a) Masalah Kelebihan Penduduk.
Dalam kehidupan sehari-hari kita lebih banyak mempersoalkan masalah kelebihan penduduk daripada kekurangan penduduk. Hal mi disebabkan karena pada umumnya negra – Negara sedang berkembang dijatuhi dengan akibat yang lang- sung maupun tidak langsung dengan adanya pertambahan penduduk yang cepat. Untuk ini ada dua macam kelebihan penduduk yang anda perlu ketahui, yaitu.
Kelebihan penduduk yang absolut.
Yaitu apabila suatu daerah dalam waktu tertentu, telah tidak dapat memberikan kebutuhan hidup kepada manusia yang berdomisili di wilayah tersebut.
Yaitu apabila suatu daerah dalam waktu tertentu kebutuhan hidup yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan keniajuan ekonomi dan perkembangan sosial.
Penggunaan angka kerapatan penduduk sebagai ukuran ada tidaknya kelebihan penduduk. Sering kita menggunakan angka kerapatan penduduk sebagai ukuran untuk mengetahui ada tidaknya kelebihan penduduk. Hal yang demikiar itu adalah tidak benar.
Di daerah-daerah di mana penduduk masih melaksanakan shifting Cultivation atau sistem ladang; angka rapat penduduk maksimum adalah 50/km2.
ini berarti apabila di daerah yang mempunyai rapat dan penduduk lebih besar dan 501km2, maka gejala kelebihan penduduk akan dialami.Sebaliknya di daerah pertanian yang intensif, kerapatan penduduk 200/km2, mungkin belum menimbulkan masalah penduduk. Di Indonesia beberapa daerah telah mengalami kelebihan penduduk, penduduk relatif, seperti di Jawa dan Madura, dengan angka kepadatan penduduk 447/km2. Sedang di luar Jawa dan Madura beberapa daerah masih kekurangan penduduk seperti Kalimantan 9/km2 , Maluku ± 11/km2 dan sebagainya. (Lihat tabel 4 di muka).
b) Masalah Tingkat Pendidikan Masyarakat yang Relatif Rendah.
Mengingat negara yang sedang berkembang sehingga untuk melaksanakan pembangunan dalam segala bidang belum dapat berjalan dengan cepat, karena kekurangan modal maupun tenaga-tenaga ahli atau terdidik. Akibatnya fasilitas secara kualitatif dalam bidang pendidikan masih terbatas. Oleh karena itu, masyarakat dalam mencapai pendidikan yang tinggipun masih sedikit sekali. Yang hal mi disebabkan antara lain
Kurangnya fasilitas pendidikan dalam segala tingkatan dan di seluruh daerah.
Pendapatan perkapita penduduk yang masih rendah sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan hidup primer pada umumnya dan untuk biaya sekolah.
Tingkat Pendidikan yang dapat dicapai oleh masyarakat Indonesia, dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 6 : Penduduk Indonesia, umur 10 tahun ke atas yang telah dapat mencapai tingkat pendidikannya tahun 1971 (menurut sensus 1971).
No. Tingkat Pendidikan Banyaknya (%)
TidakSekolah 41.01
Sekolah Dasar 19,38
SLO (Umum + Kejurusan) 4,3
SLA (Umum + Kejurusan) 2,03
SLA (Umum + Kejurusan) 2,03
Universitas 0,14
Sumber Biro Pusat Statistik, Jakarta.
Dan tabel tersebut ternyata banyaknya penduduk yang masih buta huruf maupun putus SD (Drop-out SD) adalah besar prosentasenya. Oleh karenanya masalah Pendidikan menjadi problem Nasional yang cukup gawat, di mana dikatakan bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat menggambarkan tinggi rendahnya kemajuan bangsa.
5) Masalah Pendapatan atau Produksi Perkapita dan Tinggi Pertumbuhan Penduduk. Tabel 7 : Produksi Perkapita dan tingkat Penduduk di beberapa Negara Asia.Pertambahan
N e g a r a GNP. Perkapita Tingkat Pertumbuhan
(US. Dollar) penduduk (%)
Jepang 1.190 1.1 Malaysia 330 3.5 Korea Selatan 180 2.4 Pilipina 180 3.5 Sriangka 180 2.3 Thailand 150 3.1 Vietnam Selatan 130 2.6 Kmer 120 2.2 Laos 100 2.4 Pakistan 100 2.1
India 100 2.5
Indonesia 100 2.5
China 90 1.8
Birma 70 2.2
Sumber Majalah Geres — FAO — Riview, Sept. Okt. 1972 Hal 10—11.
Keterangan angka-angka perkiraan.
