i SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh SUNARTI 150.106.0837
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH(PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2019
ii
Oleh SUNARTI 150.106.0837
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH(PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2019
iii
Skripsi oleh : Sunarti, NIM : 150.106.0837 dengan judul, “Variasi Guru Kelas Dalam Melaksanakan Pembelajaran Tematik Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan Tahun Pelajaran 2018/2019“ telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.
Disetujui pada tanggal : 2019
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Ramli, M.Pd Dr. Muammr, M. Pd.
NIP. 196712311994031025 NIP.198112312006041003
iv Yang Terhormat
Rektor UIN Mataram di
Mataram
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama Mahasiswa : Sunarti
NIM : 150.106.0837
Jurusan/prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Judul : Variasi Guru Kelas Dalam Melaksanakan Variasi
Pembelajaran Tematik Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan Tahun Pelajaran 2018/2019.
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Ramli, M.Pd Dr. Muammr, M. Pd.
NIP. 196712311994031025 NIP.198112312006041003
vi
Kelas Dalam Melaksanakan Pembelajaran Tematik Kelas IV B MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan Matarm Tahun Pelajaran 2018/2019”, telah dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram pada tanggal Mei 2019.
Dewan Penguji 1. Drs. H. Ramli, M.Pd
(Ketua Sidang / Pemb. I) 2. Dr. Muammar, M.Pd.
(Seketaris Sidang / Pemb. II) 3. .Dr. Sobry, M.Pd
(Penguji 1)
4. Amalia Taufik. MA (Penguji 2)
Mengetahui
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram
Dr. Hj. Lubna, M.Pd NIP. 196812311993032008
vii
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadillah:11)1
1Departe e aga a RI. Qur’a surat Al-Mujadillah dan Terjemahannya: 45,(Jakarta: al- jumanatul ali J-ART), hlm.543.
viii
Skripsi ini ku persembahkan untuk: untuk ayah tercinta (muhammad idris) dan ibunda tercinta (siti nurbaya).
ix
kekuatan- Nya yang di perikan pada penulis, sehinga dapat merampungkan skripsi yang berjudul “Kemampuan Guru Madrasah Ibtidaiyah Dalam Melaksanakan Variasi Pembelajaran Tematik Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan”. Sahalawat beriringan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Sekripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan S.1 pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak kekurangan namun berkat pertolongan Allah SWT, serta bantuan dan bimbingan berbagai pihak, ahirnya penulis dapat merampumg skripsi ini. Untuk itu penulis sampaikan terimakasi yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H Ramli, Mpd selaku pembibing 1 dan bapak Dr. Muammar M.Pd selaku pembibing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan arahan serta petunjuk secara intensif dan konsistan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ahmad Sulhan, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah UIN Mataram dan Dosen UIN Mataram yang telah banyak memberikan bimbingan selama penulis melaksanakan studi di UIN Mataram.
x
4. Ibu Dr. Hj. Lubna M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
5. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram.
6. Bapak Ramli Alam, S. Pd selaku Kepala Madrasah Al-Ittihadu Islamiyah Ampenan, Bapak Sudirman S.Pd selaku guru kelas Kelas IV B yang telah banyak membantu selama peneliti melakukan penelitian di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan serta semua staf tenaga kependidikan MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan yang telah memberikan informasi dan data selama melakukan penelitian.
7. Untuk staf-staf perpustakaan UIN Mataram yang senantiasa melayani dalam peminjaman buku.
8. Untuk pihak-pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu saya menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan penulisan proposal skripsi ini.
Semoga bantuan mereka dapat menjadi amal saleh dan di terima oleh Allah SWT sebagai bekal di ahirat dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Amin Ya Robbal`Alamin. Ahirnya, penulis mengharapkan saran dan keritikan yang bersifat konstruktif untuk peyempurnaan skripsi ini dan semoga hasil penelitian bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Mataram, 15 Juni 201 SUNARTI
xi
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
ABSTRAK ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 5
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
1. Tujuan Penelitian ... 5
2. Manfaat Penelitian ... 5
D.Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 6
E.Telaah Pustaka ... 7
F. Kerangka Teori ... 8
1. Tinjauan Guru ... 8
2. Tinjauan tentang Keterampilan Dasar Megajar ... 10
3. Tinjauan tentang Pembelajaran Tematik... 15
4. Tinjauan tentang Variasi Mengajar ... 20
G.Metode Penelitian ... 26
1. Pendekatan Penelitian ... 26
2. Kehadiran Peneliti ... 27
3. Sumber Data ... 28
4. Prosedur Pengumpulan Data ... 28
5. Teknik Analisis Data ... 31
6. Pengecekan Keabsahan Data ... 33
H.Sistematika Pembahasan ... 35
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 36
xii
Ampenan ... 37
4. Visi, dan Misi Madrasah ... 37
5. Struktur Organisasi dan Pegawai di Ii Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan ... 38
6. Jumlah Siswa Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihadul Islamiayah Ampenan Tahun 2018/219 ... 40
7. Sarana dan Pasarana ... 40
8. Kondisi Fisik Sekolah ... 44
9. Masyarakat Sekitar ... 44
10.Kondisi Kelas IV ... 45
B.Variasi Guru Kelas Dalam Melaksanakan Dalam Pembelajaran Tematik Kelas IV B MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan ... 46
C.Kendala yang Dialami Guru Saat Melakukan Variasi Pembelajaran Tematik di Kelas IV MI Al-Itthadul Islamiyah Ampenan ... 51
BAB III PEMBAHASAN ... 53
A.Variasi Guru Kelas Dalam Melaksanakan Pembalajaran Tematik Di Kelas IV MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan ... 53
B.Kendala yang Dialami Guru Saat Melakukan Variasi Pembelajaran Tematik di Kelas IV MI Al-Itthadul Islamiyah Ampenan ... 58
BAB IV PENUTUP ... 61
A.Simpulan ... 61
B.Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 65
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Profil MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan, 36 Tabel 2.3. Jumlah Siswa, 40
Tabel 2.4. Sarana , 42
Tabel 2.5. Perlengkapan Kelas, 42 Tabel 2.6. Prasarana, 43
Tebel 2.7. Sarana dan Prasarana, 45
xiv
DAFTAR GAMBAR
1. Struktur Organisasi, 39
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara, 65
2. Observasi Lembar Pengamatan, 68 3. Foto Dokumentasi, 72
xvi
VARIASI GURU KELAS DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV B
MI AL-ITTIHADUL ISLAMIYAH AMPENAN MATARAM TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Oleh:
SUNARTI 1501050837 ABSTRAK
Skripsi ini berjudul kemampuan guru kelas dalam melaksanakan variasi mengajar pembelajarana tematik kela IV di Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan. rumusan masalah adalah sebagai berikut (1) bagai manakah kemampuan guru dalam melaksanakan varias mengajar pada pembelajaran tematik kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan? (2) apa saja kendala- kendala yang dialami oleh guru dalam melaksanakan variasi mengajar pembelajaran tematik di kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan? tujuan peneliti untuk menggambarkan kondisi di lapangan tentang kemampuan guru dalam melaksanakan variasi mengajar pada pembelajaran tematik kelas IV B MI Al-Ittihadul Ampenan.
