Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan produktivitas. Rasio leverage menunjukkan proporsi penggunaan hutang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Menurut Burton, Adam dan Hardwick (1998) dalam Raharja dan Sari(2008:220) mengatakan semakin rendah rasio leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan. Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban terhadap hutang jangka pendek. Menurut Carson & Scott (1997) dan Bouzoita & Young (1998) dalam Raharja dan Sari (2008:220) mengemukakan bahwa semakin besar rasio likuditas perusahaan, maka semakin baik pula peringkat perusahaan tersebut. Rasiosolvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban baik jangka panjang maupun jangka pendek yang jatuh tempo. Menurut Horrigan (1996) dalam Raharja dan Sari (2008:220) semakin tinggi solvabilitas perusahaan maka semakin baik peringkat perusahaan tersebut.
Analisis Fudamental yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi Rasio Likuiditas yang diwakili oleh Current Ratio , Rasio Profitabilitas yang diwakili oleh Return On Equity , Rasio Aktivitas yang diwakili oleh Total Asset Turnover , RasioSolvabilitas yang diwakili oleh Debt to Equity Ratio , dan Rasio Nilai Pasar yang diwakili oleh Price to Book Value . Current Ratio (CR) merupakan ukuran paling umum terhadap kesanggupan perusahaan membayar hutang dalam jangka pendek, sebab rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tagihan para kreditur mampu dipenuhi oleh aktiva yang secara cepat dapat berubah menjadi kas segera dalam jangka pendek. Dalam penelitian Ulipuli (2006) menyatakan bahwa curretnt ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Hal ini berarti bahwa pemodal akan memperoleh return yang lebih tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi. Hal ini bertentangan dengan penelitian Auliyah dan Hamzah (2006) yang memperlihatkan bahwa current ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio probabilitas, dan rasiosolvabilitas terhadap pertumbuhan laba Data diperoleh dengan metode Purposive judgment sampling dengan kriteria: (1) Toko ABC yang berada di Kab. Bandung dan Kod. Bandung, (2) Toko ABC yang sudah berumur sekurang- kurangnya 12 bulan terhitung dari Desember 2014. Hasil analisis menunjukkan bahwa data-data yang digunakan di dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi klasik, yang meliputi: data terdistribusi normal, tidak terjadi gejala multikolinearitas, tidak terdapat heteroskedastisitas, dan tidak terjadi gejala autokorelasi. Dari hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel Current Ratio (CR), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Debt to Assets Ratio (DAR) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terjadap pertumbuhan laba. Sedangkan variabel Fixed Assets Turnover (FATO) dan Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya rasio likuiditas, rasiosolvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas terhadap return saham perusahaan. Keempat rasio tersebut diukur dengan likuiditas (Current Ratio), solvabilitas (Debt To Equity Ratio), profitabilitas (Return On Equity), aktivitas (Total Assets Turnover). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode regresi linear berganda.Penelitian ini menggunakan sampel penelitian berupa perusahaan yang tergabung dalam Sektor industri dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Total sampel penelitian yang digunakan adalah 43 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Sektor industri dan kimia periode 2012- 2016; CR, DER, ROE dan TAT secara serempak berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Secara parsial current ratio mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham, debt to equity ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham, return on equity mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return saham dan total asset turnover berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah rasiosolvabilitas yang diproksikan oleh capital adequacy ratios ( CAR), dan rasio likuiditas yang diproksikan oleh loan deposit to ratios (LDR) memiliki pengaruh terhadap keputusan investasi pada bank yang financially constrained dan non financially constrained.
