• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ASPEK HUKUM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG

B. Akibat Perjanjian Pinjam Meminjam Uang

Menurut Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, akibat dari suatu perjanjian adalah:Perjanjian mengikat para pihak, Maksudnya, perjanjian yang dibuat secara sah oleh para pihak akan mengikat para pihak yang membuatnya dan berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya (Miru dan Pati, 2011:78). Perjanjian tidak dapat ditarik kembali secara sepihak karena merupakan kesepakatan di antara kedua belah pihak dan alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu (Pasal 1338 ayat 2 KUHPerdata), Maksudnya, perjanjian yang sudah dibuat, tidak bisa dibatalkan secara sepihak tanpa persetujuan dari pihak lain. Hal ini sangat wajar, agar kepentingan pihak lain terlindungi sebab perjanjian itu dibuat atas kesepakatan kedua belah pihak, maka pembatalannya pun harus atas kesepakatan kedua belah pihak. Selain itu, pembatalan secara sepihak hanya dimungkinkan jika ada alasan yang cukup oleh undang-undang.

Pada prinsipnya, semua bentuk perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.Menurut Pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata,perjanjian yang dilaksanakan dengn itikad baik, artinya perjanjian tidak boleh bertentangn dengan kepatutan dan keadilan. Kedua belah pihak yang melakukan perjanjian masing-masing mengkehendaki kedamaiam dan ketaatan terhadap isi yang diperjanjikan.

Menurut Subekti, itikad baik berarti kejujuran atau bersih Dengan kata lain, setiap perjanjian harus dilaksanakan dengan penuh kejujuran. Subekti juga menjelaskan bahwa dalam Pasal 1339 KUHPerdata dinyatakan,”Suatu perjnjian tidak saja mengikat pada apa yang dicamtumkan semata-mata dalam perjanjian, tetapi juga pada apa yang menurut sifatny perjnjian itu dikehendaki oleh keadilan, kebiasaan atu undang-undang.100

Pada umumnya, suatu perjanjian hanya berlaku diantara orang-orang yang membuatnya atau dapat diktakan dengan asas Kepribadian dalam perjanjian , asas ini diletakkan dalam pasal 1315 KUHPerdata yang menerangkan bahwa pada umumnya, seseorang tidak dapat menerima kewjiban-kewajibanatau memperjanjikan hak-hak atas namanya sendiri, kecuali hanya untuk dirinya sendiri. 101

Maksud mengikatkan diri di sini ditujukan untuk memikul kewajiban atau menyanggupiuntuk melakukan sesuatu. Adapun penetapan suatu janji ditujukan pada unsur memperoleh hak atas sesuatu atau dapat menuntut. Memang sudah

100Firman Floranta Adonara, Aspek-Aspek Hukum Perikatan, CV. Mandar Maju, Bandung, 2014, hal.53.

101I Ketut Oka Setiawan, Hukum Perikatan,Sinar Grafika, jakarta,2016,hal.70.

semestinya suatu perjanjian hanya mengikat orang-orang yang mengadakan perjanjian itu sendiri, bukan mengikat orang lain.102

C. Perjanjian Pinjam Meminjm Uang Dengan Jaminan Dalam KUHPerdata Ruang lingkup hukum jaminan di Indonesia berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yanng mengatur hal-hal yang berkaitan dengan penjaminn utang yang terdapat dalamhukum positif indonesia. Beberapa ketentuan yang terdapat dalam KUHPerdata dan KUH Dagang mengatur sepenuhnya atau berkitan dengan penjaminan utang. Disamping itu terdapat pula undang-undang tersendiri yaitu Undang-Undang No 4 Tahun 1996 dan Undang-Undang No 42 Tahun 1999 yang masing-masing khusus mengatur tentang lembaga jaminan dalam rangka penjaminan utang. 103

Dalam KUHPerata tercantum beberapa ketentuan yang dapat digolongkan sebagai hukum jaminan yang terdapat dalam Buku Kedua. Pasal 1131 KUHPerdata mengatur tentang kedudukan harta peminjam, yaitu bahwa harta pihak peminjam adalah sepenuhnya merupakan jaminan(tanggungan) atas utangnya.104

102Ibid, hal. 70

103Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit, PT RAJAGRAFIND PERSADA,Jakarta,2007 hal.8

104Ibid, hal.9

Dengan memerhatikan kedudukan ketentuan pasal 1131 KUHPerdata bila dikaitkan dengan suatu perjanjian pinjaman uang, akan lebih baik ketentuan tersebut dimasukkan sebagai klausul dalam perjanjian pinjaman uang, termasuk dalam perjanjian kredit. Kedudukan pihak pemebri pinjaman terhadap harta pihak memin jam dapat diperhatian dari ketentuan Pasal 1132 KUHPerdata.

