• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGROINDUSTRI UNGGULAN MENGGUNAKAN KOMPETENSI INTI DI DAERAH KABUPATEN DAN KELEMBAGAANNYA

Bersama ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul: Model Strategi Pengembangan Klaster Agroindustri Unggulan Menggunakan Kompetensi Inti di Daerah Kabupaten dan Kelembagaanya, adalah karya saya sendiri dengan arahan Komisi Pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun juga kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir disertasi.

Bogor, September 2006

AIDIL JUZAR.Model of Development Strategy for Leading Agroindustry Cluster Using Core Competence in the Kabupaten Region and the Related Institutions. Supervised by IRAWADI JAMARAN as Chairman BUNASOR SANIM, MARIMIN, ANI SURYANI, and YANDRA ARKEMAN as members of the Supervisory Committee.

The objective of this research was to develop a model of development strategy for upgrading the existing agglomeration of agroindustry in the region into a well functioning industrial cluster.

Due to paucity of economic data and the absence of industry and trade input-output table at the regional and local level, an appropriate model needs to be developed. The required input data for each agroindustry group analysed in the model are: the number of establishment, the number of employee, the amount of value added, and expert opinions. The model comprises of several analytical techniques such as: Multi Sectoral Qualitative Analysis (MSQA), Shift-Share Analysis, Location Quotient (LQ), Analytical Hierarchy Process (AHP), Interpretive Structural Modelling (ISM), and Independent Preference Evaluation (IPE).

The res earch shows that the model, which is named StraKlas Model, could be used as a decision support system to identify and select agroindustry groups which are potential to be nurtured and developed to become leading agroindustry clusters, and to identify the necessary policies to be taken for this purpose.

The identification and selection process includes: identification of core competence of the region, concentration of industries in the region, the rate of growth of the industries, export potential of the industries of the region, linkages with other industry groups and other sectors, the number of emp loyees absorbed by the industries, and the creation of added value of the industries.

Following the selection of the potential agroindustry group, the core industry of the would be cluster will be identified . Further analysis is conducted to find the key elements of the agroindustry development system, and based on the result of the analysis a cluster development plan is proposed.

i

RINGKASAN

AIDIL JUZAR. Model Strategi Pengembangan Klaster Agroindustri Unggulan Menggunakan Kompetensi Inti di Daerah Kabupaten dan Kelembagaannya. Komisi Pembimbing : IRAWADI JAMARAN sebagai Ketua, BUNASOR SANIM, MARIMIN, ANI SURYANI, dan YANDRA ARKEMAN sebagai anggota.

Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah pada Pasal 7, ayat 1 telah memberikan kewenangan sepenuhnya kepada daerah untuk mengelola sumber daya nasional yang terdapat di daerah. Kewenangan ini perlu ditindak lanjuti untuk memacu pembangunan ekonomi di daerah tersebut, terutama pembangunan industri.

Menurut Blakely (2000), sasaran pokok pembangunan ekonomi di daerah adalah peningkatan kesejahteraan penduduk di wilayahnya, untuk itu masing- masing pemerintah daerah harus meningkatkan daya saingnya. Pemahaman mengenai daya saing daerah sangat penting untuk menyusun rencana strategis pembangunan daerah tersebut (Muchdie 2000). Keunggulan bersaing suatu daerah akan tercipta jika daerah tersebut memiliki kompetensi inti yang dapat dibedakan dari daerah lainnya.

Menurut Roberts dan Stimson (1998), kompetensi inti adalah sekumpulan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki suatu daerah yang berkaitan dengan kekuatan ekonomi di bidang industri dan investasi, perdagangan, teknologi, sumber daya alam, sumber daya manusia, manajemen, pengaturan dan infrastruktur.

Disisi lain, Undang-undang No, 25 Tahun 2000 Tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) mengamanatkan agar pembangunan sektor- sektor primer, sekunder dan tersier ditempuh d engan pendekatan klaster industri.

