• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KEWAJIBAN PEMBACAAN AKTA AUTENTIK OLEH

B. Akta Autentik Yang Dibuat Di Hadapan Notaris

Notaris adalah pejabat umum yang satu-satunya berwenang untuk membuat akta autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan penetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau oleh yang berkepentingan dikehendaki untuk dinyatakan dalam suatu akta autentik, menjamin kepastian tanggalnya, menyimpan aktanya dan memberikan grosse, salinan dan kutipannya, semuanya sepanjang pembuatan akta itu oleh suatu peraturan umum tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang lain.88

Notaris sebagai pejabat umum merupakan suatu jabatan yang menjalankan sebagian tugas negara dalam bidang hukum keperdataan dengan kewenangan guna membuat alat bukti berupa akta autentik atas permintaan para pihak yang datang menghadap notaris. Sehingga harus dipahami dan dimengerti, notaris dalam menjalankan jabatannya merupakan sebagian tugas negara yang mempunyai kewenangan utama untuk guna akta autentik atas permintaan para pihak digunakan sebagai alat bukti yang sempurna, dalam hal ini notaris diperkenankan guna memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan

87 Andi Suci Wahyuni, Urgensi Kebutuhan Aktaautentik Di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Hukum dan Dinamika Masyarakat Volume 18, No. 1, Oktober 2020, hal 2.

88 Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia, Op.Cit, hal. 13

pembuatan akta autentik demi tercapainya kepastian hukum agar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.89

Jabatan notaris merupakan jabatan yang keberadaannya dikehendaki guna mewujudkan hubungan hukum diantara subjek-subjek hukum yang bersifat perdata. Notaris sebagai salah satu pejabat umum mempunyai peranan penting yang dipercaya oleh pemerintah dan masyarakat untuk membantu pemerintah dalam melayani masyarakat dalam menjamin kepastian, ketertiban, ketertiban dan perlindungan hukum melalui akta autentik yang dibuat oleh atau dihadapannya, mengingat akta autentik sebagai alat bukti terkuat dan memiliki nilai yuridis yang esensial dalam setiap hubungan hukum jika terjadi sengketa dalam kehidupan masyarakat. Notaris sebagai salah satu penegak hukum karena notaris membuat alat bukti tertulis yang mempunyai kekuatan pembuktian. Para ahli hukum berpendapat bahwa akta notaris dapat diterima dalam pengadilan sebagai bukti yang mutlak mengenai isinya, tetapi meskipun demikian dapat diadakan penyangkalan dengan bukti sebaliknya oleh saksi-saksi, yang dapat membuktikan bahwa apa yang diterangkan oleh notaris dalam aktanya adalah benar.90

Akta yang dibuat oleh notaris dapat merupakan suatu akta yang menguraikan secara autentik suatu tindakan yang dilakukan atau suatu keadaan yang dilihat/disaksikan oleh notaris sendiri, didalam menjalankan jabatannya, akta yang dibuat demikian itu disebut akta yang dibuat oleh notaris. Notaris membuat akta autentik merupakan alat pembuktian terkuat dan terpenuh yang mempunyai

89 Ferdiansyah Putra dan Ghansham Anand, Perlindungan Hukum Terhadap Para Pihak Yang Dirugikan Atas Penyuluhan Hukum Oleh Notaris, Humani Volume 8 No. 2 November 2018, hal 110

90 Liliana Tedjosaputro, Malpraktek Notaris dan Hukum Pidana, Agung, Semarang, 1991, hal. 4

peranan penting dalam setiap hubungan hukum dalam setiap kehidupan masyarakat. Dalam berbagai hubungan bisnis, perbankan, kegiatan sosial, dan lain-lain, kebutuhan akan pembuktian tertulis berupa akta autentik makin meningkat sejalan dengan berkembangnya tuntutan akan kepastian hukum dalam berbagai kegiatan ekonomi dan sosial, baik pada tingkat nasional maupun internasional. Dengan demikian tugas seorang notaris adalah mengkonstantir hubungan hukum antara para pihak dalam bentuk tertulis dan format tertentu, sehingga merupakan suatu akta autentik.91

Akta yang dibuat di hadapan notaris dalam praktiknya disebut partij akten (akta pihak), yang berisi uraian atau keterangan serta pernyataan para pihak yang diberikan atau diceritakan di hadapan notaris. Para pihak berkeinginan agar uraian atau keterangannya dituangkan ke dalam bentuk akta notaris.92

