BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL ANALISA DATA
IV. D. Analisis Interpersonal antar Responden
Di bagian ini akan dibandingkan aspek-aspek pada masing-masing responden yang diungkap dalam penelitian. Perbandingan ini dianalisa berdasarkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Penghayatan responden dalam melewati perasaan duka cita Tabel 19 No Aspek Responden I (Asti) Responden II (Rima) Responden III (Wina) 1 Perasaan duka cita:
a. Sensasi fisik Merasa pusing, lemas dan kekurangan energi (tidak bersemangat).
Merasakan depersonalisasi, lemah dan merasa kekurangan energi.
---b. Perasaan Kesedihan yang mendalam, kesepian, kecemasan, shock dan merasa rindu kepada almarhum suaminya.
Kesedihan, kesepian, merasa tak berdaya, cemas, shock, dan rindu terhadap almarhum suaminya.
Mengalami
kesedihan, kebebasan dan perasaan lega.
c. Pikiran atau kognisi Ketidakpercayaan dan kebingungan ketika mengetahui suaminya telah meninggal.
Ketidakpercayaan terhadap kenyataan yang dialaminya dan pernah mengalami halusinasi, yaitu didatangi arwah suaminya.
---d. Perilaku Merasa kosong, hilangnya keinginan untuk beraktivitas, mengalami mimpi buruk, menangis, Mengalami gangguan pada nafsu makannya, mengurung diri di kamar, sering menangis, dan hilangnya keinginan untuk beraktivitas.
---e. Kesulitan sosial Pekerjaannya sedikit terhambat karena iameminta izin cuti sementara ketika suaminya meninggal.
---
kenyataan dan takdir Tuhan bahwa suaminya telah meninggal.
merasa Tuhan tidak bersikap adil terhadapnya.
ketidakadilan Tuhan atas nasib yang menimpa dirinya.
2 Fase-fase dukacita: a. The avoidance
phase
Menolak kenyataan bahwa suaminya telah meninggal. Ia merasa tidak percaya terhadap kejadian yang dialaminya, ia juga merasakan kehampan dan kosong dalam dirinya.
Di awal kematian suaminya, Rima mengalami
ketidakpercayaan terhadap nasib yang dialaminya. Ia juga mengalami depersonalisasi dan penarikan diri. ----b. The confrontation phase Mulai menyadari bahwa suaminya telah meninggal, namun perasaan sedih penolakan terkadang masih dirasakan, demikian juga dengan perasaan lainnya seperti depresi. Mulai menerima kenyataan sebenarnya bahwa suaminya telah meninggal, namun ia masih merasakan kesedihan. Perasaan kecemasan dan depresi juga masih sering dialaminya. ----c. The reestablishment phase 6 bulan setelah kematian suaminya, perasaan duka cita Asti mulai berkurang. Asti sudah dapat menerima kenyataan, membentuk semangat baru dan mulai menjalin hubungan dengan teman prianya.
2 bulan setelah kematian suaminya, perasaan duka cita Rima mulai berkurang. Ia mulai belajar menerima kenyataan dan mulai membentuk semangat baru. Sesaat setelah suaminya dikebumikan Wina sudah dapat menerima kenyataan bahwa suaminya telah meninggal.
2. Masalah-masalah yang dihadapi responden selama menjadi orang-tua tunggal Tabel 20 No Aspek Responden I (Asti) Responden II (Rima) Responden III (Wina) 1 a. Masalah ekonomi Merupakan masalah
utama yang dihadapinya. Ia harus bekerja keras membiayai kebutuhan keluarganya karena ia berperan sebagai tulang punggung keluarga. Asti dapat mengatasi masalah ekonomi ini dengan baik sebab ia merasa terbantu dengan penghasilan tambahan dari hasil ladang peninggalan almarhum suaminya.
Merupakan masalah utama yang dialaminya. Kini Rima harus bekerja untuk mencukupi kebutuhannya. Kehidupan ekonomi Rima sekarang serba pas-pasan, tidak seperti dulu ketika suaminya masih ada.
Wina mengalami masalah keuangan karena ia tidak bekerja. Untuk menghidupi anaknya ia hanya mengharapkan bantuan dari saudara-saudaranya
b. Masalah keluarga Asti sering berselisih dengan ibunya untuk urusan mendidik anak karena mereka memiliki pola pengasuhan yang berbeda. Namun masalah ini tidak membuat hubungan mereka renggang.
Rima tidak memiliki masalah dengan keluarganya.