Metode penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Supjek penelitian adalah guru kelas, dan siswa kelas IV B. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang dicari dalam penelitian ini adalah kemampuan guru dalam melaksanakn variasi pembelajaran dan respon siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi pegumpulan data, reduksidata, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan temuan sebagai berikut (1) variasi guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik di kelas IV B sudah baik dapat dilihat berdasarkan indikator seperti indikator variasi suara, gaya mengajar, interaksi guru dan siswa sudah mulai terjadi dengan baik dapat dilihat dari motivasi belajar.(2) kendala yang dialami guru saat melaksanakan variasi pembelajaran adalah karakter siswa yang bebeda-beda sehinga guru kesulitan untuk mengkondisikan kelas.
Kata kunci: Variasi Guru, Pembelajaran, Tematik.
1 A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal di samping secara formal seperti di sekolah, madrasah, dan institusi-institusi lainya.Bahkan menurut definisi di atas, pendidikan juga dapat berlangsung dengan cara mengajar diri sendiri2.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan didirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.3 Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk mengingatkan kepribadiannya dengan membina potensi- potensi pribadinya, rukya itu rohani (pikiran, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan jasmani (panca indra serta keterampilan-keterampilan lainnya).4
Artinya:
“Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan
2Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Definisi Pendidikan (Bandung PT Remaja Rosdakaya), hlm. 10.
3Hasbullah,Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2006), hlm.4.
4Fuad Iksan,Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hlm. 7.
mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”5
Berdasarkan ayat tersebut dapat di pahami bahwa
perubahan pendidikan dilakukan secara terus menerus baik dari segi kurikulum, manajemen pendidikan sampai pada perubahan cara mengajar agar peserta didik tertarik dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disesuaikan dengan dua peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 Pasal 19 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik secara psikologis peserta didik6. Dalam rangka mencapai fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut, proses pendidikan perlu dirancang secara sistematis dan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk aktif.
Pendidikan seharusnya memberikan ruang bagi pesertadidik untuk aktif mengembangkan potensi dirinya. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara melalui variasi kegiatan pembelajaran. Menurut Sumaatdaja proses pendidikan melalui pelaksanaan kegiatan pembelajaran harus memberikan kesempatan yang seluasnya bagi peserta didik utuk mengembangkan rasa
5 Lajnah Penashih Musghaf Al-Qur’an Departemen agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Bandung: PT Syigma Examedia Arkanlleema, 2010), hlm. 23
6 Departemen Pendidikan Nasional Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19.
tertari, rasa penasaran, rasa realitas, dan rasa penemuan dalam mempelajari sesuatu.7
Melakukan kegiatan yang sama secara terus menerus, bisa menimbulkan kebosanan dan menurunkan semangat belajar. Peserta didik yang bosan biasanya cenderung mengganggu proses belajar maka diperlukan variasi metode dalam pembelajaran agar peserta didik lebih semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Variasi adalah salah satu cara yang membuat peserta didik tetap konsentrasi dan termotivasi, sehingga kegiatan pembelajaran senantiasa berjalan dengan dinamis, artinya selalu terjadi berbagai variasi dan inovasi.8 Mengadakan variasi dalam proses pembelajaran diartikan sebagai perubahan cara atau gaya yang satu kepada gaya penyampaian yang lain dengan tujuan menghilangkan kebosanan atau kejenuhan peserta didik saat belajar, sehingga menjadi aktif berpartisipasi saat belajar.9
Dikaitkan dengan pembelajaran berbasis kompetensi, keterampilan dasar sangat penting dikuasai oleh guru. Sebab strategi dan model pembelajaran apapun yang digunakan efektivitasnya sangat ditentukan oleh keterampilan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Peserta didik tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tidak menggunakan
7 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 12.
8 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 261.
9Ibid, hlm. 262.
variasi yang membuat peserta didik kurang memperhatikan, mengantuk, dan mengalami kebosanan.10
Keterampilan melaksanakan variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik sehingga dalam situasi belajar mengajar, peserta didik senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme, dalam situasi belajar mengajar,serta penuh partisipasi.Dengan ini peneliti mengetahui kemampuan guru dalam mengadakan variasi pembelajaran sebagai solusi alternatif pemecahan masalah dalam menghadapi masalah pembelajaran. Banyak sekali variasi dalam pembelajaran tetapi disini peneliti lebih terfokus dengan variasi guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik.
