• Tidak ada hasil yang ditemukan

FILM PENDEK “LAMPU-LAMPU AMPERA”

2.2 Tim Inti

Proses pembuatan film pendek “Lampu-Lampu Ampera”, sutradara dan kru-kru lainnya memiliki lebih dari satu peran. Sutradara juga membantu kru-kru yang lain dalam melakukan pengambilan gambar atau bahkan membuat set tempat. Seorang pemeran pun dapat menjadi penata cahaya atau petugas cleaper jika tidak sedang bermain. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kru dalam film pendek tidak terlalu banyak sehingga penghematan biaya dari semua segi dapat dilakukan. Dalam proses film pendek tidak dibutuhkan kru yang banyak, karena selain dana pembuatan terbatas, kru yang terlalu banyak justru tidak efektif dalam pembuatan sebuah film pendek. Dalam film pendek“Lampu-Lampu Ampera”, terdapat tim inti yang terdiri dari:

Producer dan Sutradara: Angela Frenzia Betyarini. Penata Artistik: Andika Kartika dan Priska B. Artanti.

Operator Camera: Fadeli Sukirman, Singgih Setyawan, dan Andika Kartika. Penata Fotografi: Windy Novatrin dan Maria S. Awida.

57

Cleaper dan Pencatat adegan: Felicia Joelian dan Raynanci Yonita

2.3 Script Breakdown, Storyboard dan Breakdown Budget

Pembuatan Script Breakdown dan Storyboard dilakukan tanggal 06-15 Juni 2009. Pembuatan Script Breakdown dan Storyboard dilakukan oleh penulis skenario. Scriptbreakdown dalam Film pendek “Lampu-Lampu Ampera”, bertujuan memudahkan sutradara dan kru lain dalam menyiapkan kebutuhan untuk shooting dan juga untuk pemeran yang akan melakukan akting dan dialog. Penata rias akan merias pemeran sesuai dengan make-up dan hair do yang ada pada scriptbreakdown. Tim artistik akan lebih mudah mempersiapkan properti yang digunakan karena sudah dituliskan dalam scriptbreakdown.

Storyboard dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera” ini hanya untuk adegan di rumah Ilham, Simpang jalan, Benteng Kuto Besak, Jembatan Ampera dan Adegan Ilham di tepi Sungai Musi. Adegan-adegan yang dibuatkan storyboard adalah adegan yang lokasinya sudah fix, dan beberapa adegan tidak dibuatkan storyboardnya. Ini merupakan kesepakatan antara sutradara dan kameraman. Storyboard yang telah dibuat tidak sepenuhnya harus digunakan. Jika dalam pelaksanaannya, kru dan sutradara mendapati ganjalan, sutradara bersama kameraman berimprovisasi untuk mencari angle baru yang sesuai bagi adegan tersebut. Contoh script breakdown dan storyboard terdapat pada lembar lampiran.

Sebelum melakukan pencarian dana, sebelummya dibuat breakdown budget. Breakdown Budget adalah perencanaan anggaran kebutuhan dari awal produksi

58

hingga akhir produksi. Hal ini dilakukan agar biaya yang dikeluarkan untuk produksi film tersebut tidak membengkak. Selain itu dengan membuat anggaran, hal-hal seperti biaya tak terduga dapat dihindari.

Breakdown Budget terdiri dari anggaran dana pra-produksi, produksi dan pasca produksi. Ketiga hal itu terbagi lagi ke dalam beberapa unsur yaitu: konsumsi, transportasi, buku panduan guna mendukung proses pengambilan gambar, penyewaan peralatan shooting, kaset mini DV, pembelian property dan proses pengeditan. Setelah diketahui biaya secara keseluruhan, barulah pencarian dana dilakukan. Namun dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera” dana berasal dari produser film. Hal ini cukup memudahkan proses produksi film dalam hal pendanaan. Contoh Breakdown budget film pendek “Lampu-Lampu Ampera” terdapat pada lembar lampiran.