Hubungan mereka sampai saat ini masih baik-baik saja.
Wina memiliki masalah dengan keluarga almarhum suaminya. Sampai saat ini hubungan mereka renggang dan tidak pernah saling berkomunikasi. Masalah masa depan anaknya menjadi hal terberat bagi Wina karena ia takut tidak sanggup menafkahi anaknya.
c. Masalah tempat tinggal
Asti tidak memiliki masalah dengan tempat tinggalnya karena sejak ia menikah hingga sekarang ia tinggal di rumah orang-tuanya bersama ibu, anak dan adiknya.
Rima tidak memiliki masalah dengan tempat tinggalnya. Sekarang ia tinggal di rumah peninggalan orang-tuanya bersama dengan anaknya.
Wina tidak memiliki masalah dengan tempat tinggalnya. Sekarang ia tinggal di rumah orang-tuanya bersama ibu dan adiknya.
d. Masalah sosial Status Asti yang janda mendapat pandangan negatif dari
Rima merasa tidak nyaman jika berada di tengah-tengah
Status Wina yang janda mendapat pandangan negatif
masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Selain itu godaan dari pria-pria ’nakal’ juga sering dialaminya. Asti menanggapi masalah ini dengan mengintrospeksi dirinya, membatasi pergaulannya dan terkadang tidak mengacuhkan masalah tersebut.
orang yang memiliki pasangan, misalnya ketika undangan pesta pernikahan. Rima lebih memilih untuk tidak menghadiri undangan pernikahan, karena jika ia datang maka ia akan menangis karena teringat suaminya. dari masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Namun Wina bersikap cuek terhadap hal ini. Semenjak menjadi janda Wina banyak didekati oleh teman prianya namun ia belum mau berumah tangga lagi dan membatasi
hubungannya dengan teman prianya.
e. Masalah seksual Asti masih memiliki hasrat untuk berhubungan seks dengan pria. Namun ia dapat meredam hasratnya tersebut dengan melakukan yang disenanginya, misalnya menonton televisi atau membaca buku.
Rima memang masih merasakan keinginan untuk berhubungan seks, namun kadang ia dapat menahan keinginannya itu. Terkadang Rima juga melakukan
masturbasi untuk memuaskan
keinginannya, namun hal itu jarang dilakukan Rima, hanya sekali dalam sebulan. Wina masih merasakan hasrat untuk berhubungan seks. Ia dapat menahan hasratnya dengan cara mengingat anaknya.
f. Masalah praktis Terkadang Asti merasa kesulitan dalam mengurus rumah tangga karena ia dulu terbiasa dibantu oleh suaminya. Namun peran suaminya dalam urusan mengurus rumah tangga kini digantikan oleh adik lelaki Asti. Rima mengalami masalah praktis semenjak suaminya meninggal yang berkaitan dengan mengurus rumah tangga. Sekarang Rima mengerjakan semua urusan rumah tangga sendiri dan kadang dibantu oleh anaknya.
Wina tidak merasakan adanya masalah praktis karena dari dulu hingga sekarang ia sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga tanpa bantuan suaminya.
g. Masalah kesepian Asti sering merasa kesepian karena tidak memiliki pasangan hidup lagi. Ia merasa tidak ada lagi tempat baginya untuk berkeluh-kesah, untuk bercerita dan bertukar pikiran jika ia
Rima merasa ia kehilangan tempat untuk berbagi cerita dan berkeluh kesah. Namun Rima dapat mengatasi masalah kesepian ini dengan baik, ia sering mengaji jika merasa
Terkadang Wina merasakan kesepian ketika ia merasa tidak punya teman untuk berbagi cerita dan berbagi masalah. Ia mengatasi masalah ini dengan mengingat anaknya dan
memiliki masalah. kesepian. melakukan hobi yaitu membaca. 2 Ketegangan sebagai orang-tua tunggal: a. Tanggung jawab berlebihan
Asti menentukan dan merencanakan sendiri segala sesuatunya untuk kebutuhan anaknya, misalnya menentukan tempat anaknya bersekolah. Kadang hal ini terasa berat bagi dirinya karena tidak memilki tempat untuk berdiskusi demi kemajuan dan kebaikan anaknya. ---- ----b. Tugas yang berlebihan
Asti harus mencari nafkah bagi anak dan keluarganya,
disamping itu ia juga harus memenuhi semua kebutuhan anaknya dan mengurus rumah tangganya. Dengan kata lain Asti menjalani dua peran sekaligus, sebagai ayah dan ibu bagi anaknya.
