This type of research is true experimental design research with Post Randomized Control Group on rats. Rats conditioned Paradoxycal Sleep Deprivation experienced by the modified multiple platform method. Given ad libitum food intake and body weight were measured after the reduction of the duration of sleep for 24 hours, 48 hours, and 72 hours. The population is the entire male Wistar rats aged three months, weight 150-250 grams and the sample size is determined by the formula Fraenkle-Wallen. Analysis of the data using the Shapiro-Wilk test Test and One-Way ANOVA.
Pengurangan durasi tidur menurunkan kadar leptin dan meningkatkan kadar ghrelin sehingga merangsang nafsu makan dan meningkatkan kemungkinan terjadinya obesitas pada manusia. Pada tikus akan menyebabkan peningkatan asupan makanan tetapi terjadi penurunan beratbadan yang disebabkan karena aktivitas yang tinggi pada tikus. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruhkurangtidur 24 jam, 48 jam dan 72 jam terhadap beratbadan pada tikusWistarjantan. Jenis penelitian adalah true experimental research dengan rancangan randomized post control group terhadap 14 ekor tikusWistar yang dibagi atas kelompok kontrol, kelompok perlakuan 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Tikus dikondisikan mengalami paradoxycal sleep deprivation dengan metode modified multiple platform. Asupan makanan diberikan ad libitum dan beratbadan diukur setelah pengurangan durasi tidur selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.Analisis data menggunakan uji Saphiro-Wilk Test dan One-Way ANOVA. Rerata beratbadan setelah pengurangan durasi tidur 24 jam adalah 193,6±17,9 gram; setelah 48 jam 179,6±17,3 gram; dan setelah 72 jam 176,7±15,9 gram dibandingkan dengan kontrol 219.6±11,3 gram. Pengurangan durasi tidur 48 jam dan 72 jam dibandingkan dengan kontrol bermakna (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan beratbadan pada pengurangan durasi tidur selama 48 jam dan 72 jam.
Metode Penelitian Desain penelitian eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap, bersifat komparatif. 48 ekor tikusWistarjantan diinduksi dengan pakan lemak selama 14 hari, kemudian dibagi secara acak ke dalam Kontrol Negatif (pakan standar), Kontrol Positif (pakan tinggi lemak), 6 kelompok perlakuan diberi pakan tinggi lemak dan P1 diberi EEKD 10mg : EEJB 10mg P 2 diberi EEKD 20mg : EEJB 10mg, P3 diberi EEKD 10mg : EEJB 20mg, P4 diberi EEKD 20 mg, P5 diberi EEJB 20 mg, dan P 6 diberi orlistat 2,16mg. Semua perlakuan diberikan selama 28 hari. Parameter yang diamati adalah persentase kenaikan beratbadantikus. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Tukey LSD.
Telah dilakukan penelitian mengenai efektivitas sediaan kurkumin-MSN dalam penanganan diabetes melitus terhadap penurunan kadar glukosa darah tikuswistarjantan yang diinduksi aloksan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas pemberian ekstrak kurkumin dan kurkumin-MSN terhadap penurunan kadar glukosa darah (KGD) pada tikuswistarjantan yang diinduksi aloksan. Hewan yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar sebanyak 25 ekor yang dibagi dalam lima kelompok: kelompok I (kontrol negatif), kontrol II (kontrol positif), kelompok III (ekstrak kurkumin 100mg/70kgBB), kelompok IV (kurkumin- MSN 500mg/70kgBB) dan kelompok V (pembanding metformin). Selanjutnya 20 ekor tikusjantanwistar diinduksi dengan aloksan monohidrat 110 mg/kgBB secara intramuskular. Setelah tikus mengalami diabetes (KGD ≥ 135 mg/dL), diberikan perlakuan dengan ekstrak kurkumin, kurkumin-MSN dan metformin serta dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah selama 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan persentase penurunan kadar glukosa arah dari ekstrak kukumin 100mg/70kgBB sebesar 14,73%, kelompok kurkumin-MSN 500mg/70kgBB sebesar 17,15% dan pada kelompok metformin sebesar 21,61%. Pemberian ekstrak kurkumin dan kurkumin-MSN secara per oral memberikan efek antidiabetes. Selain itu, pemberian ekstrak kurkumin dan kurkumin-MSN secara per oral juga dapat menaikkan beratbadan pada hewan uji.
