• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1 Mekanisme Penyaluran Bantuan

Program Pengembangan Agribisnis Komoditi Karet ini dilakukan untuk meningkatkan mutu hasil bahan olah karet yang dihasilkan oleh petani sebagai salah satu produk unggulan Kabupaten Bogor, terutama dalam mengembangkan potensi lokal yang ada di Kabupaten Bogor. Tujuan utama dari Program Pengembangan Agribisnis Komoditi Karet adalah meningkatkan penanganan pasca panen karet untuk meningkatkan kualitas hasil. Dengan adanya penanganan panen yang optimal dan pasca panen yang baik, maka akan mendorong peningkatan pendapatan petani serta terpenuhinya kebutuhan industri. Program Pengembangan Agribisnis Komoditi Karet ini merupakan program yang diselenggarakan oleh Kementrian Pertanian yang dilaksanakan oleh pelaksana teknis di tingkat kabupaten/kota, dalam hal ini adalah Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Program Pengembangan Agribisnis Komoditi Karet dilaksanakan pada daerah-daerah yang berpotensi untuk pengembangan usahatani karet, terutama dalam pengolahan bahan olah karet.

Tahap awal yang dilakukan adalah dengan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yaitu Kementerian Pertanian serta Dinas Pertanian dan Kehutanan di Kabupaten Bogor. Selanjutnya adalah dengan melakukan sosialisasi kepada daerah terpilih, dalam hal ini adalah para petani karet yang ada di Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor. Sosialisasi ini dilakukan dalam upaya menilai dan menganalisis potensi komoditi lokal yang akan dikembangkan, sosialisasi ini juga dilakukan dalam upaya melihat kesiapan para petani sebagai peserta program. Hasil identifikasi dan verifikasi menetapkan kelompok tani yang akan menjadi peserta program dengan kepemilikan lahan dan pengalaman berusahatani yang berbeda. Selanjutnya, menentukan besarnya bantuan yang akan diberikan, dan tahap pelaksanaan program.

Bentuk bantuan yang diberikan dalam pelaksanaan program ini adalah paket alat pasca panen karet, yang terdiri atas hand mangel, loyang, timbangan gantung, mangkok lateks dan pisau sadap. Penggunaan hand mangel dan timbangan adalah

51 digunakan secara bersama-sama, artinya seluruh anggota kelompok tani dapat menggunakan alat tersebut dan kepemilikannya dimiliki secara bersama. Untuk loyang, pisau sadap dan mangkok lateks, penggunaan dan kepemilikannya secara pribadi, artinya alat-alat tersebut diberikan pada masing-masing anggota kelompok tani dan digunakan secara pribadi.

Dalam upaya menjaga keberlangsungan program ini, terutama dalam melihat daya dukung agroekosistem yang ada di sentra karet Kabupaten Bogor, maka pihak Kementerian Pertanian menetapkan bahwa lokasi yang akan digunakan harus mempunyai beberapa persyaratan, (Pedoman Umum Kegiatan Pengembangan Agribisnis Komoditi Karet, 2008) diantaranya adalah:

1) Dilaksanakan di sentra produksi karet yang sudah mendapatkan rekomendasi dari Balai Tanaman Industri (Balitri).

2) Lokasi pengolahan bahan olah karet berada dalam satu kawasan proses produksi sheet dan kebun yang saling berdekatan.

Dalam Pedoman Umum Kegiatan Pengembangan Agribisnis Komoditi Karet disebutkan bahwa petani penerima bantuan Program Pengembangan Agribisnis Komoditas Karet mempunyai persyaratan tersendiri yang harus dilaksanakan, persayaratan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Mempunyai pengurus aktif (minimal ketua, sekretaris, bendahara) dan aturan organisasi yang dibuktikan dengan Berita Acara pembentukan kelompok tani, dengan disetujui oleh anggotanya, dan usahanya telah berjalan.

