• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adat kebiasaan (custom)

Dalam dokumen 106689940 Ilmu Sosial Dasar docx (Halaman 50-55)

JumlahMigrai dalam 1 tahun X 1000 Jumlah penduduk

4) Adat kebiasaan (custom)

Adat kebiasaan atau custom mi bisa terjadi dan tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola perikelakuan masyarakat.

Anggota masyarakat yang melanggar adat kebiasaan akan menderia sanksi yang keras yang kadang-kadang secara tidak langsung diperlakukan. Adat kehiasaan mi masih banyak ditemui di negara Indonesia, terutama di daerah- daerah yang masih memegang teguh adat kebiasaan. Misalnya hukum adat yang melarang bercerai antara suami dan isteri, di Lampung.

Norma-norma tersebut di atas setelah mengalami suatu proses pada akhirnya akan menjadi bagian tertentu dan lembaga kemasyarakatan.

b. Pranata social dan peranannya

Bilamana manusia menciptakan asosiasi, maka mereka juga menciptakan peraturan-peraturan dan caracara untuk mengatur pelaksanaan kepentingan anggota-anggotanya satu sama lain. Bentuk aturan-atUran inilah yang disebut institusi (lembaga), yang berbeda dengan asosiasi. Misalnya : keluarga termasuk asosiasi, tetapi sistem mengatur pewarisan, perkawinan disebut Institusi. Setiap asosiasi yang sehubungan dengan kepentingan khusus tentu mempunyai institusi yang khusus pula. Contoh:

Keluarga : mempunyal lembaga (institusi) khusus, misalnya perkawinan, warisan dan lain-lain.

Negara mempunyai 1ernbagaIembaga yang khusus pula seperti : bentuk pemerintahan yang berbentuk parlementer atau presindensiaI prosedur perundangundangan dan lain- lain.

Serikat Buruh juga mempuflYal iembagalembaga yang khusus seperti : pemogokan, persetuiuafl kolektif dan lain- lain.

Ketiganya termasuk dalam asosiasi, bukan institusi. Jadi kita merupakan bagian daripada keluarga dan bukan bagian dad perkawinan.

Kadang-kadang memang timbul kekacauafl antara instituSi dan asosiasi karena istilah yang sama dengan itu dapat berarti salah satu dan padanya. Misalnya: kita sukar untuk menentukan kedudukan rumah sakit, parlemen, penjara, perguruafl tinggi dan sebagainya.

(1) Bila kita memikirkan hospital sebagai suatu gedung untuk orang-orang sakit, sistem pengobatan, badan yang didirikan oleh pemerintawpartike r untuk memenuhi kebutuhankebutuhan sosial tertentu, maka dia adalah suatu

institusi. Tetapi dapat juga kita lihat rumah sakit itu sebagai asosiasi, yaitu kalau kita melihatnya sebagai suatu kumpulan dan dokter-dokter, juru rawat dan pelayanpelaYanflYa.

Jadi kalau kita mernandangnya sebagai suatu group yang terorganiSir, maka ia adalah suatu asosiasi. Dan kalau kita mernandangflya sebagai bentuk prosedur, maka dia adalah institusi. Asosiasi menunjukkan keanggotaafl, sedang instituSi menunjukkarl cara berbuat.

(2) Bila kita memandang sebuah perguruan tinggi sebagai suatu badan yang terdiri dan guru-guru dan mahasiswanya maka kita melihat aspek asosiasinya. Sedang kalau kita memandangnya sebagai suatu sistem pendidikan, maka kita melihat sifat kelembagaannya.

Jadi tegasnya : Lembaga lebih banyak dinyatakan oleh adanya tata cara. Sedang persekutuan/asosiasi lebih banyak dinyatakan oleh adanya kepentingan.

Cara-cara mempelajari institusi

Pada umumnya dalam mempelajari institusi ada 3 macam yang dapat digunakan secara send in atau bersama-sama dengan yang lain

(1) Analisis kesejarahan (historical analitic).

Yaitu berusaha untuk menyelidiki pertumbühan dan perkembangannya di dalam waktu/usianya, Atau dengan kata lain : menyelidiki sejarah perkembangan suatu lembaga.

(2) Analisis komparatif (comparative analitic)

Yaitu analisis yang meliputi penyelidikan institusi dalam masyarakat yang berlainan. Pada pokoknya membanding- bandingkan macam-macam institusi itu di dalam berbagaibagai masyarakat.

(3) Pendekatan fungsional (functional approach)

Yaitu menyelidiki hubungan-hubungan fungsional antara berbagai institution approach, mi seringkali menyangkut analisis kesejahteraan dan sering-sering juga menggunakan penyelidikan secara komparatif, misalnya: studi terhadap perkawinan harus meliputi hubungan antara perkawinan dan lembagalembaga hukum, kinship (kekerabatan), keagamaan dan sebagainya.

Istilah Institution dan Institute

Istilah asing dan pranata adalah institution, tetapi pemakaian istilah mi membutuhkan perhatian yang khusus. Institution mempunyai arti yang berbeda dengan institute.

institute berarti badan orgarlisasi yang bertujuan memenuhi suatu kebutuhan dalam berbagai lapangan kehidupan masyarakat. Demikian rnisalnya penyelidikan sebagai suatu aktivitas ilmiah disebut: institution, tetapi suatu badan untuk mengorganisasi penyeiidikan ihniah dalam lapangan ekononhi disebut institute. Dengan kata lain Institution adalah aktivitas-aktivitas kemasyarakatan/Pranata, sedang jnstitute/lembaga adalah bentuk badan-badan yang mengoganisasikan’ men) alakan aktivitasaktiVitas kemasyarakatan tersebut.