Kesulitan makan pada anak masih merupakan keluhan utama orang tua terhadap anaknya. Tanaman tradisional yang digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional adalah temulawak (Curcuma xanthorrhizza) dan kayu manis (Cinnamomum burmannii). Pada penelitian ini dilakukan kombinasi ekstrak etanol temulawak dan kayu manis untuk melihat efek kombinasi tanaman ini dalam meningkatkan nafsu makan dan beratbadan hewan coba. Tujuan penelitian adalah untuk melihat hubungan pemberian kombinasi ekstrak etanol temulawak dan kayu manis terhadap peningkatan beratbadan pada tikuswistarjantan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan tikuswistarjantan dengan usia 2-3 bulan, beratbadan 150- 200 gram sebanyak 18 ekor tikus. Kelompok perlakuan dibagi 3 yaitu kelompok kombinasi ekstrak etanol temulawak dan kayu manis (140 mg/Kg BB : 50 mg/Kg BB), kelompok kontrol positif (suspensi Megestrol Asetat 72mg/Kg BB), kelompok kontrol negatif (PGA:CMC-Na (1,25:1)). Hasil uji hipotesis terhadap beratbadan hewan coba didapatkan hasil bahwa kombinasi dari ekstrak etanol temulawak dan kayu manis tidak mempengaruhi beratbadantikuswistarjantan.
Uji toksisitas subkronis ekstrak air herba putri malu (Mimosa pudica L.) dilakukan selama 28 hari mengacu pada OECD 407 (1995). Penelitian ini tujuannya adalah untuk mengamati perubahan aktivitas dan beratbadantikusWistarjantan dengan menggunakan tingkatan dosis 400 mg/kg BB, 600 mg/kg BB, dan 900 mg/kg BB. Hewan coba dibagi dalam 7 kelompok masing-masing 5 ekor tikus terdiri dari kelompok kontrol (-); 3 kelompok perlakuan dosis 400 mg/kg BB 600 mg/kg BB 900 mg/kg BB; 3 kelompok satelit dosis 400 mg/kg BB 600 mg/kg BB 900 mg/kg BB. Kelompok satelit dibiarkan hidup tanpa pemberian ekstrak air herba putri malu selama 14 hari sebelum dibedah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ekstrak air herba putri malu tidak menyebabkan perubahan aktivitas dari tikusWistarjantan. Hasil analisis data untuk beratbadantikusWistarjantan menunjukan tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok kontrol (-) dengan kelompok perlakuan dan kelompok satelit, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa efek toksisitas subkronis ekstrak air herba putri malu (Mimosa pudica L) yang diberikan secara oral selama 28 hari dengan tingkatan dosis 400 mg/kg BB, 600 mg/kg BB dan 900 mg/kg BB tidak menyebabkan perubahan aktivitas dan penurunan beratbadan dari tikusWistarjantan.
