu melakukan identifikasi transaksi keuangan mencurigakan terkait tindak pidana terorisme yang berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 6 UU TPPT menyatakan transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme adalah:

a. transaksi keuangan dengan maksud untuk digunakan danlatau yang diketahui akan digunakan untuk melakukan tindak pidana terorisme;

atau

b. transaksi yang melibatkan setiap orang yang berdasarkan daftar terduga teroris dan organisasi teroris.

Selain itu, salah satu upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pendanaan terorisme dilakukan melalui kerja sama pertukaran informasi guna penelusuran dana yang bertujuan untuk digunakan untuk aktivitas terorisme. Kerja sama tersebut melibatkan antara instansi penegak hukum, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dan- lembaga lain yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pendanaan terorisme melalui sistem informasi terduga pendanaan terorisme (SIPENDAR).

Pihak pelapor memiliki kewajiban dalam melakukan pengayaan daftar pantau terduga pendanaan terorisme sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 12 Peraturan PPATK Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sistem Informasi Terduga Pendanaan Terorisme. Berdasarkan ketentuan tersebut, dalam hal pihak pelapor menemukan penggunajasa merupakan pihak yang tercantum dalam daftar pantau terduga pendanaan terorisme, pihak pelapor harus melakukan analisis lebih mendalam dengan mengidentifikasi transaksi keuangan yang memenuhi salah satu atau seluruh unsur transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme.

'0\ ~ \t

Dalam ...

(3)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 3 -

Dalam perkembangannya, PPATK berdasarkan hasil analisis, pemeriksaan, dan riset tipologi menemukan adanya indikator baru dari transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme, sehingga PPATK memandang perlu untuk menyusun indikator transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme sehingga dapat membantu pihak pelapor dalam menganalisis ada atau tidaknya unsur transaksi keuangan meilcurigakan terkait pendanaan terorisme. Pedoman ini juga diharapkan menjadi salah satu langkah pihak pelapor untuk optimalisasi upaya pendeteksian adanya indikasi penyalahgunaan transaksi keuangan yang berpotensi digunakan dalam tindak pidana pendanaan terorisme yang harus dilaporkan sebagai laporan transaksi keuangan mencurigakart terkait pendanaan terorisme kepada PPATK.

2. Maksud Dan Tujuan

Surat Edaran ini dimaksudkan untuk memudahkan pihak pelapor dalam melaksanakan identifikasi transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme berdasarkan Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-ll/ 1.02/PPATK/06/20l3 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-04/1.02/PPATK/03/20l4, serta menetapkan Surat Edaran Kepala PPATK Nomor: SE­

03/ 1.02/PPATK/05/ 15 mengenai identifikasi transaksi keuangan mencurigakan.

Surat Edaran ini bertujuan agar pihak pelapor dalam melaksanakan identifikasi transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme harus berpedoman pada Surat Edaran ini, baik dalam menyusun, menetapkan, maupun melakukan pemutakhiran atas indikator transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme atas transaksi yang dilakukan oleh pengguna jasa. Identifikasi transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme yang dilakukan secara memadai akan meningkatkan kualitas dan kuantitas laporan transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme yang disampaikan kepada PPATK sehingga memberikan nilai tambah dan

~ r\t-

bermanfaat ...

(4)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN - 4 ­

bermanfaat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan TPPT di Indonesia.

3. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang;

b. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme;

c. Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan;

d. Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-Ill 1.02 I PPATKI 06/2013 tentang Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Penyedia Jasa Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-041 1.02 I PPATKI 03 I 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-Ill 1.02 I PPATKI 061 2013 tentang Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Penyedia Jasa Keuangan;

e. Peraturan PPATK Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sistem Informasi Terduga Pendanaan Terorisme; dan

f. Surat Edaran Kepala PPATK Nomor: SE-031 1.02/pPATK/051 15 tentang Indikator Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Penyedia Jasa Keuangan.

4. lsi Edaran

a. Identifikasi Adanya Transaksi Keuangan Mencurigakan Terkait Pendanaan Terorisme

1) Dalam rangka melakukan identifikasi adanya indikator transaksi keuangan mencurigakan terkait tindak pidana pendanaan terorisme, pihak pelapor harus memiliki atau mengetahui paling sedikit sebagai berikut:

a) informasi mengenai pengguna Jasa pada tahap orientasi pengguna jasa (customer onboarding), antara lain:

0<~.t-

i. profil ...

(5)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN - 5 ­

i. profil, karekteristik pekerjaan dan sumber dana pengguna jasa;

ii. penerima manfaat (Beneficial Owner);

iii. produk dan layanan yang akan digunakan;

iv. aktivitas rekening yang diantisipasi;

v. peringkat penilaian risiko pengguna jasa oleh Pihak Pelapor; dan

VI. informasi lain dari staf front office, relationship manager,

dan staf terkait lainnya.

b) informasi mengenai Daftar Terduga Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris (DTTOT) yang dipublikasikan oleh PPATK dan Lembaga Pengawas dan Pengatur (LPP);

c) informasi mengenai daftar terduga teroris dan organisasi teroris yang dipublikasikan oleh otoritas negara lain, misalnya domestic list terkait teroris dan organisasi teroris yang dikeluarkan oleh Office of Foreign Assets Control (OFAC) Amerika Serikat yang tercantum dalam Specially Designated Nationals and Blocked Persons List (SD N List); dan

d) informasi mengenai daftar pantau terduga pendanaan terorisme yang disampaikan oleh PPATK melalui aplikasi Sistem Informasi Terduga Pendanaan Terorisme (SIPENDAR).

2) Pihak pelapor harus memastikan kegiatan usaha telah sejalan dengan kebijakan dan prosedur penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme terlaksana dengan baik sesuai dengan peraturan perundang­

undangan, termasuk ketentuan yang ditetapkan oleh LPP.

Kebijakan dan prosedur atas penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorsime, meliputi:

a) identifikasi dan verifikasi pengguna j asa.

b) identifikasi dan verifikasi beneficial owner.

c) penutupan hubungan usaha atau penolakan transaksi.

0Z-\.t.-

d) pengelolaan ...

