• Tidak ada hasil yang ditemukan

Al-Wasathiyyah dalam Al-Qur`ân: Studi Tafsir Al-Mârâghî, Al-Munir, dan Al Mishbâḫ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Al-Wasathiyyah dalam Al-Qur`ân: Studi Tafsir Al-Mârâghî, Al-Munir, dan Al Mishbâḫ"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

Tesis berjudul “Al-Wasathiyyah dalam Al-Qur'ân (Kajian Tafsir Al-Marâghî, Al-Munir dan Al-Mishbâẖ)” yang disusun oleh Iffaty Zamimah dengan nomor induk mahasiswa 209410373 telah melalui proses bimbingan dan dinilai oleh dosen pembimbing dan memenuhi syarat untuk diajukan pada sidang Munaqasyah. Al-Wasathiyyah dalam Al-Qur'an (kajian tafsir Al-Marâghî, Al-Munîr dan Al-Mishbâh)”. Yang banyak memberikan jasa, pengajaran dan perhatian selama menempuh studi di program pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'ân Jakarta (IIQ).

Selaku Asisten Direktur Pasca Sarjana Lembaga Ilmu Al-Qur'an yang telah memverifikasi skripsi ini dengan segala kesabaran dan ketelitiannya. Iffaty Zamimah, “Al-Wasathiyyah dalam Al-Qur'an (kajian Tafsir Al Marâghi, Al Munîr dan Al Mishbâh)”. Oleh karena itu, sangat logis jika prinsip universal Al-Qur'an akan selalu relevan di setiap waktu dan tempat (shâlih li kulli zamân wa makân).

Al-Quran dan Hadits banyak menyebutkan pentingnya moderasi, serta kedudukan umat Islam sebagai umat moderat dan terbaik.2 Toleransi dan moderasi merupakan nilai-nilai inti dalam ajaran Islam. Hanafi setidaknya mempunyai dua alasan munculnya perbedaan tersebut, yaitu pertama, sebagian besar teks Al-Qur'an dan Hadits mengandung variasi. Konsep wasathiyyah mengacu pada makna wasathan ummatan dalam Al-Qur'ân.15 Kata wasath dalam ayat ini berarti khiyâr (terbaik, paling sempurna) dan 'âdil (jujur).

Madrasah ini mengklaim bahwa mereka lebih bergantung pada maksud-maksud syariat dan ruh agama dengan menganulir teks-teks particular di dalam Al-Qur`ân dan As-Sunnah. Ketiga, adalah madrasah moderat yang tidak melupakan teks-teks particular dari Al-Qur`ân dan As-Sunnah, tetapi dalam satu waktu juga tidak memisahkan dari maksud-maksud global. Secara implisit, Al-Qur`ân dan Al-Hadis banyak menyinggung akan pentingnya sikap moderat, serta posisi umat Islam sebagai umat yang moderat dan terbaik.

Beliau merupakan salah satu dari sedikit mufasir Indonesia yang masih aktif berkontribusi dalam dunia tafsir Al-Quran. Karya-karyanya yang monumental khususnya bagi masyarakat muslim Indonesia, khususnya bagi peminat karya-karya tafsir Al-Quran, mempunyai kedudukan tersendiri di hati mereka, yaitu Tafsir Al-Mishbâh. Tafsir Al-Mishbâh merupakan salah satu dari sekian banyak karya Quraish Shihab yang berkaitan dengan penafsiran Al-Qur'an.

