Deteksi Aktivitas Antibakteri Bakteri uji yang dipilih yaitu S. aureus yang mewakili bakteri Gram positif dan E. coli yang merupakan bakteri Gram negatif, sehingga mewakili uji dari segi ketahanan jenis bakterinya. Selain itu juga, kedua bakteri ini dipilih karena merupakan bakteri penyebab infeksi. E. coli sendiri adalah bakteri penyebab infeksi pada pencernaan dan darah, sedangkan di sisi lain kitosan salah satu aplikasinya adalah untuk obat penyakit maagh yang akut sehingga ada korelasi di antara keduanya. S. Aureus adalah bakteri penyebab infeksi pada kulit dan juga tumbuh pada kulit yang luka, sedangkan kitosan salah satu aplikasinya adalah untuk hand body lotion (kosmetik) dan untuk pembalut luka serta benang bedah sehingga terdapat korelasi satu sama lain.
Nuraida et al. (1999) melaporkan bahwa aktivitas antibakteri ekstrak polar picung dengan konsentrasi 60% dapat meyebabkan peningkatan sensitivitas protoplast B. cereus dan S. aureus dibandingkan dengan sel utuhnya. Dalam penelitian ini menggunakan ekstrak dengan konsentrasi 30% mampu menghambat prtoplast sebesar 19.62 mm, sedangkan ekstrak picung dengan konsentrasi 60% diameter penghambatannya terhadap protoplast sebesar 12.60 mm. Aktivitas antibakteri komponen minyak atsiri (karvakrol, sitral, dan geraniol) dapat mengakibatkan terganggunya lapisan fosfolipid dari membran sel yang akan meningkatkan permeabilitas membran sel, sehingga unsur-unsur pokok penyusun sel bocor keluar sel (Kim et al. 1995). Nishina et al. (1999) menunjukkan bahwa kinerja inaktivasi dari komponen anetol biji jintan manis dapat mengakibatkan rusaknya struktur membran plasma bakteri dan asam nukleat DNA dalam sel aktif.
Sel adalah unit struktural dan fungsional dari semua organisme hidup. Beberapa organisme, seperti bakteri, yang uniseluler, yang terdiri dari satu sel. Organisme lain, seperti manusia, yang multiseluler, atau memiliki banyak sel yang 100.000.000.000.000 sel diperkirakan! Setiap sel adalah dunia menakjubkan tersendiri: ia dapat mengambil nutrisi, mengubah nutrisi menjadi energi, melaksanakan fungsi khusus, dan bereproduksi jika diperlukan. Bahkan lebih menakjubkan adalah bahwa setiap sel menyimpan seperangkat sendiri instruksi untuk melaksanakan setiap kegiatan.
Terjadinya perubahan pada permukaan sel awalnya adalah akibat proses pengeringan, seperti diketahui kultur khamir mempunyai kadar air awal yang sangat tinggi. Setelah proses pengeringan terjadi dengan penguapan air yang cukup banyak, maka bentuk sel kering terlihat agak bulat dan komponen- komponen dindingsel menjadi padat. Pada bagian dalam terlihat dindingsel menebal dan padat. Dengan berubahnya kondisi air terikat, bentuk permukaan sel dari khamir kering juga mulai berubah. Pada kondisi yang sangat kering, sel berbentuk bulat, meningkatnya kadar air dindingsel menjadi tipis dan retak. Juga terlihat ada sel yang kempes karena sebagian sitoplasma ada yang hancur dan berongga.
Usia kandungan, terutama kurang dari 37 minggu, mempengaruhi kejadian sepsis dikarenakan bahwa transpor pasif imunoglobulin dimulai pada usia gestasi 8-12 minggu melewati plasenta, masuk sirkulasi fetal pada usia kehamilan 30-40 minggu, sehingga bayi yang lahir pada usia gestasi < 37 minggu (preterm) mempunyai kekebalan tubuh yang masih imatur dalam melawan infeksi sehingga mudah terjadi infeksi atau sepsis (Latif, 2003). Sedangkan pada bayi dengan berat lahir rendah mempunyai aktivitas sistem komplemen, monosit-makrofag, aktivitas kemotaksis bakterisid dan presentasi antigen oleh sel sebagai respon inflamasi jaringan masih belum sempurna, sehingga mempunyai risiko tinggi untuk terinfeksi (Nasution, 2008).