Mengingat akan pentingnya akta autentik ini, seorang notaris hendaknya harus dapat memenuhi maksud dan kehendak masyarakat serta negara yang dibebankan kepadanya untuk dapat memberikan kepastian dan perlindungan hukum terhadap perbuatan-perbuatan hukum yang dilakukan. Dengan cara membuat akta autentik untuk menjamin kepastian peristiwa atau perbuatan hukum yang dilakukan. Untuk itu seorang notaris harus memperhatikan hal-hal penting yang mutlak harus terpenuhi dalam pembuatan sebuah akta autentik untuk dapat memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna. Unsur verlidjen suatu akta

91 Ibid.

92 Daeng Naja, Teknik Pembuatan Akta, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2012, hal. 72

menjadi satu hal penting yang harus dipenuhi terlebih dahulu oleh seorang notaris dalam pembuatan sebuah akta.93

Notaris sebagai pejabat umum berwenang antuk membuat akta autentik sejauh pembuatan akta autentik tertentu tidak dikhususkan bagi pejabat umum lainnya dan Setiap wewenang ada batasannya.94 Akta notaris yang dibuat di hadapan notaris merupakan suatu perjanjian bagi kedua belah pihak yang menyangkut hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuatnya, sehingga diperlukan syarat-syarat sahnya perjanjian. Akta notaris merupakan alat bukti yang sempurna yang berarti kebenarannya dari hal-hal yang tertulis dalam akta tersebut harus diakui oleh para pihak, yaitu akta notaris tersebut haruslah dianggap benar, selama kebenarannya itu tidak dapat membuktikan sebaliknya.95

Kewenangan notaris dicantumkan dalam Pasal 15 ayat (1), (2), dan (3) UUJN menentukan wewenang utama notaris adalah membuat akta autentik dan wewenang lainnya. Pasal 15 UUJN, ditentukan:

1. Notaris berwenang membuat akta autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu

93Rita Alfiana, Ambiguitas Bentuk Akta Notaris (Analisis Undang-Undang Tentang Jabatan Notaris Dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata), Lex Jurnalica Volume 15 Nomor 3, Desember 2018, hal 300

94 Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia, Op.Cit, hal. 77-78

95 Z. Ehwan, Otentisitas Akta Notaris Sebagai Alat Bukti Yang Sempurna Terhadap Degradasi Kekuatan Pembuktian Dan Kebatalan Akta Otentik (Analisis Terhadap Putusan Ma Ri No. 3148 K/Pdt/1988) (Doctoral Dissertation, Diponegoro University), 2011.

sepanjang pembuatan akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.

2. Notaris berwenang pula:

a. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus.

b. Membukukan surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus.

c. Membuat kopi dari asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan.

d. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya.

e. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta.

f. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan.

g. Membuat akta risalah lelang.

3. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), notaris mempunyai kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.96

Akta autentik yang dibuat oleh notaris pada hakekatnya sesuai dengan apa yang diberitahukan para pihak kepada notaris. Notaris berkewajiban untuk memasukkan ke dalam akta mengenai apa saja yang dikehendaki para pihak dan selanjutnya menuangkan pernyataan atau keterangan para pihak tersebut ke dalam akta notaris. Tulisan di bawah tangan atau biasa disebut dengan akta di bawah

96 Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia, Op.Cit, hal. 77-78

tangan dibuat tidak dibuat dihadapan notaris dan dalam bentuk yang tidak ditentukan oleh undang-undang serta tanpa adanya perantara berdasarkan ketentuan Pasal 1874 KUHPerdata.97

Akta yang dibuat di hadapan notaris bentuknya sudah ditentukan dalam Pasal 38 UUJN. Sebagai bahan perbandingan kerangka atau susunan akta yang tersebut dalam Pasal 38 UUJN berbeda dengan yang dipakai dalam Peraturan Jabatan Notaris (PJN). Di dalam PJN kerangka akta atau anatomi akta, yaitu

1. Kepala (hoofd) akta, yaitu memuat keterangan-keterangan dari Notaris mengenai dirinya dan orang-orang yang datang menghadap kepadanya atau atas permintaan siapa dibuat berita acara.

2. Badan akta yaitu memuat keterangan-keterangan yang diberikan oleh pihak-pihak dalam akta atau keterangan-keterangan dari notaris mengenai hal-hal yang disaksikannya atas permintaan yang bersangkutan.

3. Penutup akta yaitu memuat keterangan dari notaris mengenai waktu dan tempat akta dibuat, selanjutnya keterangan mengenai saksi-saksi, di hadapan siapa akta dibuat dan akhirnya tentang pembacaan dan penandatanganan dari akta itu.98

C. Kewajiban Pembacaan Akta Autentik Oleh Notaris Di Hadapan