(6)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 6 ­

d) pengelolaan risiko pencucian uang yang berkelanjutan terkait dengan penggunajasa, negara, produk danjasa serta jaringan distribusi (delivery channels);

e) pemeliharaan data yang akurat terkait dengan transaksi, penatausahaan proses customer due diligence atau penerapan prinsip mengenali pengguna jasa, dan penatausahaan kebijakan dan prosedur;

f) pengkinian dan pemantauan;

g) pelaporan kepada pejabat senior, Direksi dan Dewan Komisaris terkait pelaksanaan kebijakan dan prosedur penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme, atau penerapan prinsip mengenali pengguna jasa ; dan

h) pelaporan kepada PPATK.

3) Dalam melakukan identifikasi adanya indikator transaksi keuangan terkait pendanaan terorisme, pihak pelapor harus melakukan upaya-upaya paling kurang sebagai berikut:

a) memiliki sistem pemantauan transaksi sebagai bagian dari aktivitas transaksi yang dilakukan. Pemantauan transaksi tersebut bertujuan untuk memberikan peringatan (alert) kepada pihak pelapor terhadap aktivitas atau transaksi tidak wajar (unusual transaction) untuk proses pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut;

b) menetapkan indikator atau red flags transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme;

c) rnelakukan proses pemeriksaan (screening) atas transaksi keuangan yang menjadi temuan red flags yang relevan, antara lain:

i. melakukan pemeriksaan temuan red flags sebelum melanjutkan transaksi, dan mendokumentasikan dengan jelas atas alasan untuk setiap keputusan yang dibuat;

~

-\. ii. mengidentifikasikan ...

(7)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN - 7 ­

11. mengidentifikasi pengguna jasa dan transaksi yang

dinilai termasuk dalan risiko tinggi dan menerapkan uji tuntas lanjut (enhanced due diligence/EDD) dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan mengenai penerapan prinsip mengenali pengguna jasa atau penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme yang dikeluarkan oleh. Pihak pelapor harus menerapkan EDD, dalam hal:

1. jenis transaksi yang dilakukan, informasi pengguna jasa baik penerimaan maupun pengiriman dana, dan faktor relevan lainnya diduga terkait pendanaan terorisme; danl atau 2. negara dan yurisdiksi transaksi pengguna j asa

diduga terkait dengan hubungan transaksi baik langsung maupun tidak langsung terkait dugaan pendanaan terorisme.

d) memanfaatkan informasi uji tuntas penggunajasa (customer due diligencelCDD) untuk menilai transaksi yang dilakukan sesuai atau tidak sesuai dengan profil atau latar belakang pengguna jasa, serta terindikasi atau tidak terindikasi pendanaan terorisme;

e) IT1engimplementasikan sistem informasi yang dapat menangkap pola transaksi atau aktivitas pengguna jasa yang terindikasi pendanaan terorisme, misalnya transaksi yang melibatkan negara dan yurisdiksi berisiko tinggi;

f) mengidentifikasi dan memeriksa pihak yang terkait dengan transaksi dan informasi lain yang terkandung dalam dokumen transaksi terhadap DTTOT atau domestic list terduga teroris dan organisasi teroris negara lain;

g) memperoleh dan meninjau dokumen transaksi yang mendasari dilakukannya transaksi yang diduga terindikasi

p~ndanaan terorisme;

&. _\~

h) melakukan ...

(8)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 8 ­

h) melakukan kunjungan (onsite visit) kepada pengguna jasa yang teridentifikasi melakukan transaksi tidak wajar, apabila diperlukan;

i) memastikan informasi baru terkait aktivitas transaksi penggunajasa yang diduga terindikasi pendanaan terorisme dapat ditangkap oleh sistem dan dilakukan pemeriksaan;

j) menetapkan tindak lanjut terhadap pengguna jasa apabila informasi atau dokumen yang diminta oleh pihak pelapor tidak diberikan atau tidak tersedia pihak pelapor harus mengambil langkah-langkah yang wajar untuk mendapatkan informasi yang relevan dan dokumen pendukung yang diperlukan; dan

k) memastikan red flags diperbarui secara berkala dan mudah diakses oleh seluruh lini pihak pelapor yang memiliki tugas menerapkan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme, atau menerapkan prinsip mengenali pengguna jasa.

b. Indikator Transaksi Keuangan Mencurigakan Terkait Pendanaan Terorisme

Adapun indikator transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme, terdiri dari transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction) dan aktivitas mencurigakan (suspicious activity) terkait pendanaan terorisme, antara lain:

UNSUR TRANSAKSI KEUANGAN

MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN

TERORISME

INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

Transaksi keuangan dengan maksud untuk

1. Pemilik rekening atas nama orang/ entitas yang terkait dengan

CO( - \;.-.

UNSUR ...

(9)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 9 ­ UNSUR TRANSAKSI

KEUANGAN

MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN

TERORISME digunakan dan/ atau yang

diketahui akan digunakan untuk melakukan tindak pidana terorisme

organisasi teroris atau memiliki ideologi yang sama dengan organisasi teroris.

2. Orang/entitas melakukan transaksi untuk penjualan/pembelian mata uang virtual secara langsung atau melalui perantara mata uang virtual (peer-to-peer) secara over the counter (OTC) yang memungkinkan peningkatan anonimitas.

3. Orang yang mengirim/menerima wire transfer sering kali memiliki variasi alamat atau nomor kontak saat melakukan transaksi.

4. Orang/ entitas yang menerima atau mengirimkan dana melalui WIre transfer kepada pihak-pihak yang tidak terkait dengan bidang usahanya.

5. Transaksi yang dilakukan dalam rekening organisasi nirlaba atau amal yang tidak memiliki alasan ekonomi atau masuk akal yang jelas dan transaksi tersebut tampaknya tidak sesuai dengan kegiatan bisnis reguler organisasi.

6. Penggunaan rekening organisasi nirlaba atau badan amal untuk mengumpulkan dana untuk transfer

€)Z -\Ii-

UNSUR ...

(10)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 10 ­ UNSUR TRANSAKSI

KEUANGAN

MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN

TERORISME

langsung ke sejumlah keeil penerima manfaat asing/ domestik.

7. Pergerakan dana ke / dari daerah yang sering melakukan kegiatan militer dan terorisme oleh organisasi nirlaba.

8. Wire transfer yang dilakukan di rekening organisasi nirlaba ke / dari yurisdiksi berisiko tinggi atau ke negara-negara yang menjadi perhatian khusus.