Berdasarkan observasi awal di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, peneliti mewawancrai kepala sekolah bapak Ramli Alam, dia mengatakan bahwa di sekolah MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan sudah dilaksanakan kegiatan pembelajaran tematik di kelas 1 sampai kelas 6. Banyak guru di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan yang sudah melaksanakan variasi pada pembelajaran tematik terdapkendala yang dialami oleh guru kelas dikarenakan kurikulum K13 belum lama ini diterapkan di MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan.11
10 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.
262.
11Ramli Alam, Wawancara, di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, 3 Februari 2019.
Dari hasil observasi awal peneliti tertarik untuk meneliti tentang variasi guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran tematik kelas IV di MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah:
a. Bagaimanakah variasi guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran tematik kelas IV B di MI Al-Itthadul Islamiyah Ampenan?
b. Apa saja kendala yang dialami guru saat melaksanakan variasi pembelajaran tematik di kelas IV MI Al-Itthadul Islamiyah Ampenan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tinjauan penelitin ini adalah untuk:
a. Mendeskripsikan variasi guru melaksanakan pembelajaran tematik kelas IV di MI Al-Itthadul Islamiyah Ampenan.
b. Mendeskripsikan kendala yang dialami oleh guru dalam melaksanakan variasi pembelajaran tematik di kelas IVMI AL-Ittihadul Islamiyah Ampenan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan memberikan konstribusi secara teoretis dan praktis. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut.
a. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazana ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai reverensi untuk peneliti selanjutnya.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi guru, peserta didik, dan sekolah.Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut.
1) Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh masukan untuk megefektifkan lagi kemampuan guru dalam mengembangkan variasi pembelajaran tematik.
2) Bagi Peserta Didik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah stimulasi kepada peserta didik akan pentingnya suatu kemampuan guru dalam mengembangkan variasi pembelajaran tematik sehingga diperlukan keefektifitasan dalam penerapannya.
3) Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan sebagai masukkan mengenai pentingnya variasi pembelajaran tematik.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1.Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memperjelas masalah yang dibahas dalam penelitian ini dan agar tidak terjadi pembahasan yang meluas atau menyimpang dari fokus penelitian, perlu kiranya dibuat batasan masalah. Adapun ruang lingkup
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini mengenai variasi guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran tematik kelas IV di MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan tahun pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap studi dan karya-karya terdahulu terkait untuk menghindari duplikasi, plagiasi, replikasi, serta menjamin keaslian dan keabsahan penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu berikut ini di uraikan beberapa penelitian terdahulu.
1. Penelitian Childa Irense (2014), berjudul“ImplementasiPembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas Rendahan Sd Negeri Balekerto Kecamatan Kaliangkerik”. Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian Chida Irense dengan penelitian ini. Persamaannya adalah pada jenis penelitian yaitu kualitatif, dan pada peneliti ini lebih fokus kepada implementasi pembelajaran tematik, sedangkan yang menjadi perbedaan dari penelitian ini adalah tempat penelitian yaitu di SD Negeri Balekerto kecamatan kalingkrik dan waktu penelitian yaitu pada tahun 2013/2014.12 2. Penelitian Permatasari Putri Ayu (2014) berjudul “Kemampuan Guru
Sekolah Dasar dalam Mengadakan Variasi pada Pembelajaran Tematik di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan”.
12 Childa Irene, “Implementasi Pembelajaran Tematik pada Siswa Kelas Rendahan Sekolah Dasar Negeri Balekerto Kacamatan Kalingkrik, (Skripsi, FKIP UIN Malang, Magelang, 2014), hlm. 55.
3. Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian Permatasari Ayu Putri dengan penelitian ini. Persamaannya adalah pada jenis penelitian yaitu kualitatif, dan pada peneliti ini lebih fokus kepada mengadakan variasi pada pembelajaran tematik, sedangkan yang menjadi perbedaan dari penelitian ini adalah tempat penelitian yaitu di SD Negeri Imam Bonjol kecamatan kalingkrik dan waktu penelitian yaitu pada tahun 2013/2014.13
Dalam penelitian di atas sama mengkaji tentang pembelajaran tematik, akan tetapi terdapat perbedaan pada objek kajian, dalam penelitian ini peneliti memiliki objek kajiannya sendiri yaitu kemampuan guru kelas dalam melaksanakan variasi pembelajaran tematik.
F. Kerangka Teori 1. Tinjauan Guru
a. Pengertian Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah.selain memeberikan sejumlah ilmu pengetahuan, guru juga bertugas menanamkan nilai- nilai dan sikap kepada anak didik agar anak didik memiliki kepribadian yang paripurna. Dengan keilmuan yang dimilikinya guru
13 Permatasari Putri Ayu, “Kemampuan Guru Sekolah Dasar dalam Mengadakan Variasi pada Pembelajaran Tematik di Gugusan Imam Bonjol Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobongan, (Skripsi, FTK UNIB Purwodadi, Purwodadi, 2014) hlm. 57.
membimbing anak didik dalam mengmbangkan potensinya.14 Menurut pupuh faturohman.
performance guru dalam mengajar di pengaruhi beberapa faktor, seperti tipe kepribadian, latar belakang pendidikan, pengalam dan dan yang tak kalah penting adalah pandangan filosofi guru kepada murid.guru yang memandangan sebagai mahluk individual yang tidak memeliki kemampuan akan menggunakan pendekatan metode teacher centered sebap murid dipandangnya sebagai gelas kosong yang bisa diisi apapun.15
Guru adalah seorang figur pemimpin. Guru adalah seorang sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik.
Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangaun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa.16
Dari pendapat diatas disampaikan bahwa guru adalah seorang yang bertanggung jawab dalam mendidik peserta didik baik individu maupun klasikal dan guru juga harus memliki kaahlian yang bisa membuat peserta didik memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut.
b. Tugas Guru
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas
14 Pupuh Faturrohman dan M Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, ( Bandung PT Refika Aditama 2014), hlm. 43.