Berdasarkan ketentuan Pasal 1132 KUHPerdata disimpulkan bahwa kedudukan pihak pemberi pinjaman dapat dibedan atas dua golongan, yaitu (1) yang

mempunyai kedudukan berimbang sesuai dengan piutang masing-masing, dan (2) yang mempunyai kedudukan didahulukan dari pihak pemberi pinjaman yang lainberdasarkan suatu peraturan perundang-undangan. Pasal 1132 KUHPerdata menetapkan bahwa harta pihak peminjam bersama bagi semua pihak pemberi pinjaman.105

Pendapat lain membagi benda bergerak menjadi Berwujud dan Tidak Berwujud.Berwujudartinya sifatnya sendiri menggolongkannya kedalam golongan itu yaitu segala barang yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, misalnya barang-barang inventaris kantor, kendaraan bermotor dan sebagainya. Sedangkan Tidak Berwujud adalah karena Undang-Undang menggolongkannya kedalam golongan itu, misalnya cek, wesel, saham, obligasi dan tagihan.Dalam Hukum mengenai pengikatan jaminan, penggolongan atas benda bergerak dan tidak bergerak mempunyai arti yang penting sekali. Adanya perbedaan penggolongan tersebut juga akan menentukan jenis lembaga jaminan/pengikatan jaminan mana yang dapat dibebankan atas benda jaminan

Pihak pemberi pinjaman dilarang memperjanjiakn akan memiliki objek jaminan utang bila pihak penjamin ingkr janji, ketentuan ini diatur dalam Pasal 1154 KUHPerdata tantang gadai.

Yang dimaksud dengan Jaminan dalam arti luas adalah jaminan yang bersifat materil maupun yang bersifat immateril. Jaminan yang bersifat materil misalnya bangunan, tanah, kendaraan, perhiasan, surat berharga. Sedangkan jaminan yang bersifat immateril misalnya jaminan perorangan (borgtocht).Dari sifat dan wujudnya benda menurut hukum dapat dibedakan atas benda bergerak (roerende goederen) dan benda tidak bergerak (onroerende goederen).

105Ibid, hal. 10

yang diberikan untuk menjamin pelunasan. Sifat perjanjian jaminan adalah accessoir, yaitu tergantung pada perjanjian pokoknya.

Pemberian jaminan dari Debitur kepada Kreditur menimbulkan 2 (dua) sifat hak jaminan yang dikenal secara umum, yaitu:

1. Hak jaminan yang bersifat umum, yaitu jaminan yang diberikan oleh Debitur kepada Kreditur, tanpa memberikan hak saling mendahului (konkuren) antara kreditur yang satu dengan kreditur lainnya.

2. Hak jaminan yang bersifat khusus, yaitu jaminan yang diberikan oleh Debitur kepada Kreditur, dengan memberikan hak mendahului dari kreditur lainnya, sehingga ia berkedudukan sebagai kreditur privillege (preferent).

Pemberian Jaminan oleh Debitur kepada Kreditur semata-mata hanya sebagai jaminan dalam pengembalian fasilitas kredit yang telah dinikmati oleh Debitur apabila Debitur wanprestasi. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengambil hasil dari penjualan barang jaminan tersebut.

BAB IV

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN JAMINAN BUKU PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR

( Studi: PT.Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah)

A. Perjanjian Antara Nasabah Dengan PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah Dalam Hal Pinjam Meminjam Uang Dalam Kaitannya Dengan KUHPerdata

Syarat yang harus dipenuhi dalam pengajuan pinjaman uang dengan jaminan berupa Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor antara lain106

1. Fotocopy KTP Suami dan Istri

:

2. fotocopy kartu keluarga 3. fotocopy BPKB dan STNK 4. rekening listrik 3 bulan terakhir

5. gesekan nomor rangka dan nomor mesin, 6. kwitansi jual beli kendaraan bermotor

7. sepeda motor minimal thn.2000, mobil minimal thn.1995.

