• Tidak ada hasil yang ditemukan

KBLI Kelompok

8.2 Pengembangan Klaster Agroindustri Unggulan Daerah

Hasil pemeringkatan kelompok agroindustri 3-digit KBLI 2000 dengan analisa AHP pada Bab terdahulu memperlihatkan bahwa Kelompok Agroindustri Makanan menempati peringkat satu, yang kemudian diikuti secara berurutan oleh Kelompok Agroindustri Kertas, Barang dari Kertas; dan Kelompok Agroindustri Kayu, Rotan dan Bambu. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Kelompok Agroindustri Makanan merupakan agroindustri unggulan di daerah Kabupaten Bogor ditinjau dari gabungan beberapa kriteria: kompetensi inti, konsentrasi industri, tingkat pertumbuhan , kemampuan ekspor, keterkaitan dengan usaha lain, jumlah tenaga kerja dan nilai tambah .

Dari analisa AHP tersebut, dapat diketahui bahwa subelemen dari elemen Tujuan yang paling berpengaruh adalah subelemen Memperluas Lapangan Kerja (bobot: 0,5396) dan diikuti secara berurutan oleh subelemen : Memperluas Pasar Domestik dan Ekspor (bobot: 0,2741), Meningkatkan produktivitas Usaha (bobot: 0,1418), dan Meningkatkan Pendapatan Daerah (bobot: 0,0445). Sedang subelemen dari elemen Kriteria yang paling berpengaruh adalah subelemen Nilai Tambah (bobot: 0,3193) dan diikuti oleh subelemen: Kemampuan Ekspor (bobot: 0,2695), Tingkat Pertumb uhan (bobot: 0,1323), Kompetensi Inti (bobot: 0,1312), Keterkaitan Usaha (bobot: 0,1007), dan Jumlah Tenaga Kerja (bobot: 0,0043). Subelemen dari elemen Alternatif yang paling berpengaruh adalah subelemen Agroindustri Makanan (bobot: 0,2042), disusul secara berurutan oleh: Agroindustri Kertas dan Barang dari Kertas (bobot: 0,1740), Agroindustri Karet dan Barang dari Karet (bobot: 0,1612), Agroindustri Kulit (bobot: 0,1544), dan dan Agroindustri Minuman (bobot: 0,1412).

Salah satu kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisa AHP ini adalah bahwa Kelompok Agroindustri Makanan sebagai kelompok yang paling berpotensi untuk dikembangkan sebagai klaster agroindustri sangat dipengaruhi oleh kriteria: Nilai Tambah, Kemampuan Ekspor, Tingkat Pertumbuhan, dan Kompetensi Inti. Ini berarti bahwa untuk lebih meningkatkan kinerja Kelompok Agroindustri Makanan, maka masing-masing kriteria ini perlu lebih d itingkatkan. Kriteria Nilai Tambah, Kemampuan Ekspor dan Tingkat Pertumbuhan merupakan atribut yang melekat pada kelompok industri tersebut, sedang kriteria Kompetensi

Inti merupakan hal yang melekat pada daerah , sehingga pengembangan komponen -komponen dari Kompetensi Inti yang dapat berpengaruh positif pada peningkatan Nilai Tambah, Kemampuan Ekspor dan Tingkat Per tumbuhan perlu mendapatkan prioritas.

Penelitian lebih lanjut untuk pemilihan industri inti klaster pada Kelompok Agroindustri Makanan dilakukan melalui dua tahap yaitu: seleksi awal dan seleksi lanjutan. Seleksi awal dimaksudkan untuk mengidentifikasi industri 5-digit KBLI 2000 yang termasuk pada kelompok agroindustri makanan 3-digit KBLI 2000 dengan nilai LQ >1. Kelompok dengan LQ >1 mengindikasikan bahwa kelompok tersebut cukup memiliki daya saing secara nasional. Seleksi lanjutan dilakukan untuk menentukan peringkat industri inti pada agroindustri makanan dengan menggunakan kriteria: jumlah perusahaan, jumlah tenaga kerja, dan besarnya nilai tambah.

Seleksi awal untuk mengidentifikasi industri 5-dijit KBLI yang memiliki LQ >1 menghasilkan: Industri pengalengan buah -buahan dan sayuran; Industri pengasinan dan pemanisan buah-buahan dan sayuran; Industri pelumatan buah - buahan dan sayuran; Industri susu; Industri ransum pakan ternak dan ikan; Industri roti dan sejenisnya; Industri makanan dari cokelat dan kembang gula; Industri makaroni, mie, spagheti, bihun dan sejenisnya; dan Industri pengolahan teh dan kopi.