Struktur SelBakteri dan Fungsinya| Ada beberapa macam bagian-bagian dari struktur selBakteri yang memiliki peranan dan fungsi masing-masing. Perlu teman-teman ketahui bahwa istilah bakteri itu berasal dari kata bakterion. Arti dari bakterion sendiri adalah batang kecil. Secara umum, Pengertian bakteri adalah organisme uniseluler (bersel satu) dengan tidak memiliki membran inti sel (prokariotik) dan pada umumnya memiliki dindingsel namun tidak berklorofil. Bakteri sendiri ditemukan oleh Antony van Leeuwenhoek dan sekaligus penemu dari mikroskop lensa tunggal, bakteri ditemukannya pada tahun 1674, dia adalah seorang ilmuwan belanda, istilah bakteri sendiri dikenalkan oleh ilmuwan yang bernama Ehrenberg tahun 1828.
Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan yang terluar dari bakteri yang menyelimuti dindingsel. Lapisan ini memiliki ketebalan yang bervariasi disetiap jenis-jenis bakteri. Lapisan tebal tersebutlah yang disebut dengan kapsul, dan ada juga lapisan tipis yang disebut lapisan lendir. Umumnya bakteri hidupnya parasit dan bersifat patogen (penyebab penyakit) memiliki kapsul sedangkan pada bakteri saproba (mendapatkan makanan dari sisa organisme) biasanya hanya memiliki lapisan lendir. sehingga mengapa makanan yang terkena bakteri biasanya terlihat berlendir. Kapsul atau lapisan lendir ini berupa senyawa yang kental dan lengket yang disekresikan oleh bakteri. Kapsul sendiri tersusun dari glikoprotein (senyawa campuran antara glikogen dan protein). Sedangkan pada lapisan lendir tersusun dari air dan juga polisakarikarida. Fungsi Kapsul atau Lapisan Lendir
Berikut ini adalah penjelasan 11 Struktur Bakteri Beserta Fungsinya penjelasannya;
1. Lapisan lendir atau kapsul
Lapisan ini merupakan lapisan terluar dari yang menyelimuti dindingsel. Setiap jenis bakteri memiliki ketebalan yang berbeda disetiap jenisnya. Lapisan yang tebal disebut dengan kapsul sedangkan lapisan yang tipis disebut lapisan lendir. Biasanya bakteri yang hidupnya sebagai parasit dan merupakan bakteri patogen atau penyebab penyakit, bakteri tersebut memiliki kapsul, sedangkan pada bakteri yang mendapatkan makanan dari sisa organisme atau bakteri saproba hanya memiliki lapisan lendir, itulah sebabnya mengapa makanan yang terkena bakteri akan berlendir. Lapisan ini berupa senyawa yang kental dan lengket yang disekresikan oleh bakteri. Kapsul tersusun dari senyawa campuran antara glikogen dan protein atau glikoprotein dan lapisan lendiri tersusun dari air dan polisakarida. Fungsi dari lapisan ini adalah:
Metode
Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif retrospektif pada penderita meningitis bakteri yang dirawat di bangsal rawat inap RSUP Sanglah Denpasar. Data diambil dari rekam medis penderita meliputi usia, jenis kelamin, tingkat kesadaran saat MRS, kadar leukosit darah, jumlah sel pada hasil pemeriksaan liquor dan waktu pemberian antibiotika. Analisis statistik menggunakan uji chi-square dengan batas kemaknaan 0,05.
Hasil
Penelitian melibatkan 45 subyek penelitian yang memenuhi kriteria eligibilitas. Karakteristik subyek penelitian meliputi usia, jenis kelamin, waktu pemberian antibiotika, tingkat kesadaran saat MRS, kadar leukosit darah dan jumlah sel pada hasil pemeriksaan cairan liquor. Luaran buruk didapatkan lebih tinggi pada kelompok penderita yang terlambat menerima antibiotika (47,4%) dibandingkan yang tidak terlambat menerima antibiotika (15,4%). Analisis statistik menunjukkan keterlambatan pemberian antibiotika meningkatkan secara signifikan (p=0,019) luaran buruk penderita meningitis bakteri (RR 3,079; IK 95%: 1,112-8,525).