Dengan adanya berbagai masalah yang diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk yang relatif cepat tersebut maka setiap pemerintah/negara mengambil kebijaksanaan kependudukan.
Kebijaksanaan Kependudukan
Maksud diadakannya Kebijaksanaan Kependudukan adalah untuk dapat lebih tercapainya kesejahteraan
penduduk/niasvarakat dalarn arti yang luas, terutama terjadinya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan basil pembarigunan baik melalui pertanian, industn, impor dan ekspor dan sebagainya (pidato kenegaraan Presidn RI 16 Agustus 1969).
Pengertian kebijaksanaan Kependudukan
Pada prinsipnya kebijaksanaan suatu negara yang me nyangkut kernakmuran penduduknya dapat digolongkan dalarn kebijaksanaan kependudukan. Tetapi pada uniurnnya yang dimaksud hanyalah kebinaan yang menyangkut perubahan kuantita dan kualita penduduk pemancaran penduduk, atau jumlah jiwa dan pemukiman dalam hubungannya dengan sumber-sumber yang tersedia setiap orang.
Pelaksanaan Kebijaksanaan Kependudukan:
Dalam melaksanakan kebijaksanaan kependudukan untuk penyelesaian masalah penduduk dapat ditempuh beberapa usah yang dapat diiaksanakan sendiri-sendiri, berturut-turut atau secara bermacam-macam sekaligus tergantung kepada keadaan setempat.
Kebijaksanaan kependudukan di negara maju dan di negara-negara berkembang, lihat buku Pendidikan Ke• pendudukan, halaman 267 269.
Dalani usaha mengimbangi pertanibahan penduduk perlu hasil-hasil pertanian dan peternakan dipelihara, dipertahankan dan ditambah (konservasi), yang dapat dilaksanakan dengan:
Preservasi : dalam hal mi diusahakan agar kualitas dan kuantitas hasil bumi diperbaiki untuk rnasamasa yang akan datang.
Restorasi: agar berhasil, hasil bumi dan ternak dapat tetap tinggi perlu dipelihara sumber-sumber biotik dengan mencegah penyakit-penyakit tanaman dan hewan.
Benefisiasi : Sumber-sumber alam tetap dipelihara Kelangsungan fungsinya beserta perkembangannya, agar makin banyak tenaga alam dapat dipergunakan dalam proses pembangunan.
Rekiamasi : Penambahan hasil pertanian dapat dijalankan dengan mengubab tanah-tanah irnproduktif menjadi produktif.
Ucaha-ucaha yang di1akanakan Kebijahsanaan Kependudukan. (Jsaha Ek stensifikasi dan fntencifihasi Pertanian
Ekstensitikasi Pertanian L untuk menambah basil bumi, areal pertanian harus diperluas dengan jalan rnembuka hutan (forest clearing) atau mengeringkan rawa-rawa.
Intensifikasi pertanian.
Untuk perhaikan-perbaikan dalam bidang bercocok tanarn meliputi pemupukan, pengairan, pemilihan bibit unggul, pembuatan teras sawah rotasi tanaman dan lain-lain, dapat menambah kualitas dan kuantitas prod uksi pertanian. Intensifikasi mi dilakukan pada daerah-daerah yang sudah tidak memungkinkan terjangkaunya perluasan areal pertanian. Seperti di Indonesia antara lain daerah:Jawa, Madura, Bali.
Transmigrasi:
Pernindahan penduduk daerah padat ke daerah yang tidak atau kurang padat dapat mengurangi populations pressure di daerah pengirim, dan dapat menimbulkan daerah-daerah pertanian baru di daerah yang menerima.
Sedang daerah penerima :
Sumatera : Rimbo Bujang, Sitiung, dan sebagainya. Kalimantan : Barat, dan Timur, dan sebagainya. Sulawesi : Tenggara dan Pulau-pulau lain.
Macam -macam transmigrasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah : transmigrasi umum
transmigrasi spontan transmigrasi sektoral transmigrasi ABRI transmigrasi Bedol Desa.
Jndustrialisasi:
Industrialisasi mi diusahakan agar kebutuhan penduduk dapat dilayani secukupnya dengan cepat dan merata tetapi tidak mengurangi kualitas produksi, sehingga dapat mengurangi penderitaan, menaikkan taraf hidup mengurangi masalah-masalah sosial ekonomi. Penyebaran Industrialisasi: pembangunan industri sebaiknya dapat menyebar ke seluruh wilayah Indonesia sehingga dengan desentralisasi industri mi akan mendorong pembangunan di masing- masing daerah.