Rima harus berperan ganda. Ia mencari nafkah, mengurus anak dan juga mengurus pekerjaan
rumah tangga.
----c. Emosi yang berlebihan
Asti merasa ia dapat memenuhi kebutuhan emosi untuk anaknya. Namun ia belum dapat memenuhi kebutuhan emosi untuk dirinya sendiri karena ia terlalu sibuk dengan pekerjannya dan tugasnya dalam rumah tangga. ----Wina merasakan ketegangan sebagai orang-tua tunggal. Ia menyadari sepenuhnya bahwa peran ayah tidak dapat ia jalankan dengan baik. Namun ketegangannya sedikit terobati karena kasih sayang abangnya terhadap anaknya sebagai pengganti figur ayah bagi anaknya
3. Gambaran makna hidup pada responden Tabel 21 No Aspek Responden I (Asti) Responden II (Rima) Responden III (Wina) 1 Tahapan penemuan makna hidup:
a. Tahap Derita - Peristiwa tragis: kematian suami dan ayahnya - Penghayatan tanpa makna: mengalami kehampaan, gersang, merasa tak lagi memiliki tujuan hidup, merasa hidupnya tak berarti serta jenuh terhadap hidupnya. - Peristiwa tragis: kematian suami. - Penghayatan tanpa makna: Merasakan hidupnya tak lagi bergairah dan ia hanya mengurung diri di kamar. - Peristiwa tragis: kekerasan emosional dalam berumah tangga. - Penghayatan tanpa makna: tidak bersemangat dalam berumah tangga, tidak merasakan kebahagiaan dan cenderung mengikuti karakter konformis. b. Tahap Penerimaan diri - Pemahaman diri: menyadari betapa tidak tepatnya sikap hidup selama ini yang terus larut dalam kedukaan. - Pengubahan sikap:
mengubah cara hidup yang tidak tepat menjadi lebih tepat lagi dalam menyikapi segala persoalan hidup.
- Pemahaman diri: menyadari sikapnya yang tidak tepat yang terus larut dalam kesedihan dan keputusasaan. - Pengubahan
sikap: mengubah cara hidup yang tidak tepat menjadi lebih tepat dalam menyikapi permasalahan hidup. - Pemahaman diri: menyadari bahwa kehidupan rumah tangganya tidak bahagia dan betapa menderitanya dirinya terus-menerus menerima perlakukan buruk dari suami dan keluarganya. - Pengubahan sikap: mengubah sikapnya dari serba menerima dan pasrah terhadap suami beralih menjadi keberanian untuk melawannya. c. Tahap Penemuan makna hidup - Penemuan makna hidup: anak - Penemuan makna hidup: Anak - Penemuan makna hidup: anak
kekuatan baginya dalam menjalani hidup. - Penentuan tujuan hidup: membesarkan anaknya, berumah tangga lagi, menggiatkan hobi menulis, memiliki usaha sendiri. penyemangat hidupnya. - Penentuan tujuan hidup: membesarkan anaknya, membuat anaknya menjadi individu yang berhasil dan berguna. sumber kekuatan bagi Wina dalam menjalani kehidupannya. - Penentuan tujuan hidup: membesarkan anaknya. d. Tahap Realisasi makna - Keikatan diri: memantapkan diri diri untuk berusaha makna dan tujuan hidup.
- Kegiatan terarah: bekerja keras mencari nafkah untuk membiayai dan membesar anak, mencari pasangan hidup yang tepat, mulai membuat cerpen dan puisi. - Pemenuhan makna hidup: memiliki penghasilan tambahan sebagai penunjang biaya hidup, dapat menyekolahkan anaknya meskipun baru taman kanak-kanak. Untuk tujuan hidup yang lain, Asti belum dapat memenuhinya (berumah tangga lagi. - Keikatan diri: memantapkan diri untuk berusaha memenuhi makna dan tujuan hidup. - Kegiatan terarah: giat bekerja untuk mencari nafkah guna membiayai dan membesarkan anak, berencana untuk menikah lagi dengan seorang pria. - Pemenuhan makna hidup: memiliki penghasilan tetap untuk membiayai kebutuhannya. - Keikatan diri: memantapkan diri untuk memenuhi makna dan tujuan hidupnya yaitu membesarkan anaknya. - Kegiatan terarah: mencoba mencari pekerjaan ke beberapa perusahaan agar dapat memperoleh penghasilan guna membesarkan anaknya. e. Tahap Kehidupan bermakna - Penghayatan hidup bermakna: Dirinya kini menjadi individu yang lebih matang, kuat, dan dewasa. Ia juga lebih menghargai hidup dan kehidupannya. - Kebahagiaan: Asti - Penghayatan hidup bermakna: Rima merasa kuat dan kini ia lebih menghargai hidup dan kehidupannya. - Penghayatan hidup bermakna: merasakan semangat dalam menjalani kehidupannya yang sekarang. - Kebahagiaan: Wina merasakan
merasa hidupnya lebih bahagia dan bermakna. Anak merupakan sumber kebahagiaan bagi Asti. setelah menjadi orang-tua tunggal. 2 Komponen-komponen perubahan penghayatan makna hidup:
a. Dukungan sosial Dukungan dari almarhum ayah dan keluarga besar Asti yang memberikan semangat bagi Asti dalam menjalani hidup.