Di PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah secara umum dalam pelaksanaan pengajuan pinjaman uang dengan jaminan berupa Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor dalam pengambilan prosedur perjanjian pinjaman uang adalah nasabah datang sendiri ke PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah dan nasabah harus menyetujui semua persyaratan-persyaratan yang telah diajukan oleh pihak PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance.

Salah satu persyaratan yang harus diajukan oleh calon nasabah adalah perjanjian Pinjam meminjam karena perjanjian ini merupakan perjanjian

106Wawancar dengan Pak Jhon Barus, Kepala Cabang PT. PRS Multi Finance Cab, Medan Petisah

pendahuluan daripada penyerahan uang dan merupakan persetujuan antara kreditur dan debitur (calon nasabah) mengenai hubungan antara keduannya.

Kemudian nasabah harus mengisi formuir permohonan pinjaman dan melengkapi persayaratan yang telah ditentukan pihak kreditur. Hal ini dilakukan pihak kreditur untuk mengetahui secara lengkap identitas calon nasabah serta mengetahui apakah debitur termasuk calon nasabah lama atau baru karena dengan mengetahui hal tersebut maka pihak kreditur akan mempertimbangkan pelayanannya kepada calon nasabah tersebut. Apabila nasabah lama pihak kreditur akan melihat angsuran kredit terdahulunya apakah lancar atau tidak dan apakah masih ada tunggakan yang belum lunas.

Jaminan yang diberikan oleh calon nasabah biasanya berupa jaminan kebendaan atau jaminan benda bergerak, hal ini sesuai dalam pasal 1131 KUHPerdata yang menyatakan bahwa : ”Segala kebendaan debitur baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan”.

Dalam hal ini perjanjian pemberian kredit dengan jaminan kepemilikan kendaraan bermotor tergolong dalam pemberian kredit konvensional, karena pemberian kredit konvensional tertuju pada nasabah yang ingin mengajukan permohon kredit dengan alasan untuk tambah modal usahanya agar perkembangan usahanya lebih baik lagi. Apabila syarat pengajuan permohonan kredit dengan jaminan berupa Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor dapat dipenuhi oleh calon nasabah untuk kemudian akan diproses oleh bagian administrasi. Setelah syarat pengajuan permohonan pinjaman dinyatakan diterima

atau disetujui oleh keputusan komite kredit, maka selanjutnya diadakan untuk pengikatan barang jaminan yang akan dijadikan jaminan dalam pemberian pinjaman tersebut107

Untuk menyakini keaslian bukti pemilikan barang jaminan untuk memproses permohonan pinjaman calon nasabah, terlebih dahulu Direktur PT.

Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance harus melakukan pengecekan keaslian barang jaminan bukti pemilikan yaitu, surat kendaraan bermotor atau kepemilikan Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor

.

108

Direktur PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah dalam pemberian kredit atau pinjaman tersebut agar aman harus dipastikan sumber pembayaran yang diperoleh dan laba usaha yang di bayarkan bukan dari sumber lain atau penghasilan dari usahanya tersebut. Setelah diketahui bahwa agunannya sah dan bersih, maka langkah selanjutnya sampai pada analisa pengolahan data yang didasarkan atas data-data yang dapat diperoleh langsung

.

Setelah berkas diterima kemudian dipelajari, apabila layak dilanjutkan proses kemudian dilaporkan kepada pimpinan untuk mendapatkan rekomendasi.

Apabila rekomendasi tidak diproses, maka berkas-berkas dikembalikan kepada calon nasabah, apabila bisa diproses langkah selanjutnya melakukan peninjauan ke lokasi rumah calon nasabah melihat barang jaminan yang akan dijaminkan.

Terlebih dahulu pihak kreditur mengecek fisik barang jaminan berupa Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor mengecek fisik, nomor mesin, dan nomor rangka Buku Pemilik Kerdaraan Bermotor tersebut.

