HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Umum Serial Drama Reply 1988
4.2 Penyajian Data dan Analisis Data
4.2.1 Analisis Adegan ke-1: Kebersamaan dalam Keluarga
Gambar 1
Gambar 2
Adegan kebersamaan dalam keluarga muncul di seluruh episode (1-20). Gambar 1 merupakan salah satu adegan yang diambil dari episode 01, menit ke 00:14:20 - 00:19:40.
Ilustrasi Adegan ke-1:
Adegan dimulai dengan lima sekawan, Sung Deok Seon, Kim Jung Hwan, Choi Taek, Sung Sun Woo dan Ryu Dong Ryong yang sedang bermain bersama di rumah Choi Taek. Ibu Jung Hwan berteriak bahwa makan malam sudah selesai, diikuti dengan Ibu Deok Sun dan Ibu Sun Woo. Setelahnya di kediaman keluarga Sung, Duk Seon membantu ibunya menyiapkan makan malam dan menyimpan semangkuk nasi di balik matras untuk ayahnya, hal ini dimaksudkan agar nasinya tetap hangat sembari menunggu ayahnya pulang kerja.
Ketika ayahnya sudah kembali ke rumah, mereka berkumpul di meja makan bulat dan mengobrol sembari menunggu sang ibu menyiapkan makan malam.
Di meja makan sederhana mereka sudah tertata rapi beberapa jenis lauk seperti bulgogi, rumput laut kering, hingga setumpuk selada. Ibu berkata bahwa inilah sisa selada yang mereka miliki setelah berbagi dengan tetangga, sang ayah protes berapa banyak selada yang mereka punya hingga sudah berbagi pun masih ada sisa yang sangat banyak. Ibu kemudian datang dan menagih gaji yang telah diterima si ayah, Sung Dong Il, namun ia kemudian marah karena uang yang diterima kurang. Ia kemudian mengeluh mengenai hutang dan biaya tagihan yang harus dibayar termasuk uang sekolah Deok Sun dan No Eul.
Sementara di scene kedua, merupakan adegan yang diambil di rumah keluarga Kim, Ibu Jung Hwan kembali memasukkan sup ke panci untuk dipanaskan dan menunda makan malam sesaat setelah menerima telepon dan mendapati sang suami mengabarkan akan pulang dan bergabung untuk makan malam. Kemudian Kim Sung Kyun, ayah dari keluarga
Kim pulang dan memasuki rumah dengan lagu dan tarian khasnya. Mereka baru memulai makan malam ketika sang ayah sudah tiba di rumah.
Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar pertama adalah medium shot dimana dapat dilihat pengambilan gambar dilakukan setengah badan dan objek terlihat lebih dekat Sedangkan fokus yang digunakan pada gambar pertama adalah selective focus, di mana hanya objek tertentu saja yang penggambarannya terlihat jelas, dan yang lainnya blur. Sementara teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar kedua adalah extreme long shot yang menyatakan keluasan dan keterbukaan, sedangkan fokus yang digunakan menggunakan deep focus dimana memperlihatkan semya unsur adalah penting.
Ikon adegan pertama 1. Visual (Tanda)
Gambar 1 Penanda
Terdapat karakter sepasang paruh baya ayah dan ibu yang berada di dalam sebuah rumah sederhana. Sang ayah mengenakan pakaian putih yang terlihat kusut dan lecek akibat seharian bekerja di kantor, tak lupa sepotong dasi yang menjadi penambah aksesoris bahwa beliau bekerja di lembaga formal. Ekpresinya terlihat gusar menatap lawan bicaranya. Sementara si lawan bicara yang berperan sebagai ibu, menggunakan pakaian khas rumahan yaitu kaus berwarna kuning yang dipadukan dengan sweater berwarna gading, juga celana bermotif bunga yang ia gunakan. Kekesalan terlihat dari raut sang ibu
yang menghadap sang ayah. Setumpuk selada segar yang baru dicuci di hadapan mereka adalah menjadi salah satu penyebab keributan.
Petanda
Sepasang suami-istri sedang berdebat seputar urusan keluarga di tengah makan malam yang akan berlangsung di dalam sebuah rumah sederhana.
1. Visual (Tanda)
Gambar 2 Penanda
Terlihat seorang wanita paruh baya beserta dua orang anak laki-laki di sebuah ruang makan, mereka terlihat menunggu seseorang. Tampak sang ibu paruh baya mengenakan baju rumahan yang mirip seperti daster bermotif macan. Kedua anak laki-laki mengenakan baju berlengan panjang yang masing-masing berwarna hitam dan putih. Di meja makan sudah terhidang makan malam beserta lauk pendamping, di langit-langit di atas meja makan terdapat sebuah lampu hias mewah. Wanita paruh baya terlihat gusar dan anak laki-laki berbaju hitam terlihat bosan, sedangkan anak laki-laki berbaju putih terlihat berusaha menghilangkan jenuh dengan membaca kamus inggris-korea.
Petanda
Seorang ibu dan dua orang putranya sedang menunggu seseorang untuk makan bersama. Adapun tempat mereka menunggu adalah di dalam ruang makan di sebuah rumah. Makanan terhidang di atas meja menunggu untuk disantap.