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga skripsi dengan judul “ EFEK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL ANDROGRAPHIS PANICULATA DAN CINNAMOMUM BURMANNII TERHADAP NAFSU MAKAN DAN BERATBADANTIKUSWISTARJANTAN ” dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan dan bimbingan baik secara langsung dan tidak langsung dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, disampaikan ucapan terima kasih kepada:
xanthorrhiza Roxb.) Terpurifikasi Terhadap Kadar Kolesterol HDL dan LDL TikusJantanWistar dengan Diet Lemak Tinggi, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Rusli, S. dan Abdullah A., (1988), Prospek Pengembangan Kayu
Research methods is real experimental laboratory study. Forty male Wistar rats divide to 8 groups (n=5) : standard control group, negative control, positive control (2,7 mg Orlistat), vitamin D3 (9 IU), calcium (45 mg), combination 1 (45 mg calcium and 4,5 IU vitamin D3, combination 2 (45 mg calcium and 9 IU vitamin D3), and combination 3 (45 mg calcium and 18 IU vitamin D3). Each group induced by high-fat feed for 42 days, unless standard control group were given a standard diet. On day 15 were treated for 28 days according to treatment group. Parameters measure were weight. Data were analyzed with oneway ANOVA and continued with Tukey HSD test.
Ketidakseimbangan antara asupan berlebih dan pengeluaran energi yang kurang mengakibatkan pertambahan beratbadan. Hal tersebut dapat menyebabkan kelebihan beratbadan bahkan obesitas. Menurut data WHO tahun 2010, kelebihan beratbadan dan obesitas merupakan risiko kematian nomor 5 di dunia, 2,8 milyar orang dewasa meninggal setiap tahun akibat kelebihan beratbadan dan obesitas. Pada awalnya, obesitas dianggap sebagai masalah negara dengan pendapatan tinggi, namun sekarang obesitas ternyata juga meningkat di negara dengan pendapatan menengah ke bawah (WHO,2011). Perkiraan prevalensi kelebihan beratbadan orang dewasa di Indonesia, perempuan 20 % dan laki-laki 14 %. Sedangkan prevalensi obesitas, perempuan 6 % dan laki-laki 3% (Dit BGM DepKes,2010).
Karya Tulis Akhir dengan judul “ Pengaruh Ekstrak Buah Alpukat (Persea americana) Terhadap Penurunan BeratBadan Pada Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus strain wistar) Yang Obesitas ” ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana Fakultas Kedokteran.
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pemberian Seduhan Biji Pepaya (Carica Papaya L) Terhadap Penurunan BeratBadanTikus Putih Jantan (Rattus noervegicus strain wistar) yang diberi Diet Tinggi Lemak ”. Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Tumbuhan sebagai salah satu sumber obat telah dikenal sejak dahulu kala dan dengan adanya perkembangan kemampuan manusia yang semakin bertambah maka telah diisolasi senyawa kimia dari tumbuhan untuk keperluan pengobatan, dan inilah yang mendorong orang untuk mencari obat alternatif yang lebih aman, yaitu kembali ke alam dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional yang secara empirik dapat menurunkan beratbadan antara lain teh hijau (Camellia sinensis L. Kuntze).
Metode : Eksperimental dengan menggunakan rancangan The Pre and Post Test Control Group Design. Sampel pada penelitian ini berjumlah 24 ekor tikus putih jantan dan dibagi 3 kelompok, kelompok I : kontrol positif (pemberian emulsi lemak sapi 2ml selama 14 hari setelah itu placebo pakan BR tanpa pemberian tahu sebanyak 20g selama 14 hari), kelompok II dan III : pemberian emulsi lemak sapi 2ml selama 14 hari setelah itu perlakuan tahu dosis 4,81g dan 9,61g yang dicampurkan kedalam pakan BR sehingga mencapai 20g. Dianalisis dengan uji oneway ANOVA, Tukey 5%, regresi dan korelasi.