9. Organisasi nirlaba terlibat dalam kegiatan amal di bidang konflik atau yurisdiksi berisiko tinggi.

10. Volume aktivitas berbasis uang tunai yang tinggi terlihat di rekening organisasi nirlaba tanpa alasan ekonomi atau masuk akal.

11. Profil media sosial orang/ entitas mendukung ekstremisme kekerasan atau radikalisasi attau menganeam keamanan nasional/keselamatan publik.

12. Orang/ entitas yang diindikasikan sebagai aneaman terhadap keamanan nasional oleh lembaga penegak hukum atau sedang diselidiki oleh lembaga tersebut.

~_\t-

UNSUR ...

(11)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 11 ­ UNSUR TRANSAKSI

KEUANGAN

MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN

TERORISME

13. Orang/entitas yang melakukan transaksi dengan pihak yang berurusan dengan bahan kimia yang biasanya tidak terkait dengan bidang usahanya.

14. Transaksi dengan negara yang memiliki hubungan yang kuat (seperti pendanaan atau dukungan lain) dengan kegiatan teroris,

15. Transfer berulang atau besar dari atau ke negara yang mengalami masalah, gangguan politik atau keamanan.

16. Meningkatnya jumlah transfer ke luar negeri atau ke dalarn (wilayah konflik) tanpa alasan yang jelas

17. Transaksi dimulai dari alamat IP yang tidak tepercaya, alamat IP dari yurisdiksi yang dikenai sanksi, atau alamat IP yang sebelumnya ditandai sebagai mencurigakan.

18. Pengguna jasa telah memberikan dokumen palsu atau telah mengedit foto danlatau dokumen identifikasi sebagai bagian dari proses identifikasi.

19. Perbedaan muncul antara alamat IP yang terkait dengan profil pengguna jasa dan alamat IP dari mana transaksi dimulai.

0z -\.

UNSUR ...

(12)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 12 ­ UNSUR TRANSAKSI

KEUANGAN

MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

INDIKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN

TERORISME

20. Pegawai/direktur/penanda tangan/

pemilik manfaat dari Korporasi yang didapati sebagai rekan dekat dari orang/entitas yang terlarang.

21. Bendahara atau karyawan organisasi nirlaba menarik uang dari rekening organisasi nirlaba dan memasukannya ke rekening pribadi yang bersangkutan, kemudian mengirimkan sebagian dananya ke rekening tersangka teroris.

22. Terdapat aliran dana dari kantor utama organisasi nirlaba asing yang berada di negara berisiko tinggi kasus terorisme, kepada cabang organisasi nirlaba asing yang berada di Indonesia kemudian dana tersebut mengalir kembali ke organisasi nirlaba lokal yang berlokasi di daerah berisiko tinggi terhadap aksi terorisme dan/atau aktivitas organisasi terorisme di Indonesia.

23. Organisasi nirlaba melakukan penarikan dana secara tunai diluar kebiasaan dalam jumlah besar khususnya setelah bank menolak untuk mentransferkan dana tersebut ke luar negeri (yang berpotensi

~ -\~

UNSlTR ...

(13)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 13 ­ UNSUR TRANSAKSI

KEUANGAN

MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN

TERORISME

memicu terjadinya penyelundupan uang tunai lintas batas negara).

24. Terdapat aliran dana masuk ke rekening organisasi nirlaba (melalui transaksi domestik atau internasional) yang keterangan transaksinya mengandung kata/istilah yang berkaitan dengan ekstrimisme dan ideologi teroris contohnya "ghanimah"

atau "fa'i/fai" (memperoleh dana dengan cara merampas) atau

"mujahid/ mujaheed/ mujahideen"

(istilah terkait seseorang yang melakukanjihad) dan atau keterangan lainnya "janda dan yatim mujahid"

25. Organisasi nirlaba tidak dapat menjelaskan dan atau minim dokumen pendukung ketika pihak bank menanyakan alasan/tujuan mentransferkan dananya ke wilayah atau kepada pihak berisiko tinggi terorisme.

26. Rekening organisasi nirlaba menunjukan adanya peningkatan aliran dana masuk dan atau transaksi yang tidak dapat dij elaskan sumber asal dananya.

fJ.. ~ \it-

UNSUR ...

(14)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 14 ­ UNSUR TRANSAKSI

KEUANGAN

MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

INDIKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN

TERORISME

27. Organisasi nirlaba menggunakan skema transaksi perbankan atau jaringan keuangan yang rumit untuk kebutuhan operasionalnya, terutama terkait transaksi ke luar negeri yang semestinya skema rumit tersebut tidak diperlukan.

28. Tidak adanya kontribusi (pemasukan) di rekening organisasi nirlaba dari pihak donor yang ada di negarajwilayah tersebut dimana transaksi pemasukan hanya berasal dari luar negeri.

29. Banyak terdapat aliran dana ke luar negeri tempat asal pengurus organisasi nirlaba luar negeri berada, khususnya jika negara asing tersebut berisiko tinggi kasus terorisme.

30. Organisasi nirlaba terlihat hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki pegawai, keberadaan secara fisik sangat terbatas dan bahkan tidak memiliki keberadaan fisik sama sekali yang n1.ana hal ini terasa aneh j ika dibandingkan dengan tujuan utama organisasi nirlaba dan skala aktivitas transaksinya.

~

- \.... UNSUR ...

(15)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 15 ­ UNSUR TRANSAKSI

KEUANGAN

MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

INDIKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN

TERORISME

31. Rekening organisasi nirlaba didapati telah lama tidak aktif bertransaksi namun mendadak menenma dana masuk dengan nilai besar tanpa underlying yang jelas yang langsung ditarik menyisakan saldo minim.

32. Organisasi nirlaba melakukan transaksi baik aliran dana masuk dan keluar di daerah rawan pendanaan terorisme, konflik dan separatisme.

33. Organisasi nirlaba memiliki transaksi yang didalam keterangannya mengandung kata dan istilah yang dapat mengarah ke aktivitas terorisme misalnya bahan kimia untuk alat peledak, persenjataan (pisau, panah) dan lainnya.