Dukungan dari keluarga Rima yang memberikan semangat dan bantuan dalam menjalani hidup. Wina tidak merasakan adanya dukungan dari manapun selama ia menderita dalam kehidupan rumah tangganya. Setelah ia menjadi orang-tua tunggal ia baru merasakan dukungan dari keluarga besarnya.
b. Pemahaman diri Kesadaran tentang pentingnya
memperbaiki kondisi hidup dan tidak bermanfaatnya sikap hidup selama ini yang terlarut dalam kedukaan yang mendalam. Kesadaran tentang pentingnya memperbaiki kondisi hidup dan tidak bermanfaatnya sikap hidup selama ini yang terlarut dalam kesedihan dan keputusasaan. Rima juga menyadari bahwa masih ada anak yang membutuhkan dirinya. Memahami bahwa hidup rumah tangganya dipenuhi penderitaan dan berpikir bahwa ia harus keluar dari penderitaan tersebut.
c. Pengubahan sikap Secara sadar mengubah cara hidup dari keadaan serba berlarut dalam kedukaan menjadi lebih rasional dan realistis dalam menghadapi
kenyataan.
Secara sadar mengubah cara hidup dari keadaan serba berlarut dalam kedukaan menjadi lebih realistis dalam menghadapi kenyataan. Keberanian untuk melawan dan memberontak suaminya serta mengambil keputusan untuk berpisah dengan suaminya.
d. Makna hidup Makna hidup utama bagi Asti adalah anaknya. Tujuan hidup yang lain adalah
Makna hidup utama bagi Asti adalah anaknya. Tujuan hidupnya ialah
Makna hidup Wina adalah anaknya. Disamping itu, dukungan keluarga
membina rumah tangga lagi dan bekerja keras serta menggiatkan dirinya kembali untuk membuat tulisan-tulisan yang bermanfaat, misalnya cerpen, puisi atau novel.
membesar anaknya hingga menjadi orang yang berhasil dan berguna.
juga membuatnya kuat dalam menjalani hidup. Tujuan hidup Wina adalah membesarkan
anaknya dan membalas kebaikan saudara-saudaranya.
e. Keikatan diri Memantapkan niat dan mengikrarkan diri untuk berusaha memenuhi makna dan tujuan hidupnya tersebut.
Memantapkan niat dan mengikrarkan diri untuk berusaha memenuhi makna dan tujuan hidupnya tersebut.
Memantapkan niat dan mengikrarkan diri untuk berusaha memenuhi makna dan tujuan hidupnya tersebut.
f. Kegiatan terarah Bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga dan anaknya; mulai membuat tulisan-tulisan, seperti cerpen dan puisi.
Giat bekerja untuk mendapatkan
penghasilan guna memenuhi kebutuhan anaknya, menjalin hubungan serius dengan seorang pria dan berencana untuk menikah.
Ketika Wina berpisah dari suaminya, ia mencoba rujuk untuk memperbaiki
hubungannya dengan suaminya.
Ketika Wina menjadi orang-tua tunggal, ia mencoba untuk mencari pekerjaan agar mendapat penghasilan untuk menafkahi anaknya. g. Tantangan-tantangan
Stigma negatif tentang status janda, kesulitan ekonomi, dan godaan dari pria-pria yang selalu dialami dan harus diselesaikan hingga tuntas.
Kesulitan ekonomi, dan godaan dari pria-pria yang selalu dialami dan harus diselesaikan hingga tuntas.