Permasalahan

Identifikasi Masalah

Allah tidak memerintahkan melainkan syaitan mempunyai dua bisikan, sama ada kepada lalai dan lalai atau berlebih-lebihan dan ghuluw. Mengkaji konsep wasathiyyah melalui perspektif tiga ulama kontemporari dengan pertimbangan korelasi di atas inilah yang menarik minat penulis untuk mengkaji lebih lanjut bagaimana wasathiyyah menurut perspektif Syaikh Al-Marâghî, Syaikh Wahbah az- Zuhailî dan M. Kehadiran para tesis Al-Wasathiyyah Dalam Al-Qur`ân (Mengkaji Tafsir Al-Marâghî, Al-Munîr dan Al-Mishbâẖ) semoga dapat menjawab persoalan di atas, dengan harapan dapat melihat imbasan penyelesaian bagi polemik yang wujud berkaitan fenomena ekstrem. tindakan/ ghuluw di tengah masyarakat Islam yang tidak sesuai dengan tujuan diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat kepada alam semesta.

Keempat, kondisi umat yang dinamis, mulai dari masa para rasul, sahabat, tabi'in dan tabi'tabi'in hingga masa berkembangnya tafsir. Oleh karena itu, penafsiran yang sesuai dengan kondisi umat saat ini sangat diperlukan, tanpa melupakan penafsiran para ulama terdahulu.

Pembatasan Masalah

Perumusan Masalah

Tujuan dan Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Signifikansi Penelitian

Telaah Kepustakaan

Fikih Jalan Tengah: Dialektika Hukum Islam dan Permasalahan Masyarakat Modern, oleh Pradana Boy ZTF. Buku ini menekankan dan mempertegas kajiannya mengenai prinsip-prinsip moderasi Islam dalam dialektika hukum Islam (fiqh) kontemporer, termasuk isu-isu terkait hak asasi manusia (HAM), demokrasi, dan hubungan antara umat Islam dan non-Muslim. Kajian skripsi yang diangkat penulis terkait dengan topik wasathiyyah sebagai kajian penafsiran Al-Qur'an dengan model meudhu'i (tematik).

Lebih khusus lagi berkaitan dengan ciri-ciri tengah konsep akidah ahlus sunnah wa al-jama'ah antara berbagai konsep akidah yang menyimpang dan ekstrim seperti antara qadariyyah dan jabariyyah dalam aspek takdir, antara murjiah dan khawarij dalam aspek pelaku kejahatan besar. dosa, dan lain-lain. Konsep Al-Wasathiyyah dalam Pemikiran Politik Yulasi Al-Qaradawi, disertasi Bashori Ahmad Dimyati, mahasiswa pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Moderasi Menurut Al-Quran: Kajian Kritis Gerakan Salafi Wahhabi dan Islam Liberal, disertasi Owen Putra, Postdoctoral Institute of Al-Quranic Sciences, 2013.

Tesis ini fokus pada kajian moderasi menurut Al-Quran dengan mengkritisi dua kelompok yaitu kelompok Salafi Wahhabi dan Islam Liberal serta menawarkan solusi terhadap permasalahan tertentu, seperti kecenderungan Tafkir dan pluralisme agama. Dari kitab-kitab diatas, penulis tidak menemukan uraian wasathiyyah secara menyeluruh menurut Al-Marâghî, Az Zuhailî dan M. Quraish Shihab dalam tafsirnya, sehingga hasil kajian diatas penulis anggap sangat bermanfaat bagi penulis, karena ' langkah awal untuk memasuki pintu penelitian yang akan penulis laksanakan selain beberapa sumber referensi dalam penelitian ini.

Metodologi Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber informasi yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam pengumpulan atau penyimpanan data. 31 Sumber utama yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah kitab Tafsir Al-Marâghî karya Syekh Al-Marâghî, Tafsir Al-Munîr karya Syekh Wahbah az-Zuhailî, dan Tafsir Al-Mishbâẖ karya M. Sumber data sekunder adalah informasi yang tidak mempunyai kewenangan dan tanggung jawab langsung atas informasi yang dimilikinya.32 Sumber ini diperoleh dari berbagai data, buku-buku yang secara tidak langsung berkaitan erat dengan permasalahan utama.