Macam-macam tern baga sosial.

Dr. Koentj araningrat membagi lembaga sosial/praflatapranata kemasyarakatan menjadi 8 macam

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan (kinship) atau domestic insitutions. Contoh : pelarnaran, perkawiflan, keluarga, pengasuhan anak dan lain-lain.

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup (economic institutions), misalnya: pertanian, peternakan, perburuhan, industri dan sebagainya.

Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (scientific institutions). Contoh : metodik ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah dan lain-lain.

Pranata yang bertujuan meménuhi kebutuhan pendidikan (educational institutions). Contoh : TK, SD, SMP, SMA, pondok pesantren dan lain-lain.

Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan rekreasi (aesthetic and recreational institutions) Misalnya : seni rupa, seni suara, seni drama dan lain-lain.

Pranata yang bertujuan rnemenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib (religius institutions). Contoh gereja, masjid, doa, kenduri dan lain-lain.

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusja Untuk mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara (political institutions). Contoh : pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, dan lain-lain. Pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia (cosmetic institutions). Contoh pemeliharaan kecantikan, kesehatan, kedokteran, dan lain-lain.

c. Inslitusionalisasi (‘pelernbagaan)

Dalam perkembangan masyarakat dan kebudayaan, kita mengenal pranata sosial atau lembaga kemasyarakatan, misalnya : lembaga kekeiuargaan, ekonomi, penclidikan, ilmiah, keindahan dan rekreasi, keagarnaan, pemerintahan,

dan kesehatan jasmaniah. Adanya lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan untuk memenuhi berbagai keperluan pokok dan kehidupan manusia. Lembaga-lembaga itu ada di dalam setiap rnasyarakat tanpa memperdulikan apakah masyaràkat tersebut memp nyai taraf kebudayaan sederhana atau modern. Len’ibagalembaga tersebut stabil, sah dan sudah diakui oleh masyarakat. Tapi di pihak lain ada juga individu atau kelompok yang melakukan aksi-aksi pembaruan yang dipimpin oleh pejUaflgpejuang revolusioner, yang belum sah dan belum diakui masyarakat, tetapi barangkali akan diakui juga dan mengenal perkembangan institusi (lembaga) di kelak kemudian han.

Proses perkembangan lembaga-lembaga dinamakan institusionalisasi (pelembagaan) dan proses mi terjadi

bilamanasesuatu kelompok memutuskan bahwa seperangkat norma, nilaini lai dan peranan tertentu dianggap sangat penting bagi kelangsungan hidupnya, sehingga diminta agar para anggota maSyarakat tersebut mematuhinya. Proses- proses demikian teriadi dimana-mana dan terumuskan dalam masyarakat. Proses-proses di atas sepanjang mengenai soal-soal kebutuhan penting dan sepanjang nielahirkan sistein yang stabil dan universal, kita namakan lem baga-lem baga.

Cohen (1.983) rnenyatakan bahwa institusionalisasi adalab perkembangan sistem yang teratur dan norma-norma, perananperanan yang ditetapkan dan diterima oleh masyarakat. Loomis (1960) menyatakan bahwa proses

institusionalisasi menyangkut semua unsur dan proses sosial yang ada maka untuk normalah dianggap lebih penting (utama), Soejono Soekanto (1983) menyatakan bahwa institusionalisasi (pelembagaan) adalah proses di mana unsur norma menjadi bagian dan suatu lembaga. Demikian, bahwa unsur norma merupakan unsur yang paling dasar dan suatu lembaga. Norma mempunyai hubungan yang erat dengan unsur sistem sosial lainnya, norma mempengaruhi rangkaian pemilihan tujuan, status-peranan (kedudukan), sanksi dan fasilitas dalam mencapai suatu tujuan. Misalnya: kekuasaan pada seseorang diatur oleh norma yang ada; berdasarkan norma itu orang memberikan kesan positif atau negatif terhadap perilaku seseorang.

Berdasarkan uraian di atas dapatlah dikemukakan bahwa institusionalisasi belum merniliki unsur-unsur sistem sosial yang sempurna sebagaimana terdapat di dalam institusi (lembaga); akan tetapi institusionalisasi baru merupakan tahaptahap menuju perkembangan sistem yang teratur dan sistem sosial dan diterima oleh masyarakat.

Suatu perkumpulan baru dinyatakan sebagai institusi (lembaga) bila di dalarnnya ada unsur-unsur sistem sosial yang teratur, seperti yang telah dikemukakan oleh Loomis (1960) sebagai benikut

Kepercayaan Sentimen

Tujuan Norma

Status peranan (kedudukan) Ranking

Power Sanksi Fasilitas.

Sedangkan dilihat dan segi prosesnya, ialah suatu bentuk aktivitas-aktivitas yang meliputi

Adanya komunikasi

Adanya pemeliharaan batas-batas Adanya hubungan system Adanya sosialisasi Adanya kontrol social

Adanya institusionalisasi (pelembagaan). (Loomis, 1960).

Suatu kelaziman yang hidup, bisa saja bahwa suatu lembaga menjadi tidak lembaga lagi, apabila orang-orang yang ada di dalam lembaga itu tidak mematuhi norma atau peraturan-peraturan yang telah dibuat dan disepakati bersama oleh semua anggota-anggota. Dernikian, bah wa institusionalisasi pada hakikatnya merupakan proses yang meliputi pula pelembagaan kembali (reinstitutionalization), di m ana lembaga-lembaga lama runtuh dan diganti lembaga- lembaga baru, atau simbulsimbulnya tetap dipertahankan dan diteruskan, tetapi isinya baru.

R A N G K U M A N .

Dalam dokumen 106689940 Ilmu Sosial Dasar docx (Halaman 50-55)