Hasil penelitian Porter (1990) menyatakan bahwa lokasi-lokasi industri yang kompetitif cenderung berkelompok pada daerah -daerah tertentu. Mengacu pada hasil penelitian tersebut, maka pendekatan klaster industri telah dijadikan sebagai kebijakan untuk pengembangan industri dibanyak negara.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan kawasan disekitarnya pada akhir dekade 1990-an memperlihatkan bahwa industri berbasis pertanian (agroindustri) merupakan sektor yang mampu mengatasi akibat -akibat negatif dari krisis tersebut (Saragih 2001).

Mengacu pada uraian di atas , maka perlu dikembangkan suatu model strategi pengembangan klaster agroindustri menggunakan kompetensi inti di daerah. Karena keterbatasan tabel Input-Output dan data kuantitatif lainnya sebagai masukan untuk analisa klaster, maka diperlukan metodologi dengan masukan berupa data yang sudah dikumpulkan oleh instansi yang berwenang secara teratur dan dilengkapi dengan masukan data kualitatif dari pendapat ahli untuk menyusun strategi pengembangan klaster agroindustri.

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu model strategi pengembangan klaster agroindustri menggunakan kompetensi inti di daerah kabupaten dan kelembagaannya, yang dibantu oleh satu set perangkat lunak.

Model direkayasa melalui analisa atas kelompok agroindustri yang berpotensi sebagai klaster, dengan penilaian atas : konsentrasi, pertumbuhan,

ii tenaga kerja, nilai tambah, kemampuan ekspor, keterkaitan, kompetensi inti daerah, dan analisa strukturis asi sistem pengembangan agroindustri unggulan daerah untuk memformulasikan kebijakan dan sistem kelembagaan.

Agroindustri yang diteliti adalah kelompok sesuai kode industri dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2000, dengan skala “Sedang” dan skala “Besar” menurut klasifikasi Badan Pusat Statistik, yang ada di Kabupaten Bogor.

Pemerintah daerah dan perusahaan yang terdapat di daerah tersebut sangat berkepentingan terhadap keberhasilan pembangunan agroindustri. Pemerintah daerah berkepentingan atas terciptanya lapangan kerja dan meningkatnya pendapatan daerah. Perusahaan agroindustri berkepentingan atas terc apainya produktivitas yang tinggi, laba yang besar dan pengembangan usaha. Kepentingan kedua pelaku tersebut perlu diakomodasikan dan dijadik an tujuan dari pembangunan agro industri daerah.

Pencapaian tujuan ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dimiliki oleh daerah dan faktor-faktor yang melekat pada industri itu sendiri. Faktor-faktor dimaksud adalah : kompetensi inti daerah yang men dukung pengembangan agroindustri, konsentrasi agroindustri yang terdapat di daerah, tingkat pertumbuhan agroindustri di daerah, jumlah tenaga kerja pada agroindustri di daerah, nilai tambah agroindustri di daerah, kemampuan ekspor agroindustri daerah dan k eterkaitan agroindustri dengan usaha lain di daerah tersebut.

Metode penelitian d ilakukan melalui tahapan sebagai berikut : 1) Pengelompokan agroindustri berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 3 digit, 2) Menetapkan kriteria dan menghitung bobot setiap kriteria , 3) Pemeringkatan kelompok agroindustri yang berpeluang menjadi suatu klaster, 4) Pemetaan kelompok agroindustri melalui identifikasi industri inti, industri terkait, dan industri pendukungnya, 5) Melakukan Strukturisasi Sistem Pengembangan Klaster Agroindustri, dan 6) Memformulasikan kebijakan pengembangan klaster agroindustri unggulan .