15 Ibid, hlm. 43.
16 Maimun, Kita Sukses Menjadi Guru Halal, (Mataram: LEPPIM, 2015,) Hlm. 7.
guru sebagai pendidik berati menerus kan dan mengambangakan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berati mengembangakan kepelantihan dan menerapkan kedalam kehidupan demi masa depan anak didik.
Menurut Rosdiyah, bahwa guru dalam mendidik murid bertugas untuk,
1) Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman-pengalaman .
2) Membetuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar pancasila.
3) Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai UU Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No 2 Tahun 1983.
4) Sebagai perantara/ fasilitator dalam belajar. Dalam proses belajar guru hanya sebagai prantara/medium dimana anak harus berusaha sendiri mendapatkan suatu pegertian/ insighth sehinga timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkalaku dan silkap. Dalam konsep ini guru harus selalu siap memberikan kemudahan serta melayani peserta didik sesuai minat kemampuan dan bakatnya.
5) Guru adalah sebagai pembibing, untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa tidak dapat membentuk anak sesuai minat kemampuan dan bakatnya.
6) Guru adalah sebagai penghubung antara sekolah dan masarakat.
7) Sebagai penegak disiplin, menjadi contoh dalam segalahal tata tertib dapat berjalan bila guru dapat menjalin lebih dahulu.
8) Guru sebagai pendidik
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengapdian kepada masayarakat.17
2. Tinjauan tentang Keterampilan Dasar Megajar a. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
Menurut Bohar Suharto,
mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur (mengelola) lingkungan sehingga tercipta suasana sebaik-
17 Ibid, hlm, 8.
baiknya dan menghubungkanya dengan peserta didik sehingga peroses belajar yang menyanangkan.18
Menurut Oemar Hamalik,
mengajar sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada peserta didik. Dalam pengertian yang lain, juga dijelaskan bahwa mengajar adalah suatu akrivitas profesional yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi dan menyangkut pengambilan keputusan.
Menurut Hasibuan,
bahwa konsep mengajar dalam proses perkembanganya masih dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau penyerahan pengetahuan.19
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan dasar mengajar adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh guru dalam menyampaikan pembelajaran atau pengetahuan kepada perserta didik sesuai keahlian yang dimiliki oleh pendidik.
b. Macam-Macam Keterampilan Dasar Mengajar
Ada sembilan macam keterampilan dasar mengajar guru dalam melaksanakan aplikasi pembelajarannya. Kedalam keterampilan tersebut adalah:
1) Keterampilan guru membuka pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran adalah kegitan yang dilakukan untuk memulai pembelajaran. Membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yandg dilakukan oleh guru dalam
18 Syiful Bahari Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( PTAsdi Mahasatya, Jakarta, 2006), hlm. 60.
19 Fatuhrrohman dan M. Sobry,Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Retika Aditama,2010),hlm. 7.
kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra-kondisi bagi siswa agar mental maupun perhatianya terpusat pada apa yang dipelajarinya.20
2) Keterampilan bertanya
Dalam kegiatan pembelajaran, bertanya memainkan peran penting, hal ini karena pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik melontarkan pertanyaan yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap aktivitas dan kreativitas siswa,antara lain yaitu :
a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah yang sedang dibicarakan.
c. Mengembangkan pola berfikir dan cara belajar aktif dari siswa d. Menuntut proses berfikir siswa.
e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang di bahas.21
3) Keterampilan memberi penguatan
Hasil penelitian membuktikan bahwa pemberian pengutan lebih efetif di bandingkan dengan hukuman. Tujuan dari pemberian penguatan ini adalah untuk:
a. Meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran
20Rusman, Model-Model Pembelajaran Profesionalisme Guru,( Jakarta : Rajawali Pers,2011),hlm. 81.
21Rusman, Model-Model Pembelajaran Profesionalisme Guru,( Jakarta : Rajawali Pers,2011),hlm.82.
b. Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa
c. Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif
d. Menumbuhkan rasa percaya diri kepada siswa
e. Membiasakan kelas kondusif penuh dengan penghargaan dan penguatan.
4) Keterampilan memberikan contoh yang bevariasi
Variasi sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
Peserta didik akan menjadi sangat bosan jika guru selalu mengajar dengan cara yang sama dan adapun tujuan dan manfaat dari keterampilan memberikan variasi yaitu :
a. Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa pada aspek- aspek pembelajaran yag relavan dan bervariasi
b. Memberikan kesempatan berkembangnya bakat yang dimiliki oleh siswa
c. Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara
menerima pelajaran yang disenangi.22 5) Keterampilan menjelaskan pembelajaran
Penjelasan merupakan aspek yang sangat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa didalam kelas.
Tujuan penjelasan pembelajaran adalah:
22Ibid, hlm.82.
a. Membimbing siswa untuk memahami konsep, dalil, fakta, dan prinsip secara objektif dan bernalar.
b. Melibatkan siswa untuk berfikir dengan memecahkan masalah- masalah atau pertanyaan.
c. Mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamanya dengan untuk mengatasi kesalapahaman siswa.
d. Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunkan bukti-bukti dalam memecahkan masalah.
6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.23
Keterampilan membimbing kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara kelompok. Oleh karena itu keterampilan guru harus di latih dan dikembangkan sehingga para guru memiliki kemampuan untuk melayani siswa dengan melakukan kegitan pembelajaran kelompok kecil.
7) Keterampilan menutup pembelajaran.
