• Tidak ada hasil yang ditemukan

A.2. Analisis Intrapersonal pada Responden I

BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL ANALISA DATA

IV. A.2. Analisis Intrapersonal pada Responden I

Di bagian ini akan dijelaskan mengenai aspek-aspek pada responden I (Asti) yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Aspek-aspek tersebut dihubungkan dengan teori yang telah dikemukakan di bab II.

Tabel 3

Penghayatan responden I (Asti) dalam melewati perasaan duka cita

No Aspek Kesimpulan

1 Perasaan duka cita:

a. Sensasi fisik Asti merasa pusing, lemas dan kekurangan energi (tidak bersemangat).

kesepian, kecemasan, shock dan merasa rindu kepada almarhum suaminya.

c. Pikiran atau kognisi Asti merasakan ketidakpercayaan dan kebingungan ketika mengetahui suaminya telah meninggal.

d. Perilaku Asti merasa kosong, hilangnya keinginan untuk beraktivitas, mengalami mimpi buruk, menangis, e. Kesulitan sosial Pekerjaan Asti sedikit terhambat karena Asti

meminta izin cuti sementara ketika suaminya meninggal.

f. Pencarian spiritual Pada awalnya Asti mengingkari kenyataan dan takdir Tuhan bahwa suaminya telah meinggal. 2 Fase-fase dukacita:

a. The avoidance phase Asti menolak kenyataan bahwa suaminya telah meninggal. Ia merasa tidak percaya terhadap kejadian yang dialaminya, ia juga merasakan kehampan dan kosong dalam dirinya.

b. The confrontation phase

Asti mulai menyadari bahwa suaminya telah meninggal, namun perasaan sedih penolakan terkadang masih dirasakan Asti, demikian juga dengan perasaan lainnya seperti depresi.

c. The reestablishment phase

6 bulan setelah kematian suaminya, perasaan duka cita Asti mulai berkurang. Asti sudah dapat menerima kenyataan, membentuk semangat baru dan mulai menjalin hubungan dengan teman prianya.

Tabel 4

Permasalahan hidup yang dialami oleh responden I (Asti)

No Aspek Kesimpulan

1 a. Masalah ekonomi Masalah ekonomi merupakan masalah utama yang dihadapi Asti. Ia harus bekerja keras membiayai kebutuhan keluarganya karena ia berperan sebagai tulang punggung keluarga. Asti dapat mengatasi masalah ekonomi ini dengan baik sebab ia merasa terbantu dengan penghasilan tambahan dari hasil ladang peninggalan almarhum suaminya.

b. Masalah keluarga Asti sering berselisih dengan ibunya untuk urusan mendidik anak karena mereka memiliki pola pengasuhan yang berbeda. Namun masalah ini tidak membuat hubungan mereka renggang. c. Masalah tempat Asti tidak memiliki masalah dengan tempat

sekarang ia tinggal di rumah orang-tuanya bersama ibu, anak dan adiknya.

d. Masalah sosial Status Asti yang janda mendapat pandangan negatif dari masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Selain itu godaan dari pria-pria ’nakal’ juga sering dialaminya. Asti menanggapi masalah ini dengan mengintrospeksi dirinya, membatasi pergaulannya dan terkadang tidak mengacuhkan masalah tersebut.

e. Masalah seksual Asti masih memiliki hasrat untuk berhubungan seks dengan pria. Namun ia dapat meredam hasratnya tersebut dengan melakukan yang disenanginya, misalnya menonton televisi atau membaca buku.

f. Masalah praktis Terkadang Asti merasa kesulitan dalam mengurus rumah tangga karena ia dulu terbiasa dibantu oleh suaminya. Namun peran suaminya dalam urusan mengurus rumah tangga kini digantikan oleh adik lelaki Asti.

g. Masalah kesepian Asti sering merasa kesepian karena tidak memiliki pasangan hidup lagi. Ia merasa tidak ada lagi tempat baginya untuk berkeluh-kesah, untuk bercerita dan bertukar pikiran jika ia memiliki masalah.

