• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adegan ke-3: Menghormati Orang yang Lebih Tua

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Umum Serial Drama Reply 1988

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data

4.2.3 Adegan ke-3: Menghormati Orang yang Lebih Tua

Gambar 1

Gambar 2

Adegan menghormati orang yang lebih tua muncul di episode 1, 2, 4, 5 dan 14.

Gambar 3 merupakan salah satu adegan yang diambil dari episode 05, menit ke 00:17:00 – 00:21:07.

Ilustrasi Adegan ke-3:

Nenek dari Sung Sun Woo datang berkunjung setelah mengetahui Sun Woo mengalami cedera lutut karena bermain dengan teman sekolahnya. Ia memprotes ibunda Sun Woo, yang mana adalah menantunya, Kim Sun Young yang menurutnya tidak lihai mengurus anak, terutama saat suaminya sudah meninggal. Pada gambar pertama, nenek Sun Woo yang gusar terus mengomeli Kim Sun Young. Obrolan pun merembet kemana-mana dimana nenek Sun Woo menyalahkan kematian anaknya akibat ulah Sun Young, juga

berbagai hal lainnya yang menyakiti perasaan dan martabat Sun Young. Sun Young berkata sang ibu mertua tidak boleh terus-terusan mencelanya karena ia juga adalah anak ibunya yang berharga, kalau ibu kandungnya mendengar ia dicela oleh besannya sendiri, tentu ia akan sedih.

Pada gambar kedua terlihat Kim Sun Young yang membungkuk hormat pada mertuanya. Nenek Sun Woo kehabisan kata-kata lalu memberikan uang di dalam amplop sebelum pamit pulang, namun kemudian amplop tersebut ditolak mentah-mentah oleh Sun Young. Ia mengembalikan amplop tersebut dan mengatakan bisa membeli baju untuk anaknya dengan uang sendiri, sebelum akhirnya berlari masuk ke dalam rumah.

Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar pertama adalah big close up dimana dapat dilihat pengambilan gambar dilakukan lebih dekat dari setengah badan yang dapat menangkap emosi, dramatisasi juga momen penting. Sedangkan fokus yang digunakan pada gambar pertama adalah selective focus, di mana hanya objek tertentu saja yang penggambarannya terlihat jelas, dan yang lainnya blur. Sudut pandang yang digunakan adalah eye level yang menggambarkan kesetaraan. Sementara teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar kedua adalah full shot yang menggambarkan hubungan sosial, sedangkan fokus yang digunakan juga menggunakan deep focus.

1. Visual (Tanda)

Gambar 1

Penanda

Seorang wanita paruh baya bernama Kim Sun Young memperlihatkan raut wajah sedih bercampur amarah. Air mata terlihat menggenang di matanya, dengan alis yang berkerut serta ekpresi yang menunjukkan ketersinggungan terhadap lawan bicaranya, hal ini didukung juga dengan telapak tangan menghadap dadanya sendiri. Ia mengenakan pakaian sederhana khas rumahan sembari memangku anak perempuannya yang masih balita dan bernama Sung Jin Joo. Jin Joo sendiri terlihat bingung melihat ke arah lawan bicara ibunya dengan ekspresi anak-anak yang polos.

Petanda

Kim Sun Young yang sedang memangku anaknya Sung Jin Joo, tampak kesal dan marah kepada lawan bicaranya yakni ibu mertua atau nenek dari anak-anaknya.

2. Visual (Tanda)

Gambar 2 Penanda

Si ibu paruh baya, Kim Sun Young terlihat membungkuk hormat kepada lawan bicaranya yaitu mertuanya sendiri. Mereka berada di tengah gang lingkungan rumah mereka. Raut wajahnya terlihat campur aduk antara gusar namun merasa bersalah. Hal yang sama juga terlihat dari raut wajah ibu mertuanya yang terlihat kesal dan mengintimidasi. Kim Sun Young menggunakan pakaian rumahan biasa sementara sang ibu mertua mengenakan setelan bagus yang menyiratkan bahwa beliau berada di keluarga yang mampu.

Petanda

Kim Sun Young mengantar ibu mertuanya keluar rumah, ia tak lupa membungkuk (chol) sebagai tanda hormat kepada orang yang lebih tua.

Tataran Denotatif

Pada gambar pertama, Kim Sun Young terlihat marah dan sedih akibat perkataan yang dilontarkan oleh lawan bicaranya. Air mata terlihat menggenang di matanya, dengan alis yang berkerut serta ekpresi yang menunjukkan ketersinggungan terhadap lawan bicaranya, hal ini didukung juga dengan telapak tangan menghadap dadanya sendiri. Ia mengenakan pakaian sederhana khas rumahan berupa atasan berwarna putih dengan akses renda hitam. Di pangkuannya terdapat balita yang merupakan anaknya, Sung Jin Joo yang menatap polos lawan bicara ibunya. Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar pertama adalah big close up dimana dapat dilihat pengambilan gambar dilakukan lebih dekat dari setengah badan yang dapat menangkap emosi dari Kim Sun Young, juga menangkap dramatisasi juga momen penting. Sudut pandang yang digunakan adalah eye level yang menggambarkan kesetaraan, Sedangkan fokus yang digunakan pada gambar pertama adalah selective focus, di mana hanya objek tertentu saja yang penggambarannya terlihat jelas, dan yang lainnya blur.