Keterampilan guru menutup pembelajaran. Menutup pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini bermaksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang dipelajari
23Ibid, hlm. 89-91.
oleh siswa. Mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.24
8) Keterampilan mengelolah kelas
Iklim belajar yang kondusif atau maksimal seperti pengaturan tempat duduk siswa yang sesuai, ruang kelas yang bersih dan tenang, alat pelajaran yang menarik untuk hubungan guru peserta didik dan peserta didik yang sehat dan akrab, semua faktor tersebut akan berinteraksi menciptakan iklim kelas yang sehat dan kondusif.
Berdasarkan pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan atau kecakapan guru dalam melatih atau membimbing aktvitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri pada lingkungan.
3. Tinjauan tentang Pembelajaran Tematik a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Menurut Abdul Majid pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja yang mengaitkan beberapa aspek baik antara mata pelajaran dengan adanya pemanduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi peserta didik.
Pengertian secara luas, tema merupakan alat atau wadah untuk
24Ibid, hlm. 92.
mengenalkan berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh.Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa peserta didik dan membuat pelajaran lebih bermakna.25
Penggunaan tema dimaksud agar peserta didik mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas. Pembelajaran tematik merupakan satu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik.26
Menurut Denny Kurniawan, Pembelajaran terpadu tematik, adalah salah satu bentuk atau model dari pembelajaran terpadu yaitu model berjalan (webbed). Yang pada intinya menekankan pada pola pengorganisasian materi yang integrasi di padukan oleh satu tema.27
Menurut Hadi Suproto: pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu tema tertentu yang mengaitkan dengan pokok bahasa lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan baik dalam satu bidang studi atau lebih dan beragam pengalaman belajar atau sehingga pembelajaran menjadi semakin bermakna.28
25Abdul Mazid, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 84.
26 Abdul Majid,Pembelajaran Tematik Terpadu,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 85-86.
27Denny Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Tematik, (Alfabeta : Bandung,2014),hlm.95.
28Ibid, hlm.89-92.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan proses pembelajaran secara utuh dan terpadu yang mengaitkan atau memadukan beberapa kompetensi dasar dan indikator kurikulum atas standar isi dari beberapa mata pelajaran menjadi suatu persatuan untuk di kemaskan dalam satu tema yang nantinya hasil dari pembelajaran tersebut dapat melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terintegrasi.
b. Tujuan dan Manfaat Pembelajara Tematik
Pada dasarnya tujuan pembelajaran tematik yaitu menciptakan proses pembelajaran lebih menyenangkan dengan mempengaruhi pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan pembelajaran tematik adalah :
a. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu b. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berabagai potensi
mata pelajaran dalam tema yang sama
c. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
d. Mengembangkan potensi berbahasa lebih baik mengaitkan berbagai mata pelajaran yang lain dengan pengalaman pribadi peserta didik.
e. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata.
f. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang dijelaskan dalam konteks tema yang jelas.
g. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu.
h. Budi pekerti dan molar peserta didik dapat di tumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.29
Dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat pembelajaran tematik memiliki keterkaitan satu sama lain yang memberikan wawasan dan pengetahuan kepada guru dan peserta didik,bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dirancang secara bermakna dan menyenangkan serta berdasarkan kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan sikap pengetahuan,dan keterampilan peserta didik.
c. Prinsip Pembelajaran Tematik Integratif
Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik integratif sebagai berikut.
1) Pembelajaran tematik integrative memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan dunia peserta didik dan ada dalam kehidupan sehari- hari. Tema ini menjadi alat pemersatuan materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.
2) Pembelajaran tematik integratif bertujuan memiliki mata pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian materi-materi yang terpilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna.
3) Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran
29Ibid.hlm 95
tematik integratif harus mendukung pencapaian tujuan kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran tematik integrative harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum.
4) Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik peserta didik seperti minat kemampuan, kebutuhan,dan pengetahuan awal.
5) Materi pelajaran yang di padukan tidak terlalu di paksakan. Artinya materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.30
d. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1) Berpusat pada peserta didik.
2) Memberikan pengalaman langsung.
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran 5) Bersifat fleksibel
6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik ini menurut TIM pengembangan PGSD adalah:
a. holistik, suatu gejala atau pristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik di amati dan dikaji dari beberapa
30Abdul Majid, “Pembelajaran Tematik Terpadu,”(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm.88
bidang studi sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak - kotak.
b. Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antara skemata yang dimiliki oleh peserta didik, yang pada giliranya nanti akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi yang di pelajari.
c. Otentik, pembelajaran tematik memungkinkan memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin di pelajari.
d. Aktif, pembelajaran tematik di kembangkan dengan berdasar pada pendekatan inquri discovery di mana peserta didik terlibat pelaksanaan, hingga proses evaluasi.31
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari pembelajaran tematik harus berpusat pada peserta didik, memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik agar terciptanya pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.
4. Tinjauan tentang Variasi Mengajar a. Pengertian Variasi Mengajar
Menurut Udin S. Winatapura,
Mengartikan variasi sebagai keanekaan yang membuat sesuatu tidak monnoton. Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedan-perbedan yang sengaja diciptakan atau dibuat untuk memberikan kesan yang unik. Misalnya dua model maju yang sama tetapi tetapi berbeda hiasanya akan menimbulkan kesan unik bagi masing-masing model tersebut. Adapun variasi mengajar merupakan keanekaragaman dalam penyaji kegiatan belajar mengajar.32
Tidak dapat di pungkiri bahwa dalam proses belajar mengajar adakalanya siswa, bahkan guru mengalami kejenuhan. Hal ini tentu menjadi problem bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mengatasi kejenuhan itu perlu diciptakan situasi dan kondisi belajar
31Ibid, hlm.89-90.
32 Pupuh Faturrohman dan M Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, ( Bandung PT Refika Aditama 2014), hlm, 91.
mengajar yang bervariasi apabila guru mampu menghadirkan proses belajar yang bervariasi kemungkinan besar kejenuhan tidak akan terjadi.