34. Rekening pribadi pengurus organisasi nirlaba digunakan untuk menampung sumbangan dari banyak pihak dengan mengatas namakan organisasi nirlaba serta dengan underlying untuk bantuan Suriah atau negara konflik lainnya.

35. Terdapat pengurus organisasi nirlaba yang juga merangkap sebagai pengusaha travel agent ke negara

~

.,-

\'

1t- UNSUR ...

(16)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 16 ­ UNSUR TRANSAKSI

KEUANGAN

PENDANAAN TERORISME

INDIKATOR TRANSAKSI KEUANGAN

konflik atau ke negara berisiko tinggi terorisme.

36. Terdapat pengurus organisasi nirlaba yang membuka banyak rekening organisasi nirlaba tanpa tujuan yang jelas (pembuka rekening adalah pihak yang sama).

37. Keterangan transaksi untuk infaq aseer keluarga syuhada, keluarga mujahidin, khilafah, syahid dan berbagai kalimat yang mengarah kepada dukungan kegiatan terorisme.

38. Memiliki binaan yayasan lain yang memiliki hubungan dengan yayasanj organsasi teroris.

39. Melakukan transfer kepada pihak lain yang tidak terdapat keterangan yang jelas dengan kegiatan amal atau transfer ke daerah yang memiliki risiko tinggi kegiatan terorisme.

40. Penggunaan dana sumbangan untuk kegiatan pembelian tiket pesawat, penggajian, sewa kantor dan berbagai penggunaan yang tidak sesuai dengan tujuan ormasj Yayasan.

41. Pembelian valuta asing dengan tujuan simpanan atau investasi tanpa adanya transaksi ama ke negara tujuan.

fJZ ~\it-

UNSUR ...

(17)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 17 ­ UNSUR TRANSAKSI

KEUANGAN

MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN

TERORISME

42. Pada rekening pribadi yang digunakan untuk untuk menampung dana sumbangan, banyak melakukan transaksi tarik tunai melalui ATM dalam jumlah maksimal penarikan perhari. Penarikan selalu dalam wilayah yang sarna, sedangkan kegiatan amalnya berada diberbagai daerah serta transfer ke pihak lain yang tidak jelas underlying-nya atau transfer ke daerah rawan konflik seperti di Poso, Sulawesi Tengah dan transfer kepada pihak lain dengan keterangan untuk bantuan keluarga syuhada.

43. Transaksi yang dilakukan oleh orang/entitas yang termasuk dalam daftar pantau yang disampaikan dalam sistem informasi terduga pendanaan terorisme (SIPENDAR) setelah dilakukan analisis transaksi keuangan terindikasi terkait pendanaan terorisme.

44. Pengguna jasa merupakan entitas bisnis yang tidak dapat ditemukan di internet danl atau menggunakan alamat email dengan bagian domain yang tidak biasa.

({JZ --\4-

UNSUR ...

(18)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 18 ­ UNSUR TRANSAKSI

KEUANGAN

MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

INDIKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN

TERORISME

45. Pihak Pelapor mendapatkan permintaan dari PPATK, untuk melaporkan orang/ entitas terkait penyelidikan/ penyidikan kegiatan terorisme dan/ atau pendanaan terorisme oleh penegak hukum.

46. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang diminta oleh PPATK karena keterkaitannya dengan Transaksi lain terkait tindak pidana pendanaan terorisme.

47. Transaksi keuangan orang/ entitas yang diminta oleh PPATK karena keterkaitannya dengan transaksi lain yang sedang dalam proses analisis maupun pemeriksaan oleh PPATK.

INDIKATOR AKTIVITAS MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

Transaksi keuangan 1. Pengguna jasa terlalu rahasia atau dengan maksud untuk mengelak tentang siapa pemilik digunakan dan/ atau yang manfaatnya.

diketahui akan digunakan 2. Pengguna jasa menggunakan agen untuk melakukan tindak atau perantara tanpa alasan yang pidana terorisme j elas.

3. Pengguna j asa secara aktif menghindari kontak pribadi tanpa alasan yang jelas.

0Z ~\ ...

UNSUR ...

(19)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 19 ­ UNSUR TRANSAKSI

KEUANGAN

MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN

TERORISME

4. Pengguna jasa enggan memberikan atau menolak memberikan informasi, data dan dokumen yang diperlukan identifikasi pengguna j asa.

5. Pengguna Jasa menunjukkan keakraban yang tidak biasa serta melakukan pertanyaan berulang sehubungan dengan standar yang diatur oleh peraturan yang berlaku dalam hal identifikasi pengguna j asa, entri data dan laporan transaksi mencurigakan.

Transaksi yang melibatkan Setiap Orang yang berdasarkan daftar terduga teroris

teroris

dan organisasi

1. Pengguna jasa merupakan orang atau entitas yang terlibat dalam transaksi (keuangan maupun non-keuangan) yang terkait dengan teroris atau kelompok teroris yang dilarang berdasarkan daftar terduga teroris dan terduga teroris yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanaan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1267, Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris (DTIOT), dan daftar terduga teroris dan organisasi teroris yang dipublikasikan oleh otoritas negara lain, misalnya domestic list terkait teroris dan organisasi teroris yang dikeluarkan oleh Office of Foreign

@z - \t-

UNSlJR ...

(20)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 20 ­

UNSUR TRANSAKSI KEUANGAN

MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

INDIKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN

TERORISME

Assets Control (OFAC) An1.erika Serikat yang tercantum dalam Specially Designated Nationals and Blocked Persons List (SDN List).

2. Transaksi yang dilakukan atau akun yang dikelola oleh orang/ entitas yang dilarang oleh otoritas yurisdiksi asing dan organisasi internasional termasuk orang/entitas yang terkait dengannya.

3. Berdasarkan informasi media bahwa orang/ entitas tersebut terkait, secara langsung atau tidak langsung, dengan organisasi teroris yang diketahui atau terlibat dalam kegiatan teroris.

4. Pengguna jasa ditemukan sebagai

pemegang jabatan

(direktur/ manajemen / penandatangan yang berwenang, dIl) dari entitas yang masuk dalam teroris yang dilarang berdasarkan daftar terduga teroris dan terduga teroris yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanaan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1267, DTIOT, dan daftar terduga teroris dan organisasi teroris yang dipublikasikan oleh otoritas negara lain /

5. Pengguna j asa dicurigai mengumpulkan dana atas nama

~ -\~

UNSUR ...