Untuk rasiosolvabilitas (total debt to total asset ratio dan debt to equity ratio) dari tahun 2014 ke tahun 2015 juga mengalami peningkatan. Rasiosolvabilitas berbeda dengan rasio lainnya dimana semakin rendah nilai rasio maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Pada tabel 5.5 terlihat bahwa kinerja PT.Aneka Tambang Tbk dapat dikatakan baik karena nilai rata-rata rasio dibawah standar rasio. Hal itu berarti bahwa jumlah hutang pada perusahaan, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek lebih kecil dari jumlah modal perusahaan. Sehingga modal yang dimiliki oleh perusahaan sudah cukup untuk membayar hutang jangka panjang dan jangka pendek. Jadi selama kurun waktu dua tahun rasiosolvabilitas PT. Aneka Tambang Tbk sudah dalam keadaan baik.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah “ Apakah kinerja keuangan Koperasi Mahasiswa (Kopma) di Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2008- 2010 sudah baik ditinjau dari segi Rasio likuiditas, Rasiosolvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio aktivitas dan Rasio Rentabilitas?”
Analisis tersebut dapat dilakukan melalui laporan keuangan KUD karena laporan keuangan tersebut berisi mengenai modal, utang, serta kekayaan KUD setiap periode pembukuannya yang pada umumnya adalah 1 tahun. Laporan keuangan KUD paling tidak terdiri dari neraca dan laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan serta penjelasan dari laporan tersebut, ini sesuai dengan UU Nomor 25 Tahun 1992 pasal 35. Laporan keuangan juga merupakan pertanggungjawaban pengurus terhadap anggota KUD. Pengurus dapat menggunakan analisis tersebut untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan usahanya serta sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rencana kerja tahun berikutnya. Berdasarkan uraian tersebut permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana perkembangan kinerja keuangan KUD di Kabupaten Sukoharjo ditinjau dari rasio likuiditas, rasiosolvabilitas, dan rasio rentabilitas?
3. Sulastri dan Hapsari (2015) dengan judul ”Analisa Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Andalan Finance Indonesia Tahun 2011 sampai 2013). Hasil penelitian menunjukkan Rasio Likuiditas jika dilihar dari Current Ratio dan Quick Ratio dari tahun 2011 sampai 2013 terus mengalami peningkatan. RasioSolvabilitas jika dilihat dari Total Debt to Total Assets Ratio pada tahun 2013 dan 2012 lebih baik dibandingkan pada tahun 2011 dan apabila dilihat dari Debt to Equity Ratio tahun 2012 dan 2013 juga lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2011. Rasio Profitabilitas jika dilihar dari Profit Margin pada tahun 2012 dan tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2011 dan apabila dilihat dari Return on Equity tahun 2012 dan 2013 juga mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2011, sedangkan jika dilihat dari Return on Investment pada tahun 2012 tidak mengalami kenaikan maupun penurunan jika dibanding dengan tahun 2011 namun mengalami penurunan pada tahun 2013. Berdasarkan Ratio Aktivitas jika dilihar dariInventory Turnover perusahaan pada tahun 2012 lebih baik dari pada tahun 2011 dan pada tahun 2013 lebih baik dari pada tahun 2011 dan 2012 dan apabila dilihat dari Fixed Asset Turnover tahun 2011 lebih baik dibanding tahun 2012 dan 2013, sedangkan jika dilihat dari Assets Turnover tahun 2011 juga lebih baik dari pada tahun 2012 dan 2013. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT. Andalan Finance Indonesia secara keseluruhan
Proses pengukuran kinerja keuangan berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi oleh bapak Hendro sebagai karyawan PT. Telkom Purwodadi sebagai data diatas adalah rasio rentabilitas, rasio likuiditas, rasiosolvabilitas, rasio aktivitas oleh peneliti untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan. Berdasarkan analisis data diatas diketahui bahwa rasio rentabilitas, rasio likuiditas, rasiosolvabilitas, rasio aktivitas pada PT Telkom Purwodadi rata-rata tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Maka dari itu lauching produk speedy sebelum dan sesudah lauching tidak memberikan dampak yang bagus untuk perusahaan.