Pada gambar kedua, Kim Sun Young terlihat membungkuk hormat dengan tangan tertangkup di bagian tubuh bawah kepada lawan bicaranya yaitu mertuanya sendiri.

Mereka berada di tengah gang lingkungan Ssangmundong saat hari sudah cukup larut.

Raut wajah Kim Sun Young terlihat campur aduk antara gusar namun merasa bersalah. Hal yang sama juga terlihat dari raut wajah ibu mertuanya yang terlihat kesal dan mengintimidasi. Sang mertua mengenakan setelan bagus yang menyiratkan bahwa beliau berada di keluarga yang mampu serta membawa tas yang terlihat bagus. Teknik

pengambilan gambar yang digunakan pada gambar kedua adalah full shot yang menggambarkan hubungan sosial antar manusia. Sudut pandang yang digunakan adalah eye level yang menggambarkan kesetaraan. sedangkan fokus yang digunakan juga menggunakan deep focus dimana objek yang dilihat adalah secara keseluruhan.

Tataran Konotatif

Pada gambar pertama terdapat Kim Sun Young memperlihatkan raut wajah sedih bercampur amarah. Air mata terlihat menggenang di matanya, dengan alis yang berkerut serta ekpresi yang menunjukkan ketersinggungan terhadap lawan bicaranya yang mana adalah ibu mertuanya sendiri. Hal ini didukung juga dengan telapak tangan menghadap dadanya sendiri. Ia mengenakan pakaian sederhana khas rumahan sembari memangku anak perempuannya yang masih balita dan bernama Sung Jin Joo. Jin Joo sendiri terlihat bingung melihat ke arah lawan bicara ibunya dengan ekspresi anak-anak yang polos.

Nenek dari Sung Sun Woo datang berkunjung setelah mengetahui Sun Woo mengalami cedera lutut. Obrolan pun merembet kemana-mana dimana nenek Sun Woo menyalahkan kematian anaknya akibat ulah Sun Young, juga berbagai hal lainnya yang menyakiti perasaan dan martabat Sun Young. Sun Young berkata sang ibu mertua tidak boleh terus-terusan mencelanya karena ia juga adalah anak ibunya yang berharga.

Tanda-tanda di atas menguatkan pernyataan bahwa keluarga harus berperan sebagai proteksi terhadap anggotanya. Hal ini terlihat pada nenek Sun Woo yang marah karena cucunya terluka, juga pada Kim Sun Young yang berucap ibunya akan sedih jika martabatnya dihina sedemikian rupa. Pertengkaran oleh dua orang dewasa yang disaksikan oleh anak balita seperti Jin Joo seharusnya tidak terjadi karena bisa mempengaruhi kondisi psikis dari Jin Joo. Hal ini disebabkan karena terdapat fungsi afeksi di dalam keluarga untuk saling menjaga perasaan masing-masing anggota keluarga yang lain (anak-anaknya), dengan tidak meluapkan emosi secara berlebihan, terutama di depan anak agar perasaannya terjaga.

Pada gambar kedua terlihat Kim Sun Young yang membungkuk hormat pada mertuanya terlepas dengan ucapan menyakitkan yang telah diucapkan oleh ibu mertuanya.

Raut wajahnya terlihat campur aduk antara gusar namun merasa bersalah. Hal yang sama juga terlihat dari raut wajah ibu mertuanya yang terlihat kesal dan mengintimidasi. Kim Sun Young menggunakan pakaian rumahan biasa sementara sang ibu mertua mengenakan setelan bagus yang menyiratkan bahwa beliau berada di keluarga yang mampu.

Tanda-tanda di atas memperkuat bahwa tradisi konfusianisme masih ketat memengaruhi hubungan sosial antar individu di Korea. Masyarakat Korea didasarkan pada sistem hirarki sosial Konfusianime, di mana orang Korea perlu mengetahui posisi atau

status orang lain untuk menentukan bagaimana berhubungan dengan dia, apakah dalam hal penghormatan yang diberikan atau bahasa untuk digunakan dalam berkomunikasi. Sikap hormat berdasarkan usia dan senioritas masih menjadi bagian penting dari budaya Korea.

Hal ini ditambah dengan Kim Sun Young yang tetap membungkuk pada ibu mertuanya, di mana budaya chol (membungkuk) dianggap sebagai interpersonal manner, terutama ketika berinteraksi dengan orang yang lebih tua atau dengan orang yang posisinya lebih tinggi.

Pada tanda-tanda yang terdapat di gambar satu dan dua, dapat dinyatakan bahwa terdapat nilai-nilai sosial dianut oleh masyarakat, yaitu nilai vital berupa kehormatan dan muka yang harus tetap diselamatkan dan nilai moral berupa menghormati yang lebih tua.