(21)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 21 ­ UNSUR TRANSAKSI

KEUANGAN

MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN

TERORISME

individujentitas yang tercantum dalam daftar terduga teroris dan terduga teroris yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanaan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1267, DTTOT, dan daftar terduga teroris dan organisasi teroris yang dipublikasikan oleh otoritas negara lain.

6. Pengguna jasa memegang hak hukum atas aset atas nama entitas atau individu yang tercantum dalam daftar terduga teroris dan terduga teroris yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanaan Perserikatan Bangsa­

Bangsa 1267, DTTOT, dan daftar terduga teroris dan organisasi teroris yang dipublikasikan oleh otoritas negara lain.

7. Pengguna jasa diduga melakukan transaksi atas nama atau atas arah individu atau entitas yang tercantum dalam daftar terduga teroris dan terduga teroris yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanaan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1267, DTTOT, dan daftar terduga teroris dan organisasi teroris yang dipublikasikan oleh otoritas negara lain.

@Z.-\..

UNSUR ...

(22)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 22 ­ UNSUR TRANSAKSI

KEUANGAN

PENDANAAN TERORISME

INDIKATOR TRANSAKSI KEUANGAN

8. Pengguna jasa dicurigai menjadi mitra dari individu atau entitas yang tercantum dalam daftar terduga teroris . dan terduga teroris yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanaan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1267, DTTOT, dan daftar terduga teroris dan organisasi teroris yang dipublikasikan oleh otoritas negara lain dalam kapasitas apa pun.

9. Pengguna jasa memberikan alamat domisili/kantor atau nomor kontak pribadi yang sesuai dengan alamat domisili/kantor yang diketahui atau nomor telepon dari individu atau entitas yang tercantum dalam daftar terduga teroris dan terduga teroris yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanaan Perserikatan Bangsa­

Bangsa 1267, DTTOT, dan daftar terduga teroris dan organisasi teroris yang dipublikasikan oleh otoritas negara lain.

10. Pengguna Jasa memberikan dokumen fiktif untuk menyembunyikan identitasnya untuk menghindari penyaringan daftar terduga teroris dan terduga teroris yang dikeluarkan oleh

~-\

.... UNSUR ...

(23)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN - 23 ­

UNSUR TRANSAKSI KEUANGAN

MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN

TERORISME

Dewan Keamanaan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1267, DTIOT, dan daftar terduga teroris dan organisasi teroris yang dipublikasikan oleh otoritas negara lain.

11. Berita media domestik atau internasional/informasi open source atau media sosial menyoroti keterlibatan pengguna jasa dalam memberikan bantuan keuangan atau lainnya kepada individu atau entitas yang tercantum dalam daftar terduga teroris dan terduga teroris yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanaan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1267, DTIOT, dan daftar terduga teroris dan organisasi teroris yang dipublikasikan oleh otoritas negara lain.

12. Informasi dari otoritas yang berwenang yang menunjukkan hubungan pengguna jasa dengan individu atau entitas yang tercantum dalam daftar terduga teroris dan terduga teroris yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanaan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1267, DTIOT, dan daftar terduga teroris dan organisasi

(24)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 24­

UNSUR TRANSAKSI KEUANGAN

MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN TERORISME

INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN

TERORISME

teroris yang dipublikasikan oleh otoritas negara lain.

Meskipun indikator transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme yang dicantumkan oleh PPATK diidentifikasi dari kasus tindak pidana pendanaan terorisme, namun beberapa indikator transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme tersebut dapat berlaku secara umum, tidak bersifat spesifik untuk mendeteksi transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme. Oleh karena itu, pihak pelapor diminta untuk melakukan langkah-Iangkah identifikasi, verifikasi, dan pemantauan transaksi keuangan dari setiap pengguna jasanya, serta melakukan analisis terhadap profil dan transaksi yang diduga terkait tindak pidana secara akurat dan memadai guna mendeteksi adanya potensi tindak pidana pendanaa:c. terorisme.

c. Contoh Kasus

Selain memuat indikator TKM, Surat Edaran ini juga memuat contoh kasus agar dapat memberikan pemahaman bagi PJK dalam menentukan suatu transaksi merupakan TKM terkait Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.

1. Contoh 1

Profil Pengguna J asa Korporasi

Nama Yayasan ASA

Bidang l]saha Lembaga Kemanusiaan Internasional

0( _\it-

Bank ...

(25)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 25 ­

Bank A memiliki pengguna jasa atas nama Yayasan ASA. Yayasan ASA berdiri pada tahun 2013 yang merupakan lembaga kemanusiaan internasional yang fokus membantu korban bencana kemanusiaan di Suriah. Yayasan ASA menggunakan media sosial dalam melaksanakan penggalangan dana untuk membantu korban perang di Suriah. Suriah diketahui merupakan daerah konflik yang merupakan basis organisasi teroris ISIL. Suriah teridentifikasi memiliki risiko tinggi dalam penyalahgunaan non-profit organization (NPO) untuk pendanaan terorisme.

Pihak pelapor melakukan pencarian open sources dan diperoleh informasi dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) yang menyatakan bahwa terdapat Mr. Y yang dideportasi non-ISIS dan merupakan aktivis NPO

so.

NPO

so

merupakan salah satu entitas terduga teroris yang tercantum dalam DITOT.

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan amalnya untuk korban perang Suriah, Yayasan ASA telah menjalin dengan pihak Foundation A di Turki dengan ada surat perjanjian diantara kedua belah pihak.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari penggunajasa diketahui surat perjanjian tersebut ditandatangani oleh Mr.Y. Berdasarkan informasi dan dokumen yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM (AHU Online), Mr. Y diketahui tidak tercantum dalam akta tersebut baik sebagai pendiri, pembina maupun pengurus.

Selain itu, berdasarkan pencarian pihak pelapor pada open sources diketahui Foundation A tidak memiliki web site tersendiri serta bukti pelaksanaan kegiatan tidak dapat ditemukan. Berdasarkan perihal tersebut maka tidak terdapat keyakinan yang memadai bahwa perjanjian tersebut benar sebagaimana tujuan perjanjian.