Pengumpulan data meliputi data primer dan data sekunder. Data sekunder dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik dan instansi lainnya, studi-studi dan laporan-laporan industri dan perdagangan. Data primer dikumpulkan melalui survei lapangan, wawancara, dan penyebaran kuesioner kepada sejumlah pakar. Penentuan pakar dilakukan melalui purporsive sampling. Data dan informasi yang diperoleh diolah dengan menggunakan model-model yang telah dirancang sesuai dengan tujuan pengolahan.

Metode pengolahan data dilakukan menggunakan teknik Location

Quotinent (LQ), Shift Share Analysis, teknik Heuristic, Multi Sectoral Qualitative Analysis (MSQA), Analytical Hierarchy Process (AHP), Interpretive Structural Modelling (ISM) dan Independent Preference Evaluation (IPE).

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan model-model di atas yang dirancang berbasis komputer yang dirangkum dalam suatu model perangkat lunak dinamak an Model Strategi Pengembangan Klaster Agroindustri Unggulan Daerah (Model StraKlas).

Model StraKlas dirancang dalam bentuk Sistem Pendukung Keputusan dengan konfigurasi utamanya adalah Sistem Manajemen Basis Model, Sistem Manajemen Basis Data dan Sistem Manajemen Dialog.

iii Pengelompokan klaster industri dilakukan menurut Klasifik asi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KLBI, 2000) pada tingkatan 3-digit. Berdasarkan data industri kabupaten Bogor (BPS Kab. Bogor 2002), maka agroindustri di daerah ini dapat digolo ngkan dalam kelompok Makanan; Minuman; Kulit; Kayu, Rotan, dan Bambu; Kertas dan Barang dari Kertas; Karet dan Barang dari Karet.

Analisa pemeringkatan kelompok agroindustri dilakukan menggunakan teknik AHP dengan Fokus : Memilih Kelompok Agroindustri yang berpotensi sebagai klaster; Tujuan : 1) Meningkatkan Pendapatan Pemerintah Daerah, 2) Memperluas Lapangan Kerja dan Pembentukan Usaha Baru, 3) Memperluas Pasar Domestik dan Ekspor, 4) Meningkatkan Produktivitas Usaha; Kriteria : 1) Konsentrasi Industri, 2) Pertumbuhan Kelompok, 3) Jumlah Tenaga Kerja, 4) Nilai Tambah, 5) Kompetensi Inti Agroindustri Daerah, 6) Kemampuan Ekspor, 7) Keterkaitan dengan Usaha Lain; Alternatif adalah ketujuh kelompok agroindustri disebut di atas.

Pembobotan masing-masing alternatif terhadap kriteria Konsentrasi

Industri dilakukan dengan perbandingan Location Quotient, terhadap kriteria

Pertumbuhan Kelompok dengan perbandingan komponen Differential Shift dari

Shift-Share Analysis, terhadap kriteria Kompetensi Inti Agroindustri Daerah

dengan analisa MSQA (Multi Sectoral Qualitative Analysis), terhadap kriteria

Keterkaitan dengan Usaha Lain dan kriteria Kemampuan Ekspor dengan Pendapat Pakar, terhadap kriteria Jumlah Tenaga Kerja dan kriteria Nilai Tambah berdasarkan angka-angka realisasinya.

Hasil pemeringkatan kelompok agroindustri dengan analisa AHP dan bobot setiap kelompok terhadap Fokus adalah : Makanan (0.2042); Minuman (0.1412); Kulit (0.1544); Kayu, Rotan dan Bambu (0.1649); Kertas, Barang dari Kertas (0.1740); Karet, Barang dari karet (0.1612).

Berdasarkan peringkat yang diperoleh dari analisa AHP, maka dilakukan identifikasi industri inti dari kelompok ini. Industri inti dari Kelompok Agroindustri Makanan adalah : Pengalengan buah -buahan dan sayuran, Pengasinan buah-buahan dan sayuran, Pelumatan buah-buahan dan sayuran, Susu, Ransum pakan ternak atau ikan, Roti dan sejenisnya, Makanan dari coklat, Makaroni, mie, spagheti, bihun, so’un dan sejenisnya, Pengolahan teh.