Hasil pemisahan lipopolisakarida (LPS) dari dindingselbakteri Vibrio harveyii telah diperoleh dua jenis LPS yaitu setengah murni dan murni. Untuk pemisahan LPS setengah murni dan murni sebetulnya tahapannya hampir sama, hanya saja dibedakan dengan perusakan dindingselbakteri menggunakan sonikasi. Perusakan dindingselbakteri bertujuan untuk memperoleh LPS yang murni dan bebas dari ikatan-ikatan biokimia selbakteri, sehingga bahan aktif imunostimulan dari selbakteri Vibrio harveyii yang diperoleh tidak diikuti oleh bahan penghambat aktivasi LPS. LPS adalah komponen utama lapisan luar dari bakteri gram negatif, penyambung utama dari integritas struktur dari bakteri dan melindungi membran dari berbagai jenis kerusakan oleh bahan kimia. Selain itu, LPS merupakan suatu endotoksin dan memicu suatu respons yang kuat dari sistem kebal hewan normal. Hanya ada satu bakteri gram positif yang menguasai LPS yaitu Listeria monocytogenes, secara umum terjadi sebagai agen infeksi pada susu yang tidak steril. LPS berperan sebagai prototipikal endotoksin, sebab LPS mengikat CD 14/TLR4/MD2 reseptor kompleks dengan cara kerja promo- tor pengeluaran “pro-inflammatory cytokines” dalam banyak tipe sel, terutama dalam makrofag. Suatu tantangan LPS dalam imunologi adalah memapar subjek dengan LPS yang berperan sebagai suatu toksin. LPS juga meningkatkan negative charge membran sel dan membantu menstabilkan struktur membran secara keseluruhan. Sebagai tambahan, LPS adalah “exogenous pyrogen” atau senyawa yang menyebabkan demam eksternal. Dengan peran LPS yang begitu penting bagi bakteri gram negatif, dapat mematikan sel jika dimutasi/dipindahkan atau dibuang, maka LPS selanjutnya merupakan target utama untuk senyawa antimikrobial masa depan (Westphal & Jann, 1965; Ezzel et al., 1990; Rukyani et LA (cm) = Diameter zona plasma darah uji
Beberapa teknik dapat digunakan untuk merusaksel Escherchia coli, untuk melepaskan molekul DNA plasmid. Metode yang digunakan pada isolasi DNA plasmid ini adalah metode alkali lisis atau lisis basa. Lisis basa adalah perusakan sel pada pH tinggi dengan NaOH dan SDS (sodium Duodenyl Sulfat), diikuti dengan pelepasan dan denaturasi DNA genomik (gDNA), material dindingsel, dan kebanyakan protein seluler. Meskipun DNA plasmid super coil juga terpengaruh karena rusaknya ikatan hidrogen akibat promosi basa, jika pH dijaga di bawah 12,5 pasangan basa terjaga dari pemisahan sempurna untai komplementer. Basa-basa berperan sebagai nuclei untuk renaturasi sempurna molekul DNA plasmid selama tahap netralisasi.
Membran plasma dan membran luar tebalnya sekitar 0,0075 µm . Dengan mikroskop elektron transmisi, kedua membran tersebut dilihat dalam irisan melintang membran, memperlihatkan bentuk struktur “sandwich bileaflet-trilayer”
yang berurutan: terdapat dua lapisan hidrofilik masing-masing 2,5 nm (25A ), lapisan tengah merupakan suatu lapisan hidrofobik 2,5 nm yang biasanya disusun oleh rantai alkil asam lemak. Suatu heliks /uliran lipoprotein, satu dari ketiga lapisan yang berikatan secara kovalen pada ujung satu kepada permukaan luar peptidoglikan, menyisipkan ujung lipidnya ke dalam membran luar, menancapkan membran luar kepada sel. Pembungkus sel dapat diisolasi secara bebas dari cairan sitoplasma dengan merusaksel dan sentrifugasi diferensial. Membran dalam dapat dilarutkan dengan sedikit deterjen nonionik, melepaskan ikatan membran luar dari peptidoglikan yang tidak larut. Membran luar dapat dirusak oleh EDTA, detergen ionik kuat, fenol encer, ekstraksi butanol.