Berdasarkan website Yayasan ASA dan data yang diperoleh bahwa Yayasan ASA memiliki beberapa rekening pada Bank A dan Bank B, yaitu:

~ \~

~Ir 1. Bank ...

(26)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 26 ­ 1. Bank A No.rek 720000XXXX 2. Bank A No.rek 720000XXXX 3. Bank B No.rek 062029XXXX 4. Bank B No.rek 620000XXXX 5. Bank B No.rek 620000XXXX 6. Bank B No.rek 620000XXXX

Pola Transaksi:

1. Secara umum, donasi masuk yang berasal dari masyarakat selalu diendapkan sampai dengan saldo tertentu, kemudian dilakukan penarikan tunai menggunakan cek oleh DS yang merupakan bendahara Yayasan ASA. Selanjutnya dana tersebut ditransfer ke Turki.

2. Para pihak yang menerima dana dari ASA di Turki antara lain adalah:

a. Foundation A

i. Pada tanggal 12 Nov 2019 sebesar Rp346.941.125,­

melalui Bank XX di Turki.

ii. Pada tanggal 31 Des 2019 sebesar Rp518.570.125,­

melalui Bank XX di Turki.

b. Foundation B

Pada tanggal16 Juli 2019 terdapat transfer sebesar $700 melalui Bank XX di Turki

c. Foundation C

Pada tanggal 14 Februari 2020 terdapat transfer sebesar

$8750 melalui Bank YY di Turki

Indikator Mencurigakan

1. pengumpulan dana (collecting)

a. membuka rekening pada Bank A yang diketahui terdapat banyak transaksi kredit dari berbagai pihak pada rekening ormas atau yayasan dengan keterangan Suriah.

9z...\..

2. perpindahan ...

(27)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 27 ­ 2. perpindahan dana (moving)

a. melakukan transfer ke negara penghubung (Turki) dengan keterangan tujuan untuk negara berisiko tinggi (Suriah);

b. melakukan layering dengan mentransfer dana antar rekening yayasanj ormas dengan frekuensi yang sering dan jumlah yang besar;

c. dana sumbangan ditampung dalam jangka waktu tertentu kemudian dilakukan penarikan tunai dan uang tersebut kemudian dilakukan transfer ke negara penghubung di Turki.

Kegiatan ini dilakukan oleh DS (Bendahara Yayasan ASA).

3. penggunaan dana (using)

a. penarikan tunai dalam jumlah besar pada rekening ASA oleh DS (Bendahara Yayasan ASA) yang diketahui berdasarkan perintah dari Mr. Y;

b. penggunaan dana yayasan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan tujuan kegiatan amal Yayasan ASA;

c. menjalin kerjasama dengan Foundation A di Turki, namun diketahui Foundation A diketahui melakukan penandatangan perjanjian kerjasama dengan Mr. Y atas nama Yayasan ASA dimana diketahui Mr. Y bukan pihak yang tercantum dalam akte pendirian Yayasan ASA.

Kesimpulan/Tindak Lanjut

Transaksi tersebut memenuhi unsur transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme, antara lain adanya transaksi yang melibatkan yurisdiksi beresiko tinggi, keterangan transaksi terindikasi mendukung negara konflik terkait terorisme, serta hasil penelusuran media open source yang mengindikasikan aktivitas Yayasan ASA yang mencurigakan dan adanya kerja sarna dan transaksi ke Foundation A yang diketahui dilakukan atas perintah NPO yang diketahui merupakan aktivitas dari NPO SO yang tercantum sebagai entitas terduga organisasi teroris berdasarkan DTTOT.

~-\...

2. Contoh '"

(28)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 28 ­ 2. Contoh 2

Profil Pengguna J asa Korporasi

Nama Yayasan GF

Bidang Usaha Lembaga Kemanusiaan Internasional Yayasan GF merupakan penggunajasa dari Bank ABC. Yayasan GF adalah wadah besar bagi 'Koalisi Kemanusiaan Indonesia'.

Berdasarkan informasi dari media sosial (facebook) Yayasan GF memiliki misi menjadikan kegiatan di Suriah sebagai pilot project untuk berbagai program di tempat lain, selain itu Yayasan GF juga membantu pendidikan, layanan medis dan penyiapan makanan pokok yang tidak terpisahkan. Program-program yang dipublikasikan pada media sosial adalah untuk bantuan kemanu<siaan untuk korban perang di Suriah. Yayasan GF aktif melakukan publikasi kegiatan amal yang akan dilakukan untuk membantu korban perang suriah, hal ini terlihat pada media sosial yayasan tersebut yang aktif memposting kondisi di Suriah dan meminta donasi kepada masyarakat untuk bantuan kemanusiaan.

Pola Transaksi

1. Berdasarkan informasi dari website Yayasan GF, diketahui Yayasan GF membuka banyak rekening pada berbagai bank, termasuk Bank ABC untuk menampung dana sumbangan dari masyarakat.

2. Rekening Yayasan GF pada Bank ABC digunakan sebagai penampungan setoran dana yang merupakan do nasi dari berbagai pihak pada periode transaksi 2017 s.d 2020, rekening banyak menerima transaksi masuk (83.429 transaksi) melalui transfer dan setoran tunai, kemudian transaksi adalah pemindahbukuan ke rekening milik Yayasan GF lainnya (layering) dengan jumlah besar pada 22 rekening. Selain itu penarikan tunai dengan nilai besar rata-rata antara Rp100.000.000 s.d Rp.3.000.000.000 yang kemudian langsung dibawa keluar bank sehingga tidak jelas underlying

~~

.. transaksinya ...

(29)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 29 ­

transaksinya, yang dilakukan oleh bendahara Yayasan GF, yaitu RN.

3. RN memiliki rekening di Bank ABC. Lebih lanjut, dalam data Bank ABC merupakan pemilik perusahaan kimia CV TN di Bandung dengan penghasilan Rp25.000.000,- s.d Rp400.000.000,-/tahun. Diperoleh informasi bahwa alamat CV TN sarna dengan alamat RN. Transaksi internet banking ke rekening RN tersebut dilakukan sebanyak 3 kali dengan total nominal Rp902.000.000,- dalamjangka waktu 1 minggu (25 s.d 20 Oktober 2019). Namun demikian transaksi RN pada pada rekening Bank ABC tidak mencerminkan pola dan karakteristik usaha bahan kimia.