Berdasarkan data lapangan maka secara lebih spesifik industri inti dalam kelompok agroindustri Makanan di kabupaten Bogor adalah : industri manisan buah-buahan dalam kaleng, industri manisan buah-buahan kering, industri saus cabe, industri susu bubuk, industri pakan ternak, industri pakan ikan dan industri pakan udang, industri roti, industri kue kering, industri biskuit dan industri snack, industri kembang gula, industri mie kering dan industri bihun, industri teh hijau atau teh kering dan industri teh celup. Berdasarkan hasil identifikasi industri inti di atas maka dilakukan pemetaan klaster.

Hasil analisis terhadap subelemen ditemukan elemen kunci dan elemen

yang memiliki driver power yang tinggi. Pada elemen pelaku pengembangan

yaitu: subelemen pemerintah daerah, lembaga keuangan, lembaga pendidikan dan pelatihan, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga pengujian, standar, setifikasi, Asosiasi produsen. Pada elemen tujuan pengembangan yaitu: meningkatkan keterkaitan antar sektor, pemanfaatan sumber daya alam daerah, meningkatkan produkvifitas, menurunkan biaya transaksi dan meningkatkan kemampuan inovasi. Pada elemen peran pemerintah yaitu melakukan koordinasi

iv antar instansi, membangun komunikasi dan kerjasama anggota klaster, menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan, melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan pada perguruan tinggi dan lembaga riset pemerintah, menerbitkan peraturan untuk persaingan yang sehat, dan menyediakan fasilitas umum dan sosial di daerah. Pada elemen aktivitas dunia usaha yaitu : mendirikan asosiasi khusus anggota klaster, mensponsori kegiatan penelitian dan pengembangan, melakukan usaha pemasaran bersama, melakukan promosi dagang dan investasi bersama pemerintah, dan melaksanakan kursus dan seminar untuk meningkatkan pengetahuan. Sedangkan pada elemen kendala yaitu: rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan, perbedaan kepentingan antar perusahaan, kurang adanya dukungan peraturan pemerintah dan perbedaan budaya kerja antar perusahaan.

Peringkat kepentingan subelemen pada elemen Peran Pemerintah dalam pencapaian elemen Tujuan yang sangat penting dan penting adalah : Melakukan koordinasi antar instansi yang terkait; Membangun komunikasi dan kerjasama antar anggota; Menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan; Menerbitkan peraturan yang mendukung terbentuknya persaingan yang sehat; Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan pada perguruan tinggi dan lembaga riset pemerintah; Menyediakan fasilitas umum dan sosial di daerah; dan Melakukan upaya menarik investor ke dalam klaster.

Peringkat kepentingan subelemen pada elemen Aktivitas Dunia Usaha dalam pencapaian elemen Tujuan adalah sebagai berikut : Mendirikan asosiasi khusus anggota klaster; Mensponsori kegiatan penelitian dan pengembangan sesuai kebutuhan spesifik klaster; Melakukan usaha pemasaran bersama an ggota klaster; Melakukan promosi dagang dan investasi bersama pemerintah daerah; Melaksanakan kursus dan seminar untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anggota klaster.

Hasil klasifikasi subelemen pada elemen Pelaku memperlihatkan bahwa subelemen Lembaga Keuangan, Lembaga Pendidikan dan Pelatihan, Lembaga Penelitian dan Pengembangan, Lembaga Pengujian, Standardisasi dan Sertifikasi, dan Asosiasi Produsen termasuk dalam sektor linkage.

