• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelesaian Sengketa Wanprestasi diPT. Prioritas Rakyat Sejahtera

BAB III ASPEK HUKUM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG

C. Penyelesaian Sengketa Wanprestasi diPT. Prioritas Rakyat Sejahtera

Istilah ‘ wanprestasi” berasal dari bahasa Belanda, yang berarti “prestasi yang buruk”113 wanprestasi adalah suatu istilah yang menunjuk kepada ketiadalaksanakn prestasi oleh debitur atau dengan kata lain apabila si berhutang tidak memenuhi kewajibannya114

Wanprestasi (kelalaian) debitur ada 4 (empat) macam, yaitu :

. Wanprestasi yang dilakukan oleh debitur dapat terjadi baik karen kesengajaan debitur untuk tidak mau melaksanakannya atau karena kelalaian debitur untuk tidak mau membyarnya

115

1. Tidak melakukan apa yang diperjanjikan

2. Melaksanakan apa yang diperjanjikan, tetapi tidak sebagaimana yang diperjanjikan.

3. Melakukan apa yang diperjanjikan tetapi terlambat

4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.

Upaya yang dilakukan PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance dalam menangani nasabah atau debitur yang melakukan wanprestasi yaitu dengan penjadwalan kembali yaitu melakukan perubahan syarat-syarat yang menyangkut jadwal angsuran pembayaran serta jangka waktu kreditnya116

113Subekti, Hukum Perjanjian,pt. Citra aditya bakti, jakarta, Tahun1986, hal.50

114Kartini dan gunawan, perikatan pada umumnya, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, Tahun 2004, hal.69

115Subekti, Op. Cit.,hal.50

116Wawancara dengan Arius Sihotang, Karyawan PT. PRS Multi Finence Cab. Medan Petisah.

. Menurut Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, maka pihak yang ingkar janji atau

wanprestasi dapat dibebani untuk memenuhi perjanjian atau dibatalkannya perjanjian disertai dengan penggantian biaya, kerugian dan bunga. Ini juga dapat diartikan bahwa pihak yang ingkar janji dapat hanya dibebani dengan kewajiban ganti kerugian saja atau pemenuhan perjanjian dengan ganti rugi saja. Untuk menyelesaikan permasalahan perjanjian kredit dengan jaminan kepemilikan kendaraan bermotor yang nasabahnya wanprestasi atau cidera janji, maka langkah pertama yang harus ditempuh adalah melakukan pendekatan secara pribadi (personal approach).

Tujuan dari pendekatan pribadi ini adalah untuk mengetahui alasan atau penyebab sebenarnya yang menyebabkan nasabah mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya, apabila memungkinkan pihak PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisahakan memberi masukkan atau jalan keluar yang dirasa dapat membantu nasabah untuk keluar dari permasalahannya karena pihak PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisahdiharapkan dapat berperan sebagai penasehat keuangan bagi nasabahnya.

Wanprestasi atau cidera janji (lalai) mempunyai akibat-akibat yang sangat penting, maka harus ditetapkan terlebih dahulu apakah nasabah melakukan Wanprestasi atau cidera janji (lalai), dan kalau pernyataan nasabah tersebut disangkal atau tidak ditanggapi, dengan adanya cara memperingatkannya untuk nasabah yakni dengan teguran oleh pihakPT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah, maka termasuk dalam pasal 1238 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yakni “ Si berhutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri, ialah jika ini menetapkan, bahwa si berhutang harus

dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang telah ditentukan”. Seorang nasabah yang sudah diperingatkan dengan tegas dari pihak PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah untuk menagih janjinya, jika nasabah masih tetap tidak melakukan prestasinya atau tidak memenuhi janjinya, maka nasabah yang berada dalam keadaan cidera janji selanjutnya nasabah tersebut dapat dijatuhkan sanksi-sanksi sebagaimana yang telah ditetapkan oleh pihakPT.

Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah, yaitu ganti rugi pembatalan perjanjian dan peralihan resiko117

Apabila sampai terjadi wanprestasi atau ingkar janji maka pihak PT.

Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah mengeksekusi objek barang jaminan yang dijadikan jaminan yang ada ditangan nasabah, namun ada beberapa cara yang akan ditempuh untuk menyelesaikan sengketa apabila nasabah wanprestasi yaitu

.

118

117Wawancara dengan Jhon Barus, Kepala Cabang PT. PRS Multi Finence Cab. Medan Petisah.

118Ibid.