Dalam penelitian ini, rasiosolvabilitas atau leverage diproksikan dengan Long Term Debt to Equity (LTDE). Rasiosolvabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran bunga untuk memenuhi kewajiban perusahaan. Tingginya rasiosolvabilitas menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam membayar bunga akan semakin baik. Chikolwa (2008) dalam Satoto (2011) menyatakan bahwa peringkat obligasi cenderung mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap leverage ratio perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin mampu suatu perusahaan dalam membayar bunga-bunga atas segala utang-utangnya, termasuk didalamnya obligasi yang diterbitkannya.
Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa dari perhitungan rasio likuiditas yang ditinjau dari current ratio sudah cukup baik karena nilai current ratio lebih dari 100 % meskipun masih mengalami penurunan yang disebabkan berubahnya komposisi aktiva lancar dan hutang lancar yang tidak seimbang sehingga mempengaruhi prosentase current ratio. Quick ratio masih kurang baik karena pada setiap periodenya masih mengalami penurunan sehingga masih tergolong kurang baik dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Cash ratio menunjukkan bahwa dalam memenuhi kewajibannya perusahaan unilever memiliki kriteria cash yang menguntungkan karena tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah ini berarti bahwa jika tinggi atau lebih dari 100 % rasio tersebut memiliki ukuran yang baik dari sudut pandang kreditur tetapi kendala kurang menguntungkan dari sudut pandang pemegang saham. Hasil perhitungan rasio aktivitas dari perputaran persediaan masih kurang baik karena masih mengalami penurunan yang signifikan sehingga aktivitas penjualan terhambat sehingga memperlambat persediaan tersebut menjadi uang kembali. Berdasarkan perhitungan perputaran total aktiva sudah cukup baik karena dana yang tertanam pada keseluruhan aktiva perputarannya mengalami kenaikan. Hasil perhitungan pada rasiosolvabilitas pada rasio total terhadap total asset cukup baik karena cenderung mengalami kenaikan yang berarti perusahaan telah mampu menjamin hutang dengan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan perhitungan debt to equity ratio sudah baik karena perusahaan mampu menutup hutangnya melalui modalnya sendiri dengan cukup baik. Hasil perhitungan dari rasio profitabilitas pada profit margin, ROA dan ROE sudah cukup baik karena batas prosentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap tahunnya relatif meningkat, Hal ini menunjukkan adanya efisiensi kinerja Perusahaan Unilever dalam mengoptimalkan modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih.
Dalam laporan keuangan tersebut akan lebih penting dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, apabila data tersebut dapat diperbandingkan antara dua periode atau lebih untuk dianalisa yang akan dapat memberikan penilaian keadaan perushaan yang sebenarnya, apakah mengalami kenaikan atau turunya kinerja keuangan tersebut. Agar dapat mengetahui lebih jelas lagi menenai posisi dan kekuatan-kekuatan yang lebih dicapai dan kelemahan-kelemahan yang selama beberapa periode, maka laporan keuangan tersebut perlu dianalisis lebih lanjut. Dalam mengadakan analisis terhadap lapaoran keuangan dipergunakan alat-alat atau teknik analisis. Alat-alat analisa yang sering digunakan adalah rasio likuiditas, rasiosolvabilitas, rasio rentabilitas, rasio leverage, rasio aktivitas.
perusahaan melakukan akuisisi dari tahun 1989 sampai 1992. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan uji statistikanya menggunakan t- test sebelum dan setelah akuisisi. Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang digambarkan oleh rasio keuangan yaitu : rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasiosolvabilitas, dan rasio tingkat pengembalian atas total aktiva yang semakin membaik setelah akuisisi dalam jangka waktu tiga tahun. Sejalan dengan penelitian RA Rahman dan RJ Limmack (2000) tentang pengaruh akuisisi terhadap kinerja operasi pada perusahaan di Malaysia dan didapat kesimpulan bahwa setelah 5 tahun akuisisi terdapat perbedaan peningkatan pada variabel ROS (return on sales), asset turnover, dan capital expenditure kecuali variabel operating expenses yang mengalami penurunan.
menghubungkan jumlah pos tertentu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan berupa laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai baik atau buruknya posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan ini diantaranya adalah rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasiosolvabilitas, dan rasio aktivitas.
Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan. Menurut IAI (2012:226), jenis-jenis rasio keuangan terbagi menjadi 5 jenis rasio yaitu antara lain “R asio Likuiditas (Liquidity Ratio), RasioSolvabilitas (Leverage Ratio), Rasio Aktivitas (Activitiy Ratio), Rasio Profitabilitas (Provitability Ratio), dan Rasio Nilai Pasar (Market Value Ratio ).”
Variabel RasioSolvabilitas yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. DER yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan menggunakan pembiayaan dari pinjaman secara agresif. Adapun arah DER yg positif adalah karena dana tersebut dapat digunakan untuk menyokong pertumbuhan jangka panjang perusahaan sehingga menghasilkan laba. Hal ini mencerminkan bahwa level hutang perusahaan belum pada tingkatan financial distress (Martani et al, 2009).
2. Perkembangan masing-masing rasio keuangan pada Jenang “CAKRA” Kudus selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dalam criteria tolok ukur kinerja keuangan rasio Likuiditas pada Current Ratio dengan >200% kondisi sangat efisien, pada Quick Ratio >200% kondisi sangat efisien. RasioSolvabilitas ditahun 2008 dan tahun 2009 berdasarkan standar Debt Ratio 30%-<50% adalah efisien, sedangkan di tahun 2010 berdasarkan standar Debt Ratio antara 50%-<71% adalah kurang efisien. Hal ini dikarenakan perusahaan kurang menyeimbangkan total hutang. Pencapaian berdasarkan standar Debt to Equity Ratio antara 30%-<50% di tahun 2008 adalah efisien, sedangkan pencapaian berdasarkan standar Debt to Equity Ratio <30% ditahun 2009 dan tahun 2010 adalah sangat efisien. Ditinjau dari Rasio Aktivitas, pencapaian perputaran piutang di tahun 2008 dengan standar rasio 5 kali adalah efisien, sedangkan pencapaian perputaran piutang ditahun 2009 adalah kurang efisien. Hal ini dapat dikarenakan penagihan piutang yang dilakukan managemen kurang berhasil. Sedangkan pencapaian perputaran piutang di tahun 2010 adalah efisien. Pencapaian perputaran persediaan di tahun 2008 dengan standar rasio 15 kali adalah sangat efisien, sedangkan pencapaian perputaran persediaan di tahun 2009 dan tahun 2010 adalah kurang efisien. Hal ini dikarenakan perusahaan menahan persediaan dalam jumlah yang berlebihan (menumpuk). Pencapaian perputaran aktiva di tahun 2008 - 2010 dengan standar 3 kali adalah sangat efisien. Di tinjau dari Rasio Profitabilitas di tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 perusahaan dalam kriteria sangat efisien baik pencapaian rasio Return on Investment dan Return on Equity dengan standar rasio ≥11%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model logit dengan menggunakan rasio keuangan yang berasal dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas untuk memprediksikan financial distress antar industri. Sampel yang digunakan sebanyak 81 perusahaan pada tahun 1998-2001, dimana 43 perusahaan tidak mengalami kondisi financial distress di BEJ, 14 perusahaan dengan laba bersih negatif dari tahun 2000-2001, dan 24 perusahaan dengan laba bersih negatif juga nilai buku ekuitas negatif dari tahun 2000-2001. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan regresi multinomial logistik. Penemuan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan dari laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas (CATA, TLTA, NFATA, CFFOCL, CFFOTS, dan CFFOTL) merupakan variabel yang signifikan untuk menentukan financial distress perusahaan.
Manisem. (2013). Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Liquiditas dan Rasio Pasar Terhadap Return Saham Syariah dalam Jakarta Islamic Index (Jii) 2008-2011. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Pekanbaru.