• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPENING TASE: EXT. AMPERA

3.5 Akting Pemain

Gambar 55 dan 56. Gambar petugas clapper sekaligus pencatat adegan saat melakukan tugasnya.

3.5 Akting Pemain

Para pemain pada film pendek “Lampu-Lampu Ampera” dipilih oleh sutradara dengan melihat kemiripan tipologi tokoh dalam film pendek ini. Jumlah pemain film “Lampu-Lampu Ampera” adalah 9 orang. Satu orang peran pertama, dua orang peran pembantu pria, tiga orang peran pembantu wanita, dan dua orang figuran pria. Para pemain yang diberikan pengarahan oleh sutradara pada saat latihan/ pra produksi hanya peran utama dan peran pembantu. Sedangkan peran figuran hanya diberi pengarahan sebelum melakukan pengambilan gambar. Pengarahan dan latihan kepada peran utama dan peran pembantu bertujuan agar pemain dapat lebih mendalami karakter tokoh dalam skenario.

130 3.5.1 Tokoh Utama “Ilham”

Tokoh Ilham diperankan oleh Andika Kartika. Andika dituntut untuk mampu menampilkan karakter Ilham yang pemikir namun lugu dan polos. Mau berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu. Ilham berusaha mencarikan penerangan listrik salah satu tujuannya adalah agar ibunya dapat menikmati terangnya lampu listrik seperti orang lain. Namun, Ilham adalah remaja yang kritis. Dalam menghadapi suatu permasalahan, Ilham tidak tinggal diam melainkan berusaha mencari jawaban dan penyelesaiannya. Ilham penyabar dan tidak tempramental. Jika mengalami masalah, Ilham lebih suka menyendiri dan mencari tempat sepi untuk berdialog dengan dirinya sendiri. Pada adegan penutup, Ilham memilih duduk di tepi sungai musi untuk melampiaskan rasa marah, jengkel dan kecewanya karena tidak mendapatkan listrik. Namun jika kemarahannya tidak terbendung, Ilham akan melakukan hal-hal spontan, seperti pada adegan memotong rambut. Ilham melakukannya sebagai perlarian terhadap ketidakpuasannya terhadap jawaban yang diberikan ibunya. Contoh lain adalah ketika ia tahu biaya pemasangan listrik malah, ia malah mengajak Pak Santo untuk memindahkan beberapa lampu Ampera ke rumahnya.

Dalam berakting sebagai sahabat Agus. Ilham pun harus mampu menampilkan sifat seorang pemimpin yang pandai meyakinkan teman-temannya untuk melakukan sesuatu, dan mendominasi. Untuk menampilkan sifat-sifat tersebut, Andika dapat melakukannya dengan sangat baik. Hal ini dikarenakan usia Andika Kartika yang lebih dewasa dari Felix Tri Artanto, sehingga Andika dapat dengan mudah menjadi sosok yang mendominasi. Tokoh Ilham hadir dihampir semua scene.

131

Oleh karena itu Andika Kartika Putra harus dapat menampilkan karakter Ilham tersebut dalam tiap pengambilan gambar. Dalam hal ini, Andika Kartika Putra sudah memerankan peran Ilham dengan sangat natural. Kesulitan yang dialami adalah penggunakan logat jawa namun memakai bahasa Palembang yang menjadi ciri khas Ilham, dikarenakan keterbatasan perbendaharaan kata dari daerah Palembang. Namun pengalaman Andika Kartika Putra dalam berakting, cukup memudahkan sutradara dalam memberi pengarahan.

Gambar 57 dan 58. Andika Kartika Putra memerankan tokoh Ilham dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.

3.5.2 Tokoh Pembantu “Agus”

Tokoh Agus diperankan olah Felix Tri Artanto. Ia tampil pada banyak adegan bersama Ilham. Sebagai Agus, Felix Tri Artanto diminta untuk mampu menampilkan sifat seorang Agus yang dan memiliki fisik yang lemah, sifat yang setia kawan, dan penurut, namun terkadang pesimis, dan mudah menyerah. Agus sangat mempercayai semua perkataan Ilham, dan mau menemani dan menolong Ilham dalam setiap usaha

132

Ilham untuk mendapatkan listrik, walaupun keinginan Agus tidak sebesar keinginan Ilham dalam mendapatkan listrik.Sifat yang setia kawan, dan penurut Agus, terdapat pada setiap adegannya bersama Ilham. Sifat mudah putus asa Agus terdapat pada adegan ketika lampu bolham yang mereka curi tidak dapat menyala. Agus, tidak mau menunggu lebih lama dan mengajak Ilham untuk pulang, karena kepanasan, kelaparan, dan bosan menunggu. Penampilan Agus pada tiap scene adalah untuk menjadi pendamping atau rekan Agus dalam usahanya mendapatkan lampu listrik untuk rumah Ilham.

Dalam memerankan peran Agus, Felix Tri Artanto tidak menjumpai kesulitan yang berarti, karena banyaknya kesamaan tipologi. Namun kesulitan yang dialami Felix adalah menghapalkan dialog. Namun, hal itu bisa diatasi, dan Felix berhasil memainkan peran tersebut dengan baik dan natural pada setiap scene.

Gambar 59 dan 60. Felix Tri Artanto memerankan tokoh Agus dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.

133

Tokoh Pak Santo diperankan oleh Singgih Setyawan. Singgih diminta menampilkan sosok pak Santo yang kaku, konserfatif, pekerja keras, patuh, dan jujur. Singgih juga diharapkan mampu menampilkan sifat Pak Santo yang mudah tersentuh hatinya jika melihat orang lain sedang dalam kesusahan, namun tegas dalam pekerjaan. Pada adegan di kantor PLN, Pak Santo mengalami dilema ketika Ilham meminta tolong agar rumahnya dialiri listrik, dikarenakan, Pak Santo harus tegas dalam mengambil keputusan yang menyangkut pekerjaan.

Dalam menampilkan karakter dan watak seorang Santo Antonius, pada awalnya Singgih Setyawan mengalami kesulitan. Hal itu disebabkan karena sutradara meminta Singgih untuk tidak banyak melakukan improvisasi dialog. Bagi sutradara kalimat yang diucapkan pak Santo sangat penting untuk kesinambungan cerita, sehingga dialog harus dihapal oleh Singgih, sedangkan ia juga merangkap sebagai kameraman. Namun, Singgih berhasil memerankan Pak Santo seperti yang diinginkan sutradara.

Gambar 61 dan 62.Singgih Setyawan memerankan tokoh Pak Santo dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.

134 3.5.4 Tokoh Pembantu “Emak Yati”

Tokoh Emak Yati diperankan oleh Maria Sari. Untuk memerankan tokoh Emak Yati, Maria Sari diminta menampilkan sosok perempuan jawa yang terbiasa hidup susah, namun tetap ikhlas, sabar, dan menerima nasibnya. Emak Yati dikenal sangat ramah, mudah akrab, dan merupakan sosok yang menyenangkan di kalangan ibu-ibu transmigran lainnya. Emak selalu terlihat gembira, walaupun mendapat masalah. Namun, Emak tidak mengerti dengan hal-hal yang berbau politik dan yang bersifat kekerasan. Hal tersebut tampak ketika anaknya menanyakan ia perihal lampu dia Ampera yang sangat terang, Emak hanya menanggapi sekenanya saja, karena karena ia tidak tahu tentang politik..

Emak Peran ini bertolak belakang dengan pemainnya, Maria Sari. Namun, ia mau berusaha keras untuk menampilkan karakter tersebut. Pada awalnya Maria Sari cukup sulit untuk memainkan sebuah peran yang karakter dan wataknya berbeda jauh dengan dia, namun ia mempelajari dialog dan melakukan pendalaman peran sehingga ia berhasil melakonkan Emak Yati sesuai dengan keinginan sutradara.

135

Gambar 63 dan 64. Maria Sari Awida memerankan tokoh Emak Yati dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.

3.5.5 Tokoh Pembantu “Istri Pak Santo/Ibu Agatha”

Tokoh ini diperankan oleh Windy Novatrin. Windy harus memerankan bu Santo/Agatha yang merupakan perempuan berpendidikan, santun, dan sederhana. Bu Santo/Agatha yang pemalu ini lebih senang menjadi pendengar yang baik. Hal ini tampak pada adegan bersama Pak Santo. Bu Santo dengan setia mendengarkan cerita dari suaminya. Sikap santun Bu Santo telihat berhati-hati saat menanggapi cerita suaminya. Rasa perhatiannya terlihat dari saran kepada suaminya untuk tidak terlalu memikirkan masalah tersebut.

Bagi Windy, ini merupakan pengalaman pertamanya dalam berakting. Namun ia tidak menyerah begitu saja. Setelah mendapat arahan dan semangat dari sutradara dan kru lainnya. Dalam memerankan tokoh Agatha, Windy mengerahkan kemampuannya untuk dapat menjadi sosok yang berbeda jauh dengan dirinya, dan Windy cukup berhasil memerankan sosok seorang Agatha yang lembut dan elegan.

136

Gambar 65 dan 66. Windy Novatrin memerankan tokoh istri Pak Santo atau Agatha dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.

3.5.6 Tokoh Pembantu “Pelanggan PLN”

Tokoh pelanggan PLN ini diperankan oleh Felicia Joelian. Walaupun muncul hanya satu scene, Felicia tetap harus memunculkan sosok wanita berusia 32 tahun yang cuek dalam penampilan, ramah, dan supel. Felicia memiliki pengalaman bermain dalam drama musikal yang diadakan oleh salah satu Universitas di Bandung, oleh karena itu sangat antusias ketika dimintai tolong untuk berperan sebagai pelanggan PLN. Felicia mau bekerja sama dengan baik sehingga dan memerankan peran tersebut sesuai yang diminta oleh sutradara.

137

Gambar 68 dan 68. Felicia Joelian memerankan tokoh Pelanggan PLN atau Yuliana dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.

3.5.7 Tokoh Pelengkap atau figuran “Security PLN”

Tokoh ini diperankan oleh Bapak Eddy Kurniawan. Tokoh dan patuh pada atasan. Walaupun tampil hanya sekali, sutradara tetap meminta Bapak Eddy untuk memerankan Securiti PT. PLN ini memiliki sifat yang tegas, dan sigap dalam filim pendek “Lampu-Lampu Ampera”. Walaupun tidak pernah berakting di depan kamera, bapak Eddy yang berprofesi sebagai Securiti di PT. PLN ini, tidak mengalami kesulitan untuk menghadirkan sikap tegas yang diminta oleh sutradara. Bapak Eddy mengikuti arahan sutradara dan menghasilkan adegan yang sesuai dengan keinginan sutradara.

138

Gambar 69. Bpk. Eddy Kurniawan memerankan tokoh Sekuriti PLN dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.

3.5.8 Tokoh Pelengkap atau figuran “Tukang Pangkas Rambut”

Tokoh Tukang pangkas rambut diperankan oleh Cipto. Tukang pangkas rambut ini memiliki karakter yang ramah dan sopan. Cipto yang kebetulan seorang pemangkas rambut langganan salah satu kru ini, bersedia untuk membantu proses pengambilan gambar, walaupun awalnya Cipto agak malu-malu. Dalam film pendek ini, tokoh tukang pangkas rambut tidak berdialog, sehingga sutradara tidak memerlukan kepiawaian Cipto dalam berakting. Cipto cukup memangkas rambut tokoh Ilham saja dan kameraman merekam adegan tersebut.

139

Gambar 70. Cipto memerankan tokoh Tukang Pangkas Rambut dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.

140 BAB IV

Dokumen terkait