Perlakuan buruk dari keluarga almarhum suaminya dan stigma negatif tentang status jandanya.
h. Keimanan Keyakinan penuh atas lindungan dan
pertolongan Tuhan dalam melaksanakan niat baik dalam mencari nafkah yang halal untuk membiayai kebutuhan keluarga, dan memelihara serta membesarkan anaknya
Keyakinan penuh atas perlindungan dan pertolongan Tuhan dalam melaksanakan niat baik dalam mencari nafkah yang halal untuk membiayai dan membesarkan
anaknya.
Keyakinan penuh atas lindungan dan pertolongan Tuhan dalam menjalani kehidupan bersama anaknya. i. Faktor pemicu
---Anak Rima yang menangis dan menjerit histeris
---mengakhiri hidup sebab ia tidak tahan atas penderitan hidupnya. 3 Sumber-sumber makna hidup: 1. Nilai-nilai kreatif (creative values) Asti merupakan individu yang gemar bekerja keras. Ia merasa bangga jika dapat memiliki penghasilan sendiri yang diperolehnya dari hasil kerja kerasnya. Selain itu Asti juga suka menulis, misalnya menulis cerita pendek, puisi, bahkan novel. Ia sangat mencintai kegemarannya ini dan bahkan ia bercita-cita membuat sebuah novel. Ia menganggap dengan menulis dapat mengekspresikan perasaannya dan curahan hatinya.
Rima giat bekerja untuk memperoleh penghasilan sebab Rima harus membiayai
kehidupan dirinya dan anaknya. Rima bersyukur ia masih dapat bekerja hingga sekarang, oleh karena itu Rima berusaha bekerja dengan sebaik-baiknya. ----2. Nilai-nilai penghayatan (experiental values)
Asti sangat mencintai dan menyayangi anak semata wayangnya. Nilai-nilai
penghayatan akan cinta kasih juga diperoleh Asti melalui keluarga besarnya. Asti merasa bangga memiliki keluarga yang suportif, yang selalu mendukung dan membantu Asti di saat Asti membutuhkan bantuan.
Rima sangat menyayangi anaknya. Sebagai wujud kasih sayang kepada anaknya, Rima senantiasa berusaha membahagiakan anaknya. Selain itu ia juga tengah menjalin hubungan dengan seorang pria. Ia merasa mendapat cinta dan perhatian dari pria tersebut sehingga ia mau menjalin hubungan yang serius. Wina sangat mencintai dan menyayangi anaknya. Nilai-nilai penghayatan akan cinta kasih juga diperoleh Wina melalui keluarga besarnya yang selalu mendukung dan membantu Wina. 3. Nilai-nilai bersikap (attitude values) Berusaha bersikap tabah dan sabar dalam menghadapi semua penderitaan hidupnya. Asti menganggap
Bersikap tabah dan sabar dalam menjalani hidupnya. Rima menganggap hidup merupakan
Berusaha bersikap tabah dan sabar dalam menghadapi semua penderitaan hidupnya. Wina
inilah takdir Tuhan yang harus dijalaninya sebagai hamba-Nya. Asti juga dapat mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa hidup yang dialaminya yang membuat Asti menjadi individu yang lebih kuat dalam menjalani hidup ini.
ujian yang harus dijalani oleh setiap orang. Rima dapat menemukan hikmah dibalik peristiwa-peristiwa hidup yang dialaminya. Hal itu membuat Rima memiliki jiwa yang kuat.
menganggap inilah takdir yang telah digariskan Tuhan untuknya. Wina juga dapat mengambil hikmah dari semua peristiwa hidup yang telah dijalaninya. 4 Metode yang digunakan dalam penemuan makna hidup: 1. Pemahaman pribadi Asti menyadari ia memiliki bakat atau kemampuan untuk menciptakan sebuah tulisan, misalnya cerita pendek, puisi, dan novel. Asti juga dapat merumuskan secara jelas dan nyata hal-hal yang diinginkannya untuk masa mendatang dan menyusun rencana yang realistis untuk mencapainya.
Rima menyadari ia memiliki jiwa yang kuat dalam menghadapi setiap masalah. Rima juga dapat merumuskan secara jelas dan nyata hal-hal yang diinginkannya untuk masa mendatang dan menyusun rencana yang realistis untuk mencapainya.
Wina dapat merumuskan secara jelas dan nyata
hal-hal yang
diinginkannya untuk masa mendatang dan menyusun rencana yang realistis untuk mencapainya.