2) Tidak termasuk dalam daftar kredit macet atau kredit bermasalah serta tidak termasuk dalam dalam daftar hitam Bank Indonesia

3) Mengusahakan penanganan pasca panen karet, pengolahan dan atau pemasaran komoditas strategis yang telah ditetapkan Departemen Pertanian yang mempunyai potensi dan prospek pasar yang jelas.

4) Mempunyai proposal kegiatan dan rencana penggunaan anggaran untuk mengembangkan penanganan pasca panen, pengolahan, dan atau pemasaran karet

5) Lolos seleksi dan disetujui oleh tim teknis Dinas lingkup pertanian Kabupaten/Kota

52 6) Bersedia mengikuti petunjuk/pembinaan dari Dinas lingkup pertanian

Kabupaten/Kota

Dalam pelaksanaan program ini para petani memperoleh penyuluhan baik dari Dinas Pertanian dan Kehutanan maupun dari Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Namun demikian, kurangnya pengawasan dan pembinaan lebih lanjut menyebabkan kurang terdatanya kegiatan pengolahan produksi sheet yang dilakukan oleh petani karet di Kecamatan Jasinga, termasuk kelompok tani penerima bantuan program Pengembangan Agribisnis Komoditi Karet. Berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian, nampak bahwa kegiatan pengolahan sheet belum terlaksana dengan cukup baik, salah satunya adalah dalam hal kebersihan.

Pada dasarnya program Pengembangan Agribisnis Komoditi Karet bertujuan untuk meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat setempat melalui pemanfaatan sumberdaya lokal, dalam hal ini adalah komoditi karet. Kegiatan Pengembangan Agribisnis merupakan kegiatan dari Kementerian Pertanian yang telah ada sejak tahun 2007. Setiap tahun, Kementerian Pertanian mengadakan program Pengembangan Agribisnis yang dimulai sejak bulan Mei tahun 2007 dengan komoditi yang berbeda di setiap tahunnya. Proses penyaluran bantuan Program Pengembangan Agribisnis Komoditi Karet adalah Dinas Pertanian dan Kehutanan memilih kelompok tani Mandiri, Kuning Sari dan Binangkit sebagai penerima bantuan Program Pengembangan Agribisnis Komoditi Karet. Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Kehutanan melakukan seleksi Calon Petani Calon Lahan (CP/CL) untuk petani penerima bantuan program dengan dibantu oleh Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabuaten Bogor. Pihak yang melaksanakan penyaluran bantuan ini adalah Dinas Pertanian dan Kehutanan dengan rekomendasi dari Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bogor.

Dengan adanya bantuan ini menjadi awal peningkatan mutu dan kualitas hasil olahan sheet bagi para petani karet yang ada di Kecamatan Jasinga. Peningkatan kualitas ini dapat terlihat dari perbaikan mutu dari kualitas sheet yang dihasilkan. Hal ini terbukti dengan perbaikan kualitas sheet yang dihasilkan oleh petani. Sebelum adanya bantuan Program Pengembangan Agribisnis Komoditi

53 Karet, sheet yang dihasilkan oleh petani adalah sheet asalan yang harga jualnya adalah Rp 3.500-4500,- per kg. Setelah adanya bantuan program Pengembangan Agribisnis Komoditi Karet, petani mampu menghasilkan sheet 3 yang harga jualnya adalah Rp 6000-7500,- per kg. Dengan adanya perbaikan mutu tersebut, maka pendapatan yang diterima oleh petani relatif meningkat (Tabel 19)

Tabel 19. Perbaikan Mutu Sheet Karet dan Harga Jual yang Diterima Petani Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Program Pengembangan Agribisnis Komoditi Karet Tahun 2009-2010

Tahun Mutu Sheet Harga Jual (Rp) Keterangan

2009 Asalan 3.500-4500 Sebelum adanya Program

2010 3 6000-7500 Setelah adanya program

Sumber: Kelompok Tani, 2011 (diolah)

Hasil pengamatan di lokasi penelitian selama program Pengembangan Agribisnis Komoditi Karet berjalan, menunjukkan bahwa pada dasarnya para petani karet menunjukkan respon yang positif dengan adanya program pemerintah ini. Petani karet sudah mengelola dan melaksanakan kegiatan pengolahan sheet

karet setelah bantuan program disalurkan. Salah satu faktor yang selama ini menjadi kendala bagi para petani adalah dalam hal pengadaan modal. Selain itu, kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi menjadi hal yang dirasakan kurang baik, karena dengan adanya hujan, maka lateks yang dihasilkan dari kebun akan tercampur dengan air hujan. Hal ini akan berpengaruh pada sheet yang dihasilkan.

