• Tidak ada hasil yang ditemukan

1V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.2.2 Desa Leuwikaret Kecamatan Klapanunggal

4.2.2.6 Agama Kebudayaan

Kehidupan masyarakat masih sangat erat dengan nuansa agama, hal ini tidak mengherankan karena hampir 100 % masyarakat Desa Leuwikaret memeluk agama Islam. Delapan buah ma sjid si desa ini menjadi sarana ibadah.

Kehidupan paguyuban yang menjadi ciri kas kehidupan pedesaan masih nampak pada sifat gotong-royong masyarakat. Semangat ini nampak dalam proyek pemasangan pipa penyaluran air bersih dari mata air Gunung Cioray. Masyarakat mau bekerja memasang paralon air meskipun tanpa diupah.

Keramahan dan keterbukaan masyarakat desa juga dapat dirasakan ketika kita berkomunikasi dengan masyarakat.

4.2.2.7 Mata Pencaharian Penduduk

Penduduk usia produktif Desa Leuwikaret dari jumlah penduduk yang ada sebesar 2.365 orang sedangkan jumlah orang yang bekerja sebanyak 2.560 orang. Masyarakat yang bekerja memiliki sumber mata pencaharian di berbagai bidang yaitu sebanyak 1.275 orang sebagai petani atau ternak dengan rasio 54 %, pedagang 130 orang dengan rasio 5,5 %, Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 9 orang dengan rasio 0,003 %, dan bekerja di swasta, industri atau pekerja lain sebanyak 1.146 orang dengan rasio 48,5 %, sehingga jumlah rasio secara keseluruhan antara orang yag bekerja dengan jumlah usia produktif sekitar 108 %. Komposisi sumber mata pencaharian penduduk yang bekerja di setiap sektor dapat dilihat pada Gambar 14.

0 500 1000 1500

Petani Pedagang PNS swasta

Jumlah Rasio

Sumber : Data Base Sosial Demografi PT ITP dan PSL, 2006

Gambar 14. Grafik sumber mata pencaharian penduduk desa Leuwikaret

Berdasarkan rasio orang yang bekerja dan penduduk usia produktif menunjukkan tidak adanya pengangguran namun, kenyataannya terdapat orang yang bekerja masih merupakan anak-anak yang tidak termasuk dalam kelompok umur produktif, sementara itu terdapat orang usia produktif yang belum bekerja sehingga menganggur. Data orang usia produktif yang tidak bekerja sendiri tidak

tercatat oleh desa sehingga tidak ada data yang akurat mengenai jumlah pengangguran,

Pertanian masih menjadi sumber perekonomian terbanyak penduduk desa Leuwikaret. Pertanian selain menjadi sumber kehidupan juga sudah menjadi budaya yang mendarah daging dalam tubuh masyarakat Desa Leuwikaret. Bertani merupakan suatu kesenangan, hiburan dan kepuasan tersendiri selain panen/ hasil pertaniannya. Hal ini terutama dirasakan oleh para petani yang usianya sudah lanjut mulai dari usia 50 tahun ke atas, bahkan ada petani yang usianya sudah mencapai 90 tahun namun masih sangat kuat dan giat bertani. Sektor swasta/ buruh pabrik juga cukup banyak terutama didominasi kaum muda antara usia 18-45 tahun, bahkan ada yang masih berusia dibawah umur produktif. Menjadi buruh pabrik sangat diminati oleh para pemuda namun keterbatasan tingkat pendidikan dan kemampuan (skill) menyebabkan tidak semua dapat bekerja di pabrik.

Variasi sumber mata pencaharaian dan perkembangan perekonomian masyarakat nampak pada terdapatnya beberapa aktivitas ekonomi masyarakat di berbagai bidang baik industri, perdagangan, pertanian, peternakan maupun jasa yang dapat digambarkan pada peta hasil survei PRA melalui metode transek dan wawancara dengan masyarakat lokal. Di Desa Leuwikaret terdapat beberapa industri kecil seperti industri pengolahan singkong menjadi tepung tapioka di RW 5 dan 6, industri pengolahan kayu, pembuatan paving blok, dan pembuatan manekim. Di sektor perdagangan, terdapat beberapa usaha warung sembako untuk kebutuhan masyarakat dan warung makan kecil, Di sektor jasa terdapat 2 bengkel motor dan tambal ban, serta 1 bengkel cat.

Usaha pertanian lahan basah untuk komoditas padi hanya dilakukan pada wilayah sekitar di sepanjang sungai. Luas lahan persawahan tidak diketahui secara pasti. Usaha pertanian masyarakat lebih banyak dilakukan di lahan kering pada lahan-lahan PERHUTANI di daerah perbukitan dengan jarak tempuh kurang lebih 5 km, Jarak yang jauh ini cukup menyulitkan terutama bagi petani yang usianya sudah sangat tua ( > 55 tahun). Selain lahan kering di wilayah perbukitan masyarakat mengusahakan tanah-tanah sempit lahan kawasan tambang baik lahan pra tambang maupun lahan tidak ditambang. Meskipun kondisi lahan marginal (ketebalan lapisan tanah tipis dan didominasi batuan-batuan kapur), lahan ini masih dapat menghasilkan beberapa komoditas pertanian tanaman pangan seperti

jagung, padi gogo, singkong ( di RW 07 dan RW 03 ) serta beberapa jenis sayuran seperti kacang panjang, buncis ketimun cabe, dan lain- lain.