Seleksi lanjutan untuk mengidentifikasi peringkat industri 5-dijit KBLI pada industri inti menghasilkan: Industri pengolahan teh dan kopi sebagai peringkat pertama industri inti pada agroindustri makanan yang secara berturut-turut diikuti oleh Industri roti dan sejenisnya; Industri ransum pakan ternak dan ikan; Industri makaroni, mie, spagheti, bihun dan sejenisnya; Industri makanan dari cokelat dan kembang gula; Industri pengasinan atau pemanisan, buah -buahan dan sayuran, Industri susu; Industri pengalengan buah-buahan dan sayuran; dan Industri pelumatan buah-buahan dan sayuran. Hasil identifikasi di atas menunjukkan bahwa menurut pakar, perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri pengolahan teh dan kopi merupakan industri yang paling berpotensi pada inti klaster agroindustri makanan. Industri-industri ini mempunyai potensi tertinggi

untuk menjadi pendorong perkembangan klaster agroindustri makanan di daerah Kabupaten Bogor.

Menurut Keeney dan Swirski (Austrian 2000) pemetaan klaster dapat dilakukan dengan membagi anggota atas 4 komponen yaitu: Pasar (pelanggan), Produk Ekspor (produk yang dijual ke luar Kabupaten), Pemasok (pemasok bahan baku, industri terkait dan industri pendukung), Infrastruktur (fisik dan non fisik). Berdasarkan metode tersebut pemetaan klaster agroindustri makanan di Kabupaten Bogor adalah sebagaimana konfigurasi pada Gambar 8.1 berikut.

Gambar 8.1 Klaster Agroindustri Makanan Kab. Bogor

Pedagang dan Distributor Peternak, Petambak Konsumen Akhir

Produk Ekspor Roti, Kue Kering, Biskuit dan Snack (15410) Teh Kering dan Teh Celup (15491) Susu bubuk (15211) Pemasok Pakan Ternak, Pakan Ikan dan Pakan U dang (15331) Buah dalam Kaleng, Manisan dan asinan buah- buahan, Saos cabe dan agar- agar (15131, 15132, 15133) Bihun, Mie Telor dan Mie Instant (15440) Daun Teh Makanan dari Coklat dan Kembang Gula (15432) Pasar (pelanggan) Tepung Terigu, Tepung Beras, Umbi-umbian Gula, Coklat, Susu Kemasan dan Palet Bahan Pengawet, Bahan Pewarna

Infrastruktur Lembaga Keuangan

Lembaga Litbang

Jaringan Transportasi Darat

Lembaga Pendidikan Umum

Lembaga Pendidikan Kejuruan

Angkutan Darat

Asosiasi-asosiasi Produsen Industri Makanan

Instansi Pembinaan Industri Tingkat Kabupaten

Dari pemetaan pada Gambar 8.1 dapat dilihat bahwa pada klaster agroindustri makanan ini sebagian besar elemen yang diperlukan untuk terbentuknya suatu klaster sudah ada, namun masih perlu diu payakan keterkaitan antara elemen-elemen tersebut agar klaster tersebut dapat menjadi klaster yang operasional. Elemen penting yang belum terbentuk adalah asosiasi anggota klaster kabupaten dan lembaga pengembangan klaster industri kabupaten.

Berdasarkan strukturis asi yang dilakukan dengan metode ISM, maka pada setiap elemen sistem pengembangan klaster agroindustri yang terdiri dari elemen - elemen: Tujuan, Pelaku, Kendala, Peran Pemerintah dan Aktivitas Dunia Usaha telah diidentifikasi subelemen-subelemen kunci dan subelemen -subelemen

penting yang memiliki driver power yang kuat, serta karakteristik setiap

subelemen berdasarkan tingkat driver power dan tingkat dependency masing-

masing subelemen tersebut. Pada Gambar 8.2 disajikan hasil identifikasi subelemen kunci yang berada pada level hierarki tertinggi dan subelemen penting

yang memiliki driver power kuat yang berada pada level hierarki dibawahnya

pada masing-masing elemen sistem pengembangan.

Hasil tersebut menunjukkan subelemen-subelemen dari masing-masing elemen yang memiliki daya dorong besar untuk pengembangan klaster agoindustri. Untuk itu perlu dikelola secara optimal, agar dapat menghasilkan satu aktivitas yang dapat saling melengkapi dan saling menguatkan.

Keluaran model Strukturisasi Elemen Sistem Pengembangan ini baru memperlihatkan hubungan -hubungan antar subelemen dalam masing-masing elemen pengembangan Peran Pemerintah dan elemen pengembangan Aktivitas Dunia Usaha. Untuk mengetahui prioritas dari berbagai subelemen kegiatan pada elemen Peran Pemerintah dan elemen Aktivitas Dunia Usaha dalam pencapaian elemen Tujuan, perlu dilakukan analisa untuk mengetahui tingkat kepentingan dari setiap subelemen pada elemen Peran Pemerintah dan elemen Aktivitas Dunia Usaha berdasarkan agregasi kriteria Tujuan dengan metode IPE.

