• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Perkembangan dan Tokoh-tokoh “ Ulum Al Qur’an

4. Abad IX – XV Hijrah

Pada periode ini, ulama ulum al-Qur’an semakin banyak, karya-karya mereka semakin sempurna dengan aneka ragam buku-buku mereka, di antaranya ; (ai Jamaluddin Bayquniy, ia menulis Mawaqi’ al-‘Ulum min Mawaqi’ al-Nujum, (bi Muhammad ‘Abd al-‘Azhim Zarqaniy, ia menulis Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al- Qur’an, (ci Muhammad Shadiq Rafi’iy, I’jaz al-Qur’anp D. Korelasi Ilmu Al-Qur’an Dengan Bahasa Arab

Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab. Karena itu, ada anggapan bahwa setiap orang yang mengerti bahasa Arab dapat mengerti isi al-Qur’an. Lebih dari itu, ada orang yang merasa telah dapat memahami dan menafsirkan al-Qur’an dengan bantuan terjemahnya sekalipun tidak mengerti bahasa Arab. Padahal orang Arab sendiri banyak yang tidak mengerti kandungan al- Qur’an. Bahkan di antara para sahabat dan tabi’in ada yang salah memahami al-Qur’an karena tidak memiliki

kemampuan untuk memahaminya. Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui isi kandungan al-Qur’an secara benar diperlukanlah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana tata cara menafsirkan al-Qur’an, yaitu “Ulum al-Qur’an.

Adakah korelasi antara bahasa arab dengan al-Qur’an Al-qur’an adalah kitab suci yang diturunkan dalam bahasa Arab. Hal ini disebutkan sendiri al-qur’an, setidaknya dalam 9 ayat, yaitu (QS.Yusuf 12;2i, (QS.ar-Ra’d 11;37i, (QS.Thaha 20;113i, (QS.az-Zumar 39;28i, (QS.Fushshilat 41;3i, (QS.asy-Syura 42;7i, (QS.az-Zukhruf 43;3i, (QS.al-Ahqaf 46;12i, (QS.an-Nahl 16;103i.36 Kesembilan ayat tersebut

menyatakan adanya hubungan yang tidak bisa dipisahkan anrata al-qur’an dengan bahasa arab. Hubungan itu telah menjadikan bahasa arab sebagai medium yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan al-qur’an, dan al-qur’an pun telah menjadikan bahasa arab memperoleh status yang universal yang dinikmatinya sejak abad pertengahan, ketika ia muncul sebagai salah satu bahasa penting dunia hungga kini.

Hubungan bahasa arab bagi al-qur’an tidak sekedar hubungan mediatif, yaitu sebagai alat bantu yang digunakan untuk mediasi tersampaikan dan terpahaminya sebagai kitab suci agama islam ini. Bahasa arab juga telah menjadi bahasa yang kaya dan ekspresif yang secara signifikan mampu mengekspresikan nilai-nilai islam ke dalam identitas budaya dan kultural bangsa-bangsa yang 36 Muhammad Fu’ad ‘Abdul Baqi,al Mu’jam al Mufahras li Alfazh al-Qur’an al Karim (Beirut: Dar al-Fikr,1987), CetpI, hp456

berbahasa arab.37 Ketiadaan hubungan antara bahasa arab

dengan islam, bisa jadi bahasa arab tidak akan pernah mengalami proses asimilasi dengan islam secara timbal balik sebagaimana yang telah dialaminya, dan sangat mungkin tidak akan mampu melampaui batas-batas jazirah arab dengan cepat dalam gelombang pergerekan yang cukup besar.

Hubungan bahasa arab dengan islam dan al-qur’an terjalin begitu luas mencakup tidak saja dalam penggunaan bahasa itu sebagai sarana mengkomunikasikan agama islam dan pesan-pesan religinya. Ada sejumlah factor yang menjadikan hubungan tersebut berbeda dengan apa yang telah terjadi di dalam kitab suci lainberikut bahasa-bahasa digunakannya. Al-qur’an telah sedemikian dekat diasosiasikan dengan bahasa arab sehingga memperoleh status yang semi-resmi. Secara implicit ini berarti bahwa orang yang telah mengaku muslim tidak mungkin mengabaikan peranan yang dimainkan bahasa arab dalam keyakinannya memeluk islam. Karena itu melibatkan hubungan dan keakraban dengan bahasa arab.

