• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi budidaya ikan hias

N/A
N/A
Zakia Ayu

Academic year: 2023

Membagikan "Potensi budidaya ikan hias "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang dan Masalah

Potensi budidaya ikan hias di Indonesia cukup besar, baik itu ikan hias air laut maupun air tawar. Indonesia yang memiliki iklim tropis mendukung kegiatan budidaya ikan hias diperairan laut dan tawar. Keanekaragaman jenis ikan hias di Indonesia mencapai 4.552 spesies dari total 32.400 spesies ikan hias didunia (KKP, 2016). Nilai ekspor ikan hias setiap tahunnya pun mengalami peningkatan, pada tahun 2017 nilai ekspor ikan hias Indonesia mencapai 27,61 juta dan merupakan jumlah ekspor ikan hias tertinggi pada enam tahun terakhir (Badan Pusat Statistik, 2018). Komoditas ikan hias air tawar banyak diminati masyarakat di Indonesia, hal ini dikarenakan karena cara pemeliharaannya yang mudah.

Salah satu ikan hias yang banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu neon tetra (Paracheirodon innesi), yang menjadi salah satu jenis ikan komersial kelompok tetra. Ikan ini tergolong eksotis karena memiliki warna dasar abu-abu dengan garis biru hijau menyala yang biasa disebut garis neon memanjang dari insang hingga pangkal ekor. Prospek pasar terutama untuk nasional lumayan bagus, dengan kondisi terkini dimana prospek usaha ikan hias semakin meningkat (Kustiwan, 2017). Namun tidak selalu membawa keuntungan dalam budidaya ikan hias biasanya juga muncul beberapa kendala, contohnya yaitu jumlah benih jantan yang dihasilkan dari pemijahan biasanya lebih rendah dibandingkan dengan benih betina, dikarenakan dari hasil pemijahan yang dilakukan tidak dapat dikontrol rasio jumlah ikan jantan yang didapatkan sehingga tidak sesuai dengan keinginan. Salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah populasi ikan jantan adalah dengan metode sex reversal yaitu maskulinisasi. Maskulinisasi sendiri merupakan cara untuk meningkatkan populasi jenis kelamin ikan menjadi jantan.

Seks reversal merupakan satu teknik yang dapat dilakukan untuk memperoleh keturunan monoseks. Pengubahan jenis kelamin melalui pemberian ekstrak cabe jawa (Piper retrofractum) dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dengan penyuntikan,

(2)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah kandungan cabe jawa (Piper retrofractum) sebagai perangsang proses maskulinisasi pada ikan neon tetra (Paracheirodon innesi)?

2. Apakah cabe jawa (Piper retrofractum) berpengaruh nyata terhadap proses maskulinisasi pada ikan neon tetra (Paracheirodon innesi)?

1.3. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh pemberian ekstrak cabe jawa (Piper retrofractum) terhadap persentase jenis kelamin jantan dan kelangsungan hidup ikan neon tetra (Paracheirodon innesi).

1.4. Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi serta sebagai sumber informasi bagi para pembudidaya ikan tentang bagaimana cara melakukan sex reversal dengan bahan alami ekstrak cabe jawa (Piper retrofractum).

1.5. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini yaitu ;

H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ekstrak cabe jawa terhadap persentase jenis kelamin jantan dan kelangsungan hidup ikan neon tetra (Paracheirodon innesi).

H1 = Terdapat pengaruh yang signifikan dari ekstrak cabe jawa terhadap persentase jenis kelamin jantan dan kelangsungan hidup ikan neon tetra (Paracheirodon innesi).

(3)

II. METODE

II.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan selama 60 hari pemeliharaan larva ikan neon tetra (Paracheirodon innesi) setelah 24 jam perendaman larva di Laboratorium K atau M, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

II.2. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Adapun perlakuan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Perlakuan 1 : Perlakuan dengan penambahan dosis ekstrak cabe jawa sebanyak 0 mg/L (kontrol +)

Perlakuan 2 : Perlakuan dengan penambahan dosis ekstrak cabe jawa sebanyak 0,1 mg/L Perlakuan 3 : Perlakuan dengan penambahan dosis ekstrak cabe jawa sebanyak 0,2 mg/L; dan Perlakuan 4 : Perlakuan dengan penambahan dosis ekstrak cabe jawa sebanyak 0,5 mg/L 17α-metiltestosteron (kontrol -)

II.3. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan awal dilakukan dengan merendam larva ikan neon tetra yang telah diaklimatisasi dengan ekstrak cabe jawa sesuai dosis yang telah ditentukan selama 24 jam. Setelah larva

(4)

fengli 1) secara at satiation atau sekenyang-kenyangnya sebanyak 3 kali sehari. Lalu dilakukan sampling Ikan selama 10 hari sekali selama pemeliharaan. Perendaman larva ikan neon tetra berumur 10 hari menggunakan ekstrak cabe jawa dengan dosis 0 mg/L; 0,1 mg/L);

0,2 mg/L; dan 0,5 mg/L 17α-metiltestosteron selama 24 jam. Larva ikan nila sebanyak 50 ekor/bak dalam 10 L dengan 3 Ulangan. Setelah 24 jam perendaman, larva dipindahkan ke dalam wadah pemeliharaan.