Metode Analisis Data

Pertanyaan penelitian dapat disebut sebagai kunci pembuka penelitian sehingga memungkinkan penulis leluasa melihat permasalahan yang terjadi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan laporan penelitian disusun dengan menggunakan format sesuai kaidah akademik. Ketujuh, mengkaji ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan mengumpulkan ayat-ayat yang mempunyai makna yang sama, atau mengkompromikan yang umum dan yang khusus, atau yang justru bertentangan, sehingga semuanya bertemu pada satu arah, tanpa membeda-bedakan dan tidak ada paksaan.36.

Teknik dan Sistematika Penulisan

Bab ini memuat: latar belakang masalah, masalah yang meliputi: identifikasi masalah, definisi masalah, dan rumusan masalah. Tinjauan pustaka, tujuan dan signifikansi penelitian, metode penelitian yang meliputi: metode pengumpulan data dan metode analisis data. Bab ini memuat tentang: Pengertian Wasathiyyah secara etimologis dan terminologis serta wacana wasathiyyah dalam Al-Qur'ân dan hadis, yang dicirikan dengan istilah Ummatan Wasathan, al-'adl, al-muqtashid, al-wazn, al-qisth, asy-shirâth al - mustaqîm, al-ghuluw, al-ifrâth, al-isrâf dan at-tatharruf, at-tanathu' dan at-tasyaddud.

Bab III menjelaskan Tafsir: Tafsir Al-Marâghî, Tafsir Al-Munir dan Tafsir Al-Mishbâẖ. Bab ini memuat: Pembahasan terkait beberapa Tafsir yaitu: Tafsir Al-Marâghî, Tafsir Al-Munîr dan Tafsir Al-Mishbâẖ. Yang memuat profil penulis Tafsir Al Marâghi, Musthafa Al Marâghi, Tafsir Al-Munîr, Wahbah Az Zuhailî dan Tafsir Al Mishbâẖ, M.

Serta pembahasan mengenai latar belakang penulisan ketiga kitab tafsir, sumber, gaya, metode dan sistematika penulisan tafsir serta pandangan para tokoh terhadap ketiga kitab tafsir tersebut. Bab IV memaparkan analisis konsep Al-Wasathiyyah dalam Tafsir Al-Marâghî, Tafsir Al-Munîr dan Tafsir Al-Mishbâẖ. Bab ini meliputi: Analisis al-wasathiyah dalam tafsir masa kini, yang meliputi: tafsir Al-Marâghî terhadap ayat wasathiyyah dalam Tafsir Al-Marâghî, tafsir Wahbah az-Zuhailî dan analisis tafsir Quraish Shihab terhadap ayat wasathiyyah (ayat Al-Baqarah). dikemukakan penulis mengenai tafsir ayat wasathiyyah (Al-Baqarah dalam tiga tafsir.

Pada bagian akhir tesis ini penulis memberikan kesimpulan dan saran-saran dari pembahasan-pembahasan yang ada dalam bab sebelumya sebagaimana berikut.

Kesimpulan

Tiga ahli tafsir sepakat bahwa ciri tersebut juga tersirat dari posisi Ka'bah sebagai kiblat umat Islam yang berada di tengah bumi (poros bumi) berdasarkan konteks ayat tersebut. Selanjutnya atas dasar wasathiyyah ini, umat Islam akan menjadi saksi bagi orang lain di kemudian hari dengan mengoreksi dan memperbaiki berbagai kesalahan yang dilakukannya. Sifat ini juga akan tetap ada pada umat Islam sepanjang mereka konsisten dalam melaksanakan ajaran Islam secara benar berdasarkan ilmu pengetahuan yang diakui sepanjang masa dan niat yang ikhlas dengan meneladani sifat dan sikap Nabi Muhammad SAW.

Dari penafsiran ketiga mufassir tersebut dapat dikaji berbagai prinsip dan ciri wasathiyyah, yaitu prinsip; Pertama keadilan, kedua keseimbangan, dan ketiga toleransi (tasamuh).