Berdasarkan hasil pemeringkatan dan strukturisasi elemen, pengembangan klaster agroindustri membawa implikasi pada pengembangan kelembagaan, infrastruktur, sumber daya manusia, teknologi dan pasar. Pengembangan kelembagaan dilakukan dengan membentuk Lembaga Pengembangan Klaster Agroindustri Kabupaten yang berfungsi men jalin keterkaitan diantara lembaga stakeholders . Bentuk lembaga yang sesuai dengan karakteristik pelaku yang terlibat adalah struktur jaringan (network structure) yaitu sebuah organisasi kerja yang menyandarkan diri pada organisasi lain untuk melakukan keg iatan usaha.

Rekayasa model pengembangan klaster agroindustri unggulan menggunakan kompetensi inti menghasilkan suatu model yang dapat digunakan untuk menunjang pengambilan keputusan dalam identifikasi dan memformulasi strategi pengembangan klaster agroindustri di daerah Kabupaten, dengan menggunakan data statistik yang tersedia pada Badan Pusat Statistik, dikombinasikan dengan masukan berupa pendapat pakar.

Disarankan untuk menerapkan model pada berbagai tingkatan wilayah administratif baik secara sendiri maupun bersama dengan wilayah yang berbatasan.

AIDIL JUZAR

Disertasi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada

Program Studi Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KLASTER

AGROINDUSTRI UNGGULAN MENGGUNAKAN KOMPETENSI

INTI DI DAERAH KABUPATEN DAN KELEMBAGAANNYA

KOMPETENSI INTI DI DAERAH KABUPATEN DAN KELEMBAGAANNYA

Nama Mahasiswa : Aidil Juzar

Nomor Pokok : F 326010161

Program Studi : Teknologi Industri Pertanian

Disetujui, Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Irawadi Jamaran Ketua

Prof. Dr. Ir. Bunasor Sanim, M. Sc Dr. Ir. Ani Suryani, DEA

Anggota Anggota

Prof. Dr. Ir. Marimin, M. Sc Dr. Ir. Yandra Arkeman, M.Eng.

Anggota Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor,

Dr. Ir. Irawadi Jamaran Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS

Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor tahun 2006 Hak Cipta Dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari IPB sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, foto copy, microfilm dan

Penulis dilahirkan di Medan (Sumatera Utara) pada tanggal 14 No vember 1939, putra dari Bapak Juzar (almarhum) dan Ibu Syahrizat (almarhum). Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri I di Medan pada tahun 1958, penulis melanjutkan pendidikan pada Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung, Jurusan Elektroteknik dan lulus pada tahun 1962.

Lulus dari Institut Teknologi Bandung, penulis bekerja pada Departemen Perindustrian Dasar & Pertambangan , dan pada tahun 1972 penulis ditugaskan pada BUMN PT. Krakatau Steel (perusahaan industri baja) sampai tahun 1984, dengan jabatan terakhir sebagai Direktur (periode 1984-1994). Dalam periode 1972-1976, penulis sambil bekerja mengikuti kuliah pada Ekstension Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 1976.

Pada tahun 1994 penulis ditugaskan kembali pada Departemen Perindustrian dengan jabatan sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri (1994- akhir 1995). Ketika Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan digabung pada akhir tahun 1995, penulis ditugaskan sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Peridustrian dan Perdagangan sampai akhir tahun 1998.

Selama bekerja di PT. Krakatau Steel, penulis ditugaskan pula menjadi Komisaris pada beberapa anak perusahaan, antara lain : PT. KHI Pipe Industries, dan PT. Seamless Pipe Jaya. Demikian pula selama bertugas di Departemen Peridustrian dan Depatemen Perindustrian dan Perdagangan, penulis ditunjuk sebagai Komisaris Utama pada: PT. Semen Padang (1995-1997), PT. Pupuk Kalimantan Timur (1995-1997), PT. Semen Gresik (1997 -1999), PT. Pupuk Sriwijaya (1997-1999) dan PT. Sucofindo (1997-2003).

Pada tahun 2001 penulis diterima sebagai mahasis wa program doktor pada Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Penulis menikah dengan Dra. Riana Gindo Siregar, Apoteker, pada tahun