107Ibid.

108Wawancara dengan Arius Sihotang, Karyawan PT. PRS Multi Finance Cab. Medan Petisah.

pada saat wawancara dengan calon nasabah maupun informasi lain yang bisa memberikan informasi.

Bentuk jaminan berupa Buku Pemilikan

PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah dalam pemberian kredit atau pinjaman untuk mencapai sasaran, maka Pimpinan atau Direktur PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah memposisikan diri sebagai konsultan keuangan bagi para nasabah yang dikelolanya, juga dapat memberikan alternatif-alternatif apabila berjalannya waktu nasabah dalam mengalami masalah terhadap pembayaran kredit.

Berdasarkan data yang telah dianalisa oleh analisa kredit, kemudian diserahkan kepada kepala bagian kredit untuk diperiksa ulang dan dilihat kembali, apakah analisanya sudah benar-benar sesuai dengan kondisi usaha, selanjutnya dibawa ke komite kredit dan pimpinan.

Sasaran pemberian kredit di PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah antara lain :

1. Menciptakan keuntungan dalam arti meningkatkan citra dan penghasilan nasabah, kreditur dan masyarakat pada umumnya.

2. Penggunaan kredit secara terarah, dalam arti kreditur menerima kembali nilai ekonomi kredit tersebut dengan wajar.

3. Terpeliharanya keamanan pinjaman, dalam arti kreditur menerima kembali nilai ekonomi kredit tersebut dengan wajar.

4. Menumbuhkan keyakinan, dalam arti masyarakat bertambah keyakinannya kepada PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah, bahwa uang yang dititipkan pada kreditur dapat kembali dengan baik.

Dengan demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh bagian kredit dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit yang diajukan, apakah layak untuk disetujui dalam arti permohonan kredit dapat dipenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan atau tidak layak disetujui yang telah ditentukan secara teknis oleh pihak kreditur.

PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah mensyaratkan agar jaminan yang diserahkan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan memenuhi aspek yuridis, sehingga bila di kemudian hari terjadi masalah maka pihak kreditur tidak dalam posisi yang lemah. Jaminan tersebut harus mempunyai nilai ekonomis bila telah memenuhi kriteria sebagai berikut109

109Ibid.

: 1. Tanggal keputusan kredit dan jumlah kredit yang disetujui;

2. Jenis kredit dan tujuan penggunaan;

3. Jangka waktu;

4. Agunan yang harus diserahkan;

5. Suku bunga kredit;

6. Provisi dan biaya administrasi kredit;

7. Ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya;

Bentuk perjanjian yang dibuat olehPT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah dalam salah satu pihak adalah berbentuk tertulis isinya telah ditentukan secara sepihak oleh pihak PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah. Perjanjian dibuat dalam bentuk perjanjian tertulis dibawah tangan yang ditandatangani oleh para pihak yang bersangkutan saja.

B. Hubungan Hukum Nasabah Dengan PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah

Hubungan hukum antara kreditur dan debitur adalah perjanjian, yang berarti para pihak dalam hal ini kreditur dan debitur mempunyai hak dan kewajiban. Setiap pinjaman yang telah disetujui dan disepakati antara kreditur dan debitur wajib dituangkan dalam bentuk perjanjian. Pasal 1313 Kitab UU Hukum Perdata (KUHPerdata) menyebutkan perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.Dari perjanjian tersebut timbul suatu hubungan hukum antara dua pihak pem-buatnya yang dinamakan perikatan. Hubungan hukum yaitu hubungan yang menimbulkan akibat hukum yang dijamin oleh hukum atau undang-undang.

Apabila salah satu pihak tidak memenuhi hak dan kewajiban secara sukarela maka salah satu pihak dapat menuntut melalui pengadilan.Sedangkan perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua orang atau dua pihak: pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu. Pihak yang menuntut sesuatu disebut kreditor sedangkan pihak yang berkewajiban memenuhi tuntutan disebut debitor.

Perjanjian pinjam meminjam yang telah ditandatangani oleh para pihak (kreditur dan debitur) akan menimbulkan konsekuensi adanya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak yaitu110

110Ibid.