Saran-saran

Abu Zakaria, Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Minhaj Syarh Shahih Moslem bin al-Hajjaj, Beiroet: Dar Ihya‟ by Turats al „Arabi, 1392 H, cet. Al-Mufradât fî Gharîb Al-Qur`ân, ditahqiq Markaz ad Dirasat wa al-Buhuts, t.t.: Maktabah Nazzar Musthafa al Baz, t.th Al-Baidhawi, Abu Said Abdullah bin „Amr, Tafsîr Al-Baidhâwî, (Andwâwî, Tanzîl wa Asrâr by Ta‟wîl), ditahqiq oleh Mahmud Abd al-Qadir al-Arna‟uth, Beiroet: Dar Shadir, 2001, cet. Ali, Yusuf, The Holy Al-Qur`ân: Teks, Vertaling en Kommentaar Bairut: Dar Al Fikr, 1938, cet.

العمادي، أبو السعود محمد بن محمد، إرشاد العقل سالم المزايا القرآن الكريم، (بجروت: دار إحياء التورات، ط.)، ص٢٤. الجوزية، ابن القيم، مدارج السالكين بين منازل إياك نبدو وإياكا نستعين، ترجمة محمد عبد الرحمن المرسليالي، بيجروت: دار حياة تورات العربي. اللحام، بديع السيد، وهبه الزحيلي: العالم الفقيه المفسر، دمشق: دار الكلام، 2001، ص.

Al-Mawardi, Abu al Hasan Ali, An Nukat wa al „Uyûn, Bejrut: Dar al Kutub al Ilmiah, t.th, jilid. Ath-Thabari, Ibn Jarir, Jâmi‟ al Bayân „an Ta‟wîl Ay Al Qur`ân, ditahqiq oleh Mahmud Muhammad Syakir, Kairo: Maktabah Ibn Taimiah, t.th, zv. Bin Ali, Ibnu Hajar al-Asqalani Ahmad, Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari, (Bejrut: Dar al-Ma‟rifah, 1379 H), zv.

Ensiklopedia Kitab Tafsir, Kumpulan Kitab Tafsir Zaman Klasik Hingga Zaman Kontemporer, Depok: Lingkaran Kajian Al-Qur'an, 2003), et. Shalih bin Humayd, Raf’u al-Haraj fî asy-Syarî’ah al-Islâmiyyah, t.t: Dar al-Istiqamah, 1312, cek.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa menurut Ibn Kathir dan Wahbah Zuhaili dalam menafsirkan ayat 282 dari surat al-Baqarah yakni kewajiban menulis dalam

Sementara Sugiyono (2015:15), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

Berkaitan dengan hal itu, perlu kiranya melihat posisi pemikiran Bintu al-Syâthi’ dalam wacana studi Qur’an dari perspektif pergeseran paradigma kajian al-Qur’an yang

Sedangkan menurut Tafsīr Ibn Kaṡīr dan Tafsīr al-Miṣhbah bahwa yang dikatakan musuh Allah itu bukan hanya orang kafir dan yahudi saja, akan tetapi siapapun yang memusuhi

‘ȃbid, dan berṣabar dari perbebuatan ma‘siat.dan pelakunyadi sebut mujahid. ṣabar yang paling besar pahalanya adalah orang bisa bertahan ketika mendapat

Apabila perbuatan baik ataupun netral didasari dengan keimanan yang tentunya tidak melanggar dari syariat-syariat Islam, maka hal tersebut akan memberikan balasan baik di dunia

Hal yang dapat dinilai baik buruk adalah sikap yang dimiliki manusia, yaitu yang berkaitan dengan perbuatan, tingkah laku, gerakan, kata-kata, dan lain sebagainya.”28 Dalam Islam

perempuan memiliki arti yang sama yaitu bangsa manusia yang halus kulitnya, lemah sendi tulangnya, dan memiliki bentuk tubuh yang berbeda dari laki-laki.38 Kata wanita ini lebih