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana telah diprogramkan oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 1968, yang secara efektif baru berjalan mulai tahun 1970.
Sifat Pelaksanaan Program Keluarga Berencana adalah sukarela bagi pengikut/pesertanya. Tidak boleh ada paksaan dan Pemerintah maupun Petugas. Sebab mi diselaraskan dengan Falsafah Bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Sarana Program Keluarga Berencana.
Adalah Masyarakat seluruh Indonesia/terutama rnereka pasangan suami isteri/keluarga baik di kotakota rnaupun di desa – desa.
Tujuan Program Keluarga Berencana
Mengurangi laju pertambahan penduduk, agar dapat seimbang antara pertambahan penduduk dengan produksi nasional.
Usaha Program Keluarga Berencana, meliputi Menjarangkan kelahiran
Pengobatan Kemandulan Nasihat Perkawinan.
Dengan Program Keluarga Berencana tersebut diharapkan agar Keluarga Berencana dapat membudaya bagi seluruh masyarakat Indonesia dengan mencintai keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Small family Size). Yakni jumlah anak sekitar 3 orang. Untuk mi maka perlu meningkatkan Program Keluarga Berencana Secara integral melalui berbagai pendidikan formal maupun non formal, dan organisasi-organisasi baik pemerintah maupun swasta.
(5) Pendidikan Kependudukan:
Peningkatan dan perluasan Pendidikan Kependudukan dapat melalui berbagai lembaga Pendidikan formal maupun non formal (di luar sekolah) dengan menggunakan dan memanfaatkan secara efisien dan efektif semua jenis saluran komunikasi dan mass media yang ada.
Maksud pelaksanaan Pendidikan Kependudukan adalah agar masyarakat ,iapat mengubah cara berpikir dan cara berpikir tradisional statis menuju cara berpikir yang rasional dinamis dan bertanggung jawab terhadap besar kedllnya keluarga dalam memanfaatkan masa produktifnya yakni dengan mencintai keluarga kecil yang berhahagia, sejahtera, tidak mencintai keluarga hesar yang tanpa bahagia.
Tujuan dan Pelaksanaan Program Pendidikan Kependudukan, secara garis besar adalah agar inasyarakat/ anak didik dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan penduduk secara cepat, serta tepat, serta segala akibatnya maupun dapat menghubungkan antara pertumbuhan penduduk tersebut dengan program pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah dalam usaha mencapai kesejahteraan masyarakat. Maka mereka diharapkan dapat menyesuaikannya hal itu dalam kehidupan keluarga masyarakat bangsa dan manusia pada umumnya.
Migrasi adalah gejala gerak horizontal untuk pindah tern- pat tinggal dan pindahnya tidak terlalu dekat, melainkan, melintasi batas administrasi, pindah ke unit administrasi lain, misalnya kelurahan, kabupaten, kota atau negara. Dengan kata lain, migrasi merupakan perpindahan penduduk dan satu unit geografis ke unit geografis Iainnya. Unit geograf is dapat berarti suatu daerah administratif.
Ross Steele menyatakan bahwa migrasi meliputi perpindahan ke rumah sebelah yang jarak beberapa meter dan rumah lama, tetapi juga mencakup perpindahan ke negara lain yang jaraknya beribu-ribu kilometer (dalam Sunarto, 1985). Selanjutnya PBI3 menyatakan bahwa migrasi ialah suatu perpindahan tempat tinggal dan suatu unit
administratif he unit administratif lainnya (dalam Sunarto, 1985).
Konsep migrasi di atas mengandung pengertian sebagai perubahan tempat tinggal secara permanen, tidak
memberikan batasan pada jarak maupun sifat kepindahan tersebut. Usaha mengernbangkan konsep migrasi ternyata tidak menghasilkan suatu rumusan yang seragam. Satu hal yang tampaknya disepakati bersama adalah migrasi menyangkut perubahan tempat tinggal dan yang biasanya.
Di Indonesia konsep migrasi yang dipergunakan di antaranya yang dikemukakan oleh Biro Pusat Statistik dalam serisus penduduk tahun 1971 dan tahun 1980. Migrasi dalam hal mi diartikan sebagai perpindahan seseorang melewati batas propinsi lain dalam jangka waktu 6 bulan atau lebih. Namun demikian dijelaskan pula bahwa seseorang dikatakan telah melakukan migrasi apabila ia telah melakukan perpindahan kurang dan 6 bulan tetapi telah secara resmi pindah atau sebelumnya telah ada niatan untuk menetap di daerah tujuan.
Teori Migrasi.