:

1.Surat teguran yang isinya menerangkan bahwa peminjam atau nasabah harus segera menyelesaikan kewajibannya membayar setorannya agar dilunasi atau tunggakan yang harus dilunasi.

2.Apabila surat teguran tersebut tidak diindahkan atau tidak ada tanggapan dari nasabah, maka pihak kreditur rakan melakukan tindakan pendekatan pribadi kepada nasabah dengan surat panggilan.

3.Apabila dengan surat panggilan tidak ada tanggapan juga dari nasabah, maka pihak kreditur bekerjasama dengan pihak kepolisian dengan membawa surat penarikan jaminan.

Dalam preaktek perjanjian kredit dengan jaminan kepemilikan kendaraan bermotor pada PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah ini terdapat dua macam keadaan yang menimbulkan wanprestasi pada nasabah.

Kedua macam sebab nasabah melakukan wanprestasi atau cidera janji terhadap perjanjian kredit di PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah dapat diuraikan sebagai berikut119

2.Nasabah memenuhi prestasi tetapi tidak baik atau keliru Sebenarnya peminjam atau nasabah dalam meminjam uang di PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah itu dibayar tepat pada waktunya karena pembayaran angsuran itu dapat dibayarkan setelah kredit dapat dicairkan.

Tetapi ada kalanya pihak nasabah dalam pelunasan itu tidak dapat memenuhi :

1.Nasabah sama sekali tidak memenuhi prestasi Disini jelas sekali bahwa pihak nasabah balum melakukan prestasi sama sekali karena suatu keadaan tertentu karena adanya unsur diluar kemampuanPT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan PetisahKeadaan-keadaan itu terdapat berbagai macam diantaranya :

a)Peminjam atau nasabah meninggal dunia sedangkan keluarga atau ahli warisnya oleh tim peneliti PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah dinyatakan tidak mampu melunasi sisa pinjaman almarhum atau almarhumah.

b) Peminjam atau nasabah melakukan transmigrasi dan meninggalkan desanya tanpa izin dari pihak PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab.

Medan Petisah.

119Ibid.

prestasinya dengan baik dikarenakan adanya kredit tambahan. Hal ini dapat terjadi diantaranya karena adanya kebutuhan yang sangat mendesak, misalnya ada sedikit musibah dalam rumah tangga pasti kebutuhan bertambah sedangkan penghasilan masih tetap, akhirnya dalam pembayaran kredit terpaksa menunggak atau mundur pada waktunya.

Apabila dibarengi dengan usaha yang kurang baik, karena mau tidak mau dalam perdagangan akan terjadi pasang surutnya, sedangkan usaha atau perdagangan yang mereka kerjakan adalah kecil-kecilan, sehingga kurang stabil atau rawan. Terhadap hal-hal atau keadaan-keadaan yang seperti ini, maka PT.

Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah memberikan kelonggaran yaitu dengan pengunduran batas waktu yang telah ditentukan. Atau dengan kata lain dapatlah disebutkan bahwa peminjam atau nasabah diberikan waktu tambahan dari batas waktu semula untuk melunasi kreditnya. Dengan adanya keadaan tersebut diatas maka akan timbul masalah diantaranya120

1.Pihak PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah mendatangi rumah nasabah, dengan mendatangi rumah nasabah secara berkala atau rutin, dalam hal ini pihak bank akan memberikan penilaian tertentu kepada

: a)Akan terjadi kemacetan kredit, karena adanya wanprestasi.

b)Akan sedikit mengganggu jalannya perputaran uang karena adanya sebagian kredit yang macet. Cara menanggulangi hambatan-hambatan yang terjadi di PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah yakni nasabah yang terlambat atau lalai dalam pembayaran kredit adalah sebagai berikut :

120Ibid.

nasabah yang bersangkutan agar menyelesaikan kewajiban atau tunggakannya tepat waktu.

2.Memberikan surat peringatan (per surat), yang berisi teguran dan peringatan atas kelalaian nasabah sehingga terjadi tunggakan dan meminta untuk segera menyelesaikan kewajibannya yakni membayar angsuran kredit. Apabila surat peringatan ini sudah sampai tiga kali dan belum dapat menyelesaikan kewajibannya, maka pihak bank atau kreditur menyarankan kepada debitur atau nasabah untuk menjual harta miliknya atau jaminan kredit tersebut yang dijadikan jaminan sebagai pelunasan kredit.

Langkah-langkah yang diambil dalam penyelesaian perjanjian kredit dengan cara Langkah pengamanan secara revrensif dilakukan oleh pihak PT.

Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah untuk menyelesaikan kredit-kredit yang mengalami ketidak lancaran karena nasabah wanprestasi atau lalai, untuk menanggulangi hal-hal tersebut dilakukan teguran-teguran untuk menagih tunggakan pembayaran yaitu dengan tindakan-tindakan meliputi121

121Ibid.

:

1.Dengan jalan perdamaian ataupun pendekatan terhadap debitur.

Penyelesaian dengan jalan perdamaian ini dilakukan dengan musyawarah untuk mufakat yaitu dengan cara mendatangi rumah debitur dan membicarakan pokok-pokok permasalahan ataupun menanyakan mengapa debitur wanprestasi serta kesanggupan pihak debitur untuk melunasi hutangnya. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali.

2.Surat Peringatan

Ini diberikan kepada nasabah ataupun surat peringatan dikarenakan pihak debitur dengan jalan musyawarah tidak menemukan titik temu. Dalam pemberian surat teguran ataupun surat peringatan ini, bahwa jangka waktu pengembalian kredit sudah lewat dan nasabah masih mempunyai tunggakan pinjaman selama tiga (3) bulan berturut-turut. Di dalam surat peringatan ini terdapat dua kali surat peringatan, yaitu surat peringatan I, surat peringatan II, yang masing-masing memiliki jangka waktu yaitu 30 hari dan jarak antara surat peringatan I ke surat peringatan II selama 20 hari.

3.Penyitaan

Jika setelah diberikannya surat somasi kepada nasabah tetapi nasabah belum juga melakukan prestasinya, maka kredit dinyatakan macet dan nasabah dinyatakan wanprestasi. Dan setelah usaha-usaha yang dilakukan oleh kreditur mengalami kegagalan maka kreditur akan melaksanakan haknya dengan cara menyita barang jaminan yaitu dengan cara ‘Hapus Buku’. Yang dimaksud dengan Hapus Buku ialah, obyek yang dijaminkan secara langsung akan menjadi milik kreditur tanpa adanya lelang melalui Pengadilan maupun Kantor Lelang

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari uraian pembahasan diatas adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan perjanjian pinjam meminjam uang pada PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah dengan jaminan berupa Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor dalam pengambilan prosedur perjanjian pinjaman uang sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini terlihat dari Pasal 1313 KUHPerdata menyebutkan perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih, juga dengan ketentuan jaminan, syarat-syarat sah perjanjian dan juga ketentuan lainnya.

Terlihat dari tahap-tahapnya diantaranya nasabah datang sendiri ke perusahaan dan peminjam/nasabah harus menyetujui semua persyaratan-persyaratan yang telah diajukan oleh pihakPT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah, pelaksanaan pembayaran bahkan verifikasi barang jaminan. Untuk menyakini keaslian bukti pemilikan barang jaminan untuk memproses permohonan pinjaman calon nasabah, terlebih dahulu Direktur PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab.

Medan Petisah harus melakukan pengecekan keaslian barang jaminan bukti pemilikan yaitu, surat kendaraan bermotor atau kepemilikan Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor.

2. Hubungan hukum yang terjadi antaraPT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisah dan peminjam uang terlihat dengan adanya

hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban para pihak tersebut dimiliki setelah menandatangani perjanjian yang telah disepakati. Setiap pinjaman yang telah disetujui dan disepakati antara kreditur dan debitur wajib dituangkan dalam bentuk perjanjian. Pasal 1313 Kitab UU Hukum Perdata (KUHPerdata) menyebutkan perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.Dari perjanjian tersebut timbul suatu hubungan hukum antara dua pihak pem-buatnya yang dinamakan perikatan

3. Penyelesaian sengketa apabila sampai terjadi wanprestasi atau ingkar janji maka pihak PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance Cab. Medan Petisahdan nasabah akan melakiukan secara musyawarah, namun jika tidak tercapai hasil yang diinginkan maka akan dilakukan dengan menempuh jalur hukum. Upaya-upaya penyelesaian sengketa yang dilakukan berupa eksekusi objek barang jaminan yang dijadikan jaminan yang ada ditangan nasabah, namun ada beberapa cara yang akan ditempuh untuk menyelesaikan sengketa apabila nasabah wanprestasi yaitu :

a. Surat teguran yang isinya menerangkan bahwa peminjam atau nasabah harus segera menyelesaikan kewajibannya membayar setorannya agar dilunasi atau tunggakan yang harus dilunasi.