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap penurunan beratbadan dan nafsu makan tikus. Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih Rattus norvegicus galur Wistar sebanyak 25 ekor yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Kelompok K(-) sebagai kelompok kontrol yang diberi PGA 3%, kelompok E1, E2, E3 sebagai kelompok perlakuan yang masing-masing diberi ekstrak daun tempuyung pada konsentrasi 0,5; 1,0; 1,5 g/kgBB dan kelompok K(+) sebagai kelompok pembanding yang diberi sibutramin dengan dosis 0,9 mg/kgBB secara peroral dengan volume 1,0 ml/100gBB. Jumlah makan dan beratbadan ditimbang dan dicatat setiap hari. Perlakuan ini dilakukan selama 7 hari. Dari perhitungan statistik dengan menggunakan Anava Rancangan Rambang Lugas ( =0,05) yang dilanjutkan dengan uji HSD 5 %dan HSD 1 % menunjukkan bahwa ekstrak daun tempuyung pada dosis 0,5; 1,0 dan 1,5 g/kgBB dapat menurunkan nafsu makan, sedangkan yang dapat menurunkan beratbadan adalah ekstrak daun tempuyung dosis 1,0 dan 1,5 g/kgBB. Perhitungan koefisien korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara peningkatan dosis ekstrak daun tempuyung terhadap penurunan nafsu makan dan terdapat hubungan antara peningkatan dosis ekstrak daun tempuyung terhadap penurunan beratbadantikus.
Pawintri, Gladiar Ayu. 2013. Influence of Black Soy Milk (Glycine soja) Consumption Against Body Weight Reduction of White Male Rats (Rattus norvegicus srtain wistar) Which Induced by High Fat Diet. Final Assignment. Medical Faculty of Muhammadiyah Malang University. Counsellor: (I) dr. Meddy Setiawan, Sp.PD (II) dr. Rahmiyah Fadilah.
Metode: Penelitian ekperimental laboratorik dengan Post Test-Only Control Group Design . Sampel terdiri dari 18 tikusWistarjantan yang terbagi menjadi 3 kelompok. Kelompok P1, P2, P3 diberi MSG peroral sebesar 6mg/g/hari. Setelah 60 menit, P2 dan P3 diobati dengan madu peroral sebesar 2 g/kg/hari (P2) dan 4 g/kg/hari (P3). Setelah intervensi selama 30 hari, dilakukan pembuatan preparat hepar dan pemeriksaan gambaran mikroskopis. Uji analisis menggunakan Kruskal-Wallis dan Mann Whitney.
Kadar leptin meningkat beberapa lipat (2.41: 8,07) pada tikus prepubertal yang diberi MSG, pada tikus tersebut menunjukkan kadar plasma LH, FSH, T, dan FT menurun secara signifikan. Data-data tersebut menunjukkan bahwa perkembangan testis, proliferasi sel sertoly dan sel leydig terganggu dengan pemberian MSG selama prepubertas. Tikus dewasa yang diberi MSG menunjukkan peningkatan kadar leptin dan penurunan kadar LH, FSH, tetapi kadar T dan FT menunjukkan dalam keadaan normal dan juga tidak terlihat perubahan struktur testis. Pada tikus dewasa yang diberi MSG terlihat adanya penurunan jumlah sel sertoli yang signifikan. Dari penjelasan di atas mengindikasikan bahwa pemberian MSG pada tikus menunjukkan karakteristik hubungan perubahan Hypothalamus-pituitary-gonadal(HPG) gangguan proliferasi sel sertoli dan sel leydig, mengurangi jumlah sel sertoli, penurunan berat organ seksual, menunjukkan keadaan hyperleptinemia jangka panjang menjadi faktor utama rusaknya axis HPG pada tikusjantan yang diberi MSG (Franca et al, 2006).
Dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia dan peningkatan iptek, maka pencemaran lingkungan oleh kebisingan meningkat. Kebisingan ini sangat mempengaruhi kesehatan manusia, yang berakibat pada pendengaran dan non pendengaran. Pengaruh terhadap non pendengaran menyebabkan stress dan emosi, yang menimbulkan kelemahan psychosomatic. Dan jika berlanjut akan mengakibatkan kelainan fisik. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian pengaruh kebisingan terhadap tikus percobaan jantan, denganmenentuakn perubahan pada kadar kortisol darah, beratbadantikus, berat kelenjar adrenal.