4. Dari sejumlah dana yang ditransfer ke rekening RN sebesar Rp.352.000.000,- ditransfer ke perusahaan money changer GMC dan sisanya dilakukan tarik tunai.

5. RN selaku bendahara melakukan pembelian valas pada money changer GMC pada periode 2018 s.d 2019 dengan total nilai transaksi Rp.2.500.875.000,-. Dengan .keterangan transaksi adalah investasi, tabungan atau simpanan. Valas hasil pembelian pada money changerGMC dibawa secara tunai.

6. Bank ABC juga memeriksa data IFTI atas nama RN dan mendapatkan informasi bahwa RN melakukan transfer ke Malaysia sebanyak empat kali selama periode tahun 2018.

Tidak ada transaksi untuk kegiatan amal korban perang di Suriah. Adapun rincian transaksi dimaksud adalah sebagai berikut:

Tanggal Negara Penerima Nilai (IDR) Bank 29-Nov-18 Malaysia SBH 15.904.986 W 29-Nov-18 Malaysia SBH 21.206.648 W 30-Nov-18 Malaysia SBH 15.904.986 D 30-Nov-18 Malaysia SBH 21206.648 D

~ ...\... Tldak ...

\ ..

(30)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN - 30 -

Tidak terdapat transfer ke negara-negara tujuan untuk kegiatan amal korban perang Suriah sebagaimana tujuan pendirian Yayasan G F.

7. Terdapat transaksi pembayaran dengan keterangan "passport J ordania", "tiket pesawat J ordania", "tiket pesawat Turki" dan

"pembelian dollar" yang diduga digunakan untuk akomodasi ke negara-negara sekitar wilayah konflik tersebut.

8. Terdapat beberapa transaksi dana masuk dengan remarks Suriah/Syria/Ghouta, qurban Suariah, donasi Suriah, infaq Suriah dan Rohingya yang berasal dari banyak pihak dengan kisaran nilai transaksi kumulatif antara Rp 50.000,- sd. Rp 10.000.000.

9. Bank ABC juga mendapatkan informasi bahwa Yayasan GF memiliki anak yayasan yang terduga terafiliasi dengan yayasan di negara konflik (suriah).

10. Selain itu, belum ditemukan transaksi yang mengindikasikan kegiatan amal sebagaimana dicantumkan dalam media sosial Yayasan GF.

Indikator Mencurigakan

1. pengumpulan dana (collecting)

a. menggunakan media sosial untuk mengumpulkan dana sumbangan dengan tujuan untuk kemanusiaan di Suriah dan membuka banyak rekening pada beberapa bank untuk menampung dana sumbangan;

b. terdapat banyak transaksi kredit dari berbagai pihak pada rekening ormas atau yayasan dengan keterangan

"Suriah/ Syria/ Ghouta", "qurban Suriah", "donasi Suriah",

"infaq Suriah" dan "Rohingya"; dan

c. memiliki anak yayasan yang terduga terafiliasi dengan yayasan di negara konflik (suriah).

~

-\... 2. perpindahan ...

(31)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 31 ­ 2. perpindahan dana (moving)

a. melakukan pengendapan dana sumbangan dari masyarakat dalam jangka waktu yang lama dan ketika melakukan transaksi debit j enis transaksinya adalah penarikan tunai dan pemindahbukuan dengan jumlah yang signifikan dengan tuj uan transaksi yang tidak j elas;

b. transaksi penarikan dana menggunakan pencairan cek oleh pengurus yayasan dengan keterangan yang tidak jelas dan juga melakukan transfer ke rekening bendahara dengan

tujuan transaksi yang tidak jelas; dan

c. melakukan layering dengan mentransfer dana antar rekening Yayasan GF.

3. penggunaan dana (using)

a. penarikan tunai dalam jumlah besar oleh RN pada rekening Yayasan GF;

b. penggunaan dana yayasan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan tujuan kegiatan amal Yayasan GF, misalnya untuk membuat passport, membeli tiket pesawat dan akomodasi kunjungan pengurus Yayasan GF ke negara penghubung atau negara lainnya; dan

c. pembelian valuta asing dengan tujuan yang tidak sesuai dengan tujuan Yayasan GF seperti dengan keterangan simpanan, investasi atau tabungan.

Kesimpulan/Tindak Lanjut

Transaksi tersebut memenuhi unsur transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme, antara lain adanya transaksi yang melibatkan yurisdiksi beresiko tinggi, serta aktivitas transaksi yang tidak sesuai dengan kegiatan Yayasan GF.

~_\.t-

3. Contoh ...

(32)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 32 ­

3. Contoh 3

Profil Pengguna J asa Perorangan

I

Nama

Tn. X merupakan penggunajasa dari Bank XYZ. Berdasarkan open sources diketahui bahwa pada Juli 2014, Tn.X (WNI) menyatakan kesetiaannya kepada ISIL.

Pola Transaksi

Berdasarkan data IFTI pada Bank XYZ diketahui pada rekening Tn. X terdapat aliran dana pada Juli 2015 dari Irak dan Yordania sebesar USD3.789,77. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh Bank XYZ, diduga Tn. X menguasai rekening bank milik orang lain yang terindikasi digunakan untuk menerima dana dari kelompok teroris.

Indikator Mencurigakan

1. penerimaan dan pengiriman dana dari dan ke negara konflik atau negara yang berisiko tinggi terkait terorisme (Irak, Yordania, Filipina); dan

2. penggunaan rekening orang lain yang diduga dimanfaatkan untuk menampung dana dari kelompok teroris.

Kesimpulan/Tindak Lanjut

Transaksi tersebut memenuhi unsur transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme, antara lain adanya transaksi yang melibatkan yurisdiksi beresiko tinggi, serta informasi mengenai dugaan keterlibatan Tn. X sebagai afiliasi organisasi teroris dikarenakan diduga menguasai rekening bank milik orang lain yang terindikasi digunakan untuk menerima dana dari kelompok teroris.

Jl ~\M-

Contoh ...

(33)

Pekerjaan :

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 33 ­ 4. Contoh 4

Profil Pengguna J asa Perorangan

Mahaslswa/PelaJar

HF merupakan pengguna jasa dari Bank 123. Berdasarkan open sources HF diketahui sebagai salah satu anggota organisasi teroris lokal yang pada tahun 2014 berjanji setia kepada ISIL. Rekening an.