Kejenuhan siswa dalam memperoleh pelajaran dapat diamati selama proses belajar mengajar berlangsung seperti kurang perhatian, mengantuk, mengobrol dengan sesama teman, atau pura-pura mau kekamar kecil hanya untuk menghindari kebosanan. Karenanya, pengajar yang bervariasi sangat usgen sehingga situasi dan kondisi belajar mengajar berjalan normal.33
b. Tujuan Variasi Mengajar
Penggunaan variasi terutama ditujukan terhadap perhatian, motivasi, dan belajar peserta didik. Tujuan mengadakan variasi dimaksud adalah:
1)Meningkatkan dan memelihara perhatian peserta didik terhadap relevansi proses belajar mengajar
Fokus permasalahan pentingnya perhatian ini dalam proses belajar mengajar, karena perhatian yang diberikan peserta didik terhadap materi pelajaran yang guru jelaskan, akan mendukung tecapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tercapainya tujuan pembelajaran tersebut bila setiap peserta didik mencapai penguasaan terhadap materi yang diberikan suatu pertemuan kelas.Indikator penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran
33 Ibid, hlm, 19.
adalah terjadinya perubahan di dalam diri peserta didik.Jadi, perhatian adalah masalah yang tidak bisa dikesampingkan dalam konteks pencapaian tujuan pembelajaran.
Karena itu, guru selalu memperhatikan variasi mengajarnya, apakah sudah dapat meningkatkan dan memelihara perhatian peserta didik terhadap materi yang dijelaskan atau belum.34
2)Memberikankesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
Motivasi memang peran penting dalam belajar. Seorang peserta didik tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi didalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi, peserta didik tidak akan melakukan kegiatan belajar. Maka dari itu, guru selalu memperhatikan masalah motivasi ini dan berusaha agar tetap tergejolak didalam diri setiap peserta didik selama pengajaran berlangsung.35
Dari tujuan variasi diatas dapat di simpulkan bahwa motivasi sangat dibutuhkan dalam meningkatkan belajar peserta didik selain motivasi dari dirinya sendiri peran guru juga sangat dibutuhkan untuk tetap memberikan motivasi kepada peserta didik.
c. Komponen-Komponen Variasi Mengajar
Pada uraiyan terdahulu telah di singgung bahwa kompone- komponen variasi mengajar itu di bagi kedalam tiga kelompok besar, yaitu variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan, serta variasi
34 Trianto Ibnu Badar Al- Tabany, Desain Pengembangan, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm.
194.
35Ibid, hlm. 195.
interaksi. Uraiyan yang mendalam dari ketiga komponen tersebut adalah berikut ini:
1) Variasi gaya mengajar
Menurut Menurut Saiful Bahari Djanara variasi ini pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi gerak angota badan dan variasi perpindahan angota posisi guru dalam kelas. Bagi siswa, variasi tersebut dilihat sebagai sesuatu yang energik, antusias, bersemangat, dan semua memiliki relevansi dengan hasil belajar.perilaku guru seperi itu dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis dan akan mempertinggi komunikasi antara guru dan anak didik, menolong penerimaan bahan pelajaran dan memberi stimulasi. Variasi dalam mengajar ini adalah sebagai berikut:36
a) Variasi suara
Suara guru dapat bervariasi dalam, intonasi, nada, volume, kecepatan.
b) Penekunan (focusing)
Untuk memfokuskan perhatian peserta didik, pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru dapat menggunakan penekanan secara verbal.
c) Pemberian waktu (pausing)
Untuk menarik perhatian peserta didik, dapat dilakukan dengan mengubah yang bersuara menjadi sepi, dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam.
36Saiful Bahari Djanara dan Aswan Zain, strategi belajar mengajar, ( jakarta: rineka cipta, 2010), hlm. 167.
d) Kontak pandang
Bila guru berbicara atau berintegrasi dengan peserta didik, sebaiknya mengarahkan pandanganya keseluruh kelas menatap mata setiap peserta didik untuk dapat membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian.
e) Gerak anggota badan (gestueing)
Variasi dalam mimik, gerak kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi.Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi juga menolong dalam menyampaikan arti pembicaraan.
f) Pinda posisi
Pinda posisi guru dalam ruangan kelas dapat membantu menarik perhatian peserta didik, dapat meningkatkan keperibadian guru.
2) Variasi media dan bahan ajar
Ada tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaitu media pandang, media dengar,dan media taktil yaitu:
a) Variasi media pandang
Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajar khususnya untuk komunikasi seperti buku, majalah, globe, dan lain sebagainya.
b) Variasi media dengar
Pada umumnya dalam proses belajar mengajar dikelas, suara guru adalah alat utama dalam komunikasi, dan ini telah pernah disinggung.
c) Variasi media taktil
Komponen terakhir dari keterampilan menggunakan variasi media dan bahan ajar adalah penggunaan media yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atu bahan ajaran. Dalam hal ini akanmelibatkan peserta didik dalam kegiatan atau pembuatan model, yang hasilnya dapat disebutkan sebagai “media taktil”.
3) Variasi Interaksi
Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan peserta didiknya memiliki rentanan dari dua kutub, yaitu:
a) Peserta didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b) Peserta didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru dimana guru berbicara kepada peserta didik.37
Dapat disimpulakan bahwa kompenen-komponen variasi sangat banyak salah satunnya yaitu gaya mengajar seorang guru.
Gaya mengajar seorang guru sangat di butuhkan agar peserta didik mampu memahami apa yang disampaikan oleh guru tersebut seperti intonasi suara, gerak badan, perpindahan posisi dan kontak pandangan dan metode yang digunakan dalam pembelajaran.
37 Buchari Alam, Guru Profesional, (Bandung: Alfabet, 2012), hlm. 110.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, dimana data yang dikumpulkan berupa pendapat, konsep-konsep, keterangan, tanggapan dan informasi yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan permasalahan yang ada.