2 Ketegangan sebagai orang-tua tunggal:

a. Tanggung jawab berlebihan

Asti menentukan dan merencanakan sendiri segala sesuatunya untuk kebutuhan anaknya, misalnya menentukan tempat anaknya bersekolah. Kadang hal ini terasa berat bagi dirinya karena tidak memilki tempat untuk berdiskusi demi kemajuan dan kebaikan anaknya. b. Tugas yang

berlebihan

Asti harus mencari nafkah bagi anak dan keluarganya, disamping itu ia juga harus memenuhi semua kebutuhan anaknya dan mengurus rumah tangganya. Dengan kata lain Asti menjalani dua peran sekaligus, sebagai ayah dan ibu bagi anaknya.

c. Emosi yang berlebihan

Asti merasa ia dapat memenuhi kebutuhan emosi untuk anaknya. Namun ia belum dapat memenuhi kebutuhan emosi untuk dirinya sendiri karena ia terlalu sibuk dengan pekerjannya dan tugasnya dalam rumah tangga.

Tabel 5

Gambaran makna hidup pada responden I (Asti)

No Aspek Kesimpulan

1 Tahapan penemuan makna hidup:

a. Tahap Derita - Peristiwa tragis: kematian suami dan ayah Asti

- Penghayatan tanpa makna: mengalami kehampaan, gersang, merasa tak lagi memiliki tujuan hidup, merasa hidupnya tak berarti serta jenuh terhadap hidupnya.

b. Tahap Penerimaan diri

- Pemahaman diri: menyadari betapa tidak tepatnya sikap hidup selama ini yang terus larut dalam kedukaan.

- Pengubahan sikap: mengubah cara hidup yang tidak tepat menjadi lebih tepat lagi dalam menyikapi segala persoalan hidup.

c. Tahap Penemuan makna hidup

- Penemuan makna hidup: anak merupakan sumber kekuatan bagi Asti dalam menjalani hidup.

- Penentuan tujuan hidup: membesarkan anaknya, berumah tangga lagi, menggiatkan hobi

menulis, memiliki usaha sendiri. d. Tahap Realisasi

makna

- Keikatan diri: memantapkan diri untuk berusaha memenuhi makna dan tujuan hidup.

- Kegiatan terarah: bekerja keras mencari nafkah untuk membiayai dan membesarkan anak, mencari pasangan hidup yang tepat, mulai membuat cerpen dan puisi.

- Pemenuhan makna hidup: memiliki penghasilan tambahan sebagai penunjang biaya hidup, dapat menyekolahkan anaknya meskipun baru taman kanak-kanak. Untuk tujuan hidup yang lain, Asti belum dapat memenuhinya (berumah tangga lagi.

e. Tahap Kehidupan bermakna

- Penghayatan hidup bermakna: Asti

mengungkapkan dirinya kini menjadi individu yang lebih matang, kuat, dan dewasa. Asti juga lebih menghargai hidup dan kehidupannya. - Kebahagiaan: Asti merasa hidupnya lebih

bahagia dan bermakna. Anak merupakan sumber kebahagiaan bagi Asti.

2 Komponen-komponen perubahan

hidup:

a. Dukungan sosial Dukungan dari almarhum ayah dan keluarga besar Asti yang memberikan semangat bagi Asti dalam menjalani hidup.

b. Pemahaman diri Kesadaran tentang pentingnya memperbaiki kondisi hidup dan tidak bermanfaatnya sikap hidup selama ini yang terlarut dalam kedukaan yang mendalam.

c. Pengubahan sikap Secara sadar mengubah cara hidup dari keadaan serba berlarut dalam kedukaan menjadi lebih rasional dan realistis dalam menghadapi kenyataan.

d. Makna hidup Makna hidup utama bagi Asti adalah anaknya. Tujuan hidup yang lain adalah membina rumah tangga lagi dan bekerja keras serta menggiatkan dirinya kembali untuk membuat tulisan-tulisan yang bermanfaat, misalnya cerpen, puisi atau novel.

e. Keikatan diri Memantapkan niat dan mengikrarkan diri untuk berusaha memenuhi makna dan tujuan hidupnya tersebut.

f. Kegiatan terarah Bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga dan anaknya; mulai membuat tulisan-tulisan, seperti cerpen dan puisi.

g. Tantangan-tantangan

Stigma negatif tentang status janda, kesulitan ekonomi, dan godaan dari pria-pria yang selalu dialami dan harus diselesaikan hingga tuntas. h. Keimanan Keyakinan penuh atas lindungan dan pertolongan