Keakraban yang dimaksud mulai dari hal penghafalan dan pembacaan ayat-ayat al-qur’an dalam bahasa arab, hingga ketika menunaikan ritual sehari-hari. Kitab-kitab suci lain boleh jadi memberikan dampak ke dalam bahasa asli yang dengannya ia pertama kali muncul. Tetapi dampak al- qur’an terhadap bahasa arab tampak lebih asosiatif dan akrab. Hamper tak terbantahkan bahwa kitab suci yang 37 Anwar Cheyne, The Arabic Language: Its Role in History (Minnesota: 1969), hp89

muncul dalam bahasa tertentu selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain yang digunakan sebagai bacaan dan medium penunaian ritual-ritualnya. Namun dalam kasus al-qur’an, meski telah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain, terjemahan-terjemahan itu tidak pernah benar-benar dapat menggantikan bahasa aslinya, terutama sebagai bahasa peribadatan. Dalam konteks ini, bahasa arab tetap menjadi bahasa ritual islam, terlepas apakah seorang muslim adalah penutur asli (native speakeri bahasa arab atau bukan.

Menurut pendapat lain juga mengatakan bahwa al-qur’an turun dengan bahasa arab dikarenakan Rasulullah saw dan para mukhatab pertamanya menggunakan bahasa tersebut. Satu hal lagi, nantinya akan timbul pertanyaan jika tidak berbahasa arab; mengapa al-qur’an turun dengan bahasa lain, padahal para mukhatab awalnya berbahasa arab? Al-qur’an sendiri juga menyatakan dalam ayat Fushilat, ayat ke 44 “dan jikalau kami jadikan al-qur’an itu suatu bacaan dalam bahasa selain arab, tentulah mereka mengatakan: “mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya? “apakah (patut al-qur’ani dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orangi arab?” oleh karena itu, kondisi alamiyah yang telah menuntut al-qur’an turun dengan bahasa arab.38

Hanya saja dengan merujuk kepada sebagian ayat-ayat suci al-qur’an, kita akan mendapati sisi-sisi lain dari turunnya

kitab mulai ini dengan bahasa arab. Berikut sisi-sisi tersebut:

1. Bahasa atab merupakan factor terpenting dalam rangka diterimanya al-qur’an oleh bangsa arab saat itu. Allah berfirman: “dan kalau al-qur’an itu kami turunkan kepada salah seorang dari golongan bukan arab. Lalu ia (rasuli membacakannya kepada mereka (orang-orang kafiri; niscaya mereka tidak akan beriman kepadanya.” (Syu’ara,198-199i.

2. Bahasa daerah (bahasa sendirii itu lebih berpengaruh dari pada bahasa lain. Allah berfirman: “kami tidak mengutus seorang rasulpun,melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan tentang kepada mereka.” (Ibrahim:4i.

3. Tantangan al-qur’an yang ditunjukan kepada para pengingkarnya menuntut risalah ini dituang dalam sebuah bahasa yang dapat dipahami dan dimengerti oleh para mukhatab pertamnya. Allah berfirman: “dan jika kalian (tetapi dalam keraguan tentang al-qur’an yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammadi, buatlah satu surat (sajai yang semisal al-qur’an itu dan ajaklah penolong-penolong kalian selain Allah, jika kalian orang-orang yang benar.” (Al- Baqarah,23i

4. Atau dalam surat Yunus disebutkan: “atau (patutkahi mereka mengatakan “Muhammad mmbuatnya. “katakanlah: “(kalau benar yang kalian katakana itui,

maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggilah siapa-siapa yang dapat kalian panggil (untuk membuatnyai selain Allah, jika kalian orang- orang yang benar. “ (Yunus,38i.

III. PENUTUP