Terdapat beberapa teoni secara khusus menjelaskan fenomena migrasi. Dua di antaranya dapat dikemukakan sebagai benikut
1) Teori Gravitasi
Ravenstain pada tahun 1889 telah menguraikan pendapatnya tentang fenomena migrasi yang disusun dalam hukum- hukum migrasi yang terkenal sampai sekarang.
Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut
Semakin jauh jarak, semakin berkurang volume migran. Teori mi kemudian dikenal dengan nama “distancedecaY theory”.
Setiap arus migran yang benar, akan menimbulkan arus balik sebagai gantinya. Adanya perbedaan desa dengan kota akan mengakibatkan timbulnya migrasi.
Wanita cenderung bermigrasi ke daerah-daerah yang dekat letaknya. Kemajuan teknologi akan mengakibatkan intensitas migrasi. Motif utama migrasi adalah ekonomi.
Pendapatan Ravenstein yang hampir satu abad yang lalu ternyata sampai sekarang masih relevan. Ravenstein dengan teon yang dikemukakannya, kemudian mendapatkan julukan “bapak migrasi”. Dan teori yang dikemukakannya kemudian berkembang berhagai teori gravitasi lainnya, dan pada dasarnya teori-teori migrasi yang lainnya merupakan pengembang.. an dan hukum-hukum yang dikemukakannya.
2) Teori Dorong — Tank (Push-Pull Theory)
Teori dorong-tanik dikemukakan pertama kali oleh Everett S. Lee pada tahun 1966. Dalam teorinya Lee
mengemukakan adanya 4 faktor yang berpengaruh terhadap seseorang dalam mengambil keputusan untuk bermigrasi yaitu:
a. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal b. Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan c. Faktor-faktor rintangan
d. Faktor pribadi.
Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal maupun di daerah tujuan dapat bersifat positif artinya mempunyai daya dorong atau mempunyai sif at negatif artinya mempunyai daya penghambat.
Faktor-faktor yang bisa menjadi daya dorong, seperti : kerusakan sumber daya alam (erosi tanah, banjir, kekeringan, goncangan-goncangan iklim, pertentangan sosial, politik, agama). Adapun faktor-faktor yang mempunyai daya tank ialah penemuan sumber daya, misalnya: pertambangan, pendirian industri-industri, keadaan iklim dan lingkungan yang menyenangkan (kota peristirahatan di daerah pegunungan). Di sam- ping itu ada berbagai variabel yang mengakibatkan mignasi tarik dan migrasi dorong. Perubahan teknologi misalnya, menggalakkan bangkitnya industri di kota-kota besar yang menanik banyak buruh dan tenaga; sebaliknya hasil teknologi baru Seperti mekanisme pertanian, akan menyebabkan banyak pengangguran yang mendorong migrasi ke luar daerah pedesaan.
Banyaknya orang pindah ke kota karena di desa tidak krasan, merasa kesepian, sedang di kota banyak hiburan dan kegiatan yang merupakan daya tank mereka, yang membuat mereka senang dan mendapat kepuasan batin. Sebaliknya banyak juga orang yang pindah dan kota, karena suasana kota tidak menenteramkan, terlalu banyak orang, terlalu gaduh terlalu bising. Mereka tergolong migrasi psikososial. Ada orang sakit-sakitan di daerah dingin,
sering kambuh penyakit asmanya, 1a pergi pindah ke daerah pantai yang hawanya panas demi kesehatan jasmaninya. Ia merupakan migran fisiososial.
Orang yang dengan kehendak sendiri dan dengan motif tertentu, misalnya ingin mengembangkan bakat dan kemampu annya, pindah ke daerah lain, disebut migran primer. Jika isterinya dan anak-anaknya juga ikut pindah, meskipun mereka mungkin hanya ikut-ikutan disebut migran sekunder.
Selain jenis-jenis migrasi di atas, dikenal pula migrasi internal dan migrasi internasional. Migrasi internal terjadi antara dua unit geograf is da.Iani suatu negara. Jeni-jenis migrasi di atas pada dasarnya termasuk ke dalani migrasi internal. Migrasi nternasional terjadi antana negara-negara.
Dalani migrasi internasional selanjutnya dikenal konsep emigrasi dan imignasi. Ernigrasi adalah migrasi internasional dipandang dan negara asal atau penginim; pelakunya disebut emigran. Imignasi adalah migrasi internasional dipandang dan negara penerima atau negara tujuan; pelakunya disebut imigraSi.
Jelasnya besar kecilnya angka yang disebabkan oleh terjadinya perpindahan penduduk dan suatu negara/daerah ke negara/daerah lain, tiap senibu penduduk pada setiap tahun.
Rumusnya adalah :