HF pada Bank 123 digunakan untuk mengumpulkan setoran tunai dan memfasilitasi pengiriman uang ke beberapa individu, termasuk pemilik konter handphone, pemilik toko jamu, pemilik toko elektronik, dan beberapa ibu rumah tangga. Transaksi pada rekening HF melakukan pendebetan yang diketahui beberapa penerimanya teridentifikasi sebagai FTF.

Pola Transaksi

1. Rekening HF menerima dana melalui layanan remitansi dari dua negara Timur Tengah berisiko tinggi sebagai berikut:

a. Pada 11 Agustus 2015, dia menerima Rp33.131.400 (sekitar USD2.450) dari seseorang yang berlokasi di yurisdiksi bukan anggota Egmont;

b. Pada tanggal2 September 2015, dia menerima Rp 19.924.400 (sekitar USD 1.532) dari seseorang yang berlokasi di yurisdiksi anggota Egmont.

2. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan Bank 123, ditemukan bahwa pemilik manfaat uang itu adalah BN, yang menyatakan dirinya sebagai pemimpin ISIL di Asia Tenggara dan orang yang termasuk dalam daftar sanksi PBB.

~ ~'.r3.

HF ...

(34)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN - 34 ­

3. HF kemudian mentransfer uang tersebut ke negara Asia Tenggara melalui layanan pengiriman uang lokal, dengan detail pengiriman uang sebagai berikut:

a. Pada tanggal 27 Juli 2015, mengirimkan uang kepada A sebesar Rp20.000.000,00 (sekitar USD 1.538).

b. Pada tanggal 27 Juli 2015, mengirimkan uang kepada B sebesar Rp20.000.000,00 (sekitar USD1.538).

c. Pada tanggal 27 Juli 2015, mengirimkan uang kepada C sebesar Rp20.000.000,00 (sekitar USD1.538).

d. Pada tanggal 30 Juli 2015, ia mengirimkan uang kepada D sebesar Rp20.000.000,00 (sekitar USD1.538).

e. Pada tanggal 30 Juli 2015, ia mengirimkan uang kepada E sebesar Rp20.000.000,00 (sekitar USD1.538).

f. Pada tanggal 30 Juli 2015, ia mengirimkan uang kepada F sebesar Rp20.000.000,00 (sekitar USD1.538).

g. Pada tanggal8 September 2015, ia mengirimkan uang kepada G sebesar Rp10.000.000,00 (sekitar USD769).

h. Pada tanggal 23 September 2015, ia mengirimkan uang kepada H sebesar Rp2.500.000,00 (sekitar USD192).

i. Pada tanggal 1 Oktober 2015, ia mengirimkan uang kepada I sebesar Rp12.000.000,00 (sekitar USD923).

J. Pada tanggal6 Desember 2015, ia mengirimkan uang kepada J sebesar Rp2.500.000,00 (sekitar USD 192).

4. Berdasarkan hasil pendalaman yang dilakukan Bank 123, diketahui bahwa transaksi keluar yang dilakukan oleh HF diperintahkan oleh BS, yang diduga merupakan individu yang tercantum dalam daftar terduga teroris dan organisasi teroris yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

lJ<.., ~.t-

Indikator ...

(35)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 35 - Indikator Mencurigakan

Penerimaan dana dari negara berisiko tinggi terkait terorisme dan teridentifikasi adanya transaksi HF dengan pihak perorangan atau entitas yang tercantum dalam daftar terduga teroris dan organisasi teroris yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kesimpulan/Tindak Lanjut

Transaksi tersebut memenuhi unsur transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme, antara lain adanya transaksi yang melibatkan yurisdiksi beresiko tinggi, serta transaksi yang melibatkan pihak yang termasuk dalam daftar terduga teroris dan organisasi teroris yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

5. Contoh 5

Profil Pengguna J asa Perorangan

I

Nama

I : I ~::a

Yayasan UAA Profil Pengguna J asa Korporasi

Nama Yayasan UAA

Bidang Usaha Lembaga Sosial, Keagamaan .

Kemanusiaan dan

STR dan Yayasan UAA merupakan pengguna jasa dari Bank CD.

STR terinformasi sebagai pendiri dan Ketua UAA, sebuah Yayasan yang bergerak di bidang sosial, kemanusiaan dan keagamaan.

Rekening STR mendapatkan transfer dari OBP dan AK.

Berdasarkan informasi dari otoritas yang berwenang OBP dan AK diduga terl:ibat pendanaan terorisme di luar negeri.

~ .--~

Pola ...

(36)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 36 - Pola Transaksi

1. Sejak tahun 2019 s.d 2021, Yayasan UAA menerima dana sejumlah Rp58.344.558,90 dari OBP dan Rp13.710.540,27 dari AK.

2. STR mentransfer uang sebesar Rp11.000.000,00 (sebelas juta rupiah) dari rekening Bank CD a.n. STR melalui ATM ke rekening Bank CD a.n. RQ Ikhlas yang merupakan rekening Yayasan RQ Al Ikhlas.

Indikator Mencurigakan

1. Terdapat aliran dana dari OBP ke rekening Yayasan UAA kemudian dana tersebut mengalir lagi ke rekening STR.

2. STR selaku pemegang kuasa rekening Yayasan UAA mentransfer sejumlah uang ke rekening STR.

3. OBP dilaporkan dalam beritajmedia karena terkait dengan organisasi teroris atau entitas yang diduga melakukan aksi terorisme.

Kesimpulan/Tindak Lanjut

Transaksi tersebut memenuhi unsur transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme, antara lain adanya transaksi penerimaan dari OBP, serta OBP dilaporkan dalam beritaj media karena terkait dengan organisasi teroris atau entitas yang diduga melakukan aksi terorisme.

!k. __\..

5. PENUTUP ...

(37)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 37 ­ 5. PENUTUP

Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 7 Mei 2023

KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN

1}}

fP., -\..

ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN, -\

Referensi

Dokumen terkait

DUMAS PENGADUAN MASYARAKAT PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Tahun 2021 s.d Mar 2021 PPATK menerima 24 pengaduan 8 Lembaga 16 Individu MARET 2021 PPATK menerima 14