Dengan menggunakan metode kualitatif dalam penelitian, diharapkan dapat diperoleh data yang mendalam dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan guru kelas dalam mengembangkan variasi pembelajaran tematik kelas IV di MI Al- Itihadul Islamiyah Ampenan. Dan untuk mengetahui kendala dalam kemampuan guru kelas dalam mengembangkan variasi pembelajaran tematik. Sedangkan menurut ahli mengatakan bahwa:
Menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi38.
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah metode deskriptif kualitatif, agar tujuan penelitian ini dapat tercapai. Dalam pelaksanaanya peneliti berusaha memotret peristiwa yang menjadi pusat perhatianya kemudian di lukiskan sebagaimana adanya yakni tentang
38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: CV Alfabeta,2015), hlm. 9.
kemampuan guru dalam melaksanakan variasi pada pembelajaran tematik di kelas IV MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan. Penelitian kulitatif permasalahan yang di bawa oleh peneliti masih bersifat seementara maka teori yang digunkan bersifat sementara, dan akan berkembang setelah penelitian memasuki lapangan atau konteks sosial. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu secara sistematis, faktual, yang berkaitan dengan kemampuan guru kelas dalam melaksankan variasi pada pembelajaran tematik dikelas IV MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen kunci sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaannya di lokasi penelitian mutlak diperlukan.39 Kehadiran peneliti di lapangan merupakan suatu keharusan karena peneliti harus melakukan observasi untuk mengumpulkan data-data dan melakukan wawancara kepada guru dan siswa MI Al-Ittihadul Islamiyah terkait kemampuan guru kelas dalam mengembangkan variasi pembelajaran tematik. Kehadiran peneliti bukan bertujuan untuk mempengaruhi subyek penelitian tetapi untuk mendapatkan data-data yang akurat dan sewajarnya dengan terlibat langsung di lapangan.
39Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi UIN Mataram Tahun 2018, Pedoman Penulisan Skripsi UIN Mataram, hlm. 28.
3. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penulisan ini dibagi atas dua macam:
a. Sumber Data Primer ( data awal)
Data primer merupakan data utama yang diperoleh melalui kegiatan observasi dan wawancara dengan subjek penelitian yaitu guru dan siswa yang berkaitan dengan kemampuan guru melaksanakan variasi pembelajaran tematik di kelas.
b. Sumber Data Skunder (data pendukung)
Data skunder berfungsi sebagai data pendukung ulasan pembahasan pada penelitian ini. Bahan-bahan data skunder berupa artikel-artikel dalam website, dokumen kurikulum sekolah, learning scape, unit plan, lesson plan,worksheet, prosedur aktivitas, dan foto yang berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengembangkan variasi pembelajaran tematik kelas IV di MI Al-Ittihadul Islamiah Ampenan.
4. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data merupakan cara yang dipakai untuk mengumpulkan data dengan metode-metode tertentu. Pada penelitian tentang kemampuan guru kelas dalam mengembangkan variasi pembelajaran tematik di MI Al-ittihadul Islamiyah Ampenan tahun pelajaran 2018/2019 ini,peneliti menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Menurut Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu faktual mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu di kumpulkan dan seiring dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih,sehingga benda-benda yang sengat kecil.
Menurut Marsahll (1995) menyatakan bahwa melalui observasi penelitian belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku teserbut.
Menurut Sanafiyah Faisal (1990) mengklarifikasikan observasi menjadi observasi partisipasi, non partisipasif, observasi terang- terangan dan tersamar, dan obsevasi yang tak berstruktur.40
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa observasi adalah sautu proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis dan psikologis dan yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi non partisipasi karena peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Untuk mengumpulkan data terkait kemampuan guru kelas dalam melaksanakan variasi pembelajaran tematik dan kendala dalam, kemampuan guru kelas dalam melaksanakan variasi pembelajaran tematik peneliti melakukan observasi di sekolah untuk melihat kegiatan-kegiatan sehari-hari di sekolah terkait dengan
40Ibid,hlm.310.
kemampuan guru kelas dalam melaksanakan variasi pembelajaran tematik. Dengan menggunakan metode observasi peneliti dapat mengamati dan mencatat data yang didapat berdasarkan observasi atau pengamatan di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan.
b. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melaui tanya jawab, sehingga dapat di kondisikan makna dalam satu topik tertentu. Jadi dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipasi dalam meninterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi dimana hal ini tidak bisa diemukan melalui observasi.41
Dalam menggunakan metode wawancara peneliti akan menyiapkan pedoman wawancara semi struktur untuk membantu memudahkan atau mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan. Sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu menyusun pertanyaan yang akan ditanyakan kepada penjawab, pokok pertanyaan yang akan disampaikan terkait dengan kemampuan guru dalam megembangkan variasi pembelajaran tematik dan kendala dalam mengembangkan variasi pembelajaran tematik. Akan tetapi dalam pelaksanaan wawancara jenis semi struktur ini, peneliti bebas memberikan pertanyaan, artinya tidak harus berurutan dan sesuai dengan yang telah di susun.Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sudjana
41Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 227.
dalam Djam’an Satori bahwa wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak peranya dengan pihak yang ditanya atau penjawab.42Disini peneliti akan mewawancarai kepala sekolah, dan guru kelas yang bertugas di MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan- peraturan notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.43 Dengan menggunakan metode ini, peneliti dapat mengumpulkan data terkait cara mengajar guru kelas di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan.
5. TeknikAnalisisData
Dalam penelitian ini akan menggunakan analisis data dengan teknik Milles dan Huberman yaitu analisis data yang dilakukan secara interaktif dan terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh.44Adapun proses analisis datasebagai berikut:
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang bila tidak perlu.45 Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
42 Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 130.
43Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., hlm. 149.
44Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif..., hlm. 337.
45Ibid, hlm. 338.
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan memilah hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah dilakukan kemudian dikelompokkan menjadi dua bagian antara kegiatan variasi dengan kendala kemampuan guru dalam megembangkan variasi pembelajaran tematik, sehingga peneliti menemukan hal-hal penting yang dicari sesuai dengan kebutuhan peneliti.
b. Penyajian data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut.46
Dalam penyajian data, peneliti membuat rangkuman secara deskriptif dan sistematis dari hasil yang diperoleh sehingga dapat diketahui dengan mudah, dan setiap rangkuman diberikan penjelasan dengan memperhatikan kesesuaian dengan fokus penelitian.
c. Verifikasi (Conclusion Drawing)
Pada tahapan ini peneliti melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi dari data yang diperoleh sebelumnya. Setelah peneliti membuat kesimpulan kemudian peneliti mengecek lagi kebenaran
46Ibid, hlm. 341.
dengan cara mengecek ulang penyajian data untuk memastikan tidak ada kesalahan yang dilakukan.
6. Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data dalam sebuah penelitian bertujuan untuk membuktikan apakah data yang diperoleh betul-betul valid atau tidak, yang memadukan landasan teori yang menjadi landasan penelitian.
Pemeriksaan terhadap data tersebut sangat diperlukan. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik-teknik pemeriksaan yakni: perpanjangan pengamatan (Prolonged engagement), peningkatan ketekunan/kegigihan (persistentobservation), triangulasi (peer debriefing), analisis kasus negatif (negativecaseanalysis), diskusi dengan teman sejawat (peer debriefing), chek.47
Dari beberapa cara menguji keabsahan data di atas, peneliti hanya menggunakan tiga teknik, yaitu:
a. Perpanjangan pengamatan (Prolonged engagement)
Dalam penelitian kualitatif, perpanjangan pengamatan peneliti sangat diperlukan agar dapat mengumpulkan data sebanyak-banyaknya.
Data yang dikumpulkan berupa letak geografis MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan, Jika peneliti hanya datang sekali maka peneliti akan kesulitan untuk mendapat informasi. Dalam hal ini, peneliti harus memiliki waktu yang cukup untuk mengamati tentang kemampuan guru
47Ibid, hlm. 169-172.
dalam mengadakan variasi pembelajaran tematik dan kendala dalam kemampuan guru dalam mengadakan variasi pembelajaran tematik.
b. Peningkatan ketekunan/kegigihan (persistentobservation)
Dalam penelitian kualitatif, peningkatan ketekunan sangat penting karena peneliti harus benar-benar tekun dalam mencari informasi dan temuan-temuan mengenai kemampuan guru dalam melaksanakan variasi dan kendala dalam kemampuan guru dalam melaksanakan variasi pembelajaran tematik dengan tujuan untuk mendapatkan keabsahan data sehingga peneliti tidak memanipulasi data.
c. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triagulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Tringulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.
Tiringulasi sumber berati, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dangan teknik yang sama.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan triangulasi sumber, dalam mengumpulkan data yaitu mengambil sumber yang beda tetapi teknik yang sama.
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan garis besar penyusunan tugas skripsi. Pada bagian ini mendeskripsikan rasionalitas isi dan hubungan antar bab dan bukan hanya sebatas penjelasan dari bab daftar isi.
Bab I tentang pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, sistematika pembahasan, dan rencana tindakan penelitian.
36 BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Deskripsi Setting Penelitian
1. Sejarah Singkat dan Profil MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan.48 Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah naungan Depertemen Agama yang berdiri pada tahun 1930, oleh Shaleh Harharah yang berasal dari Arab, saat itu nama sekolah akrab di panggil dengan sebutan sekolah Arab.
Madrasah ini sudah ada jauh sebelum adanya sekolah di Pancor, Lombok Timur, yang konon katanya pondok tertua.
2. Identitas MI Al-Ittihadul Islamiayah Ampenan
Tabel 2.1.Profil MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan
No Profil Sekolah
Indentitas Sekolah
1. Nama Sekolah MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan
2.N N P S N 60722095
3.N N S M 111252710001
4.Al Madrasah Ja Jalan : Lumba-lumba Li Kampung : Melayu Timur
De Desa / Kelurahan : Ampenan Tengah K Kota : Mataram
5.a Tahun berdirinya Madrasah
19 1930
6.St Statu MI T TERAKREDITAS A 7. Surat Keputusan Tanggal 07 Oktober 2010
Nomor : 2606/421.8/A/Dikpora/2010 8. P i a g a m Tanggal 06 Desember 2010
Yayasan Al-Ittihadul Islamiyah 9. Nama Organisasi Induk Yayasan Al -Ittihadul Islamiyah
Ampenan
10. Akte Tanah Tanggal 16-12-1984 Nomor : 605 (Wakaf) 11. Keadaan Tanah
Luas Tanah Status Letak
48MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Tanggal 13 Mei 2019
3. Keadaan Guru, Pegawai dan Siswa MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan, peneliti menemukan bahwa pada tahun pelajaran 2018/2019, para dewan guru dan pegawai di MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan sebanyak 16 orang, dan jumlah siswa- siswi di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan sebanyak 289 siswa. Siswa perempuan 142 orang dan siswa laki-laki 137 orang.49
4. Visi dan Misi Madrasah a) Visi
1) Menghafal dan menagamalkan doa sehari-hari 2) Mendirikan sholat 5 waktu secara istiqomah 3) Membaca Al-Qur’an dengan tartil
4) Menghafal juz’Amma
5) Mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan IPTEK 6) Menggunakan bahasa dengan baik dan benar
7) Membuat hasil karya
8) Bugar dalam berakhlak mulia.
b) Misi
1) Membudayakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan islami.
49 MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Tanggal 13 Mei 2019