BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL ANALISA DATA
IV. C.1.b. Hasil Observasi
Secara fisik Wina memiliki postur tubuh yang cukup kecil. Ia memiliki tinggi badan sekitar 155 cm dengan berat badan sekitar 50 kg. Kulit Wina berwarna sawo matang, wajahnya bulat, matanya besar, hidung yang tidak terlalu mancung, rambutnya hitam lurus sebahu, dan terdapat bekas-bekas jerawat pada wajahnya.
Lokasi yang digunakan untuk wawancara dengan Wina adalah di rumah peneliti. Alasan digunakannya rumah peneliti sebagai tempat wawancara adalah untuk memperoleh kenyamanan dan ketenangan pada saat wawancara. Wina mengatakan bahwa ia merasa lebih nyaman untuk bercerita jika di rumah peneliti karena suasana di rumah peneliti yang tidak banyak orang, tidak seperti di rumah abang Wina yang selalu ramai dengan kehadiran anak-anak.
Pada hari yang telah disepakati untuk melakukan wawancara., Wina datang ke rumah peneliti pada jam yang telah ditentukan. Pada wawancara
pertama itu, Wina hadir dengan mengenakan baju setelan berwarna biru muda dengan motif boneka beruang, rambutnya diikat kebelakang.
Untuk wawancara pertama mengambil tempat di ruang tamu. Ukuran ruang tamu tersebut kira-kira 4x6 m. Pada ruang tamu terdapat satu set kursi tamu yang terbuat dari kayu jepara berwarna coklat mengelilingi sebuah meja tamu yang dilapisi oleh kaca. Di ruang tamu tersebut terdapat juga sebuah meja kecil yang diatasnya ada vas bunga kristal berwarna kuning dan putih, sebuah meja telepon dan kursinya serta sebuah lemari kayu yang berisi pajangan-pajangan keramik dan susunan gelas-gelas. Dinding ruangan dicat berwarna putih, di dinding tersebut juga digantung hiasan-hiasan dinding berupa sebuah ayat kursi yang dibingkai dengan kaca dan lukisan bergambar burung. Gorden di ruang tamu tersebut berwarna hijau dengan hiasan rumbai berwarna kuning. Pada ruang tamu tersebut, di dekat lemari dibentangkan sebuah karpet berwarna hijau tua dan krem yang terdapat dua buah bantal besar berwarna krem.
Peneliti mempersilakan Wina untuk duduk di kursi tamu, namun Wina menolaknya karena ia merasa nyaman jika duduk lesehan di karpet. Maka peneliti pun memilih untuk duduk di karpet bersama Wina. Wina duduk bersila, kedua kakinya disilangkan, tangannya memeluk sebuah bantal yang terletak di atas karpet. Peneliti duduk berhadapan dengan Wina dan mengambil jarak yang cukup intim yaitu sekitar 0,5-1 meter, hal ini dilakukan untuk memudahkan perekaman.
Hubungan Wina dengan peneliti cukup dekat karena sebelum penelitian ini peneliti telah mengenal Wina dan keluarganya yang masih merupakan tetangga peneliti sehingga Wina pun tidak merasa canggung lagi dengan peneliti. Sikap
Wina selama wawancara berlangsung cukup kooperatif, terbuka, dan mudah diajak bicara, tidak tampak ketegangan selama wawancara. Ia juga tampak bebas dalam mengeluarkan pendapatnya.
Ketika Wina bercerita tentang masalah sosialnya di masyarakat, Wina tampak begitu emosi. Nada suara Wina meninggi dan matanya sedikit membesar, begitu pula saat ia bercerita tentang masalah rumah tangganya. Tidak tampak kesedihan pada raut wajah Wina ketika ia menceritakan gambaran perasaan saat suaminya meninggal, raut wajahnya datar, ia bercerita dengan lancar dan santai. Wina tidak banyak mengganti posisi duduknya, ia bepindah posisi sesekali, jika ia merasa kakinya sudah pegal. Wina meneteskan air matanya saat ia bercerita tentang adiknya yang bersedia menanggung biaya hidup anaknya. Wajah dan hidung Wina tampak memerah, dan ia pun menyeka air matanya dengan menggunakan tangannya.
Wawancara pertama ini berlangsung dengan lancar, tidak ada gangguan sedikit pun karena suasana di sekitar rumah peneliti yang sepi dan tenang.
Wawancara kedua kembali dilakukan di rumah peneliti di ruang tamu. Ketika itu Wina datang dengan menggunakan baju berwarna hijau muda bermotif bunga matahari dan celana pendek berwarna hitam. Rambut Wina diikat dengan menggunakan jepit rambut berwarna hitam. Peneliti mempersilakan Wina masuk, Wina pun masuk dan langsung duduk lesehan di karpet seperti wawancara pertama. Akhirnya wawancara dimulai, peneliti dan Wina duduk berhadapan di atas karpet.
Wina bersender pada lemari, ia duduk bersila sambil memeluk bantal. Sesekali ia meregangkan kedua kakinya dan mengganti posisi duduknya. Wina banyak menggunakan gerak tangan saat bercerita, ia juga tampak emosi saat bercerita tentang masalah yang dialaminya bersama keluarga almarhum suaminya, begitu pula saat ia bercerita tentang masalah sosialnya di masyarakat.
Hal yang menganggu saat wawancara kedua ini adalah kehadiran seorang tamu yang merupakan teman peneliti, namun peneliti dapat mengatasi masalah tersebut dengan baik. Wawancara pun dapat dilanjutkan kembali.
Pada wawancara ketiga tampak Wina mengenakan baju kaos berwarna putih bergambar lebah dengan celana jeans selutut, rambut Wina tampak masih basah. Wawancara masih mengambil tempat di rumah peneliti, ruang yang dipergunakan untuk wawancara juga sama di ruang tamu. Pada wawancara ketiga ini, peneliti dan Wina duduk lesehan di atas karpet. Kali ini peneliti duduk bersebelahan dengan Wina, sama-sama bersender pada lemari. Jarak antara Wina dan peneliti cukup dekat, yakni sekitar 0,5 meter.
Seperti pada wawancara pertama dan kedua, Wina menunjukkan sikap yang baik dan kooperatif. Wina terlihat bebas dalam mengemukakan pendapatnya, tidak merasa khawatir orang lain akan mendengar pembicaraannya, karena suasana di rumah peneliti yang sepi. Hal ini didukung dengan sikap peneliti yang juga memberikan ruang gerak yang bebas bagi Wina untuk mengutarakan jawaban. Selama wawancara berlangsung, terkadang diselipi oleh canda tawa, hal ini banyak dilakukan oleh Wina sehingga suasana wawancara semakin akrab.
Wina tampak bersemangat dan tertawa riang saat ia bercerita tentang tingkah laku anaknya yang lucu. Peneliti juga menanggapi hal ini dengan tertawa. Wina masih terlihat emosi saat ia menceritakan masalah rumah tangganya dan hubungannya dengan almarhum suaminya, nada suaranya meninggi dan ia banyak melakukan gerak tangan saat bercerita. Selama wawancara berlangsung, tidak ada gangguan yang berarti. Wawancara ketiga ini berlangsung dengan lancar.
Tabel 14
Waktu Wawancara Wina Responden Hari/tanggal
wawancara Waktu wawancara Tempat wawancara Wina Rabu/ 6 Februari 2008 11.30-12.30 WIB Rumah Iter Wina Rabu/13 Februari 2008 11.15-12.00 WIB Rumah Iter Wina Jumat/ 15 Februari 2008 11.30-12.30 WIB Rumah Iter