II.4. Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan fua metode, yaitu : 1. Metode observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui pengujian dan pengamatan secara langsung menggunakan perlakuan yang telah ditentukan.

2. Metode studi pustaka, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca serta mempelajari berbagai literatur seperti jurnal, buku, artikel internet juga sumber-sumber lain yang terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti.

II.5. Analisis Data Penelitian

Data yang diperoleh disajikan dalam rata-rata ± standar deviasi, dan dianalisis secara statistik dengan metode one way ANOVA menggunakan software SPSS Versi 25. Jika hasil menunjukkan perbedaan nyata maka dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT (Duncan multiple range test) pada tingkat kepercayaan 95%.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Afpriyaningrum MD, Soelistyowati DT, Alimuddin, Zairin Jr M, Setiawati M, Hardiantho D.

2016. Maskulinisasi ikan nila melalui perendaman Larva pada suhu 36°C dan kadar residu 17α-Metiltestosteron dalam tubuh ikan. Omni-Akuatika 12(3): 106-113.

Bulkini, A., H. Arfah, D.T. Soelistyowati. 2013. Maskulinisasi Ikan Cupang Betta splendens melalui Perendaman Embrio dalam Ekstrak Purwoceng Pimpinella alpina. [Skripsi]

Institut Pertanian Bogor. Jurnal Akuakultur Indonesia 12 (2): 144-149.

Daelami, A.S.D. 2001.Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta: Penebar Swadaya.

Evizal, R. (2013). Tanaman Rempah dan Fitofarmaka. Bandar Lampung: Lembaga Penelitian Universitas Lampung.

Fitriani, U., Wijayanti, E., Nisa, U., & Zulkarnain, Z. (2018). The Activitiy of Potion of Cabe Jawa, Daun Sendok and Celery on Hyperuricemic Rats. Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia, 11(2), 33–39.

Hartami A. 2013. Lama waktu perendaman larva ikan cupang yang berumur 5 hari dengan hormon 17α-metiltestosteron terhadap keberhasilan monosex jantan. Konferensi Akuakutur Indonesia 1(1)

Himayani R. 2012. hubungan pemberian ekstrak cabe jawa Piper retrofractum terhadap jumlah spermatozoa mencit jantan dewasa. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Universitas Lampung 2(1): 73-76

(6)

Lesmana, D. S. 2015. Ensiklopedia Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya Jakarta.

Megbowon. 2014. Tilapia Sex Reversal using Methyltestosterone and Its Effect on Fish, Man and Environment. Biotechnology 13 (5): 213-216.

Muslichah, S. (2010). Potensi Afrodisiak Kandungan Aktif Buah Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) Pada Tikus Jantan Galur Wistar. Jurnal Agroteknologi, 5(2), 11–

20.

Muslim, 2010. Peningkatan Persentase Ikan Guppy (Poecilia Reticulata) Jantan Dengan Perendaman Induk Bunting Dalam Larutan Hormon 17ɑ-Metiltestosteron. Jurnal Klorofil, 5(2), 61-66.

Prayoga, A. 2017. Maskulinisasi Ikan Cupang Betta splendens dengan Ekstrak Cabe Jawa Piper retrofractum Vahl melalui Perendaman Larva.[Skripsi] Budidaya Perairan Universitas Bangka Belitung.

Rohmy, S. Murniasih, S. 2013.Kapasitas Reproduksi Ikan Neon Tetra (Paracheirodon innesi) Dengan Sistem Pemijahan Berpasangan (Studi Kasus Kelompok Pembudidaya Ikan Curug Jaya, Depok).Jp Perikanan

Sjafei, D.S., M.F. Rahardjo., R. Affandi., M. Brojo dan Sulistiono. 1992. Fisiologi Ikan II.

Life Science. Bogor: Inter University Centre Host University Institut Pertanian Bogor.

Zairin Jr M. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan atau Betina. Penebar Swadaya. Jakarta. 113 hlm.

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan ekstrak limbah jamu kunyit pada pakan ikan nila tidak memberikan perbedaan nyata pada parameter kelangsungan hidup, tetapi memiliki hasil pertumbuhan ikan

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengevaluasi persentase jenis kelamin jantan, pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan biomassa ikan nila yang telah direndam dalam 3

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengevaluasi persentase jenis kelamin jantan, pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan biomassa ikan nila yang telah direndam dalam 3

H0 : Tidak ada perbedaan secara signifikan dari perlakuan padat penebaran berbeda terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan cupang.. H1 : Terdapat

Nilai DO tersebut sudah termasuk DO yang baik untuk pertumbuhan benih ikan Gurami dan menunjang kelangsungan hidup benih ikan Gurami di danau, dimana kadar

Dari penelitian maskulinisasi ikan nila dengan perendaman dalam ekstrak purwoceng diperoleh data utama berupa data persentase ikan nila jantan, kelangsungan hidup, dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase nisbah kelamin pada Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase nisbah kelamin pada larva ikan nila jantan yang

Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup merupakan persentase jumlah ikan yang hidup jumlah ikan yang ditebar pada penelitian Effendie 1997, dan dihitung menggunakan rumus sebagai