Tanaman buah manggis, mangga merupakan tanaman pekarangan yang dapat menjadi tambahan pendapatan keluarga setiap 1 tahun sekali/ setiap musim panen. Tanaman buah ini banyak terdapat di wilayah Desa Leuwikaret di RW 07, 08, 09, dan 10. Pisang juga menjadi salah satu jenis tanaman yang cocok hidup dan berkembang di wilayah desa ini bahkan di lahan bekas tambang pohon pisang sangat bagus pertumbuhan vegetatifnya namun kurang menghasilkan buah. Pertumbuhan vegetatif yang sangat cepat menyebabkan vegetasi pisang sangat padat sehingga kurang menghasilkan buah. Untuk penutupan lahan pasca tambang vegetasi pisang sangat mudah berkembang. Potensi sumberdaya ekonomi di Desa Leuwikaret dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Peta potensi ekonomi desa Leuwikaret

Peternakan merupakan salah satu usaha tamabahan keluarga bagi masyarakat Desa Leuwikaret, hampir setiap keluarga memiliki ternak. Ternak

yang biasa dipelihara adalah, unggas (ayam, bebek), kambing, sapi dan kerbau. Meskipun jumlahnya sedikit tetapi usaha ternak ini dapat membantu keluarga dalam pemenuhan kebutuhan yang sifatnya insidental dan atau mendadak seperti hajat, biaya sekolah, dan lainya yang membutuhkan dana besar. Kambing menjadi ternak yang lebih dominan dipelihara oleh penduduk. Ternak sapi cukup banyak di desa ini me skipun jumlah sapi yang dimiliki petani hanya berkisar 1- 3 ekor.

Aliran sumberdaya perekonomian masyarakat Desa Leuwikaret baik aliran masuk maupun keluar disajikan pada Gambar 16. Aliran masuk merupakan pendapatan dari hasil penjualan komoditas pertanian dan industri dari desa dan aliran keluar sebagai dana pembelian dari luar desa sebagai barang konsumsi atau faktor produksi, pembayaran jasa. maupun aliran masuk antara lain untuk keperluan rumah tangga, pendidikan, kesehatan, bahan bangunan, modal usaha, sarana transportasi, dan pembiayaan lainnya. Aliran dana masuk berasal dari komoditas pertanian seperti komoditas buah, tanaman pangan dan sayuran,serta industri rumahan seperti pembuatan kusen, tapioka, batu bata, dan manekim.

4.2.2.8 Sarana dan Prasarana Desa

Akses keluar masuk ke desa ini dapat ditempuh melaui 2 arah yaitu melewati Desa Lulut dan dari Desa Tajur dengan melewati jembatan beton diatas Sungai Cileungsi. Jalan utama desa baru 2 km yang kondisinya sudah baik karena telah di beton. Jalan gang desa di wilayah perkampungan beberapa ruas sudah dilakukan pengerasan, namun masih ada ruas jalan yang kondisinya sudah rusak. Keberadaan sumberdaya sosial Desa Leuwikaret dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Peta sumberdaya sosial desa Leuwikaret

Sarana ibadah yang menunjang kehidupan beragama di desa ini yaitu adanya 9 masjid dan pondok pesantren yang tersebar di semua RW sebagai sarana peningkatan ilmu keagamaan. Belum ada puskesmas sebagai penunjang sarana kesehatan, namun untuk pelayanan bagi ibu hamil dan balita terselenggara pelayanan rutin bulanan pada pos pelayanan terpadu (POSYANDU ) sebanyak 8 unit. Ba ntuan dari Indocement menjadi sarana penunjang kesehatan masyarakat yaitu adanya puskesmas keliling dan pelayanan pengobatan lanjut bagi masyarakat yang sakit cukup parah terutama jika penyebab penyakit ini dimungkinkan oleh dampak aktivitas penambangan seperti sakit paru-paru.

Sarana olah raga terdiri dari lapangan sepak bola 2 buah, lapangan volly 2 buah dan lapangan bulu tangkis 2 buah , Sedangkan untuk menjamin keamana desa terdapat pos keamanan keliling (POSKAMLING) sebanyak 8 buah dengan personil keamanan dan hansip sebanyak 37 orang.

4.2.2.9 Kelembagaan Lokal

Pemerintahan Desa Leuwikaret dikepalai oleh satu orang Kepala Desa yang dipilih langsung oleh seluruh warga desa Lulut melalui prosedur pemilihan kepala desa yang telah ditetapkan oleh UU. Pada saat ini kepala desa dijabat oleh satu orang Kepala Desa dibantu oleh seorang sekretaris desa dan kepala urusan.

Kelembagaan desa yang erat kaitannya dengan kelangsungan hidup masyarakat Desa Leuwikaret baik lembaga-lembaga interen maupun eksteren digambarkan pada diagram venn pada Gambar 18.

Gambar 18. Diagram venn kelembagaan desa Leuwikaret

Lembaga penyuluhan selama ini dirasakan tidak aktif oleh masyarakat petani, bahkan tidak pernah ada kegiatan penyuluhan mengenai pertanian yang diterimanya. Jika ada kemungkinan hanya pada kelompok tertentu. Pernyataan petani dikuatkan oleh personal divisi CDO yang tidak pernah menjumpai tenaga

lapangan dari BPPT. Ketidakaktifan kelompok tani di desa sekitar tambang mungkin disebabkan kurangnya fasilitator lapangan di bidang pertanian, padahal peran mereka sangat besar dalam meningkatkan kemampuan sumberdaya petani.