b. Apabila surat teguran tersebut tidak diindahkan atau tidak ada tanggapan dari nasabah, maka pihak kreditu rakan melakukan tindakan pendekatan pribadi kepada nasabah dengan surat panggilan.

c. Apabila dengan surat panggilan tidak ada tanggapan juga dari nasabah, maka pihak kreditur bekerjasama dengan pihak tertentu dengan membawa surat penarikan jaminan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Dalam pelaksannaan perjanjian, segala sesuatu yang menjadi hak dan kewajiban ada dalam perjanjian. Maka dari itu sebuah pejanjian diharapkan merumuskan setiap norma perjanjian dengan bahasa yang mudah dimengerti, memiliki arti yang rinci dan jelas supaya tidak menimbulkan multi tafsir yang memungkinkan pihak-pihak tertentu untuk mengambil keuntungan dari perumusan norma tersebut.

2. Hubungan hukum yang baik terlihat jelas apabila melaksanakan hak dan kewajibannya dengan baik. Saya menyarankan untuk melaksanakan hak dan kewajiban para pihak dengan baik dan dengan itikat yang baik sesuai dengan asas-asas dan norma yang berlaku.

3. Sengketa datang dari wanprestasi, jadi supaya tidak terjadi sengketa maka saran saya hindarilah wanprestasi. Apabila memang sudah terlanjur terjadi wanprestasi usahakan dalam perjanjian ditentukan bagaimana langkah untuk menyelesaikan wanprestasi supaya sengketa selesai dengan aman dan damai.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Adonara, Firman Floranta. 2014. Aspek-Aspek Hukum Perikatan.

Bandung : CV. Mandar Maju.

AZ, Lukman Santoso. 2012. Hukum Perjanjian Kontrak. Yogyakarta:

Cakrawala.

Bahsan. 2007. Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada.

Badrulzaman, Mariam Darus. 2015. Hukum Perikatan dalam KUHPerdata Buku Ketiga Yurisprudensi, Doktrin serta Penjelasan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

. 2016. Kompilasi Hukum Perikatan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Badrulzaman, Mariam Darus dkk. 2016. Kompilasi Hukum Perikatan.

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

. 2001. Komplikasi Hukum Perikatan Dalam Rangka Memperingati Memasuki Masa Purna Bakti Usia 70 Tahun. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.

Budiono, Herlien. 2011. Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapannya di Bidang Kenotariatan Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Fuadi, Munir.2005. Filsafat dan Teori Hukum Post Modern. Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti.

HS, H. Salim. 2004. Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia.

Jakarta: Rajawali Pers.

Hemoko, Agus Yudha. 2013. Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial. Jakarta: Kencana.

Kartini dan gunawan. 2004. Perikatan pada Umumnya. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada.

Marzuki, Peter Mahmud. 2005. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana.

Marbun, BN. 2009. Membuat Perjanjian Yang Aman dan Sesuai Hukum.

Jakarta: Puspa Swara.

Milala, A.Qirom Syamsudin. 1985. Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya. Yogyakarta: Liberty.

Prodjodikoro, Wirjono. 2011. Azas-Azas Hukum Perjanjian. Bandung : CV. Mandar Maju.

Santoso, Lukman. 2016. Hukum Perikatan. Malang: Setra Pres.

Setiawan, I Ketut Oka. 2016. Hukum Perikatan. Jakarta Timur: Sinar Grafika.

Sudarsono. 2007. Kamus Hukum.Jakarta: Rineka Cipta.

Subekti, R. 1995. Aneka Perjanjian Cetakan Kesepuluh. Bandung: PT.

Cipta Aditya Bakti.

Subekti. 1996. Hukum Perjanjian, Cet.XVI. Jakarta:Intermasa.

Subekti. 1995. Aneka Perjanjian. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Sunggono, Bambang. 1996. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soeroso, R. 2002. Perjanjian Di Bawah Tangan Pedoman Praktis Pembuatan dan Aplikasi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Supramono, Gatot. 2009. Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan di Bidang Yuridis. Jakarta: Rineka Cipta.

Syamsuddin, Moh.Syaufii. 2005. Perjanjian-Perjanjian dalam Hubungan Industrial. Jakarta: Sarana Bakti Persada.

Sudarsono, Kamus Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, Tahun 2007, hal. 69.

Widjaya, I. G. Rai. 2008. Merancang Suatu Kontrak. Jakarta: Kesaint Blanc.