Tuhan dalam melaksanakan niat baik dalam mencari nafkah yang halal untuk membiayai kebutuhan keluarga, dan memelihara serta membesarkan anaknya

3 Sumber-sumber makna hidup:

1. Nilai-nilai kreatif (creative values)

Asti merupakan individu yang gemar bekerja keras. Ia merasa bangga jika dapat memiliki penghasilan sendiri yang diperolehnya dari hasil kerja kerasnya. Selain itu Asti juga suka menulis, misalnya menulis cerita pendek, puisi, bahkan novel. Ia sangat mencintai kegemarannya ini dan bahkan ia bercita-cita membuat sebuah novel. Asti menganggap dengan menulis ia mengekspresikan perasaannya dan curahan hatinya.

penghayatan (experiental values)

semata wayangnya. Nilai-nilai penghayatan akan cinta kasih juga diperoleh Asti melalui keluarga besarnya. Asti merasa bangga memiliki keluarga yang suportif, yang selalu mendukung dan membantu Asti di saat Asti membutuhkan bantuan.

3. Nilai-nilai bersikap (attitude values)

Asti berusaha bersikap tabah dan sabar dalam menghadapi semua penderitaan hidupnya. Asti menganggap inilah takdir Tuhan yang harus dijalaninya sebagai hamba-Nya. Asti juga dapat mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa hidup yang dialaminya yang membuat Asti menjadi individu yang lebih kuat dalam menjalani hidup ini.

4 Metode yang digunakan dalam penemuan makna hidup:

1. Pemahaman pribadi Asti menyadari ia memiliki bakat atau kemampuan untuk menciptakan sebuah tulisan, misalnya cerita pendek, puisi, dan novel. Asti juga dapat merumuskan secara jelas dan nyata hal-hal yang diinginkannya untuk masa mendatang dan menyusun rencana yang realistis untuk mencapainya.

2. Bertindak positif Asti selalu berpikiran positif jika ia sedang memiliki masalah dan ketika ia tidak menemukan jalan keluar untuk masalah tersebut. Asti yakin bahwa Tuhan pasti membantunya mengatasi masalah tersebut.

3. Pengakraban hubungan

Asti berusaha untuk mencari pengganti almarhum suaminya. Asti mencoba menemukan pria yang pantas menjadi pendamping hidupnya. Hal ini dilakukan Asti karena ia ingin berumah tangga lagi. 4. Pendalaman tri-nilai a. Pendalaman nilai-nilai kreatif b. Pendalaman nilai-nilai penghayatan

Asti bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan guna mencukupi kebutuhan keluarga agar keluarga dan anaknya dapat hidup dengan layak.

Asti menganggap cinta kasih dari orang-orang terdekatnya adalah hal yang membahagiakan dirinya sehingga ia terus menjaga jalinan ini

c. Pendalaman nilai-nilai bersikap

Asti dapat mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi kondisi dan peristiwa-peristiwa tragis yang terjadi di dalam hidupnya, yaitu kematian suaminya dan hidup menjadi orang-tua tunggal. 5. Ibadah Asti rutin melakukan ibadah kepada Allah. Asti

menuturkan ketika ia memiliki masalah, ia selalu berdoa, meminta petunjuk dari Allah agar ia dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik. Asti juga sebisa mungkin menjaga dirinya untuk tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang dilarang oleh agama.

Tabel 6

Pengaruh kematian suami terhadap perubahan makna hidup pada responden I (Asti)

Makna hidup sebelum kematian suami Makna hidup setelah kematian suami Asti menganggap kehidupan

pernikahan adalah sesuatu yang berarti dan berharga bagi dirinya. Ia menjadi

istri yang berbakti kepada suaminya serta ibu yang merawat anaknya dengan

penuh kasih sayang. Dengan kata lain, kehidupan pernikahan yang bahagia adalah makna hidup Asti pada saat itu.

Makna hidup Asti yang utama adalah anaknya, ia ingin membesarkan anaknya.

Selain itu Asti juga berniat memiliki pasangan hidup lagi serta memiliki usaha

Skema penemuan makna hidup pada responden I (Asti)

Pengalaman tragis

Dukungan sosial Penghayatan tak bermakna

Pemahaman diri

Kegiatan terarah Penemuan makna dan

tujuan hidup Pengubahan sikap

Keikatan diri

Keimanan Tantangan-tantangan

Hidup bermakna dan kebahagiaan