Bantuan Program Pengembangan Agribisnis ini terdiri atas dua bagian, yaitu bantuan untuk perorangan dan bantuan yang dapat dikelola bersama di kelompok tani. Bantuan yang diberikan untuk perorangan adalah pisau sadap, Loyang dan mangkok lateks sedangkan bantuan bersama adalah satu unit hand

mangel batik dan polos serta timbangan gantung. Untuk hand mangel dan

timbangan gantung, alat tersebut disimpan di ketua kelompok tani dengan penggunaan secara bersama-sama. Para anggota kelompok tani penerima bantuan dapat menggunakan alat tersebut tanpa batasan waktu.

6.2 Tanggapan Petani Penerima Bantuan

Bantuan yang diberikan dibagikan kepada seluruh anggota kelompok tani yang ada. Pada pelaksanaannya Program Pengembangan Agribisnis Komoditi Karet ini mendapat sambutan yang baik dari para petani, terutama dengan adanya

54 bantuan yang berhubungan dengan pengembangan pasca panen karet sebagai mata pencaharian utama para petani di Kecamatan Jasinga. Antusiasme petani penerima bantuan program ini dikarenakan masih terbatasnya alat pasca panen atau alat produksi karet yang masih belum memadai di tingkat petani. Umumnya mereka memiliki loyang dari jerigen minyak tanah yang dibelah dua, pisau sadap yang umurnya sudah lama serta mangkok lateks sederhana yang terbuat dari batok kelapa. Alat-alat tersebut tidak memberikan hasil yang optimal pada pengolahan pasca panen karet yang dilakukan oleh petani. Dengan adanya bantuan pemerintah ini, petani mendapatkan perbaikan mutu dan kualitas untuk pengembangan usaha pasca panen karet di tingkat petani.

Selama program berlangsung, petani merasa kurang adanya pembinaan pada program yang telah dijalankan oleh Kementerian Pertanian ini. Dinas teknis yang seharusnya memberikan penyuluhan adalah Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Kurangnya penyuluhan ini terjadi karena kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Hal ini juga terjadi karena pada tahap awal program ini dilakukan untuk menstimulus para petani untuk dapat meningkatkan kegiatan produksi sheet nya. Oleh karena itu, informasi teknologi dan penggunaan bantuan tidak tersalurkan pada petani secara merata. Namun, petani tetap antusias dalam melakukan pengembangan pasca panen karet karena bantuan yang disalurkan merata pada seluruh petani penerima bantuan program.

Pada dasarnya program ini merupakan langkah awal yang dilakukan Kementerian Pertanian, melalui Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor dalam upaya mengembangkan kegiatan perekonomian masyarakat setempat melalui pemanfaatan komoditi unggulan yang ada di Kecamatan Jasinga. Antusias petani terlihat ketika diadakan penyuluhan dan pembinaan dari pihak Dinas Pertanian dan Kehutanan tentang bagaimana memanfaatkan potensi lokal yang ada. Petani juga memperoleh banyak informasi tentang kegiatan pemasaran dan pengolahan

sheet yang benar guna meningkatkan harga jual. Kegiatan pemasaran dilakukan

dengan menjual sheet yang telah dihasilkan ke beberapa pasar yang dituju, diantaranya adalah PT Vulkanin Jaya yang berlokasi di Kota Bogor serta H. Arjawi yang berlokasi di Kabupaten Lebak, Banten.

55

VII ANALISIS KINERJA USAHATANI DAN

Dokumen terkait