Tataran Denotatif
Pada gambar pertama, karakter ayah dari keluarga Sung, Sung Dong Il tiba di rumah untuk makan malam bersama, mereka berkumpul di meja makan bulat sederhana dan mengobrol sembari menunggu sang ibu menyiapkan makan malam. Di sana sudah tersaji jenis lauk seperti bulgogi, rumput laut kering, hingga setumpuk selada. Karakter ibu kemudian mengeluh mengenai hutang dan biaya tagihan yang harus dibayar termasuk uang sekolah Deok Sun dan No Eul. Raut wajahnya tampak kesal sembari duduk dan mengangkat sebelah kakinya. Sementara sang lawan bicara Sung Dong Il juga tampak gusar karena sudah dicecar begitu sampai rumah, dia sendiri masih menggunakan kemeja kantor lengkap dengan dasi yang sudah tampak lecek akibat seharian di kantor. Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar pertama adalah medium shot dimana dapat dilihat pengambilan gambar dilakukan setengah badan dan objek terlihat lebih dekat.
Sudut pengambilan gambar yang digunakan adalah eye level yang menyatakan kesejajaran, kesamaan dan sederajat. Sedangkan fokus yang digunakan pada gambar pertama adalah selective focus, di mana hanya sepasang suami istri saja yang penggambarannya terlihat jelas dan yang lainnya blur.
Pada gambar kedua, merupakan adegan yang diambil di rumah keluarga Kim, Ibu Jung Hwan, Ra Mi Ran tampak kesal sembari melipat tangan sesaat setelah menerima telepon dan mendapati sang suami mengabarkan akan pulang dan bergabung untuk makan malam. Ia menunggu di meja makan bersama kedua anak laki-lakinya. Ra Mi Ran mengenakan baju rumahan yang mirip seperti daster bermotif macan. Kedua anak laki-laki mengenakan baju berlengan panjang yang masing-masing berwarna hitam dan putih. Di meja makan sudah terhidang makan malam beserta lauk pendamping, di langit-langit di atas meja makan terdapat sebuah lampu hias mewah yang menandakan bahwa mereka bersal dari keluarga yang mampu. Kim Jung Hwan yang memakai berbaju hitam dan melipat lengan terlihat bosan, sedangkan abangnya Kim Jung Bong, anak laki-laki berbaju putih terlihat berusaha menghilangkan jenuh dengan membaca kamus inggris-korea.
Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar kedua adalah extreme long shot yang menyatakan keluasan dan keterbukaan, ini dapat terlihat dari keseluruhan adegan yang di-shoot dari jauh dan memperlihatkan latar dan keadaan rumah dengan jelas. Sudut pengambilan gambar yang digunakan adalah eye level yang menyatakan kesejajaran,
kesamaan dan sederajat. Sedangkan fokus yang digunakan juga menggunakan deep focus dimana objek yang dilihat adalah secara keseluruhan.
Tataran Konotatif
Pada gambar pertama, seorang ayah dan ibu sedang berbincang mengenai masalah rumah tangga terutama masalah keuangan. Sang ayah yang tampak lelah mengenakan pakaian putih yang terlihat kusut dan lecek akibat seharian bekerja di kantor, tak lupa sepotong dasi yang menjadi penambah aksesoris bahwa beliau bekerja di lembaga formal.
Sementara si lawan bicara yang berperan sebagai ibu, menggunakan pakaian khas rumahan yaitu kaus berwarna kuning yang dipadukan dengan sweater berwarna gading, juga celana bermotif bunga yang ia gunakan. Di gambar pertama juga terlihat meja makan di rumah sederhana mereka sudah tertata rapi beserta beberapa jenis lauk seperti bulgogi, rumput laut kering, hingga setumpuk selada. Ibu berkata bahwa inilah sisa selada yang mereka miliki setelah berbagi dengan tetangga, sang ayah protes berapa banyak selada yang mereka punya hingga sudah berbagi pun masih ada sisa yang sangat banyak.
Tanda-tanda di atas menguatkan bahwa di dalam lembaga keluarga, sosok ayah idealnya adalah sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah dan ibu adalah sosok yang mengurus segala urusan domestik di rumah. Juga dapat disimpulkan bahwa sesederhana dan sebagaimana kekurangannya manusia dalam hal materi, untuk tidak melupakan nilai saling berbagi dan silahturahmi dengan tetangga. Argumen yang terjadi antara sosok ayah dan ibu juga memperkuat bahwa kesempatan bagi anggota keluarga untuk mengobrol adalah pada saat makan malam berlangsung. Dapat terlihat juga fungsi keluarga sebagai fungsi ekonomi dan fungsi sosialisasi.
Pada gambar kedua, terdapat keluarga Kim yang sedang menunggu ayah mereka untuk pulang dan makan di rumah. Ra Mi Ran selaku istri sudah terlanjur gusar karena suaminya telat mengabari, namun tetap memilih untuk kembali memasukkan sup ke panci untuk dipanaskan dan menunda makan malam sesaat setelah menerima telepon dan mendapati sang suami mengabarkan akan pulang dan bergabung untuk makan malam. Hal ini juga dilakukan oleh dua putra keluarga Kim yang sepakat untuk menunggu ayah mereka pulang untuk makan bersama.
Tanda-tanda di atas menguatkan bahwa ayah sebagai sosok kepala keluarga tetap ditunggu kehadirannya dalam sebuah rumah tangga, mengingat keluarga merupakan suatu
unit yang terkecil dari suatu masyarakat dan perserikatan hidup antara manusia yang paling dasar dan kecil.
Pada tanda-tanda yang terdapat di gambar satu dan dua, dapat dinyatakan bahwa terdapat nilai-nilai sosial dianut oleh masyarakat kebanyakan, yaitu nilai material berupa makanan dan lauk-pauknya, nilai vital berupa sosialisasi dan berbagi dengan keluarga dan tetangga, nilai kebaikan berupa hormat kepada kepala keluarga.