Internet :

https://www.notarisdanppat.com/hukum-perjanjian-dan-asas-perjanjian-pinjam-meminjam/ diakses tanggal 9 Agustus 2018, Pukul 17:17 WIB.

https://manusiapinggiran.blogspot.com/2014/04/subjek-objek-hukum-perdata.html diakses tanggal 9 Agustus 2018, Pukul 17:57 WIB.

DAFTAR HASIL WAWANCARA

(Bersama Bapak JOHN BARUS, Kepala Cabang PT. PRS MULTI FINANCE, Medan Petisah sebagai Narasumber)

Pewawancara : bagaimana pelaksanaan perjanjian pinjam meminjam uang di PT. PRS MULTI FINANCE, Cabang Medan Petisah ?

Narasumber : Syarat yang harus dipenuhi dalam pengajuan pinjaman uang dengan jaminan berupa Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) antara lain :

8. Fotocopy KTP Suami dan Istri 9. fotocopy kartu keluarga 10. fotocopy BPKB dan STNK 11. rekening listrik 3 bulan terakhir

12. gesekan nomor rangka dan nomor mesin, 13. kwitansi jual beli kendaraan bermotor

14. sepeda motor minimal thn.2000, mobil minimal thn.1995.

Di PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance secara umum dalam pelaksanaan pengajuan pinjaman uang dengan jaminan berupa Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dalam pengambilan prosedur perjanjian pinjaman uang adalah nasabah datang sendiri ke bank dan nasabah harus menyetujui semua persyaratan-persyaratan yang telah diajukan oleh pihak PT.

Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance.

Salah satu persyaratan yang harus diajukan oleh calon nasabah adalah perjanjian Pinjam meminjam karena perjanjian ini merupakan perjanjian pendahuluan daripada penyerahan uang dan merupakan persetujuan antara kreditur dan debitur (calon nasabah)

mengenai hubungan antara keduannya. Kemudian nasabah harus mengisi formuir permohonan pinjaman dan melengkapi persayaratan yang telah ditentukan pihak kreditur. Hal ini dilakukan pihak kreditur untuk mengetahui secara lengkap identitas calon nasabah serta mengetahui apakah debitur termasuk calon nasabah lama atau baru karena dengan mengetahui hal tersebut maka pihak kreditur akan mempertimbangkan pelayanannya kepada calon nasabah tersebut. Apabila nasabah lama pihak kreditur akan melihat angsuran kredit terdahulunya apakah lancar atau tidak dan apakah masih ada tunggakan yang belum lunas.

Pewawancara : bagaimana hubungan hukum antara nasabah dengan PT. PRS MULTI FINNCE,Cabang Medan Petisah?

Narasumber : Hubungan hukum yang terjadi antara PT.PRIORITAS RAKYAT SEJAHTERA (PRS) MULTI FINANCE dan peminjam uang terlihat dengan adanya hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban para pihak tersebut dimiliki setelah menandatangani perjanjian yang telah disepakati. Setiap pinjaman yang telah disetujui dan disepakati antara kreditur dan debitur wajib dituangkan dalam bentuk perjanjian. Pasal 1313 Kitab UU Hukum Perdata (KUHPerdata) menyebutkan perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.Dari perjanjian tersebut timbul suatu

hubungan hukum antara dua pihak pem-buatnya yang dinamakan perikatan.

Pewawancara : Bagimana cara mengatasi jika salah satu pihak melakukan wanprestasi ?

Narasumber : Penyelesaian sengketa apabila sampai terjadi wanprestasi atau ingkar janji maka pihak PT. Prioritas Rakyat Sejahtera Multi Finance mengeksekusi objek barang jaminan yang dijadikan jaminan yang ada ditangan nasabah, namun ada beberapa cara yang akan ditempuh untuk menyelesaikan sengketa apabila nasabah wanprestasi yaitu :

d. Surat teguran yang isinya menerangkan bahwa peminjam atau nasabah harus segera menyelesaikan kewajibannya membayar setorannya agar dilunasi atau tunggakan yang harus dilunasi.

e. Apabila surat teguran tersebut tidak diindahkan atau tidak ada tanggapan dari nasabah, maka pihak kreditu rakan melakukan tindakan pendekatan pribadi kepada nasabah dengan surat panggilan.

f. Apabila dengan surat panggilan tidak ada tanggapan juga dari nasabah, maka pihak kreditur bekerjasama dengan pihak kepolisian dengan membawa surat penarikan jaminan.

Narasumber Pewawancara

JHON BARUS SIMSON R. SILALAHI