b. Bahwa sehubungan dengan itu dalam Sukses Pertanahan sebagaimana diamanatkan oleh Presiden dalam Pembukaan Rapat Kerja Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Seluruh Indonesia di Jakarta tanggal 1 Maret 1982, yang antara lain menegaskan agar usaha penertiban status dan penggunaan tanah perlu terus ditingkatkan;
SKRIPSI P R AS ETI JON O PEMINDAHAN HAK ATAS TANAH DENGAN KUASA MUTLAK SETELAH BERLAKUNYA INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMER 14 TAHUN 1982, PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN FAKULTA[r]
Menimbang : bahwa dalam rangka tertib administrasi, dan terciptanya harmonisasi, stabilisasi, efektifitas, serta menjamin partisipasi masyarakat guna memperkuat dukungan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah, berkenaan dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 32 Tahun 2011 tentang Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
Setiap perbuatan hukum seperti yang dimaksud dalam pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1961 mengenai hak atas tanah kepunyaan bersama yang sudah diterbitkan sertipikatnya, harus dibuktikan dengan suatu akta yang dibuat oleh dan dihadapan pejabat seperti yang dimaksud dalam Peraturan Menteri Agraria No. 10 tahun 1961.
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1982 tentang Mekanisme Pengendalian Pelaksanaan Program Masuk Desa; MEMUTUSKAN : Menetapkan KESATU Peserta Pengganti Kartu Jaminan Kese[r]
Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya Keputusan Menteri Dalam NegeriNomor 91 Tahun 1991 tentang Pasar Desa, maka guna kelancaran pelaksanaannya perlu adanya petunjuk lebih lanjut mengenai pembentukan, pembangunan, pengelolaan, dan pembinaan Pasar Desa yang dituangkan dalam InstruksiMenteri Dalam Negeri.
Republik Indonesia, Surat Dirjen Agraria atas nama Menteri Dalam Negeri tanggal 31 Maret 1982 Nomor 594/1493/AGR tentang Surat Pengantar Sekaligus Penjelasan Instruksi Menteri Dalam Nege[r]
b. Bahwa sehubungan dengan itu dalam Sukses Pertanahan sebagaimana diamanatkan oleh Presiden dalam Pembukaan Rapat Kerja Gunernur Kepala Daerah Tingkat I dan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II seluruh Indonesia di Jakarta tangal 1 Maret 1982 yang antara lain menegaskan agar pelaksanaan Landreform harus digiatkan kembali, maka dipandang perlu untuk segera menggariskan langkah-langkah kebijaksanaan dalam usaha untuk meningkatkan kegiatan pelaksanaan Landreform.
Menimbang : bahwa dipandang perlu untuk memberikan keringanan uang pemasukan dalam pemberian Hak Milik atas Tanah Negara atau penegasan/pengakuan Hak Milik Adat kepada para petani peserta Proyek Pengembangan/ Perkebunan (Perkebunan Inti Rakyat, Perkebunan Inti Rakyat Khusus, Peremajaan Rehabilitasi dan Perluasan Tanaman Eksport, Pengembangan Karet Rakyat, Pengembangan Kelapa Rakyat), dengan mengadakan penyesuaian/pengurangan seperlunya dari ketentuan dalam peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 1975 dengan cara mengenakan biaya administrasi, dan karenanya perlu dituangkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri.
24. Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 32 Tahun 2011, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor14Tahun 2016 tentang perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 541); 25. Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 80 Tahun 2015
5. Mewajibkan kepada semua Penjabat Pembuat Akta Tanah sebagai dimaksud dalam angka 1 di atas untuk secara berkala setiap bulan menyampaikan laporan tertulis tentang kegiatan pelaksanaan pembuatan akta pemindahan hak atas tanah kepada Kantor Sub Direktorat Agraria Kabupaten/Kotamadya setempat menurut ketentuan yang berlaku, untuk selanjutnya disampaikan kepada Gubernur Kepala Daerah yang bersangkutan dan seterusnya disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri. KEDUA : Instruksi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan agar dilaksanakan
5. Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 41 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor14Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 41 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;
4. Bahwa dengan telah diundangankannya Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor14Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua diatas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, maka Peraturan Bupati Bogor sebagaimana dimaksud dalam nomor ke 3 perlu ditinjau dan disesuaikan.
Keempat : Tata ruang supaya digarap sesuai dengan pola Transmigrasi; Kelima : Selama masih ada Inrehab, Proyek Transmigrasi merupakan Sub Proyek di Pulau Buru; Keenam : Barak-bar[r]
Instruksi Presiden, Nomor 12 Tahun 1982 tentang Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidi[r]
(b) mengenai pematangan seluruh tanah yang dicadangkan baginya paling lama 3 (tiga) tahun sejak dibebaskan, tetapi tidak melebihi 6 (enam) tahun sejak diperolehnya ijin pembebasan tanah yang bersangkutan (dalam hal tidak ada ijin pembebasan tanah, batas waktu 6 tahun tersebut dihitung sejak diperolehnya surat/surat keputusan pencadangan tanahnya).
1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria; 2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1972 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Transmigrasi; 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1973 tentang penyelenggaraan Transmigrasi; 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1978 tentang Badan
Ketiga : Memerintahkan kepada Bupati/Kotamadya Kepala Daerah untuk mengadakan langkah-langkah pengawasan yang intensif dan memberikan jangka waktu sampai dengan tanggal 24 September 1982, kepada Badan Hukum Perseorangan tersebut untuk memanfaatkan/menggunakan tanahnya sesuai dengan maksud dan syarat-syarat yang ditetapkan dalam Surat Keputusan pencadangan tanah/penunjukan lokasi.
b. Bahwa sehubungan dengan itu dalam sukses Pertanahan sebagaimana diamanfaatkan oleh Presiden dalam Pembukaan Rapat Kerja Gunernur Kepala Daerah Tingkat I dan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Seluruh Indonesia di Jakarta tanggal 1 Maret 1982, antara lain ditegaskan agar tanah-tanah yang tidak digunakan secara produktif perlu ditertibkan;