1. Hak pemberi pinjaman:

a. Menerima uang kembali yang telah dipinjam setelah bats waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian;

b. Pemberi bunga atas pinjaman yang telah ditetapkan dalam perjanjian;

2. Hak penerima pinjaman

a. Menerima uang pinjaman yang telah diperjanjikan;

b. Dalam hal memenag membutuhkan berhak menerima bimbingan dan pengarahan dari kreditur sehubungan dengan usaha mendapatkan pembinaan yang optimal dari kreditur.

3. Kewaajiban orang yang meminjamkan

Orang yang meminjamkan tidak boleh meminta kembali apa yang telah dipinjamkannya, sebelum lewat waktu yang ditentukan dalam perjanjian (Pasal 1759 KUHPerdata). Jika tidak telah ditetapkan sesuatu waktu, Hakim berkuasa, apabila orang yang meminjamkan menuntut pengembalian pinjamannya, ,menurut keadaan, memberikn sekedar kelonggaran kepada si peminjam (Pasal 1760 KUHPerdata). Kelonggaran tersebut, apabila diberikan oleh Hakim, akan dicantumkan dalam putusan yang menghukum si peminjam untuk membayar pinjamannya, dengan menetapkan suatu tanggal dilakukannya pembayaran itu. Kalau orang yang meminjamkan, sebelum menggugat dimuka hakim, sudah memberikan waktu secukupnya kepada si peminjam, maka tidak pada tempatnya lagi kalau Hakim masih juga memberikan pengunduran. Jika perjanjian pinjam uang itu dibuat dengan akte otentik (notaris) maka, jika itu diminta oleh penggugat, Hakim harus menyatakan putusannya dapat dijalankan lebih dahulu meskipun ada

permohonan bandingatau kasasi.111Jika telah diadakan perjanjian, bahwa pihak yang telah meminjam sesuatu barang atau sejumlah uang, akan mengembalikannya bilaman ia mampu untuk itu, maka Hakim mengingat keadaan, akan menentukan waktunya pengembalian (Pasal 1761).112

4. Kewajiban-kewajiban Si Peminjam

Orang yang menerima pinjaman sesuatu diwajibkan mengembalikannya dalam jumlah dan keadaan yang sama, dan pada waktu yang ditentukan (Pasal 1763 KUHPerdata). Bila tidak telah ditetapkan sesuatu waktu, maka hakim berkuasa memberikan kelonggaran, menurut ketentuan Pasal 1760 KUHPerdata yang sudah kita bicarakan diatas sewaktu kita membahas kewajiban-kewajiban orang yang meminjamkan.

Jika sipeminjam tidak mampu mengembalikan barang yang dipinjamkannya dalam jumlah dan keadaan yang sama, maka ia diwajibkan membayar harganya, dalam hal mana harus diperhatikan waktu dan tempat dimana barangnya, menurut perjnjian, harus dikembalikan. Jika waktu dan tempat ini tidak ditetapakan, harus di ambil harga barang pada waktu dan tempat dimana pinjaman telah terjadi (Pasal 1764 KUHPerdata). yang biasa adalah bahwa brang pinjaman harus dikembalikan ditempat dimana telah terjadi dan juga dimana tempat barang itu telh diterima oleh si peminjam

Pasal 1754 KUHPer Perjanjian pinjam-meminjam ialah perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang

111Subekti,Aneka Perjanjian,PT. Citra Aditya Bakti: Tahun 1995,hal.127

112ibid

belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula.

C. Penyelesaian Sengketa Wanprestasi di PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah

Istilah ‘ wanprestasi” berasal dari bahasa Belanda, yang berarti “prestasi yang buruk”113 wanprestasi adalah suatu istilah yang menunjuk kepada ketiadalaksanakn prestasi oleh debitur atau dengan kata lain apabila si berhutang tidak memenuhi kewajibannya114

Wanprestasi (kelalaian) debitur ada 4 (empat) macam, yaitu :

. Wanprestasi yang dilakukan oleh debitur dapat terjadi baik karen kesengajaan debitur untuk tidak mau melaksanakannya atau karena kelalaian debitur untuk tidak mau membyarnya

115

1. Tidak melakukan apa yang diperjanjikan

2. Melaksanakan apa yang diperjanjikan, tetapi tidak sebagaimana yang diperjanjikan.

3. Melakukan apa yang diperjanjikan tetapi terlambat

4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.