2. Bertindak positif Asti selalu berpikiran positif jika ia sedang memiliki masalah dan ketika ia tidak menemukan jalan keluar untuk masalah tersebut. Asti yakin bahwa Tuhan pasti membantunya
mengatasi masalah tersebut.
---Wina selalu berpikiran positif jika ia sedang memiliki masalah. Ia selalu beranggapan bahwa penderitaannya adalah cobaan hidup dari Tuhan dan ia yakin Tuhan akan membantunya.
3. Pengakraban hubungan
Asti berusaha untuk mencari pengganti almarhum suaminya. Asti mencoba
menemukan pria yang pantas menjadi
pendamping hidupnya. Hal ini dilakukan Asti karena ia ingin
Rima mencoba untuk menjalin hubungan dengan pria lain bahkan mereka berencana menikah. Rima mengatakan bahwa kehidupannya akan lebih baik lagi seandainya ia
----berumah tangga lagi. menikah. 4. Pendalaman tri-nilai a. Pendalaman nilai-nilai kreatif b. Pendalaman nilai-nilai penghayatan c. Pendalaman nilai-nilai bersikap
Asti bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan guna mencukupi kebutuhan keluarga agar keluarga dan anaknya dapat hidup dengan layak. Asti menganggap cinta kasih dari orang-orang terdekatnya adalah hal yang membahagiakan dirinya sehingga ia terus menjaga jalinan ini untuk seterusnya.
Asti dapat mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi kondisi dan peristiwa-peristiwa tragis yang terjadi di dalam hidupnya, yaitu kematian suaminya dan hidup menjadi orang-tua tunggal.
Rima giat bekerja untuk memperoleh penghasilan guna membiayai kehidupan dirinya dan anaknya. Rima menganggap kasih sayang kepada anaknya dan calon suaminya merupakan
hal yang
membuatnya bahagia.
Rima dapat bersikap dengan tepat dalam menghadapi
peristiwa-peristiwa tragis yang terjadi di dalam hidupnya, yaitu kematian suaminya dan penderitaan selama menjadi orang-tua tunggal. ----Wina merasakan adanya kasih sayang antara dirinya dan anaknya. Dukungan keluarga juga membantunya untuk tetap kuat dalam menghadapi cobaan hidup.
Wina dapat mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi kondisi dan peristiwa-peristiwa tragis yang terjadi di dalam hidupnya yaitu penderitaannya dalam berumah tangga dan kematian suaminya. 5. Ibadah Asti rutin melakukan
ibadah kepada Allah. Asti menuturkan ketika ia memiliki masalah, ia selalu berdoa, meminta petunjuk dari Allah agar ia dapat menyelesaikan
masalahnya dengan baik. Asti juga sebisa mungkin menjaga dirinya untuk tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang dilarang oleh agama.
Rima selalu beribadah kepada Allah, tidak hanya ibadah wajib yang dilakukannya, ia juga menjalankan ibadah sunnah. Rima juga sering berdzikir dan membaca yassin untuk menenangkan hatinya yang sedang galau. Rima menuturkan ketika ia memiliki masalah, ia selalu berdoa, meminta petunjuk dari Allah agar ia dapat menyelesaikan Wina rutin melakukan ibadah kepada Allah. Ia menuturkan ketika memiliki masalah, ia selalu berdoa, meminta petunjuk dari Allah agar ia dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik.
masalahnya dengan baik.
4. Pengaruh kematian suami terhadap makna hidup responden Tabel 22
Responden Manka hidup sebelum kematian suami
Makna hidup setelah kematian suami
Responden I (Asti)
Asti menganggap kehidupan pernikahan adalah sesuatu yang berarti dan berharga bagi dirinya. Ia menjadi istri yang berbakti kepada suaminya serta ibu yang merawat anaknya dengan penuh kasih sayang. Dengan kata lain, kehidupan pernikahan yang bahagia adalah makna hidup Asti pada saat itu.
Makna hidup Asti yang utama adalah anaknya, ia ingin membesarkan anaknya. Selain itu Asti juga berniat memiliki pasangan hidup lagi serta memiliki usaha sendiri.
Responden II (Rima)
Rima menganggap kehidupan pernikahan adalah sesuatu yang berarti bagi dirinya. Hubungannya yang harmonis dengan suaminya membuat pernikahannya semakin bermakna.
Anak merupakan makna hidup bagi Rima. Tujuan hidup Rima adalah membesarkan anaknya hingga anaknya menjadi orang yang berhasil dan