Gambar 8.2 Subelemen dengan Driver Power yang kuat pada Sistem Pengembangan Klaster Agroindustri Unggulan

Keterangan :

1) Subelem en kunci pada sektor Independent

2) Subelemen dengan driver power kuat pada sektor Independent 3) Subelemen dengan driver power kuat pada sektor Linkage

Hasil identifikasi mengenai driver power dengan metode ISM dan

identifikasi tingkat kepentingan dengan motoda IPE untuk setiap subelemen pada elemen Peran Pemerintah dan elemen Aktivitas Dunia Usaha dalam Sistem Pengembangan Agroindustri Makanan sebagaimana disajikan pada Tabel 7.21, Tabel 7.23, Tabel 7.25 dan Tabel 7.27, menunjukkan bahwa sublemen kunci dan subelemen yang memiliki driver power yang tinggi dan memiliki peringkat sangat penting dan penting pada elemen Peran Pemerintah dalam pencapaian elemen Tujuan dari Sistem Pengembangan Klaster Agroindustri Makanan adalah: Melakukan koordinasi antar instansi yang terkait dengan klaster; Membangun komunikasi dan kerjasama antar anggota klaster; Menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan; Menerbitkan peraturan yang mendukung terbentuknya

TUJUAN

1. Meningkatkan keterkaitan antar sektor 1) 2. Pemanfaatan sumber daya alam daerah 1) 3. Meningkatkan produktivitas 2) 4. Menurunkan biaya transaksi 2) 5. Meningkatkan kem ampuan inovasi 2)

KENDALA 1. Rendahnya tingkat pendidikan dan

keterampilan 1)

2. Perbedaan kepentingan antar perusahaan 1) 3. Kurang adanya dukungan peraturan

pemerintah 2)

4. Perbedaan budaya kerja antar perusahaan 2)

AKTIVITAS DUNIA USAHA 1. Mendirikan asosiasi khusus anggota klaster 1) 2. Mensponsori kegiatan penelitian dan

pengembangan 1)

3. Melakukan usaha pemasaran bersama 2) 4. Melakukan promosi dagang dan investasi

bersama pemerintah 2)

5. Melaksanakan kursus dan seminar unt uk meningkatkan pengetahuan 2)

PELAKU 1. Pemerintah daerah 1) 2. Lembaga keuangan 3)

3. Lembaga pendidikan dan pelatihan 3) 4. Lembaga penelitian dan pengembangan 3) 5. Lembaga pengujian, standardisasi, Setifikasi 3)

6. Asosiasi produsen 3)

PERANAN PEMERINTAH 1. Melakukan koordinasi antar instansi 1)

2. Membangun komunikasi dan kerjasama anggota klaster 1) 3. Menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan 2) 4. Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan pada

perguru an tinggi dan lembaga riset pemerintah 2) 5. Menerbitkan peraturan untuk persaingan yang sehat 3) 6. Menyediakan fasilitas umum dan sosial di daerah 3)

SISTEM PENGEMBANGAN

KLASTER AGROINDUSTRI

persaingan yang sehat; Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan pada perguruan tinggi dan lembaga riset pemerintah ; Menyediakan fasilitas umum dan sosial di daerah ; dan Melakukan upaya menarik investor ke dalam klaster. Sedangkan untuk elemen Aktivitas Dunia Usaha adalah : Mendirikan asosiasi khusus anggota klaster; Mensponsori kegiatan penelitian dan pengembangan sesuai kebutuhan spesifik klaster; Melakukan usaha pemasaran bersama anggota klaster; Melakukan promosi dagang dan investasi bersama pemerintah daerah; dan Melaksanakan kursus dan seminar untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anggota klaster.

Sintesis hasil pengolahan data pemikiran pakar pada proses strukturisasi dan klasifikasi subelemen untuk masing-masing elemen, pemeringkatan tingkat kepentingan Peran Pemerintah dan tingkat kepentingan Aktivitas Dunia Usaha untuk mencapai tujuan pengembangan klaster agroindustri di atas, dan kebijakan yang ditetapkan untuk mengembangkan agroindustri daerah menggunakan kompetensi inti membawa implikasi pada perlunya pengemb angan kelembagaan untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas agar menghasilkan aktivitas yang saling melengkapi dan saling menguatkan, pengembangan infrastruktur baik fisik maupun non fisik untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi perkembangan agroindustri, pengembangan sumber daya manusia agar lebih mampu berinovasi, pengembangan teknologi untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas dalam berproduksi dan pengembangan pasar untuk meningkatkan pangsa pasar yang lebih besar dan tersebar di berbagai negara.