Mekanisme aksi penisilin dan antibiotika yang mempunyai struktur mirip dengan β-laktam adalah menghambat pertumbuhan bakteri melalui pengaruhnya terhadap sintesis dindingsel. Dindingsel ini tidak ditemukan pada sel-sel tubuh manusia dan hewan, antara lain: golongan penisilin, sefalosporin dan sefamisin serta beta- laktam lainnya.
18 respon imun inang. Protein A adalah protein permukaan yang umum terdapat pada S.aureus dan memiliki kemampuan untuk berikatan dengan bagian Fc immunoglobulin G (IgG) berbagai species mamalia dan juga pada beberapa species protein A ini dapat berikatan dengan bagian Fc IgA dan IgM (Kusunoki et al. 1992). Studi peran protein A terhadap tingkat virulensi S.aureus menunjukkan bahwa bakteri yang tidak memiliki protein A menunjukkan pengurangan virulensi terhadap infeksi subkutan dan peritoneal pada mencit, tapi tidak pada mastitis (Foster 1992, Arbuthnott et al. 1983); (5) Substansi biokimia, seperti : karotenoid dan katalase, dapat membuat bakteri bertahan hidup dalam fagosit; (6) Toksin yang dapat merusak membran sel dan jaringan inang (Todar 1998).
Pada media yang menggunakan sumber karbon dari tepung xilan yang berasal dari sekam padi meghasilkan aktivitas relatif enzim terendah. Diduga hal ini berhubungan dengan kadar xilan sekam padi yang paling sedikit yaitu 18,03% dibandingkan dengan kadar xilan tongkol jagung dan bagas tebu yaitu 25% dan 35% (Fitriani dkk., 2013 dan Jalaluddin dkk., 2005). Selain itu, salah satu faktor rendahnya aktivitas relatif enzim pada media sekam padi yaitu suhu inkubasi 40 ° C yang digunakan kurang optimum. Hasil penelitian Susilowati dkk. (2012) menunjukkan bahwa bakteri dapat memproduksi aktivitas enzim xilanase yang tinggi sebesar 0,3 U/mL pada media sekam padidengan suhu inkubasi 50 ° C.
"Pada asap rokok ada zat kimia yang mengubah DNA, sehingga tidak mampu untuk membuahi sel telur. Selain itu, sperma juga mengalami perubahan bentuk dan kecepatan sehingga tidak bisa mencapai sel telur dan pembuahan tidak terjadi. Inilah penyebab masalah kesuburan di kalangan perokok", jelas Montenarh.
Plastida adalah organel berbentuk lensa yang terdapat pada semua sel tumbuhan, diselimuti oleh sistem membran rangkap. Plastida mengandung DNA dan ribosom yang terbenam dalam matriks cair yang disebut stroma. Plastida terbentuk dari hasil pembelahan plastida terdahulu atau sebagai hasil diferensiasi proplastida. Plastida tak berwarna disebut leukoplas, contohnya: amiloplas yang mengandung butir-butir padi atau proteinoplas yang mengandung protein cadangan. Ada dua macam plastida berwarna, yaitu kloroplas yang mengandung klorofil dan berbagai pigmen yang menyertainya, dan kromoplas yang mengandung pigmen lain
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus yang menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsi. Selama infeksi berlangsung, sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, dan orang menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Tahap lebih lanjut dari infeksi HIV disebut sebagai Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Infeksi HIV membutuhkan waktu 10-15 tahun untuk berkembang menjadi AIDS. 1
Kanker paru adalah tumor ganas paru yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusaksel-sel jaringan normal. Kanker paru merupakan penyebab utama keganasan di dunia dan mencapai hingga 13% dari semua diagnosis kanker. Selain itu, kanker paru juga menyebabkan 1/3 dari seluruh kematian akibat kanker pada laki-laki (Kemenkes RI, 2016:1).