Upaya yang dilakukan PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance dalam menangani nasabah atau debitur yang melakukan wanprestasi yaitu dengan penjadwalan kembali yaitu melakukan perubahan syarat-syarat yang menyangkut jadwal angsuran pembayaran serta jangka waktu kreditnya116

113Subekti, Hukum Perjanjian,pt. Citra aditya bakti, jakarta, Tahun1986, hal.50

114Kartini dan gunawan, perikatan pada umumnya, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, Tahun 2004, hal.69

115Subekti, Op. Cit.,hal.50

116Wawancara dengan Arius Sihotang, Karyawan PT. PRS Multi Finence Cab. Medan Petisah.

. Menurut Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, maka pihak yang ingkar janji atau

wanprestasi dapat dibebani untuk memenuhi perjanjian atau dibatalkannya perjanjian disertai dengan penggantian biaya, kerugian dan bunga. Ini juga dapat diartikan bahwa pihak yang ingkar janji dapat hanya dibebani dengan kewajiban ganti kerugian saja atau pemenuhan perjanjian dengan ganti rugi saja. Untuk menyelesaikan permasalahan perjanjian kredit dengan jaminan kepemilikan kendaraan bermotor yang nasabahnya wanprestasi atau cidera janji, maka langkah pertama yang harus ditempuh adalah melakukan pendekatan secara pribadi (personal approach).

Tujuan dari pendekatan pribadi ini adalah untuk mengetahui alasan atau penyebab sebenarnya yang menyebabkan nasabah mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya, apabila memungkinkan pihak PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisahakan memberi masukkan atau jalan keluar yang dirasa dapat membantu nasabah untuk keluar dari permasalahannya karena pihak PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisahdiharapkan dapat berperan sebagai penasehat keuangan bagi nasabahnya.

Wanprestasi atau cidera janji (lalai) mempunyai akibat-akibat yang sangat penting, maka harus ditetapkan terlebih dahulu apakah nasabah melakukan Wanprestasi atau cidera janji (lalai), dan kalau pernyataan nasabah tersebut disangkal atau tidak ditanggapi, dengan adanya cara memperingatkannya untuk nasabah yakni dengan teguran oleh pihakPT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah, maka termasuk dalam pasal 1238 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yakni “ Si berhutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri, ialah jika ini menetapkan, bahwa si berhutang harus

dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang telah ditentukan”. Seorang nasabah yang sudah diperingatkan dengan tegas dari pihak PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah untuk menagih janjinya, jika nasabah masih tetap tidak melakukan prestasinya atau tidak memenuhi janjinya, maka nasabah yang berada dalam keadaan cidera janji selanjutnya nasabah tersebut dapat dijatuhkan sanksi-sanksi sebagaimana yang telah ditetapkan oleh pihakPT.

Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah, yaitu ganti rugi pembatalan perjanjian dan peralihan resiko117

Apabila sampai terjadi wanprestasi atau ingkar janji maka pihak PT.

Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah mengeksekusi objek barang jaminan yang dijadikan jaminan yang ada ditangan nasabah, namun ada beberapa cara yang akan ditempuh untuk menyelesaikan sengketa apabila nasabah wanprestasi yaitu

.

118

117Wawancara dengan Jhon Barus, Kepala Cabang PT. PRS Multi Finence Cab. Medan Petisah.

118Ibid.

:

1.Surat teguran yang isinya menerangkan bahwa peminjam atau nasabah harus segera menyelesaikan kewajibannya membayar setorannya agar dilunasi atau tunggakan yang harus dilunasi.

2.Apabila surat teguran tersebut tidak diindahkan atau tidak ada tanggapan dari nasabah, maka pihak kreditur rakan melakukan tindakan pendekatan pribadi kepada nasabah dengan surat panggilan.

3.Apabila dengan surat panggilan tidak ada tanggapan juga dari nasabah, maka

3.Apabila dengan surat panggilan tidak ada tanggapan juga dari nasabah, maka