2.4 Pemain

Usai menyiapkan keperluan produksi, sutradara atau produser kemudian mencari pemain yang sesuai dengan kriteria. Dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera”, sebagian besar pemain pernah berkecimpung dalam dunia seni peran, beberapa lainnya tidak. Namun, ini cukup menguntungkan sutradara. Dua orang pemain merupakan bagian dari tim inti yaitu penata artistik dan penata kamera/ operator kamera. Tim inti tidak hanya terdiri dari satu orang, melainkan terdiri dari tiga hingga dua orang. Sehingga walaupun ada pemain yang juga menjadi penata artistik atau operator kamera, pengambilan gambar dapat berjalan dengan baik.

59

Pemain direkrut karena mendekati karakter bahkan ciri-ciri fisik dari tokoh dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.

Pemain-pemain dalam film ini, berasal dari tempat dan pendidikan yang berbeda. Pemain-pemain dalam film ini, berasal dari Yogyakarta dan Palembang. Peran utama Ilham dimainkan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Fakultas Sastra Prodi Sastra Indonesia bernama Andika Kartika Putra. Peran pembantu yaitu Agus diperankan oleh siswa jurusan IPS SMU Xaverius 3 Palembang. Peran Emak dimainkan oleh Maria Sari Awida, mahasisiwi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fakultas Hukum, Peran Pak Santo dimainkan oleh Singgih Setyawan, mahasiswa Universitas Akademi Komputer Yogyakarta Fakultas Teknik Informatika, Peran Istri Pak Santo dimainkan oleh Windy Novatin mahasiswa Universitas Malaysia Fakultas Desain Grafis dan seorang ibu pelanggan PLN diperankan oleh mahasiswa Universitas Parahyangan Bandung Fakultas Ekonomi bernama Felicia Joelian. Selain itu terdapat peran pelengkap antara lain seorang pemain berprofesi sebagai Security PT. PLN cabang Palembang yang memerankan Security , dan seorang lainnya Alumnus SMU Negri di Yogyakarta yang memerankan tukang potong rambut.

Langkah selanjutnya adalah pengarahan pemain untuk berperan sebagai tokoh dalam film. Karena sebagian besar pernah berkecimpung di dunia seni peran, baik itu terater maupun film, maka latihan yang dilakukan tidak begitu lama. Sutradara hanya melakukan reading bersama pemain sebanyak lima kali dan melakukan 1 kali latihan dasar yang terdiri dari gesture karakter dalam naskah skenario, latihan suara, dan latihan artikulasi.

60 2.5 Pencarian lokasi

Dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera, pencarian lokasi untuk pengambilan gambar, dilakukan di beberapa tempat. Tempat-tempat yang sudah diperkirakan tersebut adalah Benteng Kuto Besak, Pinggiran Sungai Musi, Jembatan Ampera, Kantor DPRD Sumsel dan Kantor PT. PLN Cabang Palembang, Rumah pribadi di perumahan Sukarami Indah. Dalam melakukan pencarian lokasi, tim juga harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:

2.6.1 Izin

Izin didapatkan dari pemilik lokasi dan pengurus wilayah setempat seperti RT, RW atau Lurah. Izin tidak harus bersifat tertulis, yang terpenting, tim sudah berkoordinasi dengan pengurus setempat dan pemilik tempat agar pengambilan gambar berjalan dengan baik.

2.6.2 Keamanan

Pada lokasi tertentu seperti tempat terbuka, pengamanan harus dilakukan. Jika dirasa tempat terlalu ramai, atau ada yang menonton proses pengambilan gambar, maka tim harus melakukan pengamanan dengan meletakkan peralatan yang akan dipakai dan barang-barang pribadi pada satu tempat dan salah satu tim menjaga barang-barang tersebut.

61

Perubahan cuaca, arah mata angin, arah terbit dan tenggelamnya matahari perlu dicatat untuk menghindari gagalnya pengambilan gambar karena perubahan cuaca.

2.6.4 Foto lokasi

Lokasi-lokasi tersebut didokumentasikan. Foto tersebut sangat bermanfaat bagi tim untuk